ANALISA DAN UJI EKSPERIMENTAL PERFORMANSI ALAT PENUKAR KALOR KOMPAK JENIS RADIATOR KENDARAAN BERKAPASITAS MESIN 1300 CC

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-91

Karakteristik Perpindahan Panas dan Pressure Drop pada Alat Penukar Kalor tipe Pipa Ganda dengan aliran searah

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi. Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik BINSAR T. PARDEDE NIM DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi bidang otomotif berkembang sangat pesat mendorong

ANALISIS KINERJA COOLANT PADA RADIATOR

ANALISIS KEEFEKTIFAN ALAT PENUKAR KALOR TABUNG SEPUSAT ALIRAN BERLAWANAN DENGAN VARIASI PADA FLUIDA PANAS (AIR) DAN FLUIDA DINGIN (METANOL)

PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK MESIN 9 Meningkatkan Penelitian dan Inovasi di bidang Teknik Mesin Dalam menyongsong AFTA 2015

ANALISIS KEEFEKTIFAN ALAT PENUKAR KALOR TIPE SHELL AND TUBE SATU LALUAN CANGKANG DUA LALUAN TABUNG SEBAGAI PENDINGINAN OLI DENGAN FLUIDA PENDINGIN AIR

STUDI EKSPERIMENTAL UNJUK KERJA RADIATOR PADA SUMBER ENERGI PANAS PADA RANCANG BANGUN SIMULASI ALAT PENGERING

ANALISIS EFEKTIFITAS ALAT PENUKAR KALOR SHELL & TUBE DENGAN MEDIUM AIR SEBAGAI FLUIDA PANAS DAN METHANOL SEBAGAI FLUIDA DINGIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. ke tempat yang lain dikarenakan adanya perbedaan suhu di tempat-tempat

PENINGKATAN UNJUK KERJA KETEL TRADISIONAL MELALUI HEAT EXCHANGER

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PITCH

Evaluasi Performa Lube Oil Cooler pada Turbin Gas dengan Variasi Surface Designation dan Reynolds Number

Re-design dan Modifikasi Generator Cooler Heat Exchanger PLTP Kamojang Untuk Meningkatkan Performasi.

BAB III METODE PENELITIAN

31 4. Menghitung perkiraan perpindahan panas, U f : a) Koefisien konveksi di dalam tube, hi b) Koefisien konveksi di sisi shell, ho c) Koefisien perpi

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

Pengaruh Variasi Putaran Dan Debit Air Terhadap Efektifitas Radiator

LAPORAN TUGAS AKHIR MODIFIKASI KONDENSOR SISTEM DISTILASI ETANOL DENGAN MENAMBAHKAN SISTEM SIRKULASI AIR PENDINGIN

BAB I PENDAHULUAN I.1.

ANALISA KINERJA ALAT PENUKAR KALOR JENIS PIPA GANDA

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Radiator

UJI EKSPERIMENTAL OPTIMASI LAJU PERPINDAHAN KALOR DAN PENURUNAN TEKANAN PENGARUH JARAK BAFFLE

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI PITCH COILED TUBE TERHADAP NILAI HEAT TRANSFER DAN PRESSURE DROP PADA HELICAL HEAT EXCHANGER ALIRAN SATU FASA

RANCANG BANGUN HEAT EXCHANGER TUBE FIN TIGA PASS SHELL SATU PASS UNTUK MESIN PENGERING EMPON-EMPON

Analisa Unjuk Kerja Secondary Superheater PLTGU Dan Evaluasi Peluang Peningkatan Effectiveness Dengan Cara Variasi Jarak, Jumlah dan Diameter Tube

ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PERPINDAHAN PANAS DAN TAHANAN TERMAL TERHADAP RANCANGAN TERMAL ALAT PENUKAR KALOR SHELL & TUBE

ANALISA HEAT EXCHANGER JENIS SHEEL AND TUBE DENGAN SISTEM SINGLE PASS

WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Pengujian

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Mesin pengering merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh Pabrik Kopi


Pengaruh Kecepatan Aliran Terhadap Efektivitas Shell-and-Tube Heat Exchanger

Pengaruh Penggunaan Baffle pada Shell-and-Tube Heat Exchanger

TUGAS AKHIR PERCOBAAN KUALITAS ETHYLENE DAN AIR PADA ALAT PERPINDAHAN PANAS DENGAN SIMULASI ALIRAN FLUIDA

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print) B13

KAJIAN EXPERIMENTAL KOEFISIEN PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI DENGAN NANOFLUIDA Al2SO4 PADA HEAT EXCHANGER TIPE COUNTER FLOW

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print)

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

RANCANG BANGUN HEAT EXCHANGER TUBE NON FIN SATU PASS, SHELL TIGA PASS UNTUK MESIN PENGERING EMPON-EMPON

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA GAS TURBINE CLOSED COOLING WATER HEAT EXCHANGER DI SEKTOR PEMBANGKITAN PLTGU CILEGON

1. PENDAHULUAN. kemajuan teknologi. Tahun 1885, Karl Benz membangun Motorwagen,

Karakteristik Perpindahan Panas pada Double Pipe Heat Exchanger, perbandingan aliran parallel dan counter flow

II. TINJAUAN PUSTAKA

Perancangan Termal Heat Recovery Steam Generator Sistem Tekanan Dua Tingkat Dengan Variasi Beban Gas Turbin

KAJIAN EKSPERIMENTAL KELAYAKAN DAN PERFORMA ALAT PENUKAR KALOR TIPE SHELL AND TUBE SINGLE PASS DENGAN METODE BELL DELAWARE

Tabel 2.3 Daftar Faktor Pengotoran Normal ( Frank Kreit )

ANALISA PERPINDAHAN KALOR PADA KONDENSOR PT. KRAKATAU DAYA LISTRIK

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192

BAB II LANDASAN TEORI

SIDANG HASIL TUGAS AKHIR

EFEKTIFITAS PERPINDAHAN PANAS PADA DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER DENGAN GROOVE. Putu Wijaya Sunu*, Daud Simon Anakottapary dan Wayan G.

EFEKTIVITAS PENUKAR KALOR TIPE WL 110 MODEL CONSENTRIS TUBE MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

LAPORAN KERJA PRAKTEK 1 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

STUDI EKSPERIMENTAL PENINGKATAN PERPINDAHAN PANAS PADA PENUKAR KALOR PIPA KONSENTRIK DENGAN REGULARLY SPACED HELICAL SCREW TAPE INSERT

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 3, (2013) ISSN: ( Print) B-409

TINJAUAN FAKTOR PENGOTORAN ( FOULING ) TERHADAP PRESTASI RADIATOR PADA SISTEM PENDINGIN MOBIL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

VERIFIKASI ULANG ALAT PENUKAR KALOR KAPASITAS 1 kw DENGAN PROGRAM SHELL AND TUBE HEAT EXCHANGER DESIGN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Studi Eksperimen Pengaruh Sudut Blade Tipe Single Row Distributor pada Swirling Fluidized Bed Coal Dryer terhadap Karakteristik Pengeringan Batubara

STUDI EKSPERIMEN ANALISA PERFORMANCE COMPACT HEAT EXCHANGER LOUVERED FIN FLAT TUBE UNTUK PEMANFAATAN WASTE ENERGY

II. TINJAUAN PUSTAKA. seperti kulit binatang, dedaunan, dan lain sebagainya. Pengeringan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan bidang teknologi mesin sekarang ini, khususnya otomotif

Analisis Koesien Perpindahan Panas Konveksi dan Distribusi Temperatur Aliran Fluida pada Heat Exchanger Counterow Menggunakan Solidworks

Sujawi Sholeh Sadiawan, Nova Risdiyanto Ismail, Agus suyatno, (2013), PROTON, Vol. 5 No 1 / Hal 44-48

BAB lll METODE PENELITIAN

TUGAS AKHIR. Analisa Performansi dan Perancangan Ulang Radiator Sebagai Optimasi Cooling System pada Mesin Sinjai

Perpindahan Panas. Perpindahan Panas Secara Konduksi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins Pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Tebal Isolasi Termal Terhadap Efektivitas Plate Heat Exchanger

BAB IV PENGOLAHAN DATA

PERPINDAHAN PANASPADA GAS TURBINE CLOSED COOLING WATER HEAT EXCHANGERDI SEKTOR PEMBANGKITAN PLTGU CILEGON

BAB I PENDAHULUAN. pendinginan untuk mendinginkan mesin-mesin pada sistem. Proses pendinginan

SIMULASI EFEKTIFITAS ALAT KALOR TABUNG SEPUSAT DENGAN VARIASI KAPASITAS ALIRAN FLUIDA PANAS, FLUIDA DINGIN DAN SUHU MASUKAN FLUIDA PANAS DENGAN ALIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI

Pengaruh Pemilihan Jenis Material Terhadap Nilai Koefisien Perpindahan Panas pada Perancangan Heat Exchanger Shell-Tube dengan Solidworks

RANCANG BANGUN TEMPORARY AIR CONDITIONER BERBASIS PENYIMPANAN ENERGI TERMAL ES

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Oleh: INDRA SETYAWAN NIM. I

ANALISIS PENGARUH KECEPATAN FLUIDA PANAS ALIRAN SEARAH TERHADAP KARAKTERISTIK HEAT EXCHANGER SHELL AND TUBE. Nicolas Titahelu * ABSTRACT

Tugas Sarjana Bidang ADI SUMANTO L2E JURUSAN

KATA PENGANTAR. Alhamdulillah, Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah. memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

RANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN HEAT EXCHANGER CROSS FLOW UNMIXED, FINNED TUBE FOUR PASS, UNTUK MENGERINGKAN EMPON-EMPON DENGAN VARIASI MASS FLOW RATE

KINERJA PIPA KALOR DENGAN STRUKTUR SUMBU FIBER CARBON dan STAINLESS STEEL MESH 100 dengan FLUIDA KERJA AIR

PENYUSUNAN PROGRAM KOMPUTASI PERANCANGAN HEAT EXCHANGER TIPE SHELL & TUBE DENGAN FLUIDA PANAS OLI DAN FLUIDA PENDINGIN AIR

EFEKTIVITAS FUEL OIL HEATER PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP

LAJU PERPINDAHAN PANAS PADA RADIATOR DENGAN FLUIDA CAMPURAN 80% AIR DAN 20% RADIATOR COOLANT PADA PUTARAN KONSTAN

Ditulis Guna Melengkapi Sebagian Syarat Untuk Mencapai Jenjang Sarjana Strata Satu (S1) Jakarta 2015

Tekad Sitepu, Sahala Hadi Putra Silaban Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

PENGARUH TEMPERATUR COOLANT TERHADAP UNJUK KERJA PERPINDAHAN PANAS DAN PENURUNAN TEKANAN RADIATOR OTOMOTIF

Transkripsi:

ANALISA DAN UJI EKSPERIMENTAL PERFORMANSI ALAT PENUKAR KALOR KOMPAK JENIS RADIATOR KENDARAAN BERKAPASITAS MESIN 300 CC TERANG U. H. S. G. MANIK, TULUS BURHANUNDDIN SITORUS 2, RIDHA IRFANDI 3 Dosen Departemen Teknik Mesin, Dosen Departemen Teknik Mesin 2, Mahasiswa Departemen Teknik Mesin 3 Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara Jl. Almamater Kampus USU Padang Bulan, Medan 2055 Email : dayatginting0@gmail.com Email : ridhairfandi@gmail.com Abstrak : Salah satu komponen sistem pendingin pada mesin pembakaran dalam adalah alat penukar kalor kompak jenis radiator. Performansi suatu radiator berdampak besar terhadap sistem pendinginan mesin. Secara tidak langsung, radiator yang memiliki performansi tinggi akan meningkatkan efisiensi bahan bakar kendaraan melalui pengurangan bobot radiator. Penelitian ini bertujuan untuk menguji performansi radiator secara eksperimental dan perhitungan teoritis. Obyek penelitian ini ialah sebuah alat penukar kalor kompak jenis radiator yang digunakan pada kendaraan berkapasitas mesin 300 cc. Alat penukar kalor tersebut dipasangkan pada serangkaian alat uji radiator. Hasil penelitian ini menunjukkan kesetimbangan energi yang diperoleh dari hasil eksperimental memiliki penyimpangan maksimum +/- 6 %. Koefisien perpindahan panas maksimum sisi udara dan air ialah 35,3 W/m2.K dan 252,39 W/m2.K. Penyimpangan antara temperatur udara dan air keluar radiator secara teoritis dan eksperimental sebesar rata-rata 8,47 % dan, %. Kata kunci : alat penukar kalor kompak, radiator, performansi

. Pendahuluan Kemajuan teknologi dalam industri otomotif terus berkembang dengan pesat. Motor pembakaran dalam (Internal Combustion Engine) masih menjadi pilihan utama pabrikan-pabrikan otomotif sebagai penggerak utama produk-produk mereka. Dalam operasinya, dinding silinder motor pembakaran dalam akan terus menerima energi panas akibat dari pembakaran bahan bakar. Panas ini tentunya sangat mengganggu jika dibiarkan begitu saja karena akan menimbulkan over heating pada mesin yang dapat merusak mesin tersebut. Oleh karena itu motor pembakaran dalam harus dilengkapi dengan sistem pendingin. Salah satu komponen utama dari sistem pendingin pada motor pembakaran dalam adalah radiator. Radiator adalah sebuah alat penukar kalor kompak (compact heat exchangers) jenis flat tube-louvered fin yang digunakan untuk memindahkan energi panas dari satu medium ke medium lainnya untuk tujuan pendinginan. Sebelumnya, penelitian mengenai alat penukar kalor kompak dengan konfigurasi louvered fin pernah dilakukan oleh Chang []. Chang menggunakan sebanyak 9 sampel alat penukar kalor louvered fin untuk mendapatkan korelasi perpindahan panas pada geometri louver fin. Penelitian untuk mengetahui performansi sebuah radiator juga telah dilakukan oleh Asep [2], dimana radiator dari sebuah mobil diuji dengan cara langsung dihubungkan ke mesin dan putaran mesin mobil tersebut divariasikan untuk melihat seberapa mampu radiator tersebut membuang panas yang dihasilkan oleh mesin mobil tersebut. Penelitian ini menggunakan sebuah alat uji performansi radiator dimana udara yang dihembuskan ke inti radiator berasal dari sebuah blower yang dihubungkan ke sebuah venturimeter kemudian disalurkan ke inti radiator melalui saluran udara (air duct). Hal ini bertujuan agar debit udara yang dihembuskan ke radiator dapat terukur dengan lebih akurat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji performansi radiator yang digunakan pada kendaraan berkapasitas mesin 300 cc secara eksperimental kemudian akan dibandingkan dengan hasil performansi radiator yang diperoleh melalui perhitungan teoritis. 2. Tinjauan Pustaka 2.. Perpindahan Panas Perpindahan panas adalah perpindahan energi panas karena adanya perbedaan temperatur [3]. Ada tiga bentuk mekanisme perpindahan panas yang diketahui, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.konduksi merupakan perpindahan panas dari tempat yang bertemperatur tinggi ke tempat yang bertemperatur rendah di dalam medium yang bersinggungan langsung. Konveksi merupakan perpindahan panas yang terjadi dengan dua mekanisme. Selain perpindahan energi akibat pergerakan molekul, pada perpindahan panas konveksi energi juga berpindah akibat pergerakan molekul fluida yang besar. Sedangkan radiasi adalah pancaran energi dari sebuah materi yang bukan bersuhu nol melalui gelombang elektromagnetik. 2.2. Radiator Radiator adalah sebuah alat penukar kalor kompak (compact heat exchangers) jenis flat tube-louvered fin yang digunakan untuk memindahkan energi panas dari satu medium ke medium lainnya untuk tujuan pendinginan. Sebagai alat penukar kalor, radiator akan bekerja dengan cara memindahkanpanas akibat beda temperatur dari dua buah fluida yang berbeda yaitu air dan udara. Radiator pada umumnya lebih banyak digunakan pada dunia otomotif (mobil dan sepeda motor) sebagai alat untuk menjaga temperatur dari mesin kendaraan agar tetap berada pada temperatur kerja optimal [4]. 2

h h = Nu h. k h D ht Gambar. Radiator [4] 2.2. Analisa Perpindahan Panas pada Radiator Berikut ini adalah persamaanpersamaan yang digunakan dalam analisa perpindahan panas pada radiator. Laju perpindahan panas sisi udara (qc) [5] q c = m c c p,c (T c,o T c,i ) () Koefisien perpindahan menyeluruh (U) [6] U = (8) R tot. A Tahanan termal total (Rtot) [6] R tot = h h A h + R twall + R tsnpb + [ ( ) ηo,chca f + [hc(ac A f )] ] (9) Laju perpindahan panas sisi air (qh) [5] q h = m h c p,h (T c,o T c,i ) (2) Penyimpangan kesetimbangan energi (%EB) [6] % EB = ( q c q h ) x 00 % (3) Bilangan Nusselt sisi udara (Nuc) [] Nu c = Re 0,5 Lp Pr c 3 ( θ 0,27 90 ) ( F 0,4 p ) ( F 0,29 l ) L p L p ( T 0,23 d ) ( L 0,68 l ) ( T 0,28 p ) ( F 0,05 t ) L p L p L p L p Bilangan Nusselt sisi air (Nuh) [7] (4) Gambar 2. Rangkaian termal ekuivalen untuk pipa hingga ke susunan sirip [6] Nu h = ( f i 8 ) (ReD ht 000)Pr h + 2,7 ( fi ) (Pr 3 ) 8 h 2 Gambar 2 menunjukkan rangkaian tahanan termal yang ada pada alat penukar kalor kompak jenis radiator. [ + ( D ht L t ) 2/3 ] (5) Koefisien perpindahan panas sisi udara (hc) [6] h c = k c. Nu c (6) L p Koefisien perpindahan panas sisi air (hh) [6] (7) Efektivitas radiator [3] C c (T c,o T c,i ) ε = C min (T h,i T c,i ) NTU [3] NTU = UA C min (0) () 3

Gambar 3 berikut ini menunjukkan alat pengujian radiator yang dapat hubungan antara nilai NTU (Number of mengalirkan air panas ke radiator. Transfer Unit) dengan efektivitas pada Pertama-tama air dipanaskan di dalam kasus alat penukar kalor jenis aliran tangki menggunakan pemanas air listrik. menyilang satu laluan dengan kedua fluida Setelah air mencapai suhu 80 o C, pompa tidak bercampur (crossflow single pass with sirkulasi dihidupkan untuk mengalirkan air both fluid unmixed). ke dalam radiator. Bersamaan dengan itu, blower juga dihidupkan untuk menghembuskan udara ke sirip-sirip radiator. Kemudian dilakukan pengukuran suhu pada inlet dan outlet sisi air dan udara menggunakan data akuisisi temperatur. Setelah itu, ulangi prosedur yang sama untuk variasi debit udara yang lain. Debit udara yang mengarah ke radiator divariasikan hingga 7 variasi yaitu 0,0538 m 3 /s, 0,0657 m 3 /s, 0,0824 m 3 /s, 0,0987 m 3 /s, 0,22 m 3 /s, 0,28 m 3 /s dan 0,463 m 3 /s. Sedangkan debit air masuk radiator dijaga konstan pada 0 lpm (0,00067 m 3 /s) dengan suhu 80 o C untuk semua kondisi pengujian. Skema pengujian dapat dilihat pada gambar 4. Desain alat uji radiator secara CAD dan alat uji radiator dapat dilihat pada gambar 5. dan gambar 6. Gambar 3. Efektivitas alat penukar kalor satu laluan, aliran menyilang dengan kedua fluida tidak bercampur [3] 3. Metodologi Penelitian 3.2. Langkah-langkah penelitian Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dan analisa teoritis. Secara eksperimental, radiator diuji pada sebuah Gambar 5. Desain alat uji radiator Gambar 4. Skema pengujian 4

Gambar 7. Dimensi radiator [2] Gambar 6. Alat uji radiator 3.2. Spesifikasi radiator Spesifikasi dari radiator yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut. Tabel. Radiator spesification Characterization Symbol Dimension Radiator height H 0,425 m Radiator width W 0,45 m Radiator depth D 0,0645 m Number of tube row - Number of tube N t 46 Number of fin row - 47 Number of fin per row - 340 Total number of fin N f 5980 Tube outside diameter D m,o 0,008 m Tube inside diameter D m,i 0,00 m Tube outside width T d,o 0,0645 m Tube inside width T d,i 0,0565 m Tube pitch T p 0,00925 m Fin length F l 0,00745 m Fin depth F d 0,0645 m Fin pitch F p 0,0025 m Fin thickness F t 0,000 m Louver length L l 0,00695 m Louver height L h 0,0004 m Louver pitch L p 0,008 m Louver angle θ 20 degree Tube material - Brass Fin material - Copper Gambar 8. Dimensi inti radiator [] Radiator yang diuji pada penelitian ini adalah radiator yang digunakan pada mobil yang berkapasitas mesin 300 cc. Radiator tersebut ditunjukkan pada gambar 9 berikut ini. Gambar 9. Radiator yang diuji 4. Hasil Penelitian dan Pembahasan Data eksperimental yang diambil harus memenuhi kriteria kesetimbangan energi dimana besarnya perpindahan panas pada sisi udara dan air adalah sama. Dari pengolahan data seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, dapat ditunjukkan hubungan antara besarnya laju perpindahan panas pada 5

sisi air dan udara. Pada Gambar 0, dapat radiator terhadap koefisien perpindahan dilihat bahwa penyimpangan atau deviasi panas menyeluruh sisi air. Sama halnya antara laju perpindahan panas pada sisi udara dengan perpindahan panas menyeluruh sisi dan air tidak lebih dari 6 %. Hal ini udara, dari grafik dapat dilihat koefisien menunjukkan pengambilan data perpindahan panas menyeluruh sisi air eksperimental sudah cukup baik. terbesar terjadi pada kondisi debit udara yang terbesar juga yaitu 0,463 m 3 /s. Gambar 0. Grafik perbandingan perpindahan panas pada sisi udara dan air (kesetimbangan energi) Variasi debit udara yang mengarah ke inti radiator mempengaruhi koefisien perpindahan panas menyeluruh radiator (Uc dan Uh) dan efektivitas radiator. Koefisien perpindahan panas menyeluruh yang tinggi menunjukkan terjadinya proses perpindahan panas yang baik. Pada Gambar dapat dilihat bahwa koefisien perpindahan panas menyeluruh sisi udara tertinggi terjadi pada debit udara tertinggi yaitu 0,463 m 3 /s. Gambar 2. Grafik hubungan debit udara terhadap koefisien perpindahan panas menyeluruh sisi air Grafik pada Gambar 3 menunjukkan hubungan antara debit udara yang menumbuk inti radiator terhadap temperatur air keluar yang melalui pipa radiator. Dari gambar dapat dilihat bahwa semakin tinggi debit udara maka semakin tinggi pula penurunan temperatur air tersebut atau dengan kata lain temperatur air keluar radiator semakin rendah, dan temperatur air keluar terendah terjadi pada kondisi debit udara terbesar yaitu 0,463 m 3 /s. Gambar. Grafik hubungan debit udara terhadap koefisien perpindahan panas menyeluruh sisi udara Grafik pada Gambar 2 menunjukkan hubungan antara debit udara menumbuk Gambar 3. Grafik hubungan debit udara terhadap temperatur air keluar Grafik pada Gambar 4 menunjukkan hubungan antara debit udara yang menumbuk inti radiator terhadap temperatur udara keluar 6

yang melalui sirip radiator. Berbeda dengan digunakan pada perhitungan teoritis pada sisi temperatur air keluar, dari gambar dapat fluida panas (air) sudah cukup baik dan dilihat bahwa semakin tinggi debit udara menggambarkan secara tepat perpindahan maka semakin rendah pula kenaikan panas yang terjadi secara eksperimental. temperatur udara tersebut. Temperatur udara keluar tertinggi terjadi pada kondisi debit udara terkecil yaitu 0,0538 m 3 /s. Gambar 4. Grafik hubungan debit udara terhadap temperatur udara keluar Pada Gambar 5, dapat dilihat grafik hubungan antara debit udara yang menumbuk inti radiator terhadap efektivitas radiator. Semakin tinggi debit udara yang menumbuk radiator mengakibatkan efetivitas radiator tersebut semakin rendah, sehingga nilai efektivitas tertinggi terjadi pada kondisi debit udara yang terkecil yaitu sebesar 0,0538 m 3 /s. Gambar 6. Perbandingan temperatur air keluar teoritis dan eksperimental Dari grafik pada Gambar 7, dapat dilihat bahwa perbedaan atau penyimpangan antara besarnya temperatur udara keluar teoritis dan eksperimental tidak lebih dari 0 %. walaupun penyimpangan yang terjadi lebih besar dari pada penyimpangan pada sisi air, namun nilainya masih dapat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa korelasi yang digunakan pada perhitungan teoritis pada sisi fluida dingin (udara) juga sudah cukup baik dan menggambarkan secara tepat perpindahan panas yang terjadi secara eksperimental. Gambar 5. Grafik hubungan debit udara terhadap efektivitas radiator Dari grafik pada Gambar 6, dapat dilihat bahwa perbedaan atau penyimpangan antara besarnya temperatur air keluar teoritis dan eksperimental tidak lebih dari,3 %. Hal ini menunjukkan bahwa korelasi yang Gambar 7. Perbandingan temperatur udara keluar teoritis dan eksperimental 7

5. Kesimpulan dan Saran 5.. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan analisa yang telah dilakukan, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :. Kesetimbangan energi yang diperoleh pada pengujian radiator memiliki tingkat penyimpangan atau deviasi antara -5,45 % hingga 4,77 %. Hal ini menunjukkan bahwa metode pengujian radiator secara eksperimental yang digunakan sudah cukup baik. 2. Koefisien perpindahan panas menyeluruh terbesar terjadi pada kondisi debit udara yang mengarah ke inti radiator sebesar 0,463 m 3 /s, yaitu dengan koefisien perpindahan panas menyeluruh sisi udara Uc = 35,30 W/m 2.K dan koefisien perpindahan panas menyeluruh sisi air Uh = 252,39 W/m 2.K. 3. Efektivitas radiator terbesar terjadi pada kondisi debit udara 0,0538 m 3 /s dengan nilai efektivitas ε = 7,25 % dan efektivitas radiator terkecil terjadi pada kondisi debit udara 0,463 m 3 /s dengan nilai efektivitas ε = 48,26 %. 4. Setelah dilakukan perhitungan teoritis, perbedaan atau penyimpangan temperatur air dan udara keluar radiator secara eksperimental dan teoritis adalah sebesar rata-rata, % untuk temperatur air keluar dan sebesar rata-rata 8,47 % untuk temperatur udara keluar. Hal ini menunjukkan korelasi yang baik antara perhitungan teoritis dengan hasil secara eksperimental. 5.2. Saran Adapun saran untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut.. Semua pengukuran disarankan menggunakan alat ukur yang mendukung mode akuisisi data 2. Melakukan pengujian dengan memvariasikan debit air dan udara sekaligus 3. Memodifikasi penampang radiator, baik sisi pipa ataupun sisi sirip DAFTAR PUSTAKA [] Chang, Y. J., & Wang, C. C. (997). A generalized heat transfer correlation for louver fin geometry. Int. J. Heat Mass Transfer, 40(3), 533-544 [2] Ubaidillah, Asep. 2008. Analisa Perpindahan Kalor pada Pendingin Radiator dari Motor Bakar Otto [skripsi]. Jakarta (ID): Universitas Mercu Buana [3] Incropera, Frank P., dkk. 2007. Fundamentals of Heat and Mass Transfer. Hoboken : John Wiley & Sons, Inc [4] Daryanto. 2009. Dasar-Dasar Teknik Mobil. Jakarta : PT Bumi Aksara [5] Thulukkanam, Kuppan. 203. Heat Exchanger Design Handbook Second Edition. New York : CRC Press [6] Nascimento, I. P. & Garcia, E. C. (206). Heat transfer performance enhancement in compact heat exchangers by using shallow square dimples in flat tubes. Applied Thermal Engineering, 96, 659-670 [7] Gnielinski, V. (976). New equations for hear and mass transfer in turbulent pipe and channel flow. Int. Chem. Eng, 6(2), 359-368 8