BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Kirk dan Miller mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai suatu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Dorongan utama untuk mengadakan penelitian ialah instink ingin tahu yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan

BAB III METODE PENELITIAN. pengolahan dan analisis secara sistematis dan terarah agar penelitian dapat

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah langkah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. inkuisi pemahaman berdasarkan pada tradisi-tradisi metodologis yang jelas tentang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian, salah satu hal yang tidak boleh ditinggalkan adalah

BAB 3 PENDAHULUAN. kualitatif. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian untuk menggambarkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Modinan masih melestarikan tradisi Suran Mbah Demang.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan Taylor mendefinisikan, metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah pelaporan Corporate Social

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam proposal ini adalah pendekatan kualitatif. Yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. logika, dikenali sebagai ilmu tentang alat untuk mencari kebenaran. 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif dengan metode studi kasus (case study), artinya. melangsungkan pernikahan pada masa studi.

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Iskandar (2009), penelitian kualitatif digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa SPBU di atas adalah SPBU yang

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan jalan untuk mencapai pengertian baru pada bidang ilmu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam. mengumpulkan dan menganalisis data yang diperlukan, guna menjawab

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini rancangan yang digunakan adalah Metodologi

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai solusi atau jawaban atas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Biasa Tunarungu Karya Mulia Surabaya. Penelitian ini digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. lebih menekankan analisisnya terhadap fenomena yang diamati dengan. yang berkaitan dengan masalah strategi pengelolaan.

BAB III METODE PENELITIAN. Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. Peneliti mengambil lokasi penelitian tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif,

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif. Menurut Kirk dan Miller pengertian penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu enam bulan ini diharapkan dapat dimaksimalkan peneliti dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan ilmu yang mempelajari alat untuk

Moleong (2012: 6) mengemukakan pengertian metode penelitian kualitatif sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan apa saja yang ada di lokasi penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. yang lengkap dan mendalam mengenai subjek yang diteliti. 1 Oleh karena itu,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. gambar, dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan. menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti.

BAB III METODE PENELITIAN. pemahaman masing-masing manajemen pembiayaan bank syariah terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Ceramah ( Kajian Komunikasi Simbolik Dalam Ceramah Maulid Nabi Oleh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. data-data berupa kata-kata dan gambar di lapangan dengan cara pengamatan,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Isaac & Michael

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian itu sendiri. Penelitian terkait judi online pada kalangan

BAB III METODE PENELITAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kualitas pelayanan Dinas

BAB III METODE PENELITIAN. kata metoda (metodology) dan penelitian (research). Secara etimologi,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kelas VIII-H di SMP IPIEMS Surabaya serta faktor yang mendukung dan. menghambat dalam penerapan pendekatan tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN. Anggota Di Koperasi Al-Ikhlas DEPAG Kota Surabaya, maka peneliti

BAB III RANCANGAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Istilah penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller (1986:9) pada

BAB III METODE PENELITIAN. data-data yang diperlukan dan dapat dipertanggung jawabkan, dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam menyelesaikan penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya, maka penelitian ini. diperoleh berupa kata-kata dan gambar. 42 Pendekatan deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan sebagainya, secara holistik, dan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terdapat beberapa tempat lapangan Futsal. Sebagai sasaran penelitian ini lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagaimana yang didevinisikan oleh Bogdan dan Taylor penelitian kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. yang menerangkan cara-cara untuk mengadakan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Penggunaan pendekatan penelitian kualitatif didasarkan atas pertimbangan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN. data yang bersifat deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan, dokumen

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk dapat mencapai hasil yang optimal, sistematis dan metodis serta secara moral

BAB III METODE PENELITIAN. kriteria pengambilan data yang akan dilakukan. untuk mengumpulkan data-data sekaligus untuk dianalisis lebih

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif deskriptif. Istilah penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Penelitian tentang implementasi pendidikan multikultural pada anak

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang membutuhkan perangkat empirik untuk mengindai secara

BAB III METODE PENELITIAN. rawan terjadi praktek ketidaksetaraan gender dalam kepengurusannya, maka

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

37 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan format (jenis) deskriptif. Kirk dan Miller mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai suatu tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya. 38 Format deskriptif bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi penelitian itu. Kemudian menarik ke permukaan sebagai suatu ciri atau gambaran tentang kondisi, situasi ataupun variabel tertentu. 39 Dalam konteks penelitian ini, peneliti memberikan gambaran berupa kondisi atau situasi mengenai perubahan perilaku audience Film Ayat- Ayat Cinta, yaitu mahasiswa Fakultas Dakwah yang dipilih sebagai infoman (subjek) penelitian. Sesuai dengan masalah yang diteliti, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena penelitian ini memuat tentang prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari objek dan perilaku yang dapat diamati. Kemudian pendekatan kualitatif ini memerlukan ketajaman analisis, obyektivitas, dan sistematik sehingga diperoleh ketepatan 38 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006), hal. 4. 39 Burhan Bungin, Metodolologi Penelitian Sosial: Format-Format Kuantitatif dan Kualitatif (Surabaya: Airlangga University Press, 2001), hal. 48.

38 dalam interpretasi, sebab hakikat dari suatu fenomena atau gejala bagi pendekatan kualitatif adalah totalitas atau gestalt. 40 Dengan demikian, ada beberapa alasan peneliti yang dapat dikemukakan berkaitan dengan penggunaan pendekatan dan jenis penelitian kualitatif (deskriptif), diantaranya: Pertama, individu-individu yang di dalam menghadapi lingkungan sosialnya, memiliki strategi bertindak yang tepat bagi dirinya sendiri, sehingga memerlukan pengkajian yang mendalam. Penelitian kualitatif memberikan peluang bagi pengkajian mendalam terhadap suatu fenomena. 41 Kedua, penelitian tentang keyakinan, kesadaran, dan tindakan individu di dalam masyarakat sangat memungkinkan menggunakan penelitian kualitatif karena yang dikaji adalah fenomena yang tidak bersifat eksternal dan berada di dalam diri masing-masing individu. Ketiga, penelitian kualiatif memberikan peluang untuk meneliti fenomena secara holistik. Fenomena yang dikaji merupakan suatu kesatuan yang tak terpisahkan karena tindakan yang terjadi di kalangan masyarakat (subjek penelitian) bukanlah tindakan yang diakibatkan oleh satu dua faktor melainkan melibatkan banyak faktor yang saling terkait. Keempat, penelitian kualitatif lebih didasarkan pada pendekatan emik dengan memahami fenomena dari sudut pandang subjek (informan) penelitan setempat (from the native points of view). 42 Karena itu, dalam penelitian ini peneliti mendalami sekaligus mengamati bagaimana perubahan perilaku dan sikap (keagamaan) yang 40 M. Nazir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), hal. 36. 41 Dalam kajian teori sosial, disebut sebagai agensi, yaitu makna dan motif di dalam tindakan sosial. Di dalam setiap tindakan sosial (social action) selalu dijumpai makna dan motif tindakan. Untuk memahami makna dan motif tersebut harus dikaji melalui analisis pemahaman (interpretative understanding). Lihat dalam hasil penelitian Desertasi Nursyam yang sudah diterbitkan berjudul, Islam Pesisir (Yogyakarta: LKis, 2005), hal. 47. 42 Nur Syam, Islam Pesisir, hal. 57.

39 terjadi dalam diri para informan penelitian dari sudut pandang subjek (informan) sebagai dampak dari pesan-pesan yang disampaikan dalam film Ayat-Ayat Cinta. B. Subyek Penelitian Dalam penelitian kualitatif, sasaran penelitian dianggap sebagai subjek yang ditempatkan sebagai sumber informasi. Dari subjek penelitian ini, peneliti menggali data secara mendalam sesuai dengan konteks penelitian. Subjek penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel. Pemilihan mahasiswa Fakultas Dakwah sebagai subjek penelitian yang dipilih berdasar purposive sampling didasarkan karena peneliti berasumsi bahwa mahasiswa (Fakultas Dakwah) memiliki tingkat intelegensi dan kematangan emosional yang cukup rasional dalam memilih film khususnya sebagai penggemar Film Ayat-Ayat Cinta. Di sisi lain, subjek penelitian yang dipilih adalah mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel yang nota bene memiki latar pengetahuan yang cukup tentang keislaman sehingga memudahkan peneliti untuk menganalisis bahasan (tema) penelitian. Hal ini relevan dengan konteks penelitian penulis yang mengangkat tentang perubahan perilaku keagamaan audience sebagai dampak film Ayat-Ayat Cinta. C. Jenis Data dan Sumber Data Sumber data adalah subyek dari mana data tersebut diperoleh. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua jenis sumber data yakni data primer dan data sekunder. Data primer berupa kata-kata dan tindakan, hal ini berdasarkan

40 pada pendapat Lexy J. Moleong dalam bukunya Metodologi Penelitian Kualitatif, bahwa kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama. Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau perekam video atau tape recorder, pengambilan foto, atau film. 43 Dalam penelitian ini, peneliti menggali data dengan mencatat secara tertulis dan tape recorder. Dalam proses pengumpulan data, keberadaan peneliti di samping sebagai instrumen sekaligus menjadi pengumpul data yang keberadaannya mutlak diperlukan. Peneliti menentukan informan-informan sebagai sumber data primer dengan menggunkan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sample (informan) yang ditentukan peneliti sendiri berdasarkan pengetahuan yang jeli terhadap karakteristik subjek penelitian yang dianggap kunci. 44 Dengan kata lain, teknik ini dipilih karena didasarkan atas kriteria yang sudah ditentukan secara sengaja oleh peneliti sebelumnya. Kriteria tersebut didasarkan pada beberapa hal: 45 1. Enkulturasi penuh. Enkulturasi mengandung makna keterlibatan penuh informan terhadap latar (setting) penelitian. Dalam konteks penelitian ini, informan dipilih berdasarkan keterlibatan informan yang menjadi audience (penonton) film Ayat-Ayat Cinta 2. Latar pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki informan mengenai film Ayat-Ayat Cinta. 43 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,..., hal. 157. 44 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial (Surabaya: Airlangga University Press, 2001), hal. 118. 45 James Spradley [penj. Amri Marzali], Metode Etnografi (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2001)

41 Berikut para informan yang ditentukan peneliti : Tabel 3.1 Informan Penelitian No. Nama Jenis Kelamin Jur/Smt 1. Naimah Perempuan KPI/VIII 2. Ipik Perempuan KPI/VIII 3. Ana Perempuan Sosiologi/IV 4. Aziz Laki-laki Sosiologi/IV 5. Miftahul Allam Laki-laki KPI/VIII 6. Faruk Laki-laki KPI/VIII 7. Fathur Laki-laki Komunikasi/VI D. Tahap-Tahap Penelitian Penelitian terdiri atas beberapa tahap, diantaranya: tahap pra lapangan, tahap pekerjaan lapangan (penggalian data), dan tahap analisis data. 46 1. Tahap pra lapangan Tahap pra lapangan merupakan orientasi untuk memperoleh gambaran mengenai latar belakang penelitian dengan melakukan grand tour observation. Adapun tahapan-tahapannya sebagai berikut: menyusun pelaksanaan penelitian, memilih lapangan, mengurus permohonan penelitian, memilih dan memanfaatkan informasi serta mempersiapkan perlengkapan-perlengkapan penelitian. 47 Namun, dalam tahap ini peneliti tidak memerlukan perizinan tertulis karena subjek penelitiannya di lingkungan internal Fakultas Dakwah. Tahap ini dilakukan sejak dini yaitu 46 Lexy J. Moleong, MetodologiPenelitian Kualitatif,..., hal. 127. 47 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,..., hal. 127-133.

42 sejak pertama kali atau sebelum terjun ke lapangan dalam rangka penggalian data. 2. Tahap kerja lapangan (penggalian data) Dalam tahap ini, peneliti memasuki lapangan dan turut serta melihat aktifitas dengan melakukan beberapa tahapan, yakni: a. Memahami latar Penelitian dan Persiapan Diri 48 Cara untuk memahami latar penelitian, peneliti meminta keterangan terkait dengan sasaran penelitian yang kemudian mempersiapkan diri baik secara fisik maupun mental dalam upaya untuk membaur dengan subjek yang diteliti. Sehingga butuh proses beradaptasi dengan keadaan dan kebiasaan mereka (infoman) yang pada akhirnya terjalin hubungan baik antara peneliti dengan subjek penelitian. Dalam praktek selama proses penelitian, peneliti sering melakukan komunikasi intensif dan interaktif untuk menjalin hubungan emosional yang baik. Selain itu, untuk menggali secara mendalam dan mengetahui langsung bagaimana perubahan perilaku (keagamaan) subjek penelitian, maka peneliti merasa perlu untuk ikut terlibat dan membaur dalam kegiatan sehari-hari para informan penelitian. b. Pengumpulan Data 48 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,..., hal. 137.

43 Proses penggalian atau pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara mendalam terhadap subjek penelitian yang dicatat dengan field note (catatan lapangan) dan terkadang direkam dengan tape recorder. Catatan lapangan selama proses penggalian data berlangsung selanjutnya dikumpulkan untuk dianalisis. Di samping itu, peneliti menggali data dengan teknik observasi (pengamatan) yang akan diurai lebih lanjut. Selain wawacancara dan observasi, peneliti melakukan pencarian data tambahan (pelengakap) dari sumber-sumber lain seperti buku-buku, majalah, dan internet sebagai data sekunder. 3. Tahap Analisis Data Tahap analisis data dilakukan setelah data terkumpul dari hasil penggalian, selanjutnya data diorganisir secara rapi. Dalam tahap ini, menggunakan langkah-langkah dengan mereduksi data, display data, verifikasi data dan mengambil kesimpulan. E. Tehnik Pengumpulan Data Dalam proses pengumpulan data di lapangan, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data tertentu, diantaranya : a. Wawancara (Interview) Wawancara yang dimaksud adalah percakapan yang melibatkan dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan

44 itu. 49 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua jenis wawancara, yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Wawancara terstruktur dilakukan oleh peneliti dengan cara terlebih dahulu mempersiapkan bahan pertanyaan yang akan diajukan. 50 Bahan pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini tidaklah sama dengan angket (quesioner), karena bahan pertanyaan yang dimaksud hanyalah berupa pedoman wawancara (guide interview) yang berguna sebagai pedoman untuk mengarahkan sistematika alur wawancara yang dilakukan secara mendalam (in depth interview). Sedangkan wawancara tidak terstruktur dilakukan guna terhadap beberapa informan guna menghindari kesan formal dalam wawancara. Sehingga peneliti bisa secara leluasa melakukan wawancara mendalam terhadap informan dengan santai namun serius. Wawancara mendalam dilakukan dengan para informan, yaitu beberapa mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel yang sudah ditentukan sebelumnya. b. Observasi Observasi atau pengamatan merupakan aktifitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara sistematis. 51 Pengamatan terlibat merupakan jenis pengamatan yang melibatkan peneliti dalam kegiatan orang yang menjadi sasaran penelitian, tanpa mengakibatkan perubahan pada kegiatan atau aktivitas 49 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,..., hal. 135 50 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif (Yogyakarta: UII Press, 2007), hal. 137 51 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif,., hal. 129.

45 yang bersangkutan, dan tentu saja dalam hal ini peneliti tidak menutupi dirinya selaku peneliti. Untuk menyempurnakan aktivitas pengamatan partisipatif ini maka peneliti harus mengikuti kegiatan keseharian yang di lakukan informan dalam waktu tertentu memperhatikan apa yang terjadi, mendengarkan apa yang di katakan, mempelajari informasi yang menarik,, mempelajari dokumen yang dimiliki. c. Dokumentasi Dalam penelian ini peneliti berusaha mendokumenter segala hal yang diperlukan dalam proses penelitian terkait masalah-masalah penelitian baik buku koran.majalah, internet. Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan berupa dokumentasi terkait dengan data-data kuantitatif sekunder mengenai tren minat atau respon auidence terhadap film Ayat-Ayat Cinta. F. Tehnik Analisis Data Menurut Lexy J. Moleong, proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, foto, dan sebagainya. 52 Menurut Bogdan & Taylor (1991), secara singkat ada tiga tahap yang bisa dilakukan dalam analisis data penelitian kualitatif ini, yakni : 53 1. Tahap penemuan. Data yang terkumpul sejak awal penelitian diidentifikasi 52 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,..., hal. 190 53 Burhan Bungin,, Metodologi Penelitian Sosial,.., hal. 291

46 sesuai tema kemudian data tersebut diklasifikasikan berdasarkan sub-sub tema bahasan yang relevan dengan konteks penelitian. 2. Tahap memberi kode, yang meliputi: (a) mengkategorikan setiap tema; dan (b) memilah data dengan cara memisah catatan lapangan dan bahan dokumen per tema. Menurut Lexy J. Moleong, tahap memberi kode bisa disebut juga sebagai proses penafsiran data. Analisis menafsirkan data itu dengan jalan menemukan kategori-kategori dalam data yang berkaitan dengan yang biasanya dimanfaatkan dalam disiplin atau dalam cara bercakap. Atas dasar itu penulis menyusunnya dengan jalan menghubungkan kategori-kategorinya ke dalam kerangka sistem kategori yang diperoleh dari data. 54 3. Tahap penulisan merupakan tahap untuk memahami data dalam bentuk penulisan secara lebih lanjut, artinya dengan melihat, merangkai, dan menghubungkan data serta informasi agar dapat disusun, sehingga diperoleh pengertian dan pemahaman. Data-data yang sudah tertulis, diklasifikasi, dan diberi kode selanjutnya ditulis dalam bentuk penulisan. G. Tehnik Keabsahan Data Salah satu syarat bagi analisis data adalah di milikinya data yang valid dan reliabel. Untuk itu dalam kegiatan penelitian kualitatif pun di lakukan upaya validasi data. Obyektifitas dan keabsahan data penelitian di lakukan dengan melihat realiabilitas dan validitas data yang diperoleh. Dengan mengacu pada Moleong (1994) untuk pembuktian validitas data ditentukan 54 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,..., hal. 198.di

47 oleh kredibilitas temuan dan interpretasinya dengan mengupayakan temuan dan menafsirkan yang dilakukan sesuai dengan kondisi yang senyatanya dan di setujui oleh subyek penelitian (perspektif emik) Agar kondisi di atas dapat terpenuhi dengan cara memperpanjang observasi, pengamatan yang terus menerus, triangulasi dan membicarakan hasil temuan dengan orang lain, menganalisis kasus negatif dan menggunakan bahan refrensi. Adapun untuk realibilitas dapat di lakukan dengan dengan pengamatan sistematis, berulang dan dalam situasi yang berbeda. Guba (1981) menyarankan tiga tehnik agar data dapat memenuhi kriteria validitas dan realiabilitas yaitu:(a) mempepanjang memenuhi waktu tinggal; (b) observasi lebih tekun ; (c) Melakukan triangulasi data. Lebih lanjut diungkap Denzin (1978) triangulasi yang di maksud meliputi: (a) menggunakan sumber lebih dari satu/ ganda ; (b) menggunakan metode lebih dari satu / ganda; (c) menggunakan peneliti muncul pertanyaan, kapan satu data dapat memenuhi kriteria valid dan reliabel? Secara sederhana untuk mentengarainya dalam penelitian kualitaif dikenal istilah data jenuh, data jenuh artinya kapan dan di manapun ditanyakan pada informan (triangulasi data ) dan pada siapapun pertanyaan sama diajukan (triangulasi subyek, maka hasil jawaban tetap konsisten sama. Pada saat itulah cukup alasan bagi peneliti untuk menghentikan proses pengumpulan datanya. kata yang diperoleh dalam kerja lapangan penelitian sangat di butuhkan. Untuk

48 membuktikan kevalidan data tersebut dibutuhkan teknik pemeriksaan keabsahan data dengan cermat dan teliti melalui: 55 a. Perpanjangan Keikutsertaan Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal di lapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Perpanjangan keikutsertaan ini akan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan. Dalam penelitian ini, untuk meningkatkan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan dengan keikutsertaan peneliti dalam proses berinteraksi dan terlibat dalam kehidupan informan dalam berbagai aktifitas kesehariannya. b. Ketekunan/keajegan Penelitian Berarti mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitannya dengan proses analisis yang konstan atau tentatif. Maksudnya peneliti dapat menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang di cari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci dengan kata lain ketekunan pengamatan menyediakan kedalaman. 56 Proses ini muntut peneliti untuk mencari kedalaman hasil perolehan data penelitian baik melalui sumber data primer ataupun sekunder. 55 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,..., hal. 327-331. 56 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,..., hal. 329-330.

49 c. Triagulasi data Teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Triangulasi dengan Sumber, yang berarti membandingkan dan mengecek kembali derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan jalan: 1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara; 2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi; 3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu; 4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang. 5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Jadi triangulasi berarti cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan. Dengan kata lain bahwa dengan triangulasi, peneliti dapat me-recheck temuannya dengan jalan membandingkannya dengan berbagai sumber, metode, atau teori.

50 Langkah yang ditempuh dalam tahap triangulasi adalah peneliti melakukan pengecekan terhadap hasil pengamatan dan hasil wawancara selama berada di lapangan dengan sumber-sumber data lain yang layak menjadi bahan perbandingan dalam proses penggalian data.