LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE PROVINSI JAWA TIMUR. Masa Persidangan IV Tahun Sidang Maret 2019

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. manufaktur jembatan, dan konstruksi baja lainnya. 2. PN. SABANG MERAUKE dahulu Machinefabriek & Scheeepswerf NV.

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63/DPD RI/IV/ TENTANG HASIL PENGAWASAN

PERBANDINGAN AD WIKA DAN USULAN AD WIKA ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI

LAPORAN SINGKAT KOMISI VI DPR RI B I D A N G PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UKM, BUMN, INVESTASI, BSN DAN KPPU

LAPORAN KUNJUNGAN PANJA MINERBA KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI LAMPUNG PENINJAUN TERMINAL BATUBARA TARAHAN. PT. BUKIT ASAM (Persero) MASA PERSIDANGAN I

2 Di samping itu, terdapat pula sejumlah permasalahan yang dihadapi sektor Energi antara lain : 1. penggunaan Energi belum efisien; 2. subsidi Energi

VII. ANALISIS LINGKUNGAN DAN LEGALITAS

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

KESIMPULAN/KEPUTUSAN RAPAT. 1. Ketua Rapat membuka rapat pada pukul WIB setelah kuorum terpenuhi, dan rapat dinyatakan terbuka untuk umum.

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VI DPR RI BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS (BPKS) SABANG DI PROVINSI ACEH

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1971 setelah penggunaan nama PT Pembangunan Perumahan pada

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 21/PMK.011/2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH PADA BADAN USAHA MILIK

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PENGARAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA FORUM DIALOG DENGAN PIMPINAN REDAKSI JAKARTA, 30 JUNI 2015

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya adalah melakukan restrukturisasi. Alasan utama restrukturisasi untuk

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 4 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. PT (Persero) Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI) didirikan sebagai realisasi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Delta Rekadaya Mandiri. PT Delta Rekadaya Mandiri didirikan di Jakarta

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

DISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.118, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Infrastruktur. Perusahaan. Pembiayaan.

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero)

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Perumusan masalah menjelaskan mengenai butir-butir permasalahan yang akan

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

Paparan Publik Tahunan. Jakarta, 11 Agustus 2015

2015, No Sumber Daya Mineral tentang Ketentuan dan Tata Cara Penetapan Alokasi dan Pemanfaatan Serta Harga Gas Bumi; Mengingat : 1. Undang-Und

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VI DPR RI KE PROVINSI JAWA TIMUR PADA MASA PERSIDANGAN II TAHUN SIDANG TANGGAL FEBRUARI 2015

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti buku, block note, buku hard cover, writing letter pad, dan lainnya. Industri

BAB 1 PENDAHULUAN. Batubara merupakan bahan galian yang strategis dan salah satu bahan baku energi

2016, No Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nom

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) merupakan hasil merger dari

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI XI DPR RI KE JAWA TENGAH 5 s.d. 7 Juli 2009

RISALAH PAPARAN PUBLIK 2013 PT JABABEKA TBK PRESIDENT LOUNGE, MENARA BATAVIA 21 JUNI 2013

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI KALIMANTAN TIMUR MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG

ANALISA INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP BIAYA VOLUME LABA PADA PT BARATA INDONESIA GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia bahwa Sampai dengan September ini konsumsi semen di

INSTRUMEN KELEMBAGAAN KONDISI SAAT INI POTENSI DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ENERGI INDIKASI PENYEBAB BELUM OPTIMALNYA PENGELOLAAN ENERGI

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH PADA PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS (PT) PAPUA GRACIA AIRLINES

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan

Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia

BUPATI TIMOR TENGAH UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG

PAPARAN PUBLIK. PT ASIAPLAST INDUSTRIES Tbk. lndustri Flexible Film & Sheet, Leatherette dan Rigid Film & Sheet TANGERANG, 31 MEI 2018

KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : KEP- 102/M-BUMN/2002 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuannya secara maksimal. suatu Sistem Informasi yang sekaligus dapat memanajemen kegiatan-kegiatan

BAB II PROFIL PT. KHARISMA PEMASARAN BERSAMA NUSANTARA (KPBN) CABANG MEDAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

Ringkasan. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

Gubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016

Berdasarkan beberapa ahli manajemen, pengertian manajemen operasi yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. PT. INTI berdiri pada tanggal 30 Desember 1974, beralamat di jalan Moh. Toha

BAB I PENDAHULUAN. ada habisnya dan semakin berkembang. Apabila orientasi perusahaan adalah

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Tata Cara

Menteri Perindustrian Republik Indonesia. Menghidupkan Kembali Sektor Industri Sebagai Penggerak Ekonomi Nasional

PRESS RELEASE PAPARAN PUBLIK 2015 PT KMI WIRE AND CABLE Tbk 11 AGUSTUS 2015

LAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENETAPAN DAN PENANGGULANGAN KRISIS ENERGI DAN/ATAU DARURAT ENERGI

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Industri Karet Nusantara adalah anak perusahaan dari PT. Perkebunan Nusantara

LAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh

IV.C.6. Urusan Pilihan Perindustrian

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

Abstrak Pembicara Utama

1. PENDAHULUAN. perusahaan energi berkelas dunia yang berbentuk Perseroan, yang mengikuti

KESIMPULAN/KEPUTUSAN RAPAT. 1. Ketua Rapat membuka rapat pada pukul WIB setelah kuorum terpenuhi, dan rapat dinyatakan terbuka untuk umum.

KEBIJAKAN MANAGEMEN RESIKO

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. PT.MRC didirikan di Jakarta berdasarkan akte Notaris Jony Fredrik Berthold

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari peforma pembangunan infrastrukturnya. Maka dari itu, perbaikan

Pemanfaatan Dukungan Pemerintah terhadap PLN dalam Penyediaan Pasokan Listrik Indonesia

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH PADA BADAN USAHA MILIK DAERAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN tentang PEMBERIAN FASILITAS PERPAJAKAN DAN KEPABEANAN UNTUK KEGIATAN PEMANFAATAN SUMBER ENERGI TERBARUKAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tim Batubara Nasional

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/DPD RI/I/ TENTANG HASIL PENGAWASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. atau tidak maka dibutuhkan suatu kelayakan proyek. diukur dengan mempertimbangkan untung dan ruginya suatu investasi.

2015 RUPS Tahunan P T S E M E N B ATU R AJ A ( P E R S ER O) TB K. Bahan Mata Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun Buku 2015

DAERAH NOMOR TENTA ANG. peningkatann masyarakat, dalam. Daerah; Pasal 71. dengan Peraturan. dan. tentang. Lembaran. yang. Lembaran Negara.

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2010 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 2 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN P.T. BEKASI PUTERA JAYA

BAB II LANDASAN TEORI. BUMN menurut undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 bab I pasal 1 adalah badan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PT. MIGAS HILIR JABAR Badan Usaha Milik Daerah - Jawa Barat COMPANY PROFILE

Transkripsi:

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE PROVINSI JAWA TIMUR Masa Persidangan IV Tahun Sidang 2018-2019 12-14 Maret 2019 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA 2019

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VI DPR RI KE PROVINSI JAWA TIMUR MASA PERSIDANGAN IV TAHUN SIDANG 2018-2019 12-14 MARET 2019 I. PENDAHULUAN A. Dasar Hukum Pasal 98 ayat (4) huruf f Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD sebagaimana telah mengalami perubahan pertama dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2018. Surat Tugas Nomor: ST/ /Kom.VI/DPR RI/I/2018 tentang Penugasan Anggota Komisi VI DPR RI untuk melakukan Kunjungan Kerja Spesifik Pada Masa Persidangan III Tahun Sidang 2017-2018 ke Provinsi Jawa Timur. B. Obyek Kunjungan Kerja Obyek kunjungan kerja Komisi VI DPR RI ke Jawa Timur adalah PT Barata Indonesia (Persero). C. Maksud dan Tujuan Kunjungan Kerja Maksud dan tujuan dari Kunjungan Kerja Komisi VI DPR RI ke Provinsi Jawa Timur adalah untuk adalah guna mendapatkan gambaran dan penjelasan yang sebenarnya tentang permasalahan dan kendala serta upaya untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang terjadi di PT Barata Indonesia (Persero). PT Barata Indonesia (Persero) adalah Perusahaan BUMN yang bergerak dalam bidang jasa EPC, konstruksi dan manufaktur. Bidang jasa tersebut memiliki keterkaitan lini usaha dengan bidang yang dibutuhkan masyarakat secara berkelanjutan yakni bidang Food, Energy dan Water. Bidang jasa Food (F) adalah mewakili PT Barata Indonesia (Persero) di 1

bidang Industri Agro. Sedangkan bidang jasa Energy (E) adalah mewakili PT Barata Indonesia (Persero) di bidang Power Plant serta Oil dan Gas. Sedangkan bidang jasa Water (W) adalah mewakili PT Barata Indonesia (Persero) dalam bidang bendungan, pengairan dan pengelolaan limbah air. Keberadaan PT Barata Indonesia (Persero) sebagai lembaga BUMN memiliki nilai strategis sebagai agen pembangunan yang dapat memberikan manfaat buat bangsa Indonesia terutama diharapkan dapat meningkatkan pergerakan ekonomi nasional. Hal ini mengingat bahwa produk unggulan PT Barata Indonesia (Persero) tersebut dalam bidang industry kereta api, komponen pabrik pada industry gula, komponen turbin pada industry pembangkit hingga peralatan heavy industry lainnya sudah dapat diproduksi sendiri dan bahkan sudah siap untuk diekspor ke mancanegara. Inovasi masih terus dilakukan oleh PT Barata Indonesia (Persero) secara komprehensif hingga mampu menjadi leading di industry Food, Energy dan Water (FEW). D. Agenda Kunjungan Kerja Agenda pada Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VI DPR RI kali ini adalah : 1. Pertemuan dengan Dirut PT Barata Indonesia (Persero) beserta jajarannya di dampingi instansi terkait. 2. Peninjauan pabrikasi PT Barata Indonesia (Persero). E. Anggota Tim Kunjungan Kerja (Terlampir) II. HASIL KUNJUNGAN KERJA A. Profil PT Barata Indonesia (Persero) di dirikan pada tahun 1971 berdasarkan PP No 3 tahun 1971 dengan Akte Notaris E. Pondang No. 35/1971 dan diperbarui Dalam Akta Herawati No 01/2017 2

Direksi dan Komisaris Kegiatan Usaha Produksi peralatan Industri Berat, Peralatan Industri Agro, Peralatan Hidromekanikal, Alat Berat dan Mesin Pertanian, Konstruksi Baja, Pengecoran dan Suku Cadang serta usaha lain yang menunjang kegiatan utama Struktur Modal Kepemikikan : 100 % milik Pemerintah RI Modal Disetor : 762.915.000.000,- Visi Menjadi Perusahaan yang kuat, sehat dan berdaya saing berbasis inovasi dan teknologi dalam Bidang food, Energy dan Water. Misi 1. Memperkuat kompetensi Manufaktur dan Konstruksi berbasis enjinering. 2. Meningkatkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang tinggi melalui kerjasama strategis. 3. Memperkuat bidang usaha Energi, Pangan, Sumberdaya Air dan Material Handling 4. Menyediakan solusi terintegrasi yang tepat guna berorientasi peningkatan kepuasan pelanggan, 5. Memproduksi mesin dan peralatan untuk industry hilir. 6. Meningkatkan ekspansi pasar local maupun internasional 3

Lini Usaha 1. Food meliputi ; Pabrik Gula, Pabrik Sagu, Modern Rice Milling Plant dan CPO 2. Energy meliputi ; Belawan Gas Turbin Power Plan, Spherical Tank, Airport Fueling System 3. Water meliputi ; Hollow Cone, Water Gate, Water Treatmen Plant 4. Plus meliputi ; Rubber Tyred Gantry Crane, Boogie, Overhead Crane, Cement Kiln. B. Kinerja SALES 569 650 703 1,193 2,177 2014 2015 2016 2017 2018 NET PROFIT 12 20 52 68 2014 2015 2016 2017 2018-96 67 322 EQUITY 951 1,132 1,195 2014 2015 2016 2017 2018 855 ASSET 1,315 2,078 2,953 4,547 2014 2015 2016 2017 2018 4

C. Realisasi Sinergi BUMN D. Penyertaan Modal Negara 5

Manfaat Penyertaan Modal Negara (PMN) Bagi PT. Barata Indonesia 1. Tingkat kesehatan meningkat di tahun 2015 Kurang sehat BBB menjadi Sehat A di tahun 2018 2. Debt Equity Ratio yang semula 7,5 menjadi 2,8 di tahun 2018. 2. Penyerapan Tenaga kerja dari 537 orang menjadi 1054 orang (Tenaga organik) 3. Peningkatan kapasitas produksi pabrik foundry dari kapasitas 10.800 ton/tahun menjadi 14.000 ton/tahun tahun 2018, menuju 21.000/th pada tahun 2021. 4. Memperkuat daya saing bisnis di bidang Pembangkit Tenaga Listrik & bidang industri berat bervolume tinggi. 5. Memperkuat bisnis di bidang industri Gula dan Agro 6. Meningkatkan leverage sehingga mudah mendapatkan sumber pendanaan/modal pihak ketiga untuk pengembangan usaha serta memperkuat peluang memenangkan tender-tender besar. Bagi Pemerintah 1. Peningkatan penerimaan deviden (asumsi 30% dari laba bersih). Penerimaan deviden hasil PMN 2016 diperkirakan akan dapat terwujud pada tahun 2020 dan meningkat setiap tahunnya. 2. Peningkatan setoran pajak yaitu terdiri dari PPn, PPH Final dan PPH Non Final dan Pajak lainnya juga akan meningkat setiap tahunnya. 3. Terwujudnya program pembangunan infrastruktur nasional melalui terpenuhinya pasokan komponen peralatan perkeretapian (bogie set). 4. Penghematan devisa sebagai akibat dari adanya komponen subtitusi import di bidang agro industri (komponen pabrik gula dan traktor roda 4) dan transportasi (perkeretaapian). 5. Memperkuat daya saing industry nasional dengan meningkatnya TKDN melalui kepemilikan pabrik komponen turbin Bagi Masyarakat 1. Penambahan kapasitas produksi sesuai program Penyertaan Modal Negara pada Perseroan secara otomatis akan menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat. 2. Efek berantai yang akan terjadi setelah terjadinya penyerapan tenaga kerja adalah peningkatan pendapatan masyarakat yang besarannya tergantung kepada tingkat keahlian yang dimiliki dan secara 6

otomatis akan mengubah serta meningkatkan tingkat kehidupan sosial masyarakat. 3. Peningkatan kapasitas produksi pabrik eksisting dan pembukaan pabrik baru akan menyebabkan timbul dan berkembangnya UMKM/Industri Sekunder sebagai pemasok komponen atau bahan baku yang diperlukan oleh Industri Utama (Perseroan) E. Kemitraan dan Bina Lingkungan 7

F. Proyeksi 5 tahun mendatang III. PERMASALAHAN Beberapa permasalahan yang berkembang saat Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VI DPR RI di Propinsi Jawa Timur adalah sebagai berikut : 1. Ketidakhadiran Direktur Utama PT Barata Indonesia (Persero) karena jadwalnya bertabrakan. Memang sudah ada upaya untuk mencari titik temu waktu yang pas namun karena waktu yang mendesak sehingga belum ada kesepakatan. 2. Banyaknya lini usaha yang dikerjakan oleh PT Barata Indonesia (Persero)? 3. Informasinya Kinerja PT Barata Indonesia masih bersifat umum dan tidak mendetail sehingga belum banyak yang bisa digali oleh anggota Komisi VI. IV. KESIMPULAN Kesimpulan pada Kunjungan Kerja Komisi VI DPR RI ke Provinsi Jawa Timur pada Masa Persidangan IV Tahun Sidang 2018-2019 adalah: 1. Komisi VI DPR RI akan mengagendakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan PT Barata Indonesia (Persero) dengan membawa dokumen dan laporan secara mendetail. 2. PT Barata Indonesia (Persero) menyepakati pertemuan kembali dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta untuk membahas kinerja perusahaan tersebut 8

dengan menyiapkan data-data dan dokumen pendukung lainnya secara lebih terperinci. V. PENUTUP Demikian laporan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VI DPR RI ke Propinsi Jawa Timur pada Masa Persidangan IV Tahun Sidang 2018-2019 ini disusun sebagai masukan bagi Komisi VI DPR RI dalam melakukan fungsi pengawasan bagi pelaksanaan kebijakan Pemerintah. Ketua Tim, Ttd. Ir. H. Azam Azman Natawijana A-430 9

LAMPIRAN Pertanyaan yang berkembang selama kunjungan Kerja Spesifik. a. Bapak Slamet 1. Dengan melihat data-data perolehan keuntungan PT Barata Indonesia (Persero) tersebut maka perlu mengetahui pelaporan keuangan secara mendetail? 2. Pabrik gula apa saja yang perlu direvitalisasi yang akan mendukung perencanaan program PT Barata Indonesia (Persero) hingga tahun 2023? 3. Detail rencana PT Barata Indonesia (Perero) hingga tahun 2023? 4. Mengapresisasi atas perkembangan PT Barata Indonesia (Persero) karena industry ini merupakan industry strategis milik Indonesia. Ia tidak mempermasalahkan keuntungan perusahaan yang belum begitu besar namun PT Barata Indonesia (Persero)ntersebut dapat meminimalisir ketergantungan Indonesia dari Negara lain. 5. Pemerintah harus mendukung maksimal industry strategis anak bangsa seperti PT Barata Indonesia (Persero) dengan cara memberikan perlindungan kepada industry dalam negeri tersebut. Sebab PT Barata Indonesia (Perero) sudah mampu mengekspor mesin untuk industry semen dan sudah diekspor ke Maroko. Namun ternyata di lpangan ada industry semen dari luar negeri tapi peralatan mesinnya dari negeri yang bersangkutan. Sehingga perlu ada regulasi yang mewajibkan perusahaan asing yang akan berinvestasi di Indonesia menggunakan komponen mesin dalam negeri. b. Bapak Lukmanul Hakim Data ekspor mengenai tujuan Negara dan keuntungannya secara mendetail bagaimana? c. Bapak Musthofa Assegaf 1. Perlunya detail data lini usaha PT Barata Indonesia (Persero)? 2. Bukan rencana usaha tpi yang sudah dikerjakan atau sedang dikerjakan? 3. Lini usaha mana yang perlu dikembangkan atau mungkin bila perlu ditutup? 4. Rencana lini usahanya seperti apa? 5. Apa semuanya berjalan? 6. Prediksi yang biasa mendukung rencana 2019 sd 2023 apa saja? 7. Perlunya materi pendalaman tentang PT Barata Indonesia (Persero) dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi vi setelah Pilpres 2019? 10

d. Bapak Azam Azman Natawijana 1. PT Barata Indonesia (Persero) tumbuh berkembang menjadi industry strategis milik bangsa Indonesia setelah mendapat suntikan dana Penyertaan Modal Negara sebesar 500 miliar. Sehingga perlu perencanaan yang matang dalam memaksimalkan anggaran tersebut? 2. Perlunya dukungan pemerintah secara maksimal terhadap PT Barata Indonesia (Persero) yang telah mampu membuat peralatan mesin berat untuk industry pabrik gula, peralatan kereta api barang dan lain-lain yang sudah dieskpor ke Amerika serikat dan Negara lainnya. 3. Perlunya mengundang PT Barata Indonesia (Persero) untuk menyampaikan perkembangan secara mendetail baik progress maupun keuntungan dari masing-masing divisi dalam Rapat Dengar Pendapat di Komisi VI. 11