GARDU INDUK TRANSFORMATOR

dokumen-dokumen yang mirip
GARDU INDUK TRANSFORMATOR

POWER HOUSE DAN SWITCHYARD PADA BANGUNAN PLTA

Kelompok 7 : 1. Herianto A S Purba 2. Winner 3. Elman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. dilakukan pada transformator 20 kv mendapatkan nilai error 13,33 % transformator adalah 4 tahun 4 bulan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya penelitian terhadap perhitungan

SISTEM PROTEKSI RELAY

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK

BAB I KONSEP DASAR GARDU GARDU INDUK

PROSES DAN SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK OLEH PT.PLN (Persero)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. transformator Gardu Induk 150 KV Wirobrajan. Standar toleransi kelayakan

BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV

MAKALAH GARDU INDUK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN KATA PENGANTAR. Nama : Alek Susi Putra NPM :

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III DASAR TEORI.

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk

BAB III PENGAMAN TRANSFORMATOR TENAGA

SIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK

STUDI PERENCANAAN KEBUTUHAN TRANSFORMATOR dan PROTEKSINYA di GARDU INDUK 150 kv/120 MVA BUDURAN II/SEDATI. Arif Kurniadhi ( )

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN AKHIR PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI

Oleh : Achmad Muchdianto NRP :

LAPORAN MINGGUAN OJT D1 MINGGU XIV. GARDU INDUK 150 kv DI PLTU ASAM ASAM. Oleh : MUHAMMAD ZAKIY RAMADHAN Bidang Operator Gardu Induk

Sistem Pengoperasian dan Pemeliharaan Pemisah (Disconnecting Switch) Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi 500 kv Gandul

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

Sistem Tenaga Listrik. 4 sks

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka. Berikut ini merupakan beberapa penelitian yang berkaitan dengan penulisan.

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III. Tinjauan Pustaka

Bab 3. Teknik Tenaga Listrik

SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK

SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) DAN GARDU DISTRIBUSI Oleh : Rusiyanto, SPd. MPd.

BAB II SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II LANDASAN TEORI

1. TUJUAN/MANFAAT: Membentuk peserta diklat menjadi terampil melaksanakan Pemeliharaan GI & transmisi yang memiliki kompetensi sesuai kebutuhan unit

KATA PENGANTAR. Penulis

BAB III SISTEM PROTEKSI TEGANGAN TINGGI

Makalah Seminar Kerja Praktek RELE ARUS LEBIH / OCR DAN GFR SEBAGAI PROTEKSI TRAFO DAN PENYULANG PADA GI 150 KV KRAPYAK

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari Direktur Pembinaan SMK. Drs. M. Mustaghfirin Amin, MBA

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik

Bab 3 SALURAN TRANSMISI

Bab 3 SALURAN TRANSMISI

penyaluran tenaga listrik ke beban (konsumen).

Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DAYA PADA PLTGU TAMBAK LOROK UNIT 2 PT. INDONESIA POWER UBP SEMARANG

BAB III LIGHTNING ARRESTER

Bab 4 SALURAN TRANSMISI

BAB II LANDASAN TEORI

12 Gambar 3.1 Sistem Penyaluran Tenaga Listrik gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan ol

JARINGAN GARDU INDUK DISTRIBUSI

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DAN PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

Analisa Perancangan Gardu Induk Sistem Outdoor 150 kv di Tallasa, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN. Gardu beton (tembok) Gardu kios Gardu portal

APLIKASI LISTRIK MAGNET PADA TRANSFORMATOR 2012 APLIKASI LISTRIK MAGNET PADA TRANSFORMATOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Trafo merupakan komponen terpenting dalam sebuah instalasi kelistrikan

TUGAS AKHIR ANALISA DAN SOLUSI KEGAGALAN SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH PADA GARDU DISTRIBUSI JTU5 FEEDER ARSITEK

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

GANGGUAN TERHADAP KINERJA SISTEM PROTEKSI DI GARDU INDUK 150 KV JEPARA

ANALISIS ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG 20 KV DENGAN OVER CURRENT RELAY (OCR) DAN GROUND FAULT RELAY (GFR)

PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (PMT) MENGGUNAKAN MEDIA PEMADAM GAS SF6 DI GARDU INDUK UNGARAN 150 KV APP SEMARANG BASE CAMP SEMARANG

ANALISIS PRAKIRAAN PEMBEBANAN TRANSFORMATOR GARDU INDUK CEMPAKA 150 KV BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN

2. PERSYARATAN PESERTA

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan industri untuk wilayah Surabaya dan Sidoarjo sudah mulai

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap kondisi abnormal pada operasi sistem. Fungsi pengaman tenaga listrik antara lain:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan

STANDAR KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI DAN KUBIKEL TM 20 KV

BAB I. Dosen Pemberi Tugas : Ir. Jatmiko, MT. A. Teknologi Kabel Tenaga Listrik. B. Teknik Tegangan Tinggi. C. Teknologi Gardu Induk

BAB II DASAR TEORI. 2 dengan kapasitas maksimum 425MW, unit 3 dan 4 dengan kapasitas maksimum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. didapatkan data-data yang berkaitan dengan permasalahan dan tujuan penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi salah satu penentu kehandalan sebuah sistem. Relay merupakan

BAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride )

ANALISIS HUBUNG SINGKAT PADA JARINGAN TRANSMISI 150 KV DI GI INDUSTRI GI MANGGAR SARI GI KARANG JOANG PADA SISTEM MAHAKAM KALIMANTAN TIMUR TUGAS AKHIR

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2

LAPORAN AKHIR GANGGUAN OVERLOAD PADA GARDU DISTRBUSI ASRAMA KIWAL

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN UMUM

Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik (3)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

D. Relay Arus Lebih Berarah E. Koordinasi Proteksi Distribusi Tenaga Listrik BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN...

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TRAFO TENAGA 60 MVA SHORT CIRCUIT ANALYSIS OF POWER TRANSFORMER 60 MVA

APLIKASI PENGGUNAAN KUBIKEL 20 kv PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) BINARY CYCLE DIENG

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

Bab 4 GARDU INDUK DAN TRANSFORMATOR

GARDU INDUK

TRAFO STEP UP 20/500 kv 500 kv 150 kv 150 kv INDUSTRI 20 kv BISNIS TRAFO GITET 500/150 kv TRAFO GI 150/20 kv PEMBANGKIT TRAFO DISTRIBUSI 220 V PLTA PLTD PLTP PLTG PLTU PLTGU RUMAH 220 V SOSIAL PUBLIK

Gardu Induk (Substation) Pengertian dan Fungsi Macam Gardu Induk Gardu Induk 150 kv Gardu Induk TET

GI Pasangan Luar

GI Pasangan Dalam

GI Setengah Pasangan Luar

Klasifikasi Gardu Induk Gardu Induk pasangan luar: lebih murah, lahan luas, di luar kota Gardu Induk pasangan dalam: lebih mahal, aman dari gangguan cuaca Gardu Induk setengah pasangan luar: dengan pertimbangan di antara 2 di atas Gardu Induk mobile: praktis untuk kepentingan khusus

Peralatan Utama Gardu Induk Transformator utama: untuk menurunkan tegangan Peralatan penghubung/pemutus: pemutus tenaga (CB) dan pemisah (DS) Panel hubung dan trafo pengukuran: trafo arus dan trafo tegangan Peralatan perlindungan: arester dan pentanahan Bangunan Sipil: tower, ruang kontrol dan ruang staf

3.1.1. TRANSFORMATOR DAYA Berfungsi mentranformasikan daya listrik, dengan merubah besaran tegangannya, sedangkan frequensinya tetap. Tranformator daya juga berfungsi untuk pengaturan tegangan. Transformator daya dilengkapi dengan trafo pentanahan yang berfungsi untuk mendapatkan titik neutral dari trafo daya. Peralatan ini disebut Neutral Current Transformer (NCT). Gambar 6 : Transformator Daya Pada GI Konvensional Perlengkapan lainnya adalah pentanahan trafo, yang disebut Neutral Grounding Resistance (NGR). 21

Trafo Daya 150 kv

Trafo TET atau Inter Bus Transformer (IBT)

3.1.2. NEUTRAL GROUNDING RESISTANCE (NGR) Komponen yang dipasang antara titik neutral trafo dengan pentanahan. Berfungsi untuk memperkecil arus gangguan yang terjadi. Gambar 7 a : Neutral Grounding Resistance (NGR) Diperlukan proteksi yang praktis dan biasanya tidak terlalu mahal, karena karakteristik relay dipengaruhi oleh sistem pentanahan neutral. Gambar 7 b : Neutral Grounding Resistance (Liquid) 22

3.1.2. NEUTRAL GROUNDING RESISTANCE (NGR)

3.1.3. CIRCUIT BREAKER (CB) Adalah peralatan pemutus, yang berfungsi untuk memutus rangkaian listrik dalam keadaan berbeban (berarus). CB dapat dioperasikan pada saat jaringan dalam kondisi normal maupun pada saat terjadi gangguan. Karena pada saat bekerja, CB mengeluarkan (menyebabkan timbulnya) busur api, maka pada CB dilengkapi dengan pemadam busur api. Gambar 8 : Circuit Breaker (CB) Pemadam busur api berupa : Minyak (OCB). Udara (ACB). Gas (GCB). 23

3.1.3. CIRCUIT BREAKER (CB)

3.1.4. DISCONNECTING SWITCH (DS) Adalah peralatan pemisah, yang berfungsi untuk memisahkan rangkaian listrik dalam keadaan tidak berbeban. Dalam GI, DS terpasang di : Transformator Bay (TR Bay). Transmission Line Bay (TL Bay). Busbar. Bus Couple. Gambar 9 : Disconnecting Switch (DS) Karena DS hanya dapat dioperasikan pada kondisi jaringan tidak berbeban, maka yang harus dioperasikan terlebih dahulu adalah CB. Setelah rangkaian diputus oleh CB, baru DS dioperasikan. 24

3.1.4. DISCONNECTING SWITCH (DS)

3.1.5. LIGHTNING ARRESTER (LA) Berfungsi untuk melindungi (pengaman) peralatan listrik di gardu induk dari tegangan lebih akibat terjadinya sambaran petir (lightning surge) pada kawat transmisi, maupun disebabkan oleh surya hubung (switching surge). Dalam keadaan normal (tidak terjadi gangguan), LA bersifat isolatif atau tidak bisa menyalurkan arus listrik. Gambar 10 : Lightning Arrester (LA) Dalam keadaan terjadi gangguan petir yang menyebabkan LA bekerja, maka LA bersifat konduktif atau menyalurkan arus listrik ke bumi. 25

3.1.5. LIGHTNING ARRESTER (LA)

3.1.6. CURRENT TRANSFORMER (CT) Berfungsi merubah besaran arus dari arus yang besar ke arus yang kecil atau memperkecil besaran arus listrik pada sistem tenaga listrik, menjadi arus untuk sistem pengukuran dan proteksi. Mengisolasi rangkaian sekunder Gambar 11 : Current Transformer (CT) terhadap rangkaian primer, yaitu memisahkan instalasi pengukuran dan proteksi tegangan tinggi. 26

3.1.7. POTENTIAL TRANSFORMER (PT) Berfungsi untuk merubah besaran tegangan dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau memperkecil besaran tegangan listrik pada sistem tenaga listrik, menjadi besaran tegangan untuk pengukuran dan proteksi. Gambar 12 : Potential Transformer (PT) Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer, dengan memisahkan instalasi pengukuran dan proteksi tegangan tinggi. 27

3.1.8. TRANSFORMATOR PEMAKAIAN SENDIRI (TPS) Berfungsi sebagai sumber tegangan AC 3 phasa 220/ 380 Volt. Gambar 13 : Trafo Pemakaian Sendiri (TPS) Digunakan untuk kebutuhan intern gardu induk, antara lain untuk : Penerangan di swtich yard, gedung kontrol, halaman GI dan sekeliling GI Alat pendingin (AC). Rectifier. Pompa air dan motor-motor listrik. Peralatan lain yang memerlukan listrik tegangan rendah. 28

3.1.9. REL (BUSBAR) Gambar 14 : Rel (Busbar) Pada GI Konvensional Berfungsi sebagai titik pertemuan/ hubungan (connecting) antara transformator daya, SUTT, SKTT serta komponen listrik lainnya yang ada pada switch yard. Komponen rel (busbar) antara lain : Konduktor (AAAC, HAL, THAL, BC, HDCC). Insulator String & Fitting (Insulator,Tension Clamp, Suspension Clamp, Socket Eye, Anchor Sackle, Spacer). 29

3.2. GEDUNG KONTROL (CONTROL BUILDING) Berfungsi sebagai pusat aktifitas pengoperasian gardu induk. Gambar 15 : Gedung Kontrol GIS Pada gedung kontrol inilah operator bekerja mengontrol dan mengoperasikan komponenkomponen yang ada di gardu induk. Gambar 16 : Gedung Kontrol GI Konvensional 30

3.2.1. PANEL KONTROL (CONTROL PANEL) Berfungsi untuk mengetahui (mengontrol) kondisi gardu induk dan merupakan pusat pengendali lokal gardu induk. Didalamnya berisi sakelar, indikatorindikator, meter-meter, tombol-tombol komando operasional PMT, PMS dan alat ukur besaran listrik, serta announciator. Berada satu ruangan dengan tempat operator bekerja. Gambar 17 : Panel Kontrol Terdiri dari : Transmission line control panel (TL control panel). Transformator control panel (TL control panel). Fault recorder control panel. KWh meter dan fault recorder panel. LRT control panel. Bus couple control panel. AC/DC control panel. Syncronizing control panel. Automatic FD switching panel. D/L control panel. 31

3.2.2. PANEL PROTEKSI (PROTECTION PANEL/ RELAY PANEL) Gambar 18 : Panel Proteksi Tempat almari relay-relay pengaman yang dikelompokkan dalam bay, sehingga mudah dalam pengontrolan dan operasionalnnya. Berfungsi untuk memproteksi (melindungi sistem jaringan gardu induk) pada saat terjadi gangguan maupun karena kesalahan operasi. Didalamnya berisi peralatan-peralatan elektro dan elektronik, dan lain-lain yang bersifat presisi. Untuk mempertahankan kondisi ideal dan presisi panel proteksi, maka diperlukan alat pendingin dengan suhu tertentu dan harus kontinyu. Setiap relay yang terpasang dan panel proteksi, diberi nama relay sesuai fungsinya. Relay panel tediri dari : Transmission line relay panel (relay panel TL). Transformator relay panel (relay panel TR). Busbar protection relay panel. 32

3.2.3. SUMBER DC GARDU INDUK Gambar 19 : Battery Sumber Arus DC Baterry : Alat yang menghasilkan sumber tenaga listrik arus searah yang diperoleh dari hasil proses kimia. Sumber DC berfungsi untuk menggerakkan peralatan kontrol, relay pengaman, motor penggerak CB, DS, dan lain-lain. Sumber DC ini harus selalu terhubung dengan rectifier dan harus diperiksa secara rutin kondisi air, kebersihan dan berat jenisnya. Rectifier : Alat listrik yang berfungsi untuk merubah arus bolak-bolik menjadi arus searah, sesuai dengan kapasitas yang diperlukan (kapasitas battery). Rectifier harus selalu terhubung dengan battery dan harus diperiksa kondisi batterynya secara periodik dan rutin. 33

3.2.5. CUBICLE 20 KV (HV CELL 20 KV) Adalah sistem switchgear untuk tegangan menengah (20KV) yang berasal dari output trafo daya, yang selanjutnya diteruskan ke konsumen melalui penyulang (feeder) yang tersambung (terhubung) dengan cubicle tersebut. Dari penyulang (feeder) inilah listrik disalurkan (didistribusikan) ke pusat-pusat beban. Gambar 21 : Cubicle 20 KV (HV Cell 20 KV) Komponen dan rangkaian cubicle, antara lain : Panel penghubung (couple). Incoming cubicle. Circuit breaker (CB) dan Current Transformer (CB). Komponen Proteksi dan pengukuran. Bus sections. Feeder atau penyulang. 35

3.3. SISTEM PROTEKSI Sistem proteksi adalah suatu sistem pengaman terhadap peralatan listrik, yang diakibatkan adanya gangguan teknis, gangguan alam, kesalahan operasi dan penyebab yang lainnya. Beberapa peralatan listrik pada gardu induk yang perlu diamankan adalah : Transformator Daya. Rel (busbar). Penghantar : Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT). Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT). Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET). Penyulang 20 KV. 36

3.3.1. PROTEKSI TRANSFORMATOR DAYA Relay Arus Lebih : Berfungsi mengamankan trafo dari gangguan hubung singkat (short circuit) antara phasa di dalam maupun di luar daerah pengamanan trafo. + CT Gambar 22 : Proteksi Relay Arus lebih Tripping coil OCR PMT beban Gambar 23 : Bagan (rangkaian Proteksi Relay Arus Lebih 37

Lanjutan 3.3.1. Gambar 24 : Relay Differensial Relay Differensial : Berfungsi mengamankan trafo dari gangguan hubung singkat (short circuit) yang terjadi di dalam daerah pengaman trafo. Relay Gangguan Tanah Terbatas : Berfungsi untuk mengamankan Transformator Daya terhadap tanah di dalam daerah pengaman trafo, khususnya gangguan di dekat titik netral yang tidak dapat dirasakan oleh Relay Differensial. Relay Arus Lebih Berubah : Berfungsi untuk mengamankan Transformator Daya dari gangguan antara phasa dan tiga phasa dan bekerja pada arah tertentu. Relay Gangguan Tanah : Berfungsi mengamankan Transformator Daya dari gangguan hubung tanah, di dalam dan di luar daerah pengaman trafo. 38

Lanjutan 3.3.1. Relay Tangki Tanah : Berfungsi untuk mengamankan Transformator Daya terhadap hubung singkat (short circuit) antara phasa dengan tangki trafo dan trafo yang titik netralnya ditanahkan. Relay Suhu : Berfungsi untuk mendeteksi suhu minyak trafo dan kumparan secara langsung, yang akan membunyikan alarm serta mentripkan Circuit Breaker Gambar 25 : Relay Bucholz Relay Jansen : Berfungsi untuk mengamankan pengubah/ pengatur tegangan (Tap Changer) dari Trafo. Relay Bucholz : Berfungsi mendeteksi adanya gas yang ditimbulkan oleh loncatan bunga api dan pemanasan setempat dalam minyak trafo. 39

Lanjutan 3.3.1. Relay Tekanan Lebih : Berfungsi mengamankan Transformator Daya dari tekanan lebih. Bagi Trafo tanpa konservator, dipasang relay tekanan mendadak dipasang pada tangki dan bekerja dengan pertolongan. Gambar 26 : Pengaman Internal Trafo Tekanan Lebih (Sudden Pressure) 40

3.3.2. PROTEKSI PENGHANTAR SUTT/ SKTT Gambar 27 : Relay Differential Pilot Kabel Relay Jarak : Berfungsi mengamankan SUTT dari gangguan antar phasa maupun gangguan hubungan tanah. Relay Differential Pilot Kabel : Berfungsi mengamankan SKTT dan juga SUTT yang pendek dari gangguan antar phasa maupun gangguan hubung singkat (short circuit). Relay Arus Lebih Berarah : Berfungsi mengamankan SUTT dari gangguan antar phasa dan hanya bekerja pada satu arah. Relay ini dapat membedakan arah arus gangguan. Relay Arus Lebih : Berfungsi mengamankan SUTT dan gangguan antara phasa maupun gangguan hubungan tanah. Relay Tegangan Lebih : Berfungsi mengamankan SUTT atau SKTT terhadap tegangan lebih. Relay Gangguan Tanah : Berfungsi mengamankan SUTT terhadap gangguan hubung tanah. Relay Penutup Balik : Berfungsi mengamankan kembali SUTT akibat gangguan hubung singkat temporer. 41

TRAFO TRANSFORMATOR TRANSFORMER

TRAFO STEP UP 20/500 kv 500 kv 150 kv 150 kv INDUSTRI 20 kv BISNIS TRAFO GITET 500/150 kv TRAFO GI 150/20 kv PEMBANGKIT TRAFO DISTRIBUSI 220 V PLTA PLTD PLTP PLTG PLTU PLTGU RUMAH 220 V SOSIAL PUBLIK

TRAFO

TRAFO 150 KV

Trafo TET

POKOK BAHASAN KONSTRUKSI PRINSIP KERJA MACAM-MACAM WATAK TEGANGAN DAN ARUS EFISIENSI

KONSTRUKSI KUMPARAN PRIMER KUMPARAN SEKUNDER INTI BESI

PRINSIP KERJA

PRINSIP KERJA Kumparan primer Inti besi Kumparan sekunder Arus listrik AC mengalir pada kumparan menimbulkan fluks magnet yang berubahubah fluks magnet yang berubah-ubah mengalir pada inti besi Kumparan terkena fluks magnet yang berubah-ubah menimbulkan tegangan induksi AC Gejala elektromagnetik (listrik magnet) Gejala induksi elektromagnetik (magnet listrik )

MACAM-MACAM Trafo audio: pada rangkaian amplifier Trafo radio: pada rangkaian pemancar Trafo matching impedans : pada speaker / horn Trafo daya 1 fase : adaptor, jaringan listrik 1 fase Trafo daya 3 fase: gardu induk, jaringan listrik 3 fase Autotrafo: tegangan outputnya variabel Trafo pengukuran: trafo arus dan trafo tegangan

MACAM-MACAM Trafo 3 fase Trafo 1 fase Auto transformer

WATAK TEGANGAN DAN ARUS Trafo ideal

EFISIENSI intput BEBAN output Daya input = V p x I p Daya output = V s x I s

CONTOH SOAL Trafo daya sebuah amplifier digunakan untuk menurunkan tegangan dari 220 volt menjadi 30 volt. Arus yang mengalir dari trafo menuju amplifier tersebut 20 ampere. Bila efisiensi trafo 80 %, hitunglah: Daya input trafo tersebut. Arus input trafo tersebut.