BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sarana dan prasarana bangsa untuk memajukan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu pendidikan merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dalam rangka mewujudkan pembangunan bangsa (Oktarina, 2010 : 1). Tujuan dari pendidikan itu sendiri sebagaimana diungkapkan dalam UU RI No 20 Th 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah: untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan pendidikan tersebut hanya akan terwujud bilamana mendapat dukungan dari pihak-pihak terkait terutama dari pihak lembaga pendidikan (sekolah), peserta didik dan juga orang tua dari peserta didik. Bagi peserta didik selaku individu yang menjalani pendidikan dituntut untuk bisa disiplin dalam belajar. Adapun disiplin itu sendiri menurut Amriany dkk (2004 : 180) menunjuk pada suatu sikap, tingkah aku atau perbuatan yang sesuai dengan peraturan, baik yang tertulis maupun tidak. Rohmani (2017 : 2) menyebutkan bahwa kedisiplinan dalam belajar sangat dibutuhkan siswa selaku peserta didik agar dapat menunjang jalannya proses belajar mengajar. Kedisiplinan belajar ditunjukkan dengan ketaatan terhadap aturan-aturan belajar. Peraturan belajar yang harus ditaati tidak hanya peraturan sekolah, namun juga di rumah. Siswa dapat disebut disiplin apabila mampu mematuhi aturan-aturan di sekolah dengan baik, serta mengikuti pembelajaran di kelas secara tertib. Kedisiplinan belajar siswa juga dilihat dari kepatuhan terhadap peraturan belajar di 1
rumah yang ditunjukkan dengan belajar sesuai jadwal yang ditentukan dan mengerjakan pekerjaan rumah tepat waktu (Arnasiwi, 2013 : 2). Kedisiplinan yang dimiliki seseorang tidak muncul secara spontan dari dalam dirinya, melainkan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Hamalik (2010 : 108) menyatakan bahwa kedisiplinan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri individu, sedangkan faktor eksternal berasal dari lingkungan. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi kedisiplinan yaitu keadaan keluarga. Sebagaimana diketahui bahwa keluarga adalah lembaga pertama dalam kehidupan anak, tempat belajar sebagai mahluk sosial juga merupakan dasar pembentukan tingkah laku, watak, moral dan pendidikan anak. Interaksi di dalam keluarga akan menentukan pula tingkah laku terhadap orang lain dalam masyarakat. Orangtua sangat besar peranan dan tanggungjawabnya dalam mendidik dan membimbing anak-anaknya. Selajutnya menurut Gunarso (2009 : 5) lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama yang mula-mula memberikan pengaruh yang mendalam bagi anak. Dari anggota-anggota keluarganya (ayah, ibu, dan saudara-saudaranya) anak memperoleh segala kemampuan dasar, baik intelektual maupun sosial. Setiap sikap, pandangan, dan pendapat orang tua atau anggota keluarga lainnya akan dijadikan contoh oleh anak dalam berperilaku. Dalam hal ini berarti lingkungan keluarga sebagai lingkungan pendidikan yang pertama ini sangat penting dalam membentuk pola kepribadian anak. Karena di dalam keluarga, anak pertama kali mendapat pengetahuan tentang nilai dan norma. Pendidikan dan pembinaan anak dalam keluarga sangat menentukan perkembangannya di kemudian hari, termasuk disiplin dirinya (Unaradjan, 2003: 22). Anak menjadikan orang tua sebagai model atau contoh dalam kehidupan sehari-hari. Pengasuhan orang tua dan pengalaman diri dari masa kecil hingga tumbuh besar sangat berpengaruh bagi kedisiplinan anak, termasuk kedisiplinan belajar. Setiap orang tua mempunyai cara tersendiri dalam mengasuh anak yang disebut dengan pola asuh. Pola asuh disebut juga dengan gaya pengasuhan. Gaya pengasuhan merupakan 2
pola perilaku orang tua yang paling menonjol atau yang paling dominan dalam menangani anaknya sehari-hari (Sunarti, 2004: 93). Pola asuh orang tua merupakan suatu usaha yang dapat lakukan orang tua dalam mendidik anak sebagai rasa dan perwujudan tanggung jawabnya terhadap anaknya. Setiap orang tua memiliki pola asuh yang berbeda-beda, dan masing-masing pola asuh tersebut mempunyai kekurangan dan kelebihan yang harus diketahui serta dipahami orang tua. Oleh karena itu maka orang tua harus selektif dalam memilih pola asuh yang dapat memberikan pengaruh positif bagi anak. Hal ini mengingat bahwa pada kenyataannya orangtua terkadang menggunakan pola asuh yang kurang sesuai dalam menerapkan kedisiplinan bagi anak-anaknya. Penggunaan pola asuh seperti ini merupakan penghalang bagi terciptanya kedisiplinan belajar pada anak, sehingga banyak dijumpai meskipun orangtua merasa telah memberikan perhatian dan pola asuh yang baik namun ternyata kedisiplinan belajar anak belum memuaskan seperti yang diharapkan. Sejumlah penelitian sebelumnya yang mengkaji keterkaitan diantara pola asuh orang tua dengan kedisiplinan belajar siswa telah dilakukan. Krisantia dkk (2013) menemukan bahwa terdapat hubungan antara pola asuh orang tua terhadap disiplin belajar siswa di SMP Negeri 2 Negri katon Tahun Pelajaran 2012/2013 dimana keeratan hubungannya tergolong kuat. Afiatul (2015) menemukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan tingkat kedisiplinan siswa kelas V di MI An-Nashriyah kecamatan Lasem kabupaten Rembang Tahun Ajaran 2014/2015. Berdasarkan uraian di atas maka dalam penelitian ini dikaji lebih lanjut tentang perbedaan kedisiplinan belajar siswa berdasarkan pola asuh orang tua. Sebagai subjek penelitian dipilih siswa SMP Negeri 7 Salatiga. Adapun pertimbangan dipilihnya subjek penelitian sebagaimana disebutkan di atas adalah karena ditemukannya permasalahan kedisiplinan belajar siswa di sekolah tersebut berdasarkan hasil wawancara awal dengan guru Bimbingan dan Konseling pada tanggal 2 Agustus 2017. Menurut informasi beliau bahwa sejumlah siswa memiliki 3
prestasi belajar yang kurang dimana hal tersebut umumnya berhubungan dengan kurang disiplinnya para siswa tersebut dalam belajar. Hal ini diperburuk dengan kurangnya perhatian dari para orang tuanya dalam mengasuh anaknya. Bukti nyata misalnya ketika ada panggilan konsultasi dari pihak sekolah terkait perkembangan siswa, ada orang tua yang tidak datang sesuai dengan jam konsultasi yang telah ditentukan bahkan ada yang baru datang di hari berikutnya. Ini menunjukkan bahwa orang tua tidak terlalu memperhatikan perkembangan anaknya di sekolah sehingga ketika ada persoalan ketidak disiplinan siswa dalam belajar, orang tua tidak merespon dengan cepat panggilan konsultasi dari pihak sekolah. Berdasarkan gambaran awal permasalahan yang ada di SMP Negeri 7 Salatiga tersebut maka menarik untuk dikaji lebih lanjut tentang perbedaan kedisiplinan belajar siswa berdasarkan pola asuh orang tua. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah maka adapun yang menjadi masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: apakah ada perbedaan yang signifikan kedisiplinan belajar siswa SMP Negeri 7 Salatiga berdasarkan pola asuh orang tua? 1.3 Tujuan Penelitian Dalam penelitian terdapat tujuan- tujuan tertentu yang diharapkan oleh peneliti. Adapun tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan kedisiplinan belajar siswa SMP Negeri 7 Salatiga berdasarkan pola asuh orangtua. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan bahwa pilihan pola asuh yang diterapkan oleh orang tua menentukan 4
tingkat kedisiplinan anak dalam belajar. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Dariyo (2004 : 97) bahwa pola asuh dari orang tua sangat mempengaruhi perilaku anak termasuk didalamnya menyangkut kedisiplinan belajar. Demikian halnya Djamarah (2004 : 24) bahwa bila pola asuh yang diterapkan pada anak baik maka akan membentuk anak dengan kedisiplinan belajar yang baik pula, sedangkan bila orang tua salah dalam menerapkan pola asuh akan berdampak buruk pada perkembangan kedisiplinan belajar anak. Hasil penelitian ini diharapkan juga dapat dijadikan bahan acuan untuk pengembangan penelitian terkait lebih lanjut. 1.4.2 Manfaat Praktis Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak terkait yaitu: 1. Bagi orang tua, sebagai bahan informasi tentang pembentukan kedisiplinan belajar siswa sehingga para orangtua dapat bersikap tepat di dalam memberikan pola asuh kepada anaknya. 2. Bagi guru dapat dijadikan bahan informasi tentang kedisiplinan belajar siswa dengan pola asuh orangtua, sehingga diharapkan guru dapat memberikan bimbingan serta arahan kepada anak didiknya agar keberhasilan bisa dicapai. 5