PELAKSANAAN PENGERJAAN PENGEBORAN SUMUR DALAM

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan : PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH SMK PENERBANGAN ACEH Lokasi : BLANG BINTANG - ACEH BESAR Tahun Anggaran : 2014

TUGAS MATA KULIAH METODE KONSTRUKSI

Materi kuliah dapat didownload di

UJI SUMUR TUNGGAL DENGAN PEMOMPAAN BERTINGKAT ( STEP DRAWDOWN TEST ) UNTUK IRIGASI AIR TANAH DI SUMUR DALAM PROBOLINGGO (SDPB) 195, DESA

5- PEKERJAAN DEWATERING

KERANGKA ACUAN KERJA ( TERM OF REFERENCE TOR )

SYARAT-SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBUATAN SUMUR BOR

METODE PELAKSANAAN DRILLING & GROUTING WATERSTOP (TUBE A MANCHETTE METHOD)

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH KERANGKA ACUAN KERJA ( TERM OF REFERENCE TOR ) KEGIATAN KEGIATAN PEMBANGUNAN SUMUR BOR DI DAERAH RAWAN KERING

BAB II PEMBAHASAN MATERI. fluida incompressible (fluida yang tidak mampu mampat) dari tempat yang rendah

DRILLING SERVICE BANDUNG

PEMBORAN EXPLORASI MANCARI DAN MENGGAMBARKAN BAGAIMANA PROSES PEMBORAN EXPLORASI

Tata cara pembangunan sumur produksi dengan pengeboran sistem sirkulasi langsung

HASIL KOREKSI ARITMATIKA URAIAN PEKERJAAN SELISIH

LAMPIRAN V KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Nomor : 1451 K/10/MEM/2000 Tanggal : 3 November 2000

Acara Well Log Laporan Praktikum Geofisika Eksplorasi II

BAB I PENDAHULUAN. air bersih semakin meningkat dan sumber-sumber air konvensional yang berupa

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini, akan diuraikan latar belakang masalah

LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : KEP-170/PJ/2002 TANGGAL : 28 Maret 2002

Tanah di Provinsi Banten ini adalah untuk : Potensi Air Tanah di Provinsi Banten ini adalah sebagai berikut :


LAMPIRAN IX KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Nomor : 1451 K/10/MEM/2000 Tanggal : 3 November 2000

MAKALAH TEKNIK PENGEBORAN DAN PENGGALIAN JENIS-JENIS PEMBORAN

KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR :1451 K/10/MEM/2000 TANGGAL : 3 November 2000

DAFTAR ISI. 1. Ruang Lingkup Acuan Normatif Istilah dan Definisi Ketentuan Umum KetentuanTeknis...2. Lampiran A...

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG IZIN PENGELOLAAN AIR TANAH

NO. JENIS PENGHASILAN PERKIRAAN PENGHASILAN NETO

Teknik Pemboran. Instruktur : Ir. Aris Buntoro, MSc.

BAB 5 DASAR POMPA. pompa

MODIFIKASI PENGESETAN LINER DAN PEMBERSIHAN LATERAL SECTION DALAM PENYELESAIAN SUMUR HORIZONTAL PRP-CC5

PERKIRAAN PENGHASILAN NETO ATAS SEWA DAN PENGHASILAN LAIN SEHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN HARTA

Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2017

LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : KEP-176/PJ/2000 TANGGAL : 26 JUNI 2000

I. PENGUKURAN INFILTRASI

Evaluasi Penggunaan Rig 550 HP Untuk Program Hidrolika Pada Sumur X Lapangan Y

II. PENGENALAN ALAT BOR DAN KOMPONEN ALAT BOR

PEDOMAN PERENCANAAN PENGADAAN AIR BERSIH PEDESAAN PROGRAM JRF - REKOMPAK

1. Reservoir berada di bawah perkotaan, lalu lintas yang ramai, tempat-tempat bersejarah ataupun lahan perkebunan (pertanian).

Persyaratan agar Pondasi Sumuran dapat digunakan adalah sebagai berikut:

JENIS DAN SIFAT FLUIDA BOR. Kelompok I

BAB III ALAT PENGUJIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

Cahaya Rosyidan*, Irfan Marshell,Abdul Hamid

Tata cara analisis data pengujian surutan bertahap pada sumur uji atau sumur produksi dengan metode Hantush-Bierschenk

BUKU MANUAL PERENCANAAN DAN KONSTRUKSI SUMUR DAN SUMUR BOR

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i. HALAMAN PENGESAHAN...iii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH...iv. KATA PENGANTAR...v. HALAMAN PERSEMBAHAN...

LD NO.5 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH I. UMUM

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i. HALAMAN PENGESAHAN...ii. KATA PENGANTAR...iii. HALAMAN PERSEMBAHAN...iv. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH...

BAB III METODOLOGI PEMBUATAN MESIN ECM SINGLE AXIS. Alat-alat utama yang digunakan pada pembutan mesin ECM ini diantara lain :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan zat kehidupan, dimana tidak satupun mahluk hidup di planet bumi ini yang tidak membutuhkan air.

KOP PERUSAHAAN. : Malang. Berdasarkan ketentuan yang berlaku, bersama ini kami lampirkan data-data untuk pertimbangan Bapak sebagai berikut :

244/PMK.03/2008 JENIS JASA LAIN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 23 AYAT (1) HURUF C ANGKA 2 UNDANG-

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: EVALUASI METODE CASING DRILLING PADA TRAYEK CASING 13-3/8 DI SUMUR SP-23

DRAINASE BAWAH PERMUKAAN (SUB SURFACE)

3 METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Perancangan Instalasi Penjernihan Air (IPA)

BAB II HAND BORING. 2.1 Referensi. Tanah. ITB Dasar Teori

Oleh: I Nengah Simpen. Promotor: Prof. Dr. Ir. I Nyoman Sutarpa Sutama, M.S Ko Promotor: 1. Prof. Ir. I Wayan Redana, M.Sc, Ph.D

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB VII SISTEM PENYEMENAN (CEMENTING SYSTEM)

PRESSUREMETER TEST (PMT)

METODE PEKERJAAN BORE PILE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR. Gambar 1 : Peta Area Terdampak

BAB I PENDAHULUAN. tekanan balik dari sumur yang biasa disebut kick. Kick merupakan tekanan balik

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan fluida dari suatu tempat yang rendah ketempat yang. lebih tinggi atau dari tempat yang bertekanan yang rendah ketempat

EVALUASI PENANGGULANGAN LOST CIRCULATION PADA SUMUR M-1 DAN M-2 LAPANGAN X PHE WMO

Tata cara pencatatan akuifer dengan metode logging geolistrik tahanan jenis short normal (SN) dan long normal (LN) dalam rangka eksplorasi air tanah

BABV PELAKSANAAN PERKUATAN DINnING GALIAN DENGAN METODE "SOIL NAILING" PADA PROYEK MENARA DEA

memudahkan dan menajamin ketelitian pekerjaan di lapangan. Tahapan pekerjaan

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

TUGAS AKHIR PERENCANAAN POMPA SENTRIFUGAL PENGISI KETEL DI PT. INDAH KIAT SERANG

HALAMAN JUDUL... i. KATA PENGANTAR... iv. RINGKASAN... vi. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR TABEL... xii BAB I PENDAHULUAN...

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2002 TENTANG

Aplikasi Well Logging untuk Penempatan Pipa Saringan Sumur Bor Air Tanah di Desa Banyu Irang Kecamatan Kalimantan Selatan

LAMPIRAN VII KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Nomor : 1451 K/10/MEM/2000 Tanggal : 3 November 2000

Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Jln. Madukoro AA BB No 44 Telp , , Fax.

Proses Pemboran Sumur CBM. Rd Mohammad Yogie W

BAB IV PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI TIANG BOR DENGAN METODE ENLARGED BASE BORED PILE. Contoh pelaksanaan pekerjaan lubang bor No.

TATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN

I. PENDAHULUAN. tanggul, jalan raya, dan sebagainya. Tetapi, tidak semua tanah mampu mendukung

Tata cara pengukuran tekanan air pori tanah dengan pisometer pipa terbuka Casagrande

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

STUDI LABORATORIUM PENGARUH PENAMBAHAN LIGNOSULFONATE PADA COMPRESSIVE STRENGTH DAN THICKENING TIME PADA SEMEN PEMBORAN KELAS G

Tata cara pemasangan dan pembacaan alat ukur regangan tanah

METODE PELAKSANAAN DRILLING & GROUTING DOWNSTAGE METHOD

UPAYA ATASI JEPITAN DI ZONA LOSS DENGAN METODE PEMOMPAAN RATE TINGGI DI SUMUR-SUMUR PANASBUMI KAMOJANG

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 5 SPESIFIKASI BANGUNAN IPAL DAN PERALATAN

BAB 3 INSTRUKSI KERJA (IK)

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG PERIZINAN DI BIDANG PENGAMBILAN AIR TANAH


Lampiran : Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 13 Tahun 2007 Tanggal : 06 November 2007

SPESIFIKASI TEKNIK 1. LOKASI DAN URAIAN PEKERJAAN

Transkripsi:

PELAKSANAAN PENGERJAAN PENGEBORAN SUMUR DALAM 1. TAHAP PERSIAPAN 2. TAHAP PEMBORAN AWAL (PILOT HOLE) 3. TAHAP ELECTRICAL LOGING 4. TAHAP PEMBERSIHAN LUBANG BOR (REAMING HOLE) 5. TAHAP KONSTRUKSI PIPA CASING DAN SARINGAN (SCREEN) 6. TAHAP PENYETORAN KERIKIL PEMBALUT (GRAVEL PACK) 7. TAHAP PENCUCIAN DAN PEMBERSIHAN (WELL DEVELOPMENT) 8. TAHAP PENGECORAN 9. TAHAP UJI PEMOMPAAN (PUMPING TEST) 10.TAHAP FINISHING

I. TAHAP PERSIAPAN Dalam pelaksanaan pekerjaan pemboran tahap pekerjaan persiapan meliputi : 1. Pekerjaan Mobilisasi Sebelum pekerjaan lapangan dimulai, dilakukan mobilisasi atau mendatangkan peralatan dan bahan-bahan pemboran beserta personelnya ke lokasi pemboran. Tahap mobilisasi ini dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan lapangan. 2. Pekerjaan Persiapan Lokasi Pada tahap pekerjaan ini meliputi : a. Pembersihan, perataan dan pengerasan lokasi untuk posisi tumpuan mesin bor. b. Pembuatan bak Lumpur, bak control dan selokan untuk sirkulasi Lumpur bor. c. Penanaman casing pengaman sedalam 1-2 m pada posisi titik bor apabila formasi lapisan tanah paling atas yang akan dibor merupakan lapisan formasi yang mudah runtu. d. Penyetelan (setting) mesin bor beserta menara (rig), penyetelan (setting) pompa Lumpur beserta selang-selangnya. e. Penyedian air serta pengadukan Lumpur bor untuk sirkulasi pemboran. II. TAHAP PEMBORAN AWAL Sistem pemboran yang diterangkan disini adalah menggunakan system bor putar (rotary drilling) dan tekanan bawah (pull down pressure) yang dibarengi dengan sirkulasi Lumpur bor (mud flush) kedalam lubang bor. Pemboran pilot hole adalah pekerjaan pemboran tahap awal dengan diameter lobang kecil sampai kedalaman yang dikehendaki, diameter pilot hole biasanya antara 4 sampai dengan 8 inchi, Selain itu juga ditentukan dengan kemampuan atau spesifikasi mesin bor yang digunakan. Hal-hal yang perlu diamati dalam pekerjaan pemboran pilot hole adalah : Kekentalan (viskositas) Lumpur bor Kecepatan mata bor dalam menebus formasi lapisan tanah setiap meternya (penetrasi waktu permeter) Contoh gerusan (pecahan) formasi lapisan dalam setiap meternya. Contoh (sample) pecahan formasi lapisan tanah (cutting) dimasukkan dalam plastik kecil atau kotak sample dan masing-masing diberi nomor sesuai dengan kedalamanya. Adapun maksud

pengambilan sample cutting adalah sebagai data pendukung hasil electrical logging untuk menentukan posisi kedalaman sumber air (akuifer) III. TAHAP ELECTRICAL LOGING Electrical Loging tujuannya adalah untuk mengetahui letak (posisi) akuifer air, tahap pekerjaan ini sebagai penentu konstruksi saringan (screen). Electrical Loging dilakukan dengan menggunakan suatu alat, dimana alat tersebut menggunakan konfigurasi titik tunggal dimana eletroda arus dimasukakan kedalam lubang bor dan elektroda yang lain ditanam dipermukaan. Arus dimasukkan kedalam lubang elektroda yng kemudian menyebar kedalam formasi disekitar lubang bor. Sebagian arus kembali ke elektroda di permukaan dengan arus yang telah mengalami penurunan. Penurunan inilah yang diukur. IV. TAHAP PEMBERSIHAN LUBANG BOR (REAMING HOLE) Yang dimaksud dengan reaming adalah memperbesar lubang bor sesuai dengan diameter konstruksi pipa casing dan saringan (screen) yang direncanakan. Hal-hal yang diamati dalam tahap pekerjan reaming adalah sama seperti pada tahap pekerjaan pilot hole, hanya pada pekerjaan reaming cutting (formasi lapisan tanah) tidak perlu diambil lagi. Ideal selisih diameter lobang bor dengan pipa casing adalah 6 inchi. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah masuknya konstruksi pipa casing dan saringan (sreen) serta masuknya penyetoran kerikil pembalut (gravel pack). V. TAHAP KONSTRUKSI PIPA CASING DAN SARINGAN (SCREEN) Pada tahap ini peletakan pipa casing dan saringan (screen) harus sesuai dengan gambar konstruksi yang telah direncanakan. Terutama peletakan konstruksi saringan (screen) harus didasarkan atas hasil electrical logging dan analisa cutting. Selain itu juga didasarkan atas kondisi hydrogeology daerah pemboran. Dari pemahaman aspek-aspek hydrogeology diharapkan perencanaan sumur dalam yang dihasilkan mampu memberikan sumur pemanfatan (life time) yang maksimal dan kapasitas yang optimal dengan memperhatikan kelestarian lingkungan didaerah sekitar pemboran. VI. TAHAP PENYETORAN KERIKIL PEMBALUT(GRAVEL PACK) Maksud dan tujuan penyetoran kerikil pembalut (gravel pack) adalah untuk menyaring masuknya air dari formasi lapisan akuifer kedalam saringan (screen) dan mencegah masuknya partikel kecil seperti pasir ke dalam lubang saringan (screen). Adapun cara penyetoran kerikil pembalut (gravel pack) adalah dibarengi dengan sirkulasi (spulling) air yang encer supaya kerikil pembalut (gravel pack) dapat tersusun dengan sempurna pada rongga antara konstruksi pipa casing dengan dinding lubang bor. VII. TAHAP PENCUCIAN DAN PEMBERSIHAN (WELL DEVELOPMENT)

Tahap pekerjaan pencucian dan pembersihan sumur dalam dilakukan dengan maksud untuk dapat membersihkan dinding zona invasi akuifer erta kerikil pembalut dari partikel hlus, agar seluruh bukaan pori atau celah akuifer dapat terbuka penuh sehinga ar tanah dapat mengalir kedalam lubang saringan (screen) dengan sempurna. Manfaat dari tahap Well Development ini adalah : Menghilangkan atau mengurangi penyumbatan (clogging) akuifer pada dinding lobang bor. Meningkatkan porositas dan permeabilitas akuifer disekeliling sumur dalam. Menstabilakan formasi lapisan pasir disekeliling saringan, sehingga pemompaan bebas dari kandungan pasir. Pelaksanaan tahap Well Development dilakukan dengan cara : 1. Water Jetting Peralatan yang digunakan disebut Jetting Tool, yaitu suatu alat dari pipa yang mempunyai 4 lobang (dozzle). Alat ini dimasukkan kedalam sumur dalam pada tiap-tiap interval saringan secara berurutan dari bawah keatas dengan penghantar pipa bor yang dihubungkan dengan pompa yang dihubungkan dengan pompa tekan yang memompakan air bersih kedalam sumur dalam. Pada pengoperasiannya, alat ini digerakkan berputar-putar atau dengan memutar-mutar pipa penghantarnya dan naik turun sepanjang saringan (screen). 2. Air Lift Pada metode air lift ini dimulai dengan pelepasan tekanan udara kedalam sumur dalam dari tekanan kecil kemudian perlahan-lahan diperbesar. Pekerjaan air lift ini dilakukan mulai dari interval saringan paling atas ke bawah secara berurutan hingga ke dasar sumur dalam. VIII. TAHAP PENGECORAN (GROUTING) Maksud dan tujuan dari tahap grouting ini adalah : - Sebagai penguat (tumpuan) konstruksi pipa casing. - Untuk menutup (mencegah) masuknya air permukaan (air atas) kedalam pipa casing melalui saringan (screen). IX. TAHAP UJI PEMOMPAAN (PUMPING TEST) Maksud dan tujuan uji pemompaan (pumping test) ini adalah untuk mengetahui kondisi akuifer

dan kapasitas jenis sumur dalam, sehingga dapat untuk memilih jenis serta kapasitas pompa ang sesuai yang akan dipasang disumur dalam tersebut. Data-data yang dicat dalam uji pemompaan adalah : a. Muka air tanah awal (pizometrikawal) b. Debit pemompaan c. Penurunan muka air tanah selama pemompaan (draw-down) d. Waktu sejak dimulai pemompaan e. Kenaikan muka air tanah setelah pompa dimatikan f. Waktu setelah pompa dimatikan Uji pemompaan dilakukan melalui 2 tahap : 1) Uji pemompaan bertahap (step draw-doen test) Uji pemompaan yang dilakukan 3 step, masing-masing selama 2 jam dengan variasi debit yang berbeda. 2) Uji pemompaan panjang Uji pemompaan ini umumnya dilakukan selama 2x 24 jam dengan debit tetap. Pada uji pemompaan ini dimbil sample air 3 kali, yaitu pada awal pemompaan, pertengahan dan akhir pemompaan. Maksud dan tujuan pengambilan sample air adalah untuk pemeriksaan (analisa) kualitas air, apakah air yang dihasilkan dari sumur dalam tersebut memenuhi standar air minum yang diizinkan. Kualitas air yang dianalisa adalah : - PH (keasaman atau kebasaan) air tersebut. - Kadar unsure-unsur kimia terkandung dalam air tersebut. - Jumlah zat pada terlarut (TDS). X. TAHAP FINISHING Tahap finishing meliputi : o Pemasangan pompa submersible permanent, panel listrik serta instalasi kabel-kabelnya. o Pembuatan bak control (manhole) apabila well head posisinya dibawah level tanah, pembuatan apron apabila well head posisinya diatas level tanah. o Pembuatan instalasi perpipaan, asesoris serta Well Cover. o Pembersihan dan perapihan lokasi.