SiIMO Engenering Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Vol. 1, Desember 2017 SIMULASI KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPA BUMI DALAM UPAYA MENGURANGI RESIK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial.

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

PELATIHAN TEKNIK MITIGASI BENCANA GEMPABUMI BAGI KOMUNITAS SMPN 2 BANTUL

BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh faktor alam, atau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan korban jiwa, kerugian harta benda kerusakan lingkungan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kanan Kota Palu terdapat jalur patahan utama, yaitu patahan Palu-Koro yang

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan darurat (Emergency) menurut Federal Emergency. Management Agency (FEMA) dalam Emergency Management

BAB I PENDAHULUAN. empat lempeng raksasa, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Hindia-Australia,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi geologi Indonesia yang merupakan pertemuan lempeng tektonik

PENGETAHUAN SISWA SMA MTA SURAKARTA KELAS X DAN KELAS XI TERHADAP KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPABUMI ARTIKEL PUBLIKASI. Guna Mencapai Derajat S-1

25/02/2015. Manajemen bencana Perencanaan,kedaruratan dan pemulihan. Jenis Bencana (UU 24/2007) Terjadinya Bencana. Potensi Tsunami di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dilintasi lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berada di tiga lempeng tektonik dunia, yaitu: Lempeng Indo-

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI REMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENANGGULANGAN BENCANA (PB) Disusun : IdaYustinA

BAB I PENDAHULUAN. Kepulauan Indonesia secara geografis terletak di 6 LU - 11 LS dan

BAB I PENDAHULUAN. pada episentrum LU BT (

BAB 1 PENDAHULUAN. bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia. Undang- bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial.

KESIAPSIAGAAN KOMUNITAS SEKOLAH UNTUK MENGANTISIPASI BENCANA ALAM DI KOTA BENGKULU LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA (LIPI), 2006 BENCANA ALAM

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara geografis, geologis, hidrologis, dan sosio-demografis, Indonesia

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

MANAJEMEN BENCANA PENGERTIAN - PENGERTIAN. Definisi Bencana (disaster) DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah geografis Indonesia merupakan daerah pertemuan tiga lempeng benua

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB 1 : PENDAHULUAN. bumi dan dapat menimbulkan tsunami. Ring of fire ini yang menjelaskan adanya

BAB I PEDAHULUAN. yang disebabkan, baik oleh faktor alam atau faktor non alam maupun. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 ).

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2004 yang melanda Aceh dan sekitarnya. Menurut U.S. Geological

BAB I PENDAHULUAN. dan dikepung oleh tiga lempeng utama (Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik),

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat (Sudibyakto, 2011).

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERKUAT MITIGASI, SADAR EVAKUASI MANDIRI DALAM MENGHADAPI BENCANA TSUNAMI

BAB 1 PENDAHULUAN. Bencana adalah sebuah fenomena akibat dari perubahan ekosistem yang terjadi

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA KEDIRI

Powered by TCPDF (

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

MITIGASI BENCANA ALAM TSUNAMI BAGI KOMUNITAS SDN 1 LENDAH KULON PROGO. Oleh: Yusman Wiyatmo ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik. Gerakan ketiga

BAB I PENDAHULUAN. bahaya gempabumi cukup tinggi. Tingginya ancaman gempabumi di Kabupaten

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : D

BAB I PENDAHULUAN. maju di dukung dengan aplikasi-aplikasi berbasis multimedia untuk mempercantik

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Australia dan Lempeng Pasifik (gambar 1.1). Pertemuan dan pergerakan 3

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO TERHADAP KESIAPSIAGAAN SISWA DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI DI SMA NEGERI 1 GANTIWARNO

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang terdapat zona subduksi atau zona pertemuan antara 2 lempeng

menyatakan bahwa Kabupaten Klaten memiliki karakter wilayah yang rentan terhadap bencana, dan salah satu bencana yang terjadi adalah gempa bumi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI dan BUPATI BANYUWANGI MEMUTUSKAN:

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KONTIJENSI TSUNAMI PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS X TERHADAP KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPA BUMI DI SMK TUNAS BANGSA KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Bencana dan Pergeseran Paradigma Penanggulangan Bencana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Surakarta merupakan kota dengan wilayah yang berbatasan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PELATIHAN TEKNIK PENYELAMATAN DIRI DARI DAMPAK BENCANA ALAM GEMPABUMI BAGI KOMUNITAS SLB B KARNNA MANOHARA YOGYAKARTA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

I. PENDAHULUAN. Geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada

TINGKAT KERAWANAN BENCANA TSUNAMI KAWASAN PANTAI SELATAN KABUPATEN CILACAP

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Klaten merupakan bagian dariprovinsi Jawa Tengah, yang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 2 TAHUN : 2010 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Geografi

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 mendefinisikan Bencana. kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

BAB II GAMBARAN UMUM. Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi Bandung. 2.1 Sejarah Singkat Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi.

BAB I PENDAHULUAN. Bencana gempa bumi beserta dampaknya yang terjadi belakangan ini harus

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG DANA DARURAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. lempeng raksasa, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan

BAB I PENDAHULUAN. Bencana banjir merupakan limpahan air yang melebihi tinggi muka air

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

by : Muhammad Alfi* Helfia Edial** Afrital Rezki**

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 15 TAHUN 2011 TANGGAL : 9 SEPTEMBER 2011 PEDOMAN MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

2012, No.76 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Dana Darurat adalah dana yang berasal dari Anggaran

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

2015, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tamba

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAMBI

Transkripsi:

SIMULASI KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPA BUMI DALAM UPAYA MENGURANGI RESIKO BENCANA DI SD MUHAMMADIYAH 2 PALU Muhammad Yusuf Amir, Sulfiati, Wahiduddin Basry Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah tekniksulfiati@yahoo.co.id ABSTRAK Kejadian Gempa yang tidak dapat diprediksi waktu dan lokasinya sangat berpotensi melanda wilayah yang memiliki tingkat kerentanan tinggi, salah satunya adalah Pulau Sulawesi karena terletak di antara tiga lempeng dengan beberapa sesar salah satunya Sesar Palu Koro yang melintasi Kota Palu dan berdasarkan peta Zonasi Gempa tahun 2010 termasuk dalam wilayah yang dengan magnitude maksimum 7,9 SR (skala Richter). Oleh karena itu masyarakat khususnya anak -anak perlu disiagakan untuk menghadapi bencana tersebut, melalui pelatihan simulasi kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana Gempa Bumi. Untuk anak anak materi dan pelatihan simulasi yang paling efektif dilakukan dengan memutar film atau video dalam bentuk animasi, dan gambar pengetahuan serta melibatkan pihak sekolah dalam pelaksanaan. Simulasi kesiapsiagaan bencana gempa dilaksanakan pada tanggal 19 sampai 21 November 2016 bermitra dengan SD Muhammadiyah 2 Palu. Pelaksanaan simulasi melibatkan 32 Siswa / Siswi dan 9 dewan guru SD Muhammadiyah 2 Palu. Metode simulasi yang digunakan untuk hari : Pertama, Pemberian materi pengetahuan dasar dalam bentuk animasi, video dan gambar pengetahuan agar pihak sekolah mitra lebih memahami apa itu gempa, mekanisme gempa, mengapa terjadi dan bagaimana kejadiannya; Kedua, Pemberian materi pengetahuan dalam bentuk animasi, video dan gambar tentang tata cara dan prosedur kesiapsiagaan menghadapi bencana sebelum, saat terjadi dan setelah kejadian gempa bumi; dan Ketiga, Pelatihan Simulasi Kesiapsiagaan bagi sekolah yang menjadi mitra tentang tata cara dan prosedur kesiapsiagaan menghadapi bencana sebelum, saat terjadi dan setelah kejadian gempa bumi yang dilakukan sampai 5 (lima) kali sehingga pihak sekolah benar benar memahami tata cara dan prosedur kesiapsiagaaan. Kata kunci : Sekolah Dasar (SD), Siaga Bencana, Gempa Bumi 1

PENDAHULUAN Bencana adalah peristiwa / rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik faktor alam dan / atau faktor non alam maupun faktor manusia, sehingga menimbulkan korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis (UU Nomor 24, 2007) dan di luar kemampuan masyarakat dengan segala sumber dayanya, salah satunya adalah bencana gempa yang diiringi oleh tsunami. Kota Palu dilintasi oleh Sesar Palu Koro yang membentang dari selatan ke utara sehingga berpotensi besar terlanda gempa, dan berdasarkan peta Zonasi Gempa tahun 2010 wilayahnya sangat rentan karena berada pada magnitude maksimum 7,9 SR (skala Richter). Selain itu letak Kota Palu yang berada di bibir pantai dapat memicu terjadi bencana gempa yang disertai dengan bencana tsunami. Setiap kejadian bencana terjadi termasuk Gempa Bumi, kelompok yang paling rentan menjadi korban adalah anak anak, perempuan dan lansia. Bencana gempa tidak dapat di prediksi baik waktu maupun lokasinya. Karena itu diharapkan bagi setiap kelompok masyarakat di wilayah yang kerentanannya tinggi terhadap bencana ini perlu disiagakan setiap saat, sehingga penyuluhan dan simulasi kesiapsiagaan terhadap bencana gempa bumi wajib dilakukan. Pelaksanaan simulasi yang paling efektif untuk anak anak yaitu melibatkan pihak sekolah (Kepala Sekolah, Guru dan Pegawai Sekolah, dan Siswa / Siswi) sebagai mitra untuk terlibat langsung dan ikut dalam simulasi kesiapsiagaan. Melalui simulasi kesiapsiagaan bencana Gempa Bumi, pihak sekolah yang dilibatkan sebagai mitra yaitu Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah 2 Palu dikenalkan dan diberikan materi pengetahuan dasar dalam bentuk animasi, video dan gambar pengetahuan tentang mekanisme gempa, mengapa terjadi dan bagaimana kejadiannya. Setelah itu dilanjutkan dengan pemberian materi pengetahuan disertai simulasi tentang tata cara dan prosedur kesiapsiagaan menghadapi bencana sebelum, saat terjadi dan setelah kejadian Gempa Bumi. BAHAN DAN METODE Jenis penelitian ini adalah kualitatif, dimana penulisan ini bersifat penelitian praktik berdasarkan batasan masalah, yang dilakukan melalui pemberian materi dan pelatihan simulasi kesiapsiagaan bencana Gempa Bumi. Pemberian materi dan simulasi melibatkan 32 Siswa / Siswi dan 9 dewan guru SD Muhammadiyah 2 Palu. Kegiatan dilaksanakan dari tanggal 19 sampai 21 November 2016 bermitra dengan SD Muhammadiyah 2 Palu, yang beralamat di 2

Jalan Ahmad Dahlan Nomor 12 Kota Palu. Sekolah ini, memiliki bangunan 2 (dua) lantai dengan usia bangunan kurang lebih 40 tahun. Lebih jelasnya lokasi SD Muhammadiyah 2 Palu, dapat dilihat pada gambar dibawah ini. SD Mummadiyah 2 Palu Gambar 1. Lokasi SD Muhammadiyah 2 Palu (Sumber : https://ikelas.com/sekolah/244475/sd-muhammadiyah-2-palu, 2016) Metode pelaksanaan Simulasi Kesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi dalam penelitian ini dibagi atas 4 tahapan, yang diawali dengan melakukan observasi awal dengan pihak sekolah untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan tentang tata cara dan prosedur kesiapsiagaan bencana gempa. Observasi awal ini diperlukan untuk mengetahui apakah SD Muhammadiyah 2 Palu telah terlatih dan terorganisir dengan baik serta tidak menimbulkan kepanikan ketika terjadi bencana gempa. Tahapan Kedua yaitu Dialog Interaktif untuk mengetahui kebutuhan sekolah menyangkut permasalahan dan usaha yang dibutuhkan dalam menghadapi bencana gempa terutama untuk Siswa / Siswi Sekolah Dasar sebelum memberikan materi pengetahuan dasar tentang mekanisme gempa dan bagaimana proses terjadinya. Tahapan selanjutnya adalah Pemberian pengetahuan dasar tentang mekanisme gempa bumi, tata cara dan prosedur kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana gempa bumi sebelum, saat terjadi dan setelah kejadian gempa bumi berupa animasi, video dan gambar seperti yang ditampilkan dibawah ini. 3

Gambar 2. Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Sebelum, Saat Terjadi, dan Setelah Terjadi Gempa Bumi (Sumber : http://www.bmkg.go.id/gempabumi/antisipasi-gempabumi.bmkg, 2016) Tahapan terakhir pemberian materi disertai dengan simulasi tata cara dan prosedur kesiapsiagaan bencana gempa ketika gempa bumi terjadi. HASIL Observasi awal dilaksanakan pada tanggal 5 desember 2016 berupa identifikasi awal masalah kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana, apa yang paling dibutuhkan oleh siswa / siswi Sekolah Dasar dalam hal ini SD Muhammadiyah 2 Palu. Hasil identifikasi berdasarkan observasi awal pada sekolah yang menjadi mitra, diketahui bahwa pelatihan Simulasi Kesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi ini sangat dibutuhkan sehingga menjadi masalah sangat mendesak. Selanjutnya dilakukan Dialog Interaktif, melalui wawancara dan diskusi secara langsung dengan pihak sekolah menyangkut permasalahan dan usaha yang dibutuhkan dalam menghadapi bencana Gempa terutama untuk Siswa / Siswi Sekolah Dasar. Dari hasil dialog diketahui bahwa SD Muhammadiyah 2 Palu masih kurang memiliki pemahaman dan pengetahuan dasar yang baik tentang mekanisme Gempa Bumi, tata cara dan prosedur kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana gempa bumi. 4

Dari hasil observasi awal dan dialog interaktif diperoleh metode pemberian materi pengetahuan tentang mekanisme Gempa Bumi, tata cara dan prosedur kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana gempa bumi serta simulasi bagaimana yang tepat untuk diterapkan di SD Muhammadiyah 2 Palu. Pemberian materi menghadapi bencana gempa bumi sebelum, saat terjadi dan setelah terjadi dilaksanakan pada tanggal 19 Desember 2016 oleh tim dengan materi pengetahuan dasar tentang mekanisme gempa bumi dan persiapan sebelum, saat terjadi dan setelah terjadi gempa, yang diikuti oleh siswa kelas 4 dan 5 beserta Kepala Sekolah, Guru dan Pegawai Sekolah. Selanjutnya Pelatihan berupa penyampaian materi tata cara dan prosedur kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana gempa bumi sebelum, saat terjadi dan sesudah terjadinya gempa yang dilaksanakan pada tanggal 20 Desember 2016. Sedang simulasi kesiapsiagaan bencana dilakukan esok harinya pada tanggal 21 Desember 2016, yang diikuti oleh 32 siswa / siswi dan 9 guru termasuk Kepala Sekolah. Simulasi ini dilakukan di dalam ruangan sebanyak 3 kali dan di luar ruangan sebanyak 2 kali. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa pihak sekolah yaitu SD Muhammadiyah 2 Palu masih memiliki keterbatasan dalam pemahaman dan pengetahuan tentang mekanisme terjadinya gempa bumi serta tata cara dan prosedur kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa bumi. Oleh karena itu, Tim pelaksanaan Simulasi Kesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi dalam upaya mengurangi resiko bencana gempa melakukan pelatihan secara bertahap diawali dengan menampilkan video animasi, selanjutnya penyampaian materi dengan alat peraga berupa poster dan contoh bergambar yang dibagikan ke pihak sekolah khususnya siswa / siswi yang rentan terhadap resiko bencana. Setelah materi dilakukan diskusi dengan maksud agar pemahaman sekolah mitra lebih baik, dan benar benar paham tentang mekanisme terjadinya gempa bumi serta tata cara dan prosedur kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa. Simulasi serta tata cara dan prosedur kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa bumi, direncanakan dilaksanakan di dalam 3 (tiga) kali dan di luar ruangan sebanyak 2 (dua) kali sehingga jumlahnya keseluruhan menjadi 5 (lima) kali. Hal ini dilakukan agar pihak SD Muhammadiyah 2 Palu sebagai mitra benar benar telah terlatih dan terorganisir dengan baik, serta tidak menimbulkan kepanikan ketika terjadi bencana gempa bumi. Pada simulasi 5

keempat siswa / siswi dan dewan guru melakukannya dengan tertib dan terorganisasi disertai dengan ketidakpanikan, dan untuk memastikan kembali dilakukan simulasi kelima. Namun pelaksanaan simulasi tidak berjalan seperti yang direncanakan, karena simulasi di luar ruangan tidak dapat dilaksanakan sehubungan dengan jam sekolah telah selesai sehingga tidak dapat dilanjutkan. Oleh karena itu simulasi serta tata cara dan prosedur kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa di luar ruangan, dan tata cara dan prosedur kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa disertai tsunami berhubung letak Kota Palu berada di bibir pantai Teluk Palu yang memiliki potensi terjadi tsunami perlu dilakukan oleh TIM selanjutnya yang bermitra dengan SD Muhammadiyah 2 Palu. Gambar 3. Simulasi Kesiapsiaagaan Bencana (Sumber : Dokumentasi, 2016) KESIMPULAN DAN SARAN Pemberian materi pengetahuan dasar tentang mekanisme terjadinya gempa bumi serta tata cara dan prosedur kesiapsiagaan menghadapi bencana yang disertai dengan simulasi, memberikan pengaruh yang baik bagi sekolah mitra dalam hal ini Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah 2 Palu dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa bumi. Pada 3 (tiga) simulasi awal mayoritas siswa / siswi kelas 4 dan 5 dan dewan guru dari sekolah mitra menunjukkan kesiapsiagaannya dalam menghadapi bencana gempa bumi, berada dalam kategori kurang siap menghadapi bencana gempa bumi. Namun pada simulasi keempat siswa / siswi 4 dan 5 beserta Dewan Guru SD Muhammadiyah 2 Palu, mampu melakukan simulasi kesiapsiagaan bencana gempa bumi dan setelah diulangi kembali pada simulasi kelima mayoritas siswa / siswi dan dewan Guru SD Muhammadiyah 2 Palu menunjukkan kesiapsiagaan menghadapi bencana sudah dalam kategori siap. Hal tersebut terlihat dari terlatih dan terorganisirnya mereka dengan baik, serta tidak menimbulkan kepanikan ketika 6

melakukan simulasi keempat dan kelima. DAFTAR PUSTAKA 1. Anonim. Manual Tata Cara dan Prosedur Kesiapsiagaan dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi. Badan Nasional Penanggulangan Bencana Republik Indonesia dan Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. 2013. 2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana. 3. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Republik Indonesia Tentang Penyusunan Penanggulangan Bencana, 2008. 4. http://www.bmkg.go.id/gempabumi/antisipasi-gempabumi.bmkg. Poster Antisipasi Bencana Gempa Bumi. 2016. 5. https://ikelas.com/sekolah/244475/sd-muhammadiyah-2-palu. Lokasi SD Muhammadiyah 2 Palu. 2016. 6. Kementerian Pekerjaan Umum. Surat Edaran Menteri PU Nomor 12/SE/M/2010. 2010..:SELAMAT MENULIS:. Sekretariat SiIMO Engenering Alamat : Ruang Jurnal Jurnal SiIMO Engenering FAKULTAS TEKNIK UNISMUH PALU Palu 94118 Telp : +6281355585166 7