- 1 - BUPATI SAMPANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR 47 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN USAHA RUMAH KOS DI KABUPATEN SAMPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMPANG Menimbang : a. bahwa rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang berfungsi sebagai tempat berlindung dan peningkatan kesejahteraan masyarakat; b. bahwa untuk mengontrol maraknya Rumah Kos di bupaten Sampang yang membawa dampak sosial dan dampak kriminal, dan sesuai amanah Peraturan daerah bupaten Sampang Nomor 7 Tahun 2015 tentang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat maka perlu aturan yang memayungi agar keberadaan rumah kos di bupaten Sampang mempunyai landasan hukum yang bisa jadi pedoman bagi pemilik dan penghuni rumah kos; c. bahwa dengan semakin meningkatnya urbanisasi di bupaten Sampang dan berkembangnya berbagai macam fasilitas di bidang Pendidikan, usaha, pariwisata, perdagangan dan fasilitas lainnya, sehingga menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk datang dan bertempat tinggal dalam kurun waktu tertentu dengan menempati rumah kos;.
- 2 - d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Penyelenggaraan Rumah kos. Mengingat : 1. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 tentang Acara Pidana (KUHAP) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209); 2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049); 3. Undang Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan wasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188); 4. Undang Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 5. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244) sebagaimana di ubah dua kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesi Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4593); 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Daerah (Berita.
- 3 - Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036); 8. Peraturan Daerah bupaten Sampang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah (Lembaran Daerah bupaten Sampang Tahun 2011 Nomor 4); 9. Peraturan Daerah bupaten Sampang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Retribusi Perizinan Tertentu (Lembaran Daerah bupaten Sampang Tahun 2011 Nomor 7); 10. Peraturan Daerah bupaten Sampang Nomor 7 Tahun 2015 tentang Ketertiban Umum (Lembaran Daerah bupaten Sampang Tahun 2015 Nomor 7); 11. Peraturan Daerah bupaten Sampang Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Pembentukan Dan SusunanPerangkat Daerah (Lembaran Daerah bupaten Sampang Tahun 2016 Nomor 7); 12. Peraturan Daerah bupaten Sampang Nomor 9 Tahun 2016 tentang Bangunan Gedung; (Lembaran Daerah bupaten Sampang Tahun 2016 Nomor 9); 13. Peraturan Bupati Sampang Nomor 16 Tahun 2014 tentang Izin Lingkungan (Berita Daerah bupaten Sampang Tahun 2014 Nomor 16); 14. Peraturan Bupati Sampang Nomor 79 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Fungsi dan Tugas, Serta Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja bupaten Sampang. (Berita Daerah bupaten Sampang Tahun 2016 Nomor 79); 15. Peraturan Bupati Sampang Nomor 61 Tahun 2017 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu bupaten Sampang (Berita Daerah bupaten Sampang Tahun 2017 Nomor 61). MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN USAHA RUMAH KOS DI KABUPATEN SAMPANG..
- 4 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. bupaten adalah bupaten Sampang; 2. Pemerintah bupaten adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah; 3. Bupati adalah Bupati Sampang; 4. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu bupaten Sampang 5. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang selanjutnya disingkat adalah Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu bupaten Sampang. 6. Rumah kos adalah rumah yang disediakan oleh pemilik kos untuk penghuni kos yang disewa berdasarkankesepakatan perjanjian baik tertulis maupun tidak tertulis; 7. Penghuni rumah kos adalah orang pribadi atau badan yang menempati rumah kos; 8. Penyelenggaraan rumah kos adalah kegiatan menyediakan rumah atau kamar atau ruangan yang digunakan untuk rumah kos; 9. Penanggung jawab rumah kos adalah pemilik atau orang yang ditunjuk oleh pemilik rumah atau kamar untuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan rumah kos; 10. Keluarga (rumah tangga) adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri dan anak, termasuk orang yang mempunyai ikatan hubungan sedarah dengan mereka; 11. Izin usaha rumah kos adalah izin yang diberikan Bupati atau pejabat yang ditunjuk sebagai syarat sahnya rumah atau kamar yang digunakan usaha rumah kos. BAB II ASAS, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP Pasal 2 Penyelenggaraan rumah kos dilaksanakan berdasarkan asas kekeluargaan dan manfaat dengan berpedoman pada norma hukum, agama, kesusilaan, kesopanan, dan kearifan lokal yang ada dalam masyarakat..
- 5 - Pasal 3 Penyelenggaraan rumah kos dilaksanakan dengan tujuan : a. Memberikan kepastian hukum; b. Mewujudkan rumah kos yang layak sesusai dengan standar yang telah ditetapkan, aman dan nyaman sesuai dengan fungsinya; c. Menunjang pembangunan yang berkelanjutan di bidang ekonomi, sosial, dan budaya; d. Tertib administrasi kependudukan, dan e. Melindungi kepentingan semua pihak, menciptakan ketentraman, keamanan dan ketertiban dalam lingkungan masyarakat. Pasal 4 Ruang lingkup penyelenggaraan rumah kos meliputi : a. Pengelolaan rumah kos; b. Izin penyelenggaraan rumah kos; c. Kewajiban dan larangan; d. Peran serta masyarakat; e. Pembinaan dan pengawasan; f. Sanksi administratif; g. Ketentuan penyidikan; h. Ketentuan peralihan; dan i. Ketentuan penutup BAB III PENGELOLAAN RUMAH KOS Pasal 5 (1) Pengelolaan rumah kos dilakukan oleh pemilik rumah kos; (2) Pengelolaan rumah kos sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang pemiliknya berdomisili dikelurahan atau desa lokasi rumah kos, dapat diselenggarakan sendiri atau dilimpahkan kepada pihak lain; (3) Pengelolaan rumah kos sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang pemiliknya berdomisili di luar kelurahan atau desa lokasi rumah kos, wajib dilimpahkan kepada pihak lain yang berdomisili di kelurahan atau desa lokasi rumah kos..
- 6 - Pasal 6 Dalam hal pemilik rumah kos melakukan pelimpahan pengelolaan kepada pihak lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) dan ayat (3) harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : a. Pihak yang menerima pelimpahan pengelolaan rumah kos wajib menempati di lingkungan rumah kos; dan b. Memberitahukan kepada lurah atau kepala desa melalui ketua RT atau aparat desa setempat c. Pengelola rumah kos wajib menunjukkan surat pelimpahan dari pemilik rumah kos. BAB IV IZIN PENYELENGGARAAN RUMAH KOS Pasal 7 (1) Setiap pemilik rumah kos dengan minimal 2 (dua) kamar wajib memiliki izin penyelenggaraan rumah kos. (2) Setiap pemilik rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari 10 kamar wajib membuat dokumen UKL dan UPL. (3) Izin penyelenggaraan rumah kos sebagaimana di maksud pada ayat (1) diberikan oleh Bupati. (4) Bupati dapat melimpahkan kewenangan penerbitan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada Kepala Perangkat Daerah yang membidangi pelayanan perizinan terpadu. Pasal 8 (1) Untuk memperoleh izin penyelenggaraan rumah kos, pemilik rumah kos wajib mengajukan permohonan kepada Bupati melalui Perangkat Daerah yang membidangi pelayanan perizinan terpadu. (2) Permohonan izin penyelenggaraan rumah kos sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan antara lain; a. mengisi formulir permohonan; b. pernyataan kesanggupan; c. pernyataan persetujuan tetangga, Ketua RT dan Ketua RW; d. foto copy KTP yang berlaku; e. foto copy sertifikat/akta jual beli/letter C;.
- 7 - f. pernyataan pemilik tanah disertakan foto copy KTP (apabila nama pemohon berbeda dengan nama pemilik tanah); g. surat rekomendasi teknis dari intansi berwenang; h. gambar/peta denah lokasi i. foto copy Ijin Mendirikan Bangunan (IMB); dan j. surat kuasa bermaterai (dilampirkan apabila penandatanganan atau penanggung jawab permohonan ijin selain pemilik) (3) Izin penyelenggaraan rumah kos berlaku selama pemilik rumah kos menjalankan usahanya. (4) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (3) wajib didaftarkan ulang oleh pemilik rumah kos setiap 3 (tiga) tahun sekali kepada Bupati melalui perangkat daerah yang membidangi pelayanan perizinan terpadu. (5) Dalam hal terjadi perubahan nama, ganti pemilik, dan/atau perubahan jumlah kamar, pemilik rumah kos wajib mengajukan permohonan ijin baru. BAB V KEWAJIBAN DAN LARANGAN Bagian Kesatu Pemilik Rumah Kos Paragraf 1 Kewajiban Pasal 9 Setiap pemilik rumah kos berkewajiban untuk : a. memiliki izin penyelenggaraan rumah kos; b. mematuhi ketentuan perizinan penyelenggaraan rumah kos; c. menyediakan prasarana penunjang rumah kos meliputi ruang tamu, dapur, MCK, tempat parkir; d. memasang papan nama tempat usahanya paling sedikit berisi nama rumah kos dengan mencantumkan izin Bupati; e. menyediakan blanko isian/format biodata untuk diisi penghuni rumah kos dan selanjutnya dilaporkan kepada ketua RT setempat paling lambat 1 x 24 jam sejak kedatangannya;.
- 8 - f. membuat tata tertib/aturan tertulis yang ditempel dirumah kos dan mudah terlihat sehingga dapat dibaca oleh penghuni maupun tamu serta memberlakukan tata tertib yang dimaksud; g. menyediakan peralatan dan instalasi listrik yang aman untuk digunakan; h. menyediakan tempat penampungan sampah sementara sebelum sampah dibuang ketempat penampungan yang telah disediakan oleh pemerintah daerah; i. mengawasi penghuni rumah kos agar mentaati peraturan dan tidak melanggar tata tertib; dan j. memberikan arahan dan bimbingan kepada setiap penghuni kos agar dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitar rumah kos dan menerapkan sistem kekeluargaan dalam menyelesaikan masalah; Paragraf 2 Larangan Pasal 10 Pemilik rumah kos dilarang : a. melanggar ketentuan perizinan; b. menggabungkan penghuni laki-laki dan perempuan dalam satu rumah kos kecuali suami dan istri yang sah; c. bersikap diskriminatif terhadap penghuni rumah kos; d. membiarkan/melindungi penghuni rumah kos yang melanggar peraturan/tata tertib yang berlaku; dan e. menjadikan rumah kos sebagai tempat kegiatan judi, prostitusi, asusila dan tindakan lainnya yang melanggar hukum. Bagian Kedua Penghuni Rumah Kos Pasal 11 (1) Penghuni rumah kos berkewajiban : a. mentaati semua peraturan/tata tertib rumah kos; b. menjaga ketentraman dan ketertiban, serta mencegah adanya kegiatan yang menimbulkan keresahan masyarakat sekitar; c. saling menghormati sesama penghuni rumah kos;.
- 9 - d. menerima tamu di tempat yang telah disediakan/ruang khusus bertamu; e. melaporkan kedatangan tamu yang menginap kepada pemilik dan Ketua RT setempat paling lambat 1 x 24 jam sejak kedatangannya; f. menunjukkan akta nikah bagi yang berstatus suami istri; g. berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan dan berpartisipasi terhadap pembangunan lingkungan. (2) Penghuni rumah kos dilarang : a. menerima tamu selain di ruang tamu atau tempat lain yang disediakan; b. menggunakan dan atau mengedarkan narkotika, psikotropika, zat aditif lainnya (napza) dan minuman keras (miras); dan c. melakukan kegiatan judi, prostitusi, asusila dan tindakan lainnya yang melanggar hukum. BAB VI PERAN SERTA MASYARAKAT Pasal 12 (1) Dalam penyelenggaraan rumah kos, masyarakat berhak mendapatkan akses informasi dan akses partisipasi. (2) Akses informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. informasi tentang adanya rencana pendirian rumah kos; b. informasi tentang mekanisme pemberian izin. (3) Akses partisipasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. pengajuan keberatan tentang rencana pendirian rumah kos di sekitar lingkungan tempat tinggal; b. melakukan pengaduan kepada perangkat daerah/instansi terkait dampak dari usaha rumah kos; c. melakukan pengaduan kepada perangkat daerah/instansi terkait tentang adanya pelanggaran yang dilakukan oleh pemilik/pengelola dan penghuni rumah kos. BAB VII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 13 (1) Bupati melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan rumah kos..
- 10 - (2) Dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bupati menugaskan perangkat daerah terkait sesuai tugas dan fungsinya. (3) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi sosialisasi, pemantauan dan evaluasi. (4) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi inspeksi mendadak dan penertiban non yustisi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (5) Dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bupati membentuk Tim Koordinasi yang beranggotakan dari perangkat daerah/instansi terkait. BAB VIII SANKSI ADMINISTRATIF Pasal 14 (1) Pemilik Rumah kos yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) dan Pasal 9 dikenakan sanksi administratif. (2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa: a. teguran lisan; b. teguran tertulis; c. penghentian sementara kegiatan; d. penghentian tetap kegiatan; e. pencabutan sementara izin; f. pencabutan tetap izin; g. denda administratif dan/atau; h. Sanksi administratif lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Penerapan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mengacu kepada peraturan perundang undangan yang berlaku. BAB IX KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 15 (1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah bupaten Sampang di beri wewenang khusus untuk melakukan penyidikan atas pelanggaran Peraturan Bupati ini..
- 11 - (2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan Tindak Pidana agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas; b. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana; c. meminta keterangan dan barang bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana; d. memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana; e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan barang bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap barang bukti tersebut; f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana; g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang, benda, dan/atau dokumen yang dibawa; h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana; i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; j. menghentikan penyidikan; dan/atau k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. (3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada penuntut umum melalui penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan yang di atur dalam Undang-Undang Acara Pidana yang berlaku. BAB X KETENTUAN PERALIHAN Pasal 16 Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku maka pemilik rumah kos yang telah melaksanakan penyelenggaraan rumah kos wajib melakukan.
- 12 - penyesuaian dengan Peraturan Bupati ini paling lama 3 (tiga) bulan sejak Peraturan Bupati ini diundangkan. BAB XI KETENTUAN PENUTUP Pasal 17 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah bupaten Sampang. Ditetapkan di : Sampang Pada tanggal : 9 Oktoberer 2018 PJ. BUPATI SAMPANG, ttd H. JONATHAN JUDIANTO. Diundangkan di : Sampang Pada tanggal : 9 Oktober 2018 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SAMPANG, ttd PUTHUT BUDI SANTOSO, SH, M.Si. Pembina Utama Madya NIP. 19610114 198603 1 008 BERITA DAERAH KABUPATEN SAMPANG TAHUN 2018 NOMOR : 47.