BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

BAB IV ANALISIS TOLERANSI ATAR UMAT BERAGAMA DI KALANGAN SISWA DI SMA NEGERI 3 PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PERAN ORGANISASI PEMUDA DALAM MEMBINA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. harus dijaga di Indonesia yang hidup di dalamnyaberbagai macam suku, ras,

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN. a. Keharusan saling mengenal, b. Keberagamaan keyakinan, c. Keberagamaan etnis.

BAB V PENUTUP. mempertahankan identitas dan tatanan masyarakat yang telah mapan sejak lama.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI BERAGAMA PADA PEMBELAJARAN PAI DI SMP NEGERI 23 SEMARANG TAHUN 2011/2012

BAB IV ANALISIS. Pustaka Pelajar, 2001, hlm Azyumardi Azra, Kerukunan dan Dialog Islam-Kristen Di Indonesia, dalam Dinamika

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Pesta Kesenian Bali ke-35, Denpasar, 15 Juni 2013 Sabtu, 15 Juni 2013

BAB I PENDAHULUAN. beragama itu dimungkinkan karena setiap agama-agama memiliki dasar. damai dan rukun dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20. Tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. kalah banyak. Keberagaman agama tersebut pada satu sisi menjadi modal

BAB I PENDAHULUAN. kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1 M. Munir, 2009, Metode Dakwah, Kencana, Jakarta, hlm. 5

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Pemahaman Ayat Al-Qur an Terhadap Pendidikan. Multikultural yang Megajarkan Pengembangan Aqidah

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 2000, hlm Heri Rahyubi, Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik, Nusa Media :

TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia hidup juga berbeda. Kemajemukan suku bangsa yang berjumlah. 300 suku hidup di wilayah Indonesia membawa konsekuensi pada

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Qur'an 1433 H, Jakarta, 7 Agustus 2012 Selasa, 07 Agustus 2012

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. memiliki perbedaan. Tak ada dua individu yang memiliki kesamaan secara

PERAN GURU PAI DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DI SMA NEGERI 1 LANGSA. Skripsi. Diajukan Oleh : SUGIARTI

PERSATUAN DAN KERUKUNAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS TERHADAP TERJADINYA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA. A. Pemahaman Masyarakat Tentang Kerukunan

Peningkatan Kesalehan Sosial demi Terjaganya Harmoni Sosial

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan degradasi moral. Mulai dari tidak menghargai diri sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. Ar-Ruzz Media, 2010) hlm Marno dan M. Idris, Strategi dan Metode Pengajaran, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Agama RI, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan, Jakarta, 2003, Hlm. 5

I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan bermasyarakat dan bemegara serta dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin

BAB V PENUTUP. dalam penelitian novel Saya Mujahid Bukan Teroris karya Muhammad B.

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Isra Miraj Nasional, Jakarta, 7 Juni 2013 Jumat, 07 Juni 2013

BAB I PENDAHULUAN. fisik ataupun mental, sebenarnya merupakan kehendak Tuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya

DALAM AGAMA BUDDHA AGAMA DIKENAL DENGAN:

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Natal Nasional, Jakarta, 27 Desember 2012 Kamis, 27 Desember 2012

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. umum dikenal dengan masyarakat yang multikultural. Ini merupakan salah satu

AL-QUR AN SEBAGAI PERANTARA PENGUATAN KARAKTER (RELIGIUS, TOLERANSI DAN DISIPLIN) MAHASISWA FKIP PGSD UMS ANGKATAN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Amin Abdullah, studi mengenai agama-agama ini bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki pasangan akan selalu saling melengkapi satu sama lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam merupakan agama dakwah, artinya agama yang selalu mendorong

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, Senin, 07 September 2009

BAB I PENDAHULUAN. Putra, 2012), hlm Fatah Syukur, Sejarah Pendidikan Islam, (Semarang: Pustaka Rizki

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak mengenal ruang dan waktu, ia tidak dibatasi tebalnya

I. PENDAHULUAN. menganut agama sesuai dengan keinginannya. Berlakunya Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. 2014), hlm Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Yogyakarta: Jaya Star Nine,

BAB IV ANALISIS TENTANG TOLERANSI MASYARAKAT ISLAM TERHADAP KEBERADAAN GEREJA PANTEKOSTA DI DESA TELAGABIRU

BAB I PENDAHULUAN. Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2009, hal.

BAB I PENDAHULUAN. Kelas Menengah di Yogyakarta, Kontekstualita, (Vol. 30, No. 2, 2015), hlm. 140.

BAB IV KESIMPULAN. dipenuhi dengan budaya-budaya yang beragam di mana mengakui keberagaman,

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No.

Materi PAI. Bab IX Meneladani Perjuangan Rasulullah Saw di Madinah. Oleh Yuliandre

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual; Refleksi Sosial Seorang Cendekiawan Muslim,

Щ6

BAB I PENDAHULUAN Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Jakarta : Logos. Wacana Ilmu, 2009), hlm. 140.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaan merupakan cabang ilmu. cita cita bangsa. Salah satu pelajaran penting yang terkandung dalam

Sambutan Presiden RI Pd Silaturahmi dg Peserta Musabaqah Hifzil Quran, tgl 14 Feb 2014, di Jkt Jumat, 14 Pebruari 2014

BAB V PENUTUP. Al-Quran yang ditelaah melalui konsep Pendidikan Islam, penulis menemukan

C. Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Agama, Suku, Ras, Budaya, dan Gender

03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia.

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh. umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai macam etnis,

A. Latar Belakang Masalah

BAB 31 PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN BERAGAMA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia yakni Al-Qur`an dan Hadits yang di dalamnya. Akhlak dalam Islam merupakan salah satu aspek yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2003), hlm Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Waisak Nasional Tahun 2013, Jakarta, 26 Mei 2013 Minggu, 26 Mei 2013

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

BAB I PENDAHULUAN. macam suku, ras, agama, dan budaya. Keberagaman tersebut tersebar hampir

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan-

BAB I PENDAHULUAN. (Semarang: Aneka Ilmu, 1992), hlm

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Tahun Baru Imlek 2563 Nasional, Jakarta, 3 Februari 2012 Jumat, 03 Pebruari 2012

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

M A K A L A H PENDIDIKAN AGAMA

BAB IV ANALISIS DATA. Bahwasanya kehidupan di dunia ini pada kodratnya diciptakan dalam bentuk yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era global, plural, multi kultural seperti sekarang, setiap saat dapat saja terjadi peristiwa-peristiwa yang tidak dapat terbayangkan dan tidak terduga sama sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia, kemajuan ilmu dan teknologi juga membawa akibat pada melebarnya perbedaan tingkat pendapatan ekonomi antara negara-negara kaya dengan negara miskin. Alat transportasi yang semakin cepat dan canggih berdampak pada hilangnya jarak antara satu wilayah pemangku tradisi keagamaan tertentu dengan pemegang tradisi keagamaan yang lain. Kontak-kontak budaya semakin cepat dan pergesekan kultur serta tradisi tidak terhindarkan, yang bahkan tidak lagi mengenal batas-batas geografis secara konvensional. Internet, e-mail, faksimile, telepon, mobile phone, video dan sebagainya menjadikan anak didik memperoleh pengetahuan lebih cepat dari gurunya. 1 Salah satu bentuk perubahan manusia yang bersifat global dan berhubungan dengan komunitas muslim adalah perubahan perilaku dan fungsi lembaga keagamaan. Berbagai nilai yang tumbuh dan berkembang dari cara manusia merealisasi ajaran agamanya mulai dipertanyakan fungsinya dalam modernitas kehidupan masyarakat. Tidak dapat ditutupi oleh siapapun bahwa fenomena modernitas yang belakangan terjadi ternyata berbarengan dengan munculnya fenomena kebangkitan agama-agama dunia yang pada saat yang sama juga tercium aroma konflik antar pemeluk agama. Sebuah keniscayaan bahwa dalam masyarakat yang multi agama seringkali timbul pertentangan antar pemeluk agama yang berbeda. Secara umum konflik antar pemeluk agama tersebut disebabkan oleh beberapa faktor antara lain seperti: hlm. 4 1 Amin Abdullah, Pendidikan Agama Era Multikultural Multi Religius (Jakarta: PSAP, 2005), 1

pelecehan terhadap agama dan pemimpin spiritual sebuah agama tertentu, perlakuan aparat yang tidak adil terhadap pemeluk agama tertentu, kecemburuan ekonomi dan pertentangan kepentingan politik. 2 Ketegangan intra beragama dan antar umat beragama senantiasa menghiasi perjalanan bangsa ini. Sudah banyak konflik terjadi dalam satu dasawarsa terakhir. Korban tewas dalam konflik sudah tak terhitung. Rumah-rumah peribadatan hancur, sebagian hangus di bakar, sebagian luluh lantak dirobohkan, dan sebagian lainnya rusak oleh amuk massa yang terbakar api kemarahan bersentimen keagamaan. 3 Salah satu bagian penting dari konsekuensi tata kehidupan global yang ditandai kemajemukan etnis, budaya, dan agama tersebut, adalah membangun dan menumbuhkan kembali teologi pluralisme dalam masyarakat. Karena pada hakikatnya kita semua adalah sebagai seorang saudara dan sahabat. Bahkan, Islam melalui Al-Qur an dan Hadistnya juga mengajarkan sikap-sikap toleran. Dalam kaitannya yang langsung dengan prinsip inilah Allah, di dalam Al- Qur an surat Yunus ayat 99, menegur keras Nabi Muhammad SAW ketika beliau menunjukkan keinginan dan kesediaan yang menggebu untuk memaksa manusia menerima dan mengikuti ajaran yang disampaikanya, sebagai berikut: + %&'()*!"#$ +<=>? 9: :; 345 7&8,-./01 GGHBCD(;(E @.7A Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka Apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya. 4 Ayat diatas telah mengisyaratkan bahwa manusia diberi kebebasan percaya atau tidak. Seperti dicontohkan, kaum Yunus yang tadinya enggan beriman, dengan kasih sayang Allah swt. memperingatkan dan mengancam mereka. Hingga kemudian 2 Ainul Yaqin, Pendidikan Multikultural (Yogyakarta : Pilar Media, 2005), hlm. 51-52 3 Amirulloh Syarbini, Al-Qur an dan Kerukunan Hidup Umat Beragama (Bandung: Quanta, 2011), hlm. 2-3 4 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahnya, hlm. 220 2

kaum Yunus yang tadinya membangkang atas kehendak mereka sendiri, kini atas kehendak mereka sendiri pula mereka sadar dan beriman. 5 Demikianlah prinsip dasar Al-Qur an yang berkaitan dengan masalah pluralisme dan toleransi. Karena Islam menilai bahwa syarat untuk membuat keharmonisan adalah pengakuan terhadap komponen-komponen yang secara alamiah berbeda. Seperti halnya agama Islam, agama-agama besar lain juga mengajarkan berbagai norma moral untuk mengatur kehidupan bermasyarakat. Agama Hindu mengajarkan norma moral dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Agama Kristen menonjolkan aspek spiritualitas dalam menanamkan nilai-nilai moral. Begitu pula agama Islam mengajarkan akhlak terhadap diri sendiri, terhadap orang lain, terhadap flora dan fauna serta akhlak terhadap Allah dan Rasul-Nya. 6 Kaitannya dengan aspek pembelajaran ada baiknya perlu diketahui karakteristik khusus mata pelajaran PAI, salah satunya adalah tidak hanya mengantarkan peserta didik untuk menguasai berbagai ajaran Islam, tetapi yang terpenting adalah bagaimana peserta didik dapat mengamalkan ajaran-ajaran itu dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana Azyumardi Azra, bahwa kedudukan pendidikan agama Islam di berbagai tingkatan dalam sistem pendidikan nasional adalah untuk mewujudkan peserta didik yang beriman dan bertaqwa serta berakhlak mulia. 7 Inti dari tujuan pendidikan Islam tersebut adalah untuk membentuk akhlak yang baik, salah satunya adalah manusia yang memiliki sikap toleransi, yaitu manusia yang mampu menghargai dan menghormati sifat dasar, keyakinan, dan perilaku yang dimiliki orang lain. Demi tujuan itu, maka pendidikan dianggap sebagai instrumen penting. Sebab, pendidikan sampai sekarang masih diyakini mempunyai peran besar dalam membentuk karakter individu-individu yang dididiknya. Hal tersebut dengan suatu 5 Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur an (Jakarta: Lentera Hati, 2005), cet 1, vol 6. hlm. 164 6 Bustanuddin Agus, Agama Dalam Kehidupan Manusia Pengantar Antropologi Agama (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006 ), hlm. 255. 7 Ruhyana, Model Konsiderasi Pembelajaran Pai Materi Tasamuh/Toleransi Di SMP Kelas Ix Dalam Internalisasi Nilai-Nilai Akhlak Mulia, Blog at WordPress.com, October 4, 2011 3

pertimbangan, bahwa salah satu peran dan fungsi pendidikan agama diantaranya adalah untuk meningkatkan keberagamaan peserta didik dengan keyakinan agama sendiri, dan memberikan kemungkinan keterbukaan untuk menumbuhkan sikap toleransi terhadap agama lain. Dalam konteks ini, tentu saja pengajaran agama Islam yang diajarkan di sekolah-sekolah di tuntut untuk selalu menanamkan nilai-nilai toleransi beragama. 8 Penting kiranya bagi seorang guru atau sekolah untuk menerapkan secara langsung beberapa aksi guna membangun pemahaman keberagamaan yang moderat di sekolah, untuk memperoleh keberhasilan bagi terealisasinya tujuan mulia yaitu perdamaian dan persaudaraan abadi di antara orang-orang yang pada realitasnya memang memiliki agama dan iman berbeda. 9 Di SMP Negeri 23 Semarang sebagian siswa maupun guru mempunyai latar belakang yang berbeda-beda. Seperti latar belakang ekonomi, sosial, maupun dalam hal keberagamaan. Disana ada sebagian siswa dan guru yang beragama non muslim, meskipun sebagian besar guru dan murid beragama Islam. Sebab itulah pendidikan agama Islam yang dilaksanakan di SMP Negeri 23 Semarang dituntut untuk selalu menanamkan nilai-nilai toleransi antar umat beragama dalam rangka mewujudkan kondisi pembelajaran yang kondusif. Karena dengan terciptanya suasana pembelajaran yang kondusif, maka tujuan pendidikan yang utama akan tercapai. Pemahaman keberagamaan yang multikultural berarti menerima adanya keragaman ekspresi budaya yang mengandung nilai-nilai kemanusiaan dan keindahan. Hal tersebut sejalan dengan visi SMP Negeri 23 Semarang yang mengedepankan kualitas intelektual dan seni budaya sebagai sarana untuk mencapai prestasi. Proses penanaman nilai-nilai toleransi beragama di SMP Negeri 23 Semarang dapat dilihat pada saat pembelajaran PAI berlangsung pada suatu kelas. Karena dalam satu kelas ada beberapa siswa memiliki agama yang berbeda yaitu Islam, Kristen, Katolik, dan Hindu maka pada saat pembelajaran PAI berlangsung, siswa hlm. vii 8 Syamsul Ma arif, Pendidikan Pluralisme di Indonesia, (Jogjakarta: Logung Pustaka, 2005), 9 Ainul Yaqin, Pendidikan Multikultural, hlm. 61 4

yang beragama non muslim diberi kesempatan memilih untuk mengikuti pembelajaran PAI di kelas atau lebih memilih belajar di ruang agama. Karena hal tersebutlah di SMP Negeri 23 Semarang selain masjid sebagai tempat peribadatan SMP Negeri 23 juga menyediakan ruang agama yang biasa digunakan untuk tempat peribadatan bagi anggota sekolah yang beragama non Islam. Kedua tempat peribadatan tersebut memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai tempat beribadah dan tempat pembelajaran agama. Menurut hemat peneliti pembelajaran pendidikan agama Islam yang dilaksanakan di SMP Negeri 23 Semarang berbeda dengan sekolah yang lain. Karena pembelajaran pendidikan agama Islam yang dilaksanakan di SMP Negeri 23 selalu menekankan penanaman nilai-nilai toleransi beragama. Sehingga terjalin hubungan yang harmonis di lingkungan sekolah. Dengan itu peneliti memberanikan diri untuk mengajukan penelitian yang berjudul Penanaman Nilai-Nilai Toleransi Beragama Pada Pembelajaran PAI di SMP Negeri 23 Semarang Tahun 2011/2012. B. Rumusan Masalah Berasal dari latar belakang diatas, maka peneliti perlu merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana proses penanaman nilai-nilai toleransi beragama pada pembelajaran PAI di SMP Negeri 23 Semarang tahun 2011/2012? 2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat proses penanaman nilai-nilai toleransi beragama pada pembelajaran PAI di SMP Negeri 23 Semarang tahun 2011/2012? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana proses penanaman nilai-nilai toleransi beragama pada pembelajaran PAI di SMP Negeri 23 Semarang tahun 2011/2012. 2. Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat proses penanaman nilai-nilai toleransi beragama pada pembelajaran PAI di SMP Negeri 23 Semarang tahun 2011/2012. 5

Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan terhadap pendidik secara umum tentang pentingnya penanaman nilai-nilai toleransi beragama pada pembelajaran PAI. 2. Secara praktis penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan peserta didik yang berakhlaq dengan mampu bersikap toleran terhadap sesama. Sehingga akan tercapai perdamaian dan persaudaraan abadi di antara masyarakat yang pada realitasnya memang memiliki agama dan iman berbeda. 6