BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK. Latar belakang dan tujuan penelitian: Anemia defisiensi besi (ADB) sering bersamaan dengan anemia penyakit kronis (APK) dan keduanya

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi dan Imunologi.

BAB IV METODE PENELITIAN. dan Penyakit Kandungan dan Ilmu Patologi Klinik. Penelitian telah dilaksanakan di bagian Instalasi Rekam Medis RSUP Dr.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik-observasional dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian ilmu penyakit dalam yang menitikberatkan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Defisiensi besi merupakan gangguan nutrisi yang secara umum. terjadi di seluruh dunia dan mengenai lebih kurang 25% dari seluruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Dalam sub bagian Infeksi Tropis. Bagian /SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang mulai 1

BAB 4 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental dengan rancangan pre and post

B A B I PENDAHULUAN. pembangunan dalam segala bidang. Pertumbuhan ekonomi yang baik,

BAB III METODE PENELITIAN

PGK dengan HD IDWG BIA PHASE ANGLE

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan cara pendekatan, observasi, pengumpulan data dan faktor resiko

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini mencakup bidang Ilmu Patologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Transfusi darah adalah salah satu praktek klinis yang umum dilakukan pada

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian uji klinis double blind randomized

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang SMF Kardiologi dan Kedokteran

BAB. 3. METODE PENELITIAN. : Cross sectional (belah lintang)

BAB I PENDAHULUAN. 90 mmhg.penyakit hipertensi telah menjadi masalah utama dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit ginjal kronik merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. Di

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf. Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS Dr.

BAB 3 SUBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. persenyawaan heme yang terkemas rapi didalam selubung suatu protein

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB IV METODE PENELITIAN. Onkologi dan Bedah digestif; serta Ilmu Penyakit Dalam. Penelitian dilaksanakan di Instalasi Rekam Medik RSUP Dr.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan rancangan kohort prospektif.

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan uji klinis dengan metode Quasi Experimental dan

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data yang artinya terhadap subjek yang diteliti tidak diberikan perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah merupakan penelitian analitik observasional dengan

BAB IV METODE PENELITIAN

Pasien DM dengan penyakit arteri koroner dan > 40% LVEF. 22 orang. Cek darah. 15 mg pioglitazone slm 12 mgg. Cek darah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan uji Chi Square atau Fisher Exact jika jumlah sel tidak. memenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi.

BAB III METODE PENELITIAN. observasi analitik. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Stroke masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang utama. dan merupakan penyebab kematian yang ketiga terbanyak di negaranegara

BAB IV METODE PENELITIAN. Ginjal-Hipertensi, dan sub bagian Tropik Infeksi. RSUP Dr.Kariadi, Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr.

BAB III METODE PENELITIAN. Kariadi Semarang pada periode Maret Juni neutrofil limfosit (NLR) darah tepi sebagai indikator outcome stroke iskemik

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan besarnya jumlah penderita kehilangan darah akibat

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf dan Ilmu Penyakit

PEMERIKSAAN KADAR SERUM TRANSFERRIN RECEPTOR (stfr) UNTUK DIAGNOSTIK ANEMIA DEFISIENSI BESI

ANALISIS MANFAAT PEMBERIAN KORTIKOSTEROID PADA PASIEN DHF DI SMF PENYAKIT DALAM RSUD DR. SOEBANDI JEMBER SKRIPSI

Curriculum vitae Riwayat Pendidikan: Riwayat Pekerjaan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain penelitian cross

BAB IV MEDOTE PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi).

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Obstetri dan Ginekologi dan Patologi

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian ini menggunakan penelitian analitik obeservasional

sebanyak 23 subyek (50%). Tampak pada tabel 5 dibawah ini rerata usia subyek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. inklusi penelitian. Subyek penelitian ini terdiri dari kelompok kasus dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Puskesmas ini. meraih berbagai penghargaan ditingkat nasional.

BAB IV METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan belah lintang (crosssectional)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

BAB 3 METODE PENELITIAN. Gambar 3. Rancang Bangun Penelitian N R2 K2. N : Penderita pasca stroke iskemik dengan hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kesehatan baik di negara maju maupun negara berkembang. Anemia juga masih

BAB III METODE PENELITIAN. metode case control dilakukan terlebih dahulu kemudian pengambilan data

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Pada periode penelitian dijumpai 41 orang penderita stroke iskemik akut

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Infeksi dan Penyakit Tropis dan Mikrobiologi Klinik. RSUP Dr. Kariadi Semarang telah dilaksanakan mulai bulan Mei 2014

BAB I PENDAHULUAN. penyebab yang belum diketahui sampai saat ini, ditandai oleh adanya plak eritema

BAB IV METODE PENELITIAN. Dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2015 di klinik VCT RSUP Dr.

BAB I PENDAHULUAN. Sindrom klinik ini terjadi karena adanya respon tubuh terhadap infeksi, dimana

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 4. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini melibatkan 61 orang subyek penelitian yang secara klinis diduga

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler.

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kedokteran Universitas Diponegoro Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Kariadi

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam.

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah RSUP Dr. Kariadi Semarang.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian Ilmu Penyakit Dalam.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dilakukan di Klinik Penyakit Dalam Instalasi Rawat

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah observational analitik dengan pendekatan cross sectional

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN NILAI PARAMETER STATUS BESI RETICULOCYTE HEMOGLOBIN EQUIVALENT SETELAH PEMBERIAN SUPLEMEN BESI INTRAVENA PADA PASIEN HEMODIALISIS REGULER

BAB IV METODE PENELITIAN. khususnya sub bidang geriatri dan ilmu manajemen rumah sakit. Kariadi Semarang, Jawa Tengah. sampai jumlah sampel terpenuhi.

Bab 2 Metode Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mengandung badan inklusi di darah tepi menyebabkan anemia pada

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah di bidang Ilmu Kardiologi dan

BAB IV METODE PENELITIAN. Universitas Diponegoro Tembalang dan Lapangan Basket Pleburan, Semarang.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini melingkupi bidang Anestesiologi. Penelitian ini dimulai sejak tanggal 28 Mei 2014 hingga 28 Juni 2014.

BAB IV METODE PENELITIAN. obstetri dan ginekologi. analisis data dilakukan sejak bulan Maret Juni menggunakan pendekatan retrospektif.

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Studi Potong Lintang 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari-November 2015 di Instalasi Rawat Inap RSUP H Adam Malik dengan persetujuan Komisi Etik Penelitian FK USU. Pengambilan dan pemeriksaan sampel darah dilaksanakan oleh Laboratorium Patologi Klinik RSUP H Adam Malik. 3.3 Subjek Penelitian Semua pasien gagal jantung kronis yang yang menjalani rawatan di ruang rawat inap RSUP H.Adam Malik Medan. 3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi Kriteria Inklusi: 1. Pria dan wanita usia >18 tahun dan < 75 tahun 2. Pasien yang dirawat inapdi RSUP HAM Medan dengan gagal jantung 3. Bersedia mengikuti penelitian dan menandatangani informed consent Kriteria Eksklusi: 1. Pasien tidak bersedia dilakukan pemeriksaan 2. Penyakit ginjal kronik 3. Gagal jantung kronisdisertai dengan infeksi 4. Riwayat transfusi dalam 1 bulan terakhir, atau mengkonsumsi suplemen besi 13

3.5 Besar Sampel n ( Z P (1 P ) + Z ) P (1 P ) Dimana : ( 1 α / 2) ( 1 α / 2) o o (1 β ) a a) 2 ( Po Pa ) Z = deviat baku alpha. utk α = 0,05 maka nilai baku normalnya 1,96 Z = deviat baku betha. utk β = 0,10 maka nilai baku normalnya 1,282 ( 1 β ) P 0 = proporsi penderita gagal jantung kronis di Negara berkembang 0,02 (2%) 3 P = perkiraan proporsi penderita gagal jantung kronisyang diteliti, sebesar = a 0,13 (13 %) P0 P a = beda proporsi yang bermakna ditetapkan sebesar 0,15 Maka sampel minimal untuk penelitian ini sebanyak 41 orang. 3.6 Cara Penelitian Terhadap seluruh pasien yang termasuk dalam penelitian diminta memberikan persetujuan tertulis (informed consent) dan dilakukan pemeriksaan sebagai berikut : a. Pengumpulan data pasien dari rekam medis, yaitu umur, jenis kelamin, riwayat transfusi darah, maupun penggunaan preparat besi. b. Semua pasien diminta membaca dan memahami lembaran informasi tentang penelitian yang dilakukan dan apabila bersedia ikut serta dalam penelitian, harus menandatangani lembaran persetujuan c. Semua pasien ditegakkan diagnosis dan ditentukan kelas fungsionalnya d. Semua pasien mengikuti pemeriksaan status zat besi (SI, TIBC, dan Ferritin serum) pada saat pasien akan pulang dari rawat inap e. Semua prosedur, termasuk pemeriksaan status zat besi akan dilakukan di laboratorium patologi klinik di RSUP H.Adam Malik Medan f. Semua data akan dikumpulkan dalam lembaran pengumpulan data dan akan dikumpulkan pada akhir periode untuk dianalisis g. Pemeriksaan laboratorium akan dilaksanakan oleh staf laboratorium yang berpengalaman dan terlatih. Penelitian ini tidak memberikan pengobatan apapun atau investigasi lain 2 14

h. Semua pasien sebagai partisipan akan melanjutkan pengobatan sesuai standar pelayanan masing-masing. Tidak dibebankan biaya bagi pasien yang mengikuti penelitian maupun pusat pelayanan. 3.7 Definisi operasional a. Usia : berdasarkan yang tertera pada rekam medis dengan satuan tahun b. Jenis kelamin : berdasarkan yang tertera pada rekam medis dengan hasil pria atau wanita c. Gagal jantung Kronis : adanya tanda dan gejala dari gagal jantung yang dapat ditegakkan melalui kriteria Framingham d. Kelas : kelas fungsionalberdasarkan New York Heart fungsional Association (NYHA), menjadi kelas fungsional I,II,III, dan IV e. Status Besi : parameter yang digunakan untuk menilai kadar besi di dalam tubuh dengan mengukur kadar hemoglobin, kadar besi serum, kadar saturasi transferin, kadar ferritin serum, dan kadar TIBC f. Kadar Hb : hasil pemeriksaan kadar Hb dalam plasma darah dengan satuan g/dl. Menggunakan metode SLS (Sodium Laurel Sulphate) dengan nilai normal wanita 14±2 g/dl, pria 15,5±2 g/dl g. Kadar Kadar : hasil pemeriksaan kadar KBS dalam plasma darah Besi Serum dengan satuan µg/dl. Diperiksa dengan metode (KBS) Guanidine/Ferrozine dengan nilai normal 50-150 µg/dl h. Kadar TIBC : hasil pemeriksaan kadar TIBC dalam plasma darah dengan satuan µmol/l. Diperiksa dengan metode Guanidine/Ferrozine, nilai normal 112-346 µmol/l i. ST : hasil pembagian nilai KBS/TIBC, dalam % 15

j. Kadar feritin serum : hasil pemeriksaan kadar feritin dalam plasma darah dengan satuan ng/ml. Diperiksa dengan metode electro chemiluminescence immunoassay (ECLIA) dengan nilai normal 15-300 ng/ml 3.8 Analisis Data a. Untuk menampilkan gambaran deskriptif data dasar pasien digunakan sistem tabulasi. b. Untuk menyatakan korelasi antara variabel (kadar besi serum, TIBC, ferritin serum dan kelas fungsional NYHA) digunakan uji korelasi Spearmen c. Nilai p<0,05 dinyatakan signifikan. 3.9 Kerangkan Operasional PASIEN GAGAL JANTUNG KRITERIA INKLUSI Kelas Fungsional NYHA I,II,III,IV KADAR HEMOGLOBIN, SI, SI/TIBC, FERRITIN SERUM Analisa satistik: Korelasi HB, SI, SI/TIBC dan ferritin serum dan kelas fungsional Gambar 2.1 Kerangka Operasional 16

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Demografi dan Klinis Subyek dalam penelitian berjumlah 43 orang yang telah memenuhi kriteria inklusi. Jumlah subyek berjenis kelamin laki-laki adalah 24 orang (55,8%) dengan rerata umur subyek adalah 54,09 tahun. Sebanyak 15 orang subyek (34,9%) merupakan penderita gagal jantung dengan kelas fungsional III. Tabel 4.1.1 Karakteristik Demografi dan Klinis Karakteristik n = 43 Jenis Kelamin(%) Laki-laki 24(55,8) Perempuan 19(44,2) Umur, rerata (SB), tahun 54,09±12,07 Tek. Darah Sistolik, rerata (SB), mmhg 128,02±23,33 Tek. Darah Diastolik, rerata (SB), mmhg 76,28±19,15 Kelas NYHA, n (%) I 7 (16,3) II 13 (30,2) III 15 (34,9) IV 8 (18,6) LVEF, rerata (SB), % 40,08 ±14,76 Hasil pemeriksaan darah rutin menunjukkan rerata Hb adalah 10,20 gr/dl, trombosit dengan rerata 253046,51 sel/mm 3, dan leukosit dengan rerata 8367,02 sel/mm 3. Hasil pemeriksaan terhadap saturasi transferrin menunjukkan rerata 21,72 % dengan kadar besi serum 42,19 mg/dl. Rerata kadar ferritin serum adalah 456,72 µg/l. 17

Tabel 4.1.2 Karakteristik Hematologi Karakteristik n=43 Hb, rerata (SB), gr/dl 10,20 ± 2,32 Trombosit, rerata (SB) 253046,51± 116969,05 Leukosit, rerata (SB) 8367,02± 2602,50 MCV, rerata (SB) 82,78± 8,03 MCH, rerata (SB) 26,83 ± 3,59 RDW, rerata (SB) 16,33± 3,16 Saturasi Tranferin, rerata (SB), % 21,72 ± 14,42 Besi Serum (SI), rerata (SB), mg/dl 42,19± 37,58 TIBC, rerata (SB), µg/dl 196,81± 57,21 Ferritin Serum, rerata (SB), ng/ml 456,72± 604,17 4.2 Perbedaan Rerata Kadar Besi Serum, TIBC dan Ferritin Serum Rerata kadar besi serum (KBS) tertinggi terdapat pada kelompok subyek kelas IV yaitu 66,50 mg/dl dan terendah pada kelompok kelas NYHA III dengan rerata 30,33 mg/dl. Hasil analisis dengan uji Kruskal Wallis menunjukkan bahwa tidak ditemukan perbedaan rerata kadar besi serum (KBS) yang signifikan berdasarkan kelas NYHA (p=0,320).kadar TIBC tertinggi terdapat pada subyek dengan kelas NYHA II yaitu 208,54 sedangkan kadar terendah terdapat pada subyek dengan kelas NYHA III dengan rerata 189,4. Dengan menggunakan uji Kruskal Wallis menunjukkan tidak terdapat perbedaan rerata kadar TIBC yang signifikan berdasarkan kelas NYHA (p=0,511).rerata kadar Ferritin Serum tertinggi tampak terdapat pada kelompok subyek kelas IV yaitu 946,34 ng/dl dan terendah pada kelompok kelas NYHA II dengan rerata 321,75 mg/dl. Hasil analisis dengan uji Kruskal Wallis menunjukkan bahwa tidak ditemukan perbedaan rerata kadar Ferritin serum yang signifikan berdasarkan kelas NYHA (p=0,147) 18

Tabel 4.2 Perbedaan Rerata Kadar Besi serum, TIBC dan Ferritin Serum berdasarkan Kelas Fungsional NYHA NYHA I II III IV p Value Ferritin serum (SB), ng/ml 384± 559 322± 531 347±392 946±891 0,147* Besi Serum (SB), mg/dl 39±16 43± 31 30 ± 14 67± 72 0,320* TIBC (SB), µg/dl 197 ±41 209±56 189±64 192±65 0,511* * Kruskal Wallis 4.3 Korelasi Kadar Hemoglobin, Besi serum, saturasi transferin dan Ferritin Serum terhadap Kelas Fungsional Gagal Jantung Tabel 4.3 Korelasi Kadar Hemogobin, Besi Serum,Saturasi Transferrin, Ferritin Serum dan TIBC Terhadap Kelas Fungsional Gagal Jantung (NYHA) NYHA Status Besi P R (korelasi) HB 0,230 0,187 Kadar Besi Serum 0,819 0,036 Saturasi transferin 0,431 0,123 Ferritin Serum 0,093 0,259 TIBC 0,531-0,098 Hasil analisis menggunakan uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa korelasi antara kadar hemoglobin, adar besi serum, saturasi transferin, ferritin serum dan TIBCdengan kelas fungsional gagal jantung kronis (NYHA)tidak bermakna secara statistic (p>0,05). 19

4.4 Pembahasan Dalam penelitian ini didapatkan tidak adanya perbedaan yang bermakna status besi berdasarkan beratnya kelas fungsional NYHA, dimana pada kelas fungsional NYHA IV justru didapatkan kadar ferritin serum yang sangat meningkat. Hal ini mungkin tidak sepenuhnya menyatakan bahwa cadangan besi yang tersedia dalam tubuh cukup, namun lebih sebagai petanda adanya kondisi inflamasi pada saat dilakukan pemeriksaan, oleh karena ferritin serum merupakan protein fase akut yang kadarnya dapat meningkat pada kondisi inflamasi meskipun terjadi defisiensi besi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Koo HM yang menilai parameter kardiovaskular dan outcome status besi pada pasien dialysis, dimana dilaporkan adanya korelasi positif antara kadar ferritin serum dan konsentrasi penanda inflamasi Ln hs-crp. Namun berbeda dengan studi yang dilaporkan oleh Klip dkk, dilaporkan beberapa karakteristik klinis yang mempunyai hubungan dengan defisiensi besi, diantaranya beratnya penyakit yang dinilai dengan kelas fungsional NYHA dankadar NT-proBNP terbukti merupakan prediktor independen gangguan status besi yang kuat. Studi sebelumnya oleh Onkonko dkk dan Jankowska dkk juga mendapati bahwa kelas fungsional NYHA dan kadar NT-proBNP merupakan prediktor independen dan berbanding terbalik dengan gangguan status besi.dalam penelitian-penelitian tersebut dilaporkan adanya kecenderungan penurunan status besi, yaitu kadar ferritin serum yang sejalan dengan peningkatan beratnya penyakit yang dinilai dengan kelas fungsional NYHA dan kadar NT-proBNP. Penurunan kadar ferritin serum erat pula korelasinya dengan penurunan kadar hepsidin baik pada pasien dengan atau tanpa anemia. Namun dilaporkan bahwa kadar IL-6 dan hs-crp juga mengalami peningkatan sejalan dengan peningkatan kelas fungsional NYHA. Perbedaan hasil yang diperoleh pada penelitian ini dibanding penelitian yang ada sebelumnya mungkin disebabkan penelitian ini menggunakan sampel dengan komorbid yang berbeda, seperti diabetes yang belum terkontrol atau tekanan darah yang belum terkotrol juga dapat dipertimbangkan sebagai penyebab timbulnya perbedaan tersebut. Hiperglikemia pada diabetes juga memegang 20

peranan dalam meningkatkan sitokin proinflamasi, seperti IL-6 dan TNF-α, sedangkan hipertensi berperan dalam pelepasan C-reactive protein (CRP) dan stress oksidatif. Namun bukti kondisi inflamasi kronis dan akut tidak diperkuat dengan adanya pemeriksaan petanda inflamasi seperti CRP maupun IL-6 sebagaimana studi sebelumnya Setelah dilakukan analisis menggunakan uji korelasi Spearman untuk mencari hubungan antara status besi dengan kelas fungsional NYHA, tidak diperoleh korelassi yang signifikan secara statistic antara kadar hemoglobin, kadar besi serum (KBS), kadar ferritin serum, saturasi transferin dan TIBC dengan kelas fungsional NYHA. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Rangel at al yang melaporkan tidak adanya hubungan antara defisiensi besi dengan kelas fungsional NYHA, Namun dilaporkan adanya hubungan antara defisiensi besi dengan beratnya penyakit yang dinilai dengan kadar BNP. Kelemahan penelitian ini antara lain besar sampel yang sedikit, adanya komorbid lain yang dapat mempengaruhi kondisi inflamasi pada sampel, beratnya penyakit gagal jantung (kelas fungsional NYHA) tidak diperkuat dengan penanda seperti NT-proBNP, dan bukti adanya kondisi inflamasi tidak diperkuat dengan pemeriksaan petanda inflamasi. 21

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Tidak didapatkan korelasi yang signifikan secara statistic antara status besi dan kelas fungsional NYHA pada pasien gagal jantung kronis yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan. 5.2 Saran Diperlukan penelitian lanjutan dengan sampel yang lebih besar serta intervensi pemberian terapi zat besi pada pasien gagal jantung di RSUP Haji Adam Malik Medan untuk melihat korelasi dan manfaat perbaikan status besi pada pasien gagal jantung. 22