METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
3. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN. A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian

3. METODE PENELITIAN

Produksi rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) Bagian 2: Metode long-line

Alginofit 20 gram. Perendaman KOH 2% selama 30 menit. Dicuci dengan air mengalir. Perendaman NaOH 0,5% selama 30 menit. Dicuci dengan air mengalir

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Budidaya Laut (BBL) stasiun

II. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

II. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

3. METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Budidaya rumput laut K. alvarezii dilakukan di Desa Ketapang Kecamatan

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Percobaan 2.2 Prosedur Kerja Persiapan Wadah Ukuran dan Padat Tebar

3. BAHAN DAN METODE. Penelitian laju pertumbuhan dan produksi lamun Cymodocea rotundata

III. METODOLOGIPENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga September 2013 bertempat di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2014 bertempat

BAB III METODE PENELITIAN

Kata kunci : pencahayaan matahari, E. cottonii, pertumbuhan

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. A. Materi, Waktu dan Lokasi Penelitian. 1. Materi. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3 METODE Waktu dan Lokasi Penelitian Materi Uji

BAB III BAHAN DAN METODE

Lampiran 1. Sketsa lokasi tambak penelitian

3. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

Gambar 2. Peta lokasi pengamatan.

III. METODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian analisis kesesuaian perairan untuk budidaya

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2015 selama 50

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1 Bahan

3. METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

3. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Desember 2012.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014 di

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17

II. METODOLOGI 2.1 Persiapan Wadah dan Ikan Uji 2.2 Persiapan Pakan Uji

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan pada bulan September-Oktober 2013,

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat.

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan secara langsung dengan menggunakan metode eksploratif pada setiap

BAB III METODE PENELITIAN. A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen di bidang teknologi pangan.

BAB III BAHAN DAN METODE

METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

3. METODE PENELITIAN. Keterangan : Peta Lokasi Danau Lido. Danau Lido. Inset. 0 km 40 km 6 40' 42" ' 47" Gambar 2. Peta lokasi Danau Lido, Bogor

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama bulan Juni Agustus 2014 di Laboratorium

Bab III Bahan dan Metode

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011

METODE PENELITIAN. bio.unsoed.ac.id

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di hutan mangrove pesisir Desa Durian dan Desa Batu

BAHAN DAN METODE. penelitian ini dilakukan di Gang Metcu, Desa Guru Singa, Kecamatan

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2013 di Balai Benih Ikan (BBI)

Produksi bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) - Bagian 2: Metode longline

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli hingga Agustus 2011 yang bertempat di

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan bulan Agustus sampai September 2011 bertempat di

III. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September

III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental menggunakan

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI RUMPUT LAUT Eucheuma cottonii PADA KEDALAMAN PENANAMAN YANG BERBEDA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober - Desember 2009, di Balai Besar

III. BAHAN DAN METODE

3. METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokimia Hasil Pertanian Jurusan

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

II. METODOLOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Tahap Penelitian 2.3 Alat dan Bahan Alat dan Bahan untuk Penentuan Kemampuan Puasa Ikan

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. tepung ikan gabus (Channa striata, BLOCH) pada pakan komersial terhadap

METODE PENELITIAN. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo provinsi DIY. Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia

KEPADATAN DAN BIOMASSA LAMUN Thalassia hemprichii PADA BERBAGAI RASIO C:N:P SEDIMEN DI PERAIRAN PULAU PARI KEPULAUAN SERIBU

3 METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian

Stasiun 1 ke stasiun 2 yaitu + 11,8 km. Stasiun '4.03"LU '6.72" BT. Stasiun 2 ke stasiun 3 yaitu + 2 km.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

II. BAHAN DAN METODE. Keterangan : Yij = Hasil pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = Nilai tengah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Teluk Ratai Kabupaten Pesawaran,

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

Transkripsi:

18 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kawasan budidaya pulau Pari Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Propinsi DKI Jakarta (Gambar 2). Lokasi penelitian yang dipakai untuk penanaman rumput laut K. alvarezii yaitu lokasi budidaya barat (luar gobah) dan lokasi budidaya utara (gobah) pulau Pari. Penelitian mulai dari minggu pertama bulan Mei sampai dengan akhir bulan Juni 2005 untuk pengumpulan data lapangan dan dilanjutkan dengan analisis laboratorium selama 1 bulan. Gambar 2 Peta lokasi penelitian pulau Pari Kepulauan Seribu.

19 Metode Pemeliharaan Metode yang digunakan adalah metode rakit apung. Metode rakit apung adalah penanaman yang dilakukan di permukaan air dengan menggunakan rakit yang mengikuti gerakan naik turunnya air. Metode ini digunakan pada dasar perairan yang keras, karena sukar untuk menancapkan pancang. Keuntungan dari metode ini adalah pemangsaan oleh biota dasar dapat dikurangi karena tanaman berada di atas jangkauan predator dan pencahayaan yang diterima lebih besar untuk proses metabolisme dan pertumbuhan tanaman lebih baik. Disain rakit Penelitian ini menggunakan 10 buah rakit, berukuran masing - masing 120 x 120 cm dari bahan bambu sebagai kerangka tempat penanaman rumput laut. Penghubung antar bambu digunakan tali nilon Polyethylen (P.E). Bahan-bahan yang digunakan adalah potongan bambu berdiameter 10 cm yang dirangkai dengan menggunakan tali nilon berdiameter 8 mm. Tali nilon berdiameter 4 mm dianyam (tali ris) pada rakit dengan jarak anyam 30 cm. Pelampung botol plastik dipasang pada ke empat sudut rakit sebagai penahan di permukaan, jerigen atau gabus dengan bendera sebagai pelampung induk dipasang pada saat penebaran dan pemberat (jangkar) dipasang pada tiap rakit dengan menggunakan tali nilon berdiameter 9 mm (Gambar 3). Rumput laut yang dijadikan benih adalah bagian ujung tallus (yang masih muda) dari lokasi budidaya pulau Tikus yang ditimbang dengan bobot masingmasing ikatan 125 g dan diikat pada anyaman tali ris dengan bantuan tali rafia. Tiap rakit diperlukan 16 ikatan bibit rumput laut (2 kg), sehingga total bobot bibit yang diperlukan untuk penanaman pada 10 buah rakit adalah 20 kg rumput laut K. alvareezii. Disain rakit dan pengikatan benih rumput laut dilakukan di darat. Penanaman benih Sepuluh buah rakit ditebar pada kedalaman 30 cm di bawah permukaan air yaitu 5 buah rakit di lokasi budidaya sebelah barat dan 5 buah rakit di lokasi budidaya sebelah utara pada kedalaman laut 4-6 meter. Hasil yang diperoleh diharapkan dapat diketahui parameter yang mempengaruhi pertumbuhan dan

20 kandungan karaginan dari dua lokasi yang berbeda saat rumput laut terkena penyakit ice ice sebagai imformasi untuk pengembangan budidaya rumput laut K. alvarezii selanjutnya. Gambar 3 Disain rakit dan pemasangan bibit rumput laut. Pengamatan Lingkungan Perairan Pengamatan lingkungan perairan dilakukan setiap minggu pada siang hari pukul 11.30 WIB bersamaan dengan pengamatan tanaman uji. Pengamatan dilakukan sebanyak 8 kali selama penelitian. Parameter lingkungan perairan yang diamati meliputi parameter fisika, kimia dan biologi. Parameter fisika yang diamati adalah suhu, arus, kecerahan yang diukur langsung di lapangan (in situ). Suhu diukur dengan menggunakan thermometer, arus diukur dengan menggunakan stopwacth gabus dan tali, kecerahan diukur dengan menggunakan Secchidisc. Parameter kimia yang diamati adalah salinitas oksigen terlarut (DO), ph, nitrat, nitrit, amonia, total pospat dan ortho pospat. Salinitas diukur dengan menggunakan hand refraktometer, DO diukur dengan menggunakan titrasi (in situ), ph diukur dengan menggunakan ph meter dan, nitrat, nitrit, amonia, total pospat dan ortho pospat diukur dengan menggunakan Spektrofotometer.

21 Pengambilan air contoh untuk pengamatan ph, nitrat, nitrit, amonia, total pospat dan ortho pospat dengan menggunakan botol plastik berwarna putih berukuran 250 ml. Sebelum dianalisis air contoh terlebih dulu disimpan pada suhu rendah dalam peti es. Selajutnya air contoh di bawa ke laboratorium Produktivitas dan Lingkungan Perairan (ProLing) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. Waktu perjalanan dari lokasi penelitian ke laboratorium Proling kurang lebih 7 jam. Parameter biologi berupa biota pengganggu dan sampah diamati secara visual. Pengukuran parameter lingkungan fisika, kimia dan biologi dirincikan pada Tebel 3. Tabel 3 Parameter, alat dan satuan pengukuran Parameter Alat Satuan FISIKA Suhu Kecepatan arus Kecerahan KIMIA Oksigen terlarut Salinitas ph NO 2 -N NH 3- N Total pospat Ortho pospat BIOLOGI Biota pengganggu Sampah Termometer Tali benda terapung dan stopwatch Secchi disc, dan tali Botol BOD Hand refraktometer ph meter Spektrofotometer Spektrofotometer Spektrofotometer Spektrofotometer (visual) (visual) C cm/detik M 0 / 00 Teknik Pengamatan Karakteristik pertumbuhan diamati dengan penimbangan bobot tanaman satu ikatan untuk mengetahui pertambahan bobot. Pengamatan terhadap tanaman dilakukan sekali setiap minggu pada kedua lokasi budidaya bersamaan dengan pengukuran parameter lingkungan sampai minggu kedelapan (hari tanam kelima puluh enam). Air contoh diambil pada kedua lokasi budidaya masing-masing 5 titik sampel di permukaan air dekat rakit rumput laut. Pengukuran bobot tanaman menggunakan alat timbangan plastik 2 kg dengan ketelitian 0,1 g. Setiap rakit

22 diambil sampel sebanyak 2 ikat secara acak, sehingga tiap lokasi penanaman diambil 10 ikatan rumput laut untuk pemantauan pertumbuhan. Pengambilan sampel dengan memanen total yaitu mengangkat dua ikatan tanaman pada masing-masing rakit dan ditimbang sebagai data bobot basah kemudian dilakukan penjemuran + 3 hari. Agar hasilnya berkualitas tinggi rumput laut dijemur di atas para-para dan tidak boleh ditumpuk. Rumput laut yang akan diambil karaginannya tidak boleh terkena air tawar (dapat merusaknya) karena air tawar akan melarutkan karaginan. Rumput laut yang telah kering ditimbang dengan menggunakan timbangan digital untuk mendapatkan data bobot kering (bobot kering angin). Kualitas Rumput Laut Kualitas rumput laut yang diamati meliputi kandungan karaginan, kadar air dan abu. Sampel rumput laut yang telah dikeringkan dengan penjemuran pada sinar matahari di bawah ke Laboratorium untuk dianalisis. Pada penelitian ini sampel dianalisis di Laboratorium Kimia Pusat Pengembangan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor. Penentuan konsentrasi karaginan rumput laut dinyatakan dalam persentase bobot karaginan terhadap bobot kering rumput laut mengikuti metode Ainswort dan Blanshard (1980) dan Furia (1981). Prosedur analisis sebagai berikut : Algae K. alvareezii dicuci dan dibersihkan dari pasir, kotoran dan bahanbahan asing lainnya. Algae dikeringkan dalam oven pada suhu 100 C selama 2 jam, setelah kering diblender hingga halus kemudian diayak untuk memisahkan bagian yang kasar dan yang halus (Gambar 4). Tepung yang dihasilkan diambil 1 g untuk direbus (diekstraksi) dengan air panas (85-95 C) dalam suasana agak basa dengan ph 8-9 selama 4 jam. Ekstrasi alga kemudian disaring melalui penyaring selulosa dalam kertas saring berlipat. Hasil yang diperoleh kemudian dipekatkan dengan cara pemanasan menjadi 50 ml. Isopropanol ditambahkan (± 15 ml) dan dibiarkan semalam. Hasil ekstrak ini kemudian disaring dengan kain putih tipis lalu tambahkan isopropanol 96% (± 15 ml) kemudian dimasukkan kedalam wadah kecil yang telah ditimbang sebelumnya. Selanjutnya dikeringkan dalam oven pada suhu 100 ºC selama 2 jam, lalu ditimbang dengan menggunakan

23 timbangan analitik. Berat hasil penimbangan dikurangi dengan berat wadah pada waktu kosong, maka di peroleh berat karaginan bersih (g). Gambar 4 Bagan alir analisis karaginan. Berat kering angin adalah bobot produk rumput laut setelah dikeringkan dengan penjemuran pada sinar matahari. Kadar air dari rumput laut kering angin dianalisis untuk penentuan kadar air yang dilakukan dengan pengeringan dalam oven selama 12 jam dengan suhu 100 C. Penentuan kadar abu dilakukan dengan proses pembakaran dari rumput laut kering angin dengan menggunakan alat oven pada suhu 600 C selama 1 hari.

24 Analisis Data 1 Analisis pertumbuhan akan dilihat secara partumbuhan parsial yaitu pertumbuhan yang dilihat antar waktu yang dinyatakan menurut (Affandi et al. 2002) dengan rumus sebagai berikut : a. Pertumbuhan mutlak = Wt 1 Wt 0 Wt Wt 0 b. Pertumbuhan relatif = x100% Wt Dimana : Wt = Pertumbuhan pada waktu t Wt 0 = Pertumbuhan pada waktu awal 2 Analisis kualitas rumput laut meliputi kandungan karaginan, kadar air dan kadar abu. Untuk mendapatkan persentase karaginan dihitung menurut (Ainsworth and Blanshard 1980) dengan rumus sebagai berikut : berat karaginan Karaginan = x100% berat sampelalgae Untuk mendapatkan presentase kadar air dan kadar abu dihitung menurut (Patadjai 1993) dengan rumus sebagai berikut: kehilangan bobot Kadar air = berat contoh Kadar abu = Bobot abu berat contoh x100% x100% Hasil olahan data disajikan dalam bentuk gambar dan tabel. 1 0 3 Untuk melihat perbedaan parameter di lokasi budidaya sebelah barat dan utara dilakukan uji beda dengan menggunakan uji t student (Bengen 2000). Hipotesis Ho = tidak terdapat perbedaan nyata antara lokasi barat dan utara H1 = terdapat perbedaan nyata antara lokasi barat dan utara Rumus t - hitung sebagai berikut : dimana, x 1 = rata-rata contoh 1, x 2 = rata-rata contoh 2, s 1 = simpangan baku contoh 1, s 2 = simpangan baku contoh 2

25 Kaidah keputusan : t hit < t tab (α = 0,05), n1+ n2-2, terima Ho t hit > t tab (α = 0,05), n1+ n2-2, tolak Ho 4 Untuk melihat karakterisrik kedua lokasi budidaya digunakan analisis PCA dengan menggunakan sover EXTAT versi 06. 5 Untuk analisis hubungan pertumbuhan dan karaginan dengan unsur hara menggunakan analisis regresi ganda. Hasil analisis diuji dengan analisis ragam (Anova) untuk melihat beda nyata pada taraf (P<0,05) dengan bantuan program komputer Statistical Software Minitab versi 13. 6 Untuk analisis hubungan kandungan karaginan dengan waktu pengamatan digunakan regresi kuadratik dan linear.