PELATIHAN TERPADU (KEGEL dan CORE STABILITY) TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU NIFAS DI RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PEMBAHASAN. A. Tinggi Fundus Uteri Awal pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok

BAB I PENDAHULUAN. melihat derajat kesehatan perempuan. Salah satu target yang ditentukan

PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP KECEPATAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI (TFU) PADA PRIMIPARA POST PARTUM

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM SPONTAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Saleha, 2009). Proses pemulihan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan, yaitu triwulan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA POST PARTUM DI RUMAH SAKIT UMUM dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERCEPATAN INVOLUSI UTERI PADA IBU POSTPARTUM PERVAGINAM DI RUANG KEBIDANAN RSUD TOTO KABILA KAB.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasy experimental dengan pendekatan

HUBUNGAN SENAM NIFAS DENGAN PROSES INVOLUSIO UTERI DI DESA CANDIREJO

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP INVOLUSIO UTERI HARI KETIGA PADA IBU POSTPARTUM DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI BENIS JAYANTO NGENTAK, KUJON, CEPER, KLATEN

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POSTPARTUM DI BLUD RS H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

STUDI DESKRIPTIF TENTANG PEMULIHAN ORGAN REPRODUKSI PADA MASA NIFAS DI BPM SRI HARINI TOSUTAN KRANGGAN POLANHARJO KLATEN TAHUN 2016 INTISARI

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

PERANAN MOBILISASI DINI TERHADAP PROSES INVOLUSI PADA IBU POST PARTUM (Studi di Polindes Rabiyan Puskesmas Bunten Barat Kabupaten Sampang)

PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

EFEKTIVITAS ANTARA SENAM NIFAS VERSI A DAN SENAM NIFAS VERSI N TERHADAP KELANCARAN INVOLUSIO UTERI DI PUSKESMAS BINUANG TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PERSALINAN LAMA DENGAN KEJADIAN ATONIA UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA 2009

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM YANG MELAKSANAKAN SENAM NIFAS

BAB III KERANGKA KONSEP

Dinamika Kebidanan vol. 1 no.2 Agustus 2011 EFEKTIFITAS MENYUSUI PADA PROSES INVOLUSIO UTERI IBU POST PARTUM 0-10 HARI DI BPS KOTA SEMARANG

KARAKTERISTIK RESPONDEN YANG MENGALAMI ATONIA UTERI DI RSUD SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Kematian maternal merupakan prioritas utama dalam Millennium. Development Goals (MDG s). Kematian maternal menjadi indikator

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi oleh organisme secara normal melaui berbagai tahapan yaitu

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010

GAMBARAN PENGETAHUAN PRIMIPARA TENTANG PERDARAHAN POST PARTUM Sri Sat Titi Hamranani* ABSTRAK

PENELITIAN ANEMIA DAN KONTRAKSI RAHIM DALAM PROSES PERSALINAN. Novita Rudiyanti*, Diana Metti*

BAB V PEMBAHASAN. terbanyak mempunyai kelompok umur tahun yaitu sebanyak 37

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN LAHIR DENGAN LAMA WAKTU INVOLUSI UTERUS DI BPS SUHARTINI KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN KEBUMEN INTISARI

1

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN INVOLUSI UTERUS IBU POST PARTUM NORMAL HARI KE 7

PERBEDAAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI BERDASARKAN JENIS PERSALINAN PADA IBU NIFAS FISIOLOGIS DAN POST SECTIO CAESAREA

Pengaruh KB IUD Pasca Salin (Intracaesarian Iud) terhadap Proses Involusi Uteri pada Ibu Nifas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. puerperium dimulai sejak dua jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan enam

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin

BAB I PENDAHULUAN. panggul atau ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar

HUBUNGAN ANTARA DIASTASIS MUSCULUS RECTUS ABDOMINIS DENGAN INVOLUSI UTERI POSTPARTUM PERVAGINAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di Puskesmas Limba B Kota Selatan Tahun 2012.

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PROSES INVOLUSI UTERUS THE EFFECT OF OXYTOCIN MASSAGE TO INVOLUTION UTERINE PROCESS

PENGARUH MASASE UTERUS TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POSTPARTUM DOMISILI DEMAK DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK

MOTIVASI IBU POSTPARTUM MELAKUKAN SENAM NIFAS SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V8.i3 (83-87)

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MOBILISASI DINI DENGAN TINDAKAN MOBILISASI DINI PADA IBU NIFAS 1 HARI POST SECTIO CAESAREA

BAB 1. yang telah ditentukan dalam Millenium Development Goals (MDGs), Target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Intensitas kontraksi uterus meningkat secara

EFEKTIFITAS SENAM NIFAS TERHADAP INVOLUSIUTERI DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN. Puput Risti Kusumaningrum* ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA USIA IBU DENGAN INVOLUSI UTERI PADA IBU POSTPARTUM CORRELATION BETWEEN MATERNAL AGE WITH THE UTERINE INVOLUTION ON POSTPARTUM

PERBEDAAN EFEKTIVITAS PIJAT OKSITOSIN DAN RELAKSASI HYPNOBIRTHING TERHADAP INVOLUSI UTERUS PADA IBU POST PARTUM DI PUSKESMAS RAWALO PADA TAHUN 2015

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP KECEPATAN INVOLUSI UTERUS PADA IBU NIFAS DI BPS SRI JUMIATI KECAMATAN BULUSPESANTREN KABUPATEN KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. menantikannya selama 9 bulan. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi

HUBUNGAN STATUS PEKERJAANDENGAN PEMANFAATAN BUKU KIA WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINTUHAN KABUPATEN KAUR. Oleh:

TINDAKAN KEPERAWATAN POST PARTUM NORMAL DAN ADAPTASI FISIOLOGI PADA IBU POST PARTUM DI RUMAH SAKIT ACEH

PENGERTIAN MASA NIFAS

PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP KECEPATAN INVOLUSI UTERI IBU POST PARTUM DI DESA GEDANGAN GROGOL SUKOHARJO

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

HUBUNGAN PELAKSANAAN RAWAT GABUNG DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI DI RB GRIYA HUSADA NGARAN, POLANHARJO, KLATEN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016

HUBUNGAN INDUKSI PERSALINAN DENGAN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU KLATEN TAHUN Sri Wahyuni 1), Titin Riyanti 2)

HUBUNGAN ANTARA KEIKUTSERTAAN SENAM HAMIL DENGAN KETEPATAN WAKTU PROSES PERSALINAN KALA II DI KLINIK AS SYIFA SURADADI KABUPATEN TEGAL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Hubungan antara Umur dan Paritas Ibu dengan Kejadian Retensio Plasenta Eufrasia Zau, Endang BS Akbid Griya Husada Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Perawatan merupakan suatu proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. semua orang disegala usia adalah salah satu tujuan dari. Development Goals (SDGs). Tak luput dari sasaran SDGs angka kematian ibu

BAB I PENDAHULUAN. dan kembalinya organ reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil. Wanita

Factors that Have Correlation with the Height of Fundus Uteri to Parturition Mother with Post Partum 6 Hours

Jujuren Br. Sitepu Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan Jurusan Keperwatan Gigi. Abstrak

MAKALAH KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS

Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan. Pada masa ini terjadi perubahan sistem -sistem dalam tubuh, atau

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA PERIODE Lestrina *, Eny **

HUBUNGAN PARITAS DAN RIWAYAT SC DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.2. Agustus 2012

Referat Fisiologi Nifas

PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP INVOLUSI UTERUS PADA IBU POST PARTUM PRIMIPARA PERVAGINAM DI KLINIK BERSALIN TUTUN SEHATI TANJUNG MORAWA TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. hari) dan ada yang mengalami kelambatan dalam penyembuhannya (Rejeki,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki angka kematian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa nifas atau postpartum adalah masa setelah persalinan selesai

BAB I PENDAHULUAN. perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60% terjadi pada masa nifas

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS SELAMA PROSES INVOLUSI UTERI DI BPM NY. YUNI WIDARYANTI Amd.Keb DESA SUMBER MULYO KECAMATAN JOGOROTO KABUPATEN JOMBANG

Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum. Niken Andalasari

PHARMACY, Vol.11 No. 01 Juli 2014 ISSN

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA. Dwika Suryaningdyah. Abstrak

Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume IV No.1 Edisi Juni 2011, ISSN: X

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN SENAM HAMIL DENGAN KEMAJUAN PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KAB. JOMBANG TAHUN 2013

Transkripsi:

PELATIHAN TERPADU (KEGEL dan CORE STABILITY) TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU NIFAS DI RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU Sri Wahyuni, Astri Wahyuningsih,Wahyu Widyawati STIKES Muhammadiyah Klaten ABSTRAKSI Angka Kematian Ibu (AKI) di kabupaten Klaten tahun 2014 sebesar 116/100.000 kelahiran hidup. Kejadian kematian ibu maternal sejumlah 20 terdiri dari 1 kematian ibu bersalin (5%), 5 kematian ibu hamil (25%) dan 14 kematian ibu nifas (70%). Perdarahan postpartum merupakan 1 dari 3 (50-60%) penyebab umum pada kematian maternal, salah satu faktor predisposisinya adalah subinvolusi uterus akibat kelemahan otot rahim pada ibu nifas.tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelatihan terpadu (kegel &core stability) terhadap penurunan tinggi fundus uteri pada ibu nifas. Jenis Penelitian yang dipakai adalah true experimental dengan metode pendekatan pre-post test with control group. Teknik sampling berupa purposive sampling, dengan jumlah sampel 22 responden experiment group dan 22 responden control group. Diberikan perlakuan berupa pelatihan terpadu (kegel &core stability) pada kelompok eksperimen dan tidak diberikan pelatihan terpadu (kegel &core stability) pada kelompok kontrol, kemudian dilakukan pengukuran tinggi fundus uteri hari ke-1, dan hari ke-3 menggunakan jari.data dianalisa menggunakan Uji Chi Square.Hasil uji Chi Square nilai significancy (p) 0.00. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara pelatihan terpadu (kegel &core stability) dengan penurunan tinggi fundus uteri ibu nifas.saran bagi ibu nifas, diharapkan dapat melaksanakan latihan dengan gerakan yang benar, sistematis agar penurunan tinggi fundus uteri lebih efektif. Kata Kunci : Kegel, Core Stability, Tinggi Fundus Uteri (TFU), Nifas Pustaka : 43 pustaka (2006 s/d 2016) 1) Mahasiswa Prodi D III Kebidanan 2) Pembimbing Prodi D III Kebidanan

I. PENDAHULUAN Angka Kematian Ibu (AKI) di kabupaten Klaten tahun 2014 sebesar 116/100.000 kelahiran hidup. Kejadian kematian ibu maternal sejumlah 20 terdiri dari 1 kematian ibu bersalin (5%), 5 kematian ibu hamil (25%) dan 14 kematian ibu nifas (70%). Walaupun mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, angka tersebut masih terbilang cukup tinggi (Profil Kesehatan Kabupaten Klaten 2014). Perdarahan postpartum merupakan 1 dari 3 (50-60%) penyebab umum pada kematian maternal, salah satu faktor predisposisinya adalah subinvolusi uterus akibat kelemahan otot rahim pada ibu postpartum. Gejala sub involusi uterus meliputi penurunan fundus uteri lambat, tonus uteri lembek, tidak ada perasaan mules pada ibu nifas yang mengakibatkan terjadinya perdarahan. Untuk itu penting dilakukannya pelayanan nifas bagi ibu sebagai salah satu pilar utama dalam strategi penurunan Angka Kematian Ibu (AKI). Masa nifas merupakan proses fisiologis, sehingga bagaimana upaya yang dilakukan supaya kondisi yang fisiologis tidak jatuh ke keadaan patologis adalah dengan memberikan asuhan kebidanan kepada ibu nifas. Proses pemulihan organ reproduksi pada masa nifas merupakan hal yang sangat penting. Hal inilah yang mendasari kebutuhan untuk melakukan observasi Tinggi Fundus Uteri (TFU). Uterus yang berkontraksi dengan baik secara bertahap akan berkurang ukurannya, sampa tidak dapat dipalpasi lagi diatas simpisis pubis. Kondisi ini tentunya tidak terlepas dari perubahan fisiologi yang luar biasa terjadi selama kehamilan. Diantar faktor yang berperan dalam kontraksi uterus adalah kadar Hb, kadar kalsioum, volume intrauterin, menyusui dan senam nifas. Senam nifas sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kontraksi uterus masa post partum, maka ibu post partum didorong untuk melakukan senam nifas dalam rangka mempercepat proses involusi uterus. Senam nifas yang diberikan yaitu pelatihan terpadu kegel dan core stability. Hasil studi pendahuluan di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu pada bulan Oktober-November terdapat 173 kasus sectio caesarea. Hasil wawancara dari 10 ibu post partum normal secara acak diperoleh 2 orang mengetahui senam kegel tetapi tidak mengetahui core stability serta belum pernah melakukan senam tersebut, 8

diantaranya sama sekali tidak mengetahui dan belum pernah melakukan senam kegel dan core stability. Umur ibu post partum tersebut berkisar antara 19-34 tahun. Berdasarkan latar belakang diatas, Masalah dalam penelitian ini adalah Apakah Ada Pengaruh Pelatihan Terpadu (Kegel dan Core Stability) Terhadap Penurunan Tinggi Fundus Uteri Pada Ibu Nifas di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu?. Tujuan dalam penelitian ini secara umum untuk mengetahui pengaruh pelatihan terpadu (kegel dan core stability) terhadap penurunan tinggi fundus uteri pada ibu nifas di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu. Tujuan secara khusus antara lain untuk mengetahui pelaksanaan pelatihan terpadu(kegel dan core stability) serta untuk mengetahui hasil pengukuran involusi uteri sebelum dan sesudah diberikan latihan terpadu (kegel dan core stability) pada ibu nifasdi RSU PKU Muhammadiyah Delanggu II. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini kuantitatif dengan pendekatan cross sectional yaitu data penelitian dikumpulkan sesuai kondisi atau situasi saat penelitian berlangsung, sehingga pengumpulan data cukup dilakukan sekali atau pada waktu penelitian dilakukan, tanpa harus melihat latar belakang atau kejadian yang telah lalu ataupun yang akan datang (Siswanto 2016). Penelitian ini menggunakan desain penelitian true experimental dengan pendekatan pre test and post test with control group design yaitu desain eksperimen yang dilakukan dengan membagi kelompok menjadi kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, lalu kedua kelompok tersebut dilakukan pre test sebelum eksperimen diberikan dan post test sesudah eksperimen diberikan (Sugiyono, 2011). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penurunan tinggi fundus uteri pada kelompok eksperimen yang telah diberikan perlakuan latihan kegel dan core stability secara rutin dengan penurunan tinggi fundus uteri pada kelompok ibu nifas yang tidak diberikan perlakuan latihan kegel sebagai kelompok kontrol. Kedua kelompok dilakukan pre test, yaitu dilakukan pengukuran tinggi fundus uteri 2 jam setelah persalinan. Post test dilakukan pada kedua kelompok, pada kelompok eksperimen, post test dilakukan setelah dilakukan latihan kegel dan core stability. Latihan kegel dan core stabilitydilakukan setelah 24 jam setelah bersalin selama tiga hari secara rutin pada waktu pagi atau sore hari, dan penurunan tinggi

fundus uteri akan diukur lagi pada hari ke tiga setelah persalinan pada kedua kelompok. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu nifas dengan persalinan normaldi RSU PKU Muhammadiyah Delanggu kabupaten Klaten pada tanggal 19 April 19 Juli 2017 sejumlah 213 orang ibu nifas dengan persalinan normal (spontan).teknik pengambilan sampel menggunakan non probability sampling berupa purposive sampling dengan kriteria : 1) Kriteria inklusi a. Ibu nifas hari pertama yang bersedia menjadi responden di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu. b. Ibu nifas usia 20-35 tahun. c. Ibu nifas yang melakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini). d. Ibu nifas dengan riwayat kehamilan normal/aterm. e. Ibu nifas yang tidak menderita penyakit sistemik. f. Ibu yang melahirkan anak ke 1-3. g. Ibu nifas yang tidak mengalami komplikasidan tindakan dalam persalainan seperti vacuum ekstraksi, forceps, sectiocaesarea dan induksi persalinan. h. Ibu nifas yang tidak pantang makanan. i. Ibu nifas dapat di ajak berkomunikasi. 2) Kriteria eksklusi a. Ibu nifas yang sedang dalam perlakuan kelompok kontrol secara tiba-tiba ingin mengikuti latihan terpadu kegel dan core stability. b. Ibu nifas yang mengalami komplikasi persalinan maupun nifas seperti retensio plasenta, atonia uteri, sisa plasenta setelah postpartum, perdarahan post partum primer, perdarahan postpartum sekunder, infeksi alat genital, permasalahan payudara (payudara bengkak, abses payudara). Dalam penelitian instrumen yang digunakan antara lain lembar lembar angket, kartu monitoring responden, kartu monitoring peneliti, lembar observasi pelaksanaan pelatihan terpadu kegel &core stability. Cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut, peneliti bertemu dengan responden pada hari ke-1 yaitu ibu nifas 2 jam post partum normal sesuai dengan kriteria inklusi dan membagikan informed consent atas kesediaan untuk dijadikan responden pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol, pengambilan responden dilakukan secara acak.

Responden pada kelompok eksperimen yang memenuhi kriteria inklusi diberi penjelasan mengenai tujuan, manfaat penelitian serta cara pelaksanaan senam kegel dan core stability yang dilaksanakan setiap hari selama 3 hari setelah melahirkan. Menjelaskan cara pengisian lembar angket dan kartu monitoring yaitu dengan mengisi identitas diri pada kolom yang telah disediakan dan pelaksanaan pelatihan terpadu. Kemudian dilakukan pengukuran tinggi fundus uteri (pre test) pada 2 jam setelah melahirkan. 24 jam setelah melahirkan, kelompok eksperimen dilatih senam kegel dan core stability. Untuk hari ke 2 dan ke 3 apabila responden kelompok eksperimen sudah dinyatakan boleh pulang dari Rumah Sakit, maka pelaksanaan senam terpadu kegel dan core stability hendaknya tetap dilaksanakan di rumah sesuai dengan panduan yang telah diberikan dan mengisi lembar angket serta kartu monitoring yang telah diberikan. Pada pelaksanaan penelitian, responden pada kelompok eksperimen mengikuti semua petunjuk yang telah diberikan oleh peneliti serta mengikuti pelatihan terpadu kegel dan core stability secara sistematis sesuai dengan teori yang diajarkan oleh peneliti dan responden pada kelompok kontrol dilakukan pengkajian meliputi pola nutrisi, pola istirahat dan pola aktivitas responden secara teratur sehingga penelitian ini berjalan dengan lancar tanpa masalah apapun sampai penelitian selesai. Pada responden kelompok kontrol yang telah memenuhi kriteria inklusi diberi penjelasan mengenai tujuan penelitian yang akan dilakukan yaitu berupa pengkajian yang meliputi pola nutrisi, pola istirahat dan pola aktivitas selama tiga hari, serta dilakukan pengukuran tinggi fundus uteri (pre test) pada 2 jam setelah persalinan. Kemudian pada hari ke-3 setelah bersalin dilakukan pengukuran tinggi fundus uteri (post test) pada kedua kelompok, yaitu pengukuran tinggi fundus uteri kelompok eksperimen setelah melakukan pelatihan terpadu kegel dan core stability selama 3 hari dan pengukuran tinggi fundus uteri kelompok kontrol. Analisis data univariat untuk menggambarkan karakteristik responden.analisis bivariat untuk mengetahui pengaruh pelatihan terpadu kegel dan core stability terhadap penurunan tinggi fundus uteri pada ibu nifas dengan uji chi square.

III. HASIL 1. Analisa Univariat a. Karakteristik responden berdasarkan usia Tabel 1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan usia di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Tahun 2017 Kel. No Umur Eksperimen Kel.Kontrol Total F % F % F % 1 20-25 14 63,6 6 27,3 20 45,4 2 26-30 3 13,6 7 31,8 10 22,8 3 31-35 5 22,8 9 40,9 14 31,8 Jumlah 22 100 22 100 44 100 b. Karakteristik responden berdasarkan paritas Tabel 2 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan paritas di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Tahun 2017 Kel. Kel. No Paritas Eksperimen Kontrol Total F % F % F % 1 PIMIPARA 14 63,6 6 27,3 20 45,4 2 MULTIPARA 8 36,4 16 72,7 24 54,6 Jumlah 22 100 22 100 44 100 Karakteristik responden berdasarkan jenjang pendidikan terakhir Tabel 3 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Tahun 2017 Kel. Kel. No Jenjang Total Eksperimen Kontrol Pendidikan F % F % F % 1 Dasar 0 0 1 4,5 1 2,3 2 Menengah 12 54,6 19 86,4 31 70,4 3 Perguruan Tinggi 10 45,4 2 9,1 12 27,3 Jumlah 22 100 22 100 44 100

c. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan Tabel 4 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan pekerjaan di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Tahun 2017 Kel. Kel. No Pekerjaan Eksperimen Kontrol Total F % F % F % 1 IRT 6 27,3 18 81,8 24 54,5 2 BURUH 1 4,5 0 0 1 2,3 3 WIRASWAST A 2 9,1 1 4,5 3 6,8 4 KARYAWAN 12 54,5 3 13,6 15 34,1 5 PNS 1 4,5 0 0 1 2,3 Jumlah 22 100 22 100 44 100 d. Tinggi Fundus Uteri hari ke 1 (pre test) Tabel 5 Distribusi frekuensi Tinggi Fundus Uteri (TFU) hari ke 1 sebelum melakukan pelatihan terpadu (kegel &core stability) Penurunan Kel Kel. N Total Tinggi Fundus Eksperimen Kontrol o Uteri (TFU) F % F % F % 1 LAMBAT 1 4,6 0 0 1 2,3 2 NORMAL 3 13,6 7 31,8 10 22,7 3 CEPAT 18 81,8 15 68,2 33 75 Jumlah 22 100 22 100 44 100 e. Tinggi Fundus Uteri hari ke 3 (post test) Tabel 6 Distribusi frekuensi Tinggi Fundus Uteri (TFU) hari ke 3 setelah dilakukan pelatihan terpadu (kegel &core stability) Penurunan Kel. N Kel. Eksperimen Total Tinggi Fundus Kontrol o Uteri (TFU) F % F % F % 1 LAMBAT 0 0 4 18,2 4 9,1 2 NORMAL 3 13,6 16 72,7 19 43,2 3 CEPAT 19 86,4 2 9,1 21 47,7 Jumlah 22 100 22 100 44 100 Sumber : Data Primer 2017

2. Analisis Bivariat Tabel 7 Pengaruh Pelatihan Terpadu (Kegel &Core Stability) Terhadap Penurunan Tinggi Fundus Uteri (TFU) pada Ibu Nifas di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu (hari ke-3) No Pelaksanaan Pelatihan Terpadu (Kegel &Core Stability) Penurunan TFU Cepat Normal Lambat Total F % F % F % F % 1 Ya 19 90,5 3 15,8 0 0 22 50 2 Tidak 2 9,5 16 84,2 4 100 22 50 Jumlah 21 100 19 100 4 100 44 100 Tabel 8 Uji Chi Square Pelatihan Terpadu (Kegel &Core Stability) Terhadap Penurunan Tinggi Fundus Uteri (TFU) Value Df P Value Pearson Chi Square 26.657 2.000 Jumlah sampel valid 31.214 2.000 Sumber ; Data Primer, 2017 IV. PEMBAHASAN Tabel 1 menunjukkan bahwa usia responden paling banyak adalah rentang usia 20-25 tahun sebanyak 20 responden (45,4%). Pada usia tersebut memungkinkan untuk melatih kekuatan otot-otot dasar panggul yang sangat diperlukan setelah terjadi regangan oleh kepala janin setelah melahirkan. Hal ini sejalan dengan teori menurut Ambarwati (2010) bahwa usia 20-35 tahun merupakan usia yang sangat ideal untuk terjadinya proses involusi yang baik. Tabel 2 menunjukkan paritas responden paling banyak adalah multipara sebanyak 24 orang (54,6%), Menurut Walyani, 2015 involusi uterus bervariasi pada ibu pasca persalinan dan biasanya ibu yang paritasnya tinggi, proses involusinya menjadi lebih lambat. Hal ini dipengaruhi oleh keadaan uterusnya.karena semakin sering hamil akansering kali mengalami regangan. Jumlah anak mempengaruhi involusi rahim otot-otot yang terlalu sering teregang maka elastisitanya akan berkurang. Table 3 menunjukkan jenjang pendidikan responden paling banyak adalah pendidikan menengah sebanyak 31 responden (70,4%), Menurut Mubarak (2007), semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Pendidikan yang tinggi pada ibu akan berpengaruh dalam upaya untuk mencari dan mencerna informasi mengenai pelatihan terpadu (kegel &core stability) dan melaksanakan pelatihan tersebut pada masa nifas. Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah IRT sebanyak 24 orang (54,5%). Seseorang yang tidak bekerja lebih jarang keluar rumah sehingga akan kurang pengalamannya. Hal ini didukung oleh Notoatmodjo (2007), seseorang yang tidak bekerja akan kurang pengetahuan dan pengalamannya karena kurangnya pergaulan dan interaksi

sosial sehingga dapat menyebabkan ibu nifas kurang informasi mengenai pelatihan terpadu (kegel &core stability). Tabel 5 menunjukkan bahwa penurunan tinggi fundus uteri hari ke 1 sebelum diberikan intervensi paling banyak tergolong dalam kategori cepat yaitu 33 orang (75%) kelompok eksperimen 18 orang (81,8%) dan kelompok kontrol 15 orang (68,2%). Pada tabel 4.6 menunjukkan hasil pengukuran setelah diberikan intervensi dan dilakukan pengukuran pada hari ke 3 menjadi 21 orang (47,7%) dalam kategori cepat dengan 19 orang (86,4%) kelompok eksperimen dan 2 orang (9,1%). Pengaruh pelatihan terpadu kegel & core stability terhadap penurunan tinggi fundus uteri pada ibu nifas Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui bahwa responden yang melaksanakan pelatihan terpadu (kegel &core stability) cenderung mengalami penurunan tinggi fundus uteri lebih cepat sebanyak 19 orang responden (90,5%) sedangkan responden yang tidak melaksanakan pelatihan terpadu (kegel &core stability) cenderung mengalami penurunan tinggi fundus uteri dalam kategori normal sebanyak 16 responden (84,2%). Tabel 8 menunjukkan hasil uji Chi-Square yaitu nilai significancy (p) adalah 0.000, artinya terdapat pengaruh yang bermakna antara pelatihan terpadu (kegel &core stability) terhadap penurunan tinggi fundus uteri karena p < 0.05. Kelompok eksperimen yang diberikan pelatihan terpadu (Kegel &Core Stability) mengalami kecepatan penurunan TFU 2 kali lebih cepat dibanding kelompok kontrol yang tidak diberikan pelatihan terpadu (Kegel &Core Stability). Hal ini dikarenakan latihan pada otot dasar panggul akan merangsang serat-serat pada otot uterus yaitu serat saraf simpatis dan parasimpatis yang menuju ganglion cervical dari frankenhauser yang terletak di pangkal ligamentum sacro uterinum. Rangsangan yang terjadi pada ganglion ini akan menambah kekuatan kontraksi uterus. Dengan adanya kontraksi dan retraksi dari uterus yang kuat dan terus menerus dari latihan otot-otot tersebut maka akan menambah kekuatan uterus dalam proses involusi sehingga penurunan tinggi fundus uteri berlangsung lebih cepat dari pada yang tidak melakukan latihan. Selain itu latihan otot perut akan menyebabkan ligament dan fasia yang menyokong uterus akan mengencang. Ligamentum rotundum yang kendor akan kembali sehingga letak uterus yang sebelumnya retrofleksi akan kembali pada posisi normal yaitu menjadi antefleksi (Polden, 2007). Menurut Kenneth (2009) proses penurunan TFU dikatakan cepat jika pada hari pertama nifas TFU > 1 jari dibawah pusat dan pada hari ke-3 berada >3 jari dibawah pusat. Dikatakan normal jika pada hari pertama TFU 1 jari dibawah pusat, dan pada hari ke-3 TFU 3

jari dibawah pusat. Tapi dikatakan lambat jika pada hari ke-1 TFU berada <1 jari dibawah pusat, dan pada hari ke-3 TFU setinggi <3 jari dibawah pusat. Pelaksanaan pelatihan terpadu (kegel &core stability) dapat mempengaruhi elastisitas otot otot dasar panggul.menurut widiawati & Proverawati (2010) senam kegel bisa dirasakan manfaat serta perubahannya dengan latihan beberapa menit setiap hari.hal ini dapat terjadi karena setiap otot tersusun dari banyak sel otot yang disebut dengan serabut otot.semakin banyak serabut otot yang ada pada otot maka semakin besar kekuatan potensial otot tersebut (Corwin, 2009). Pelaksanaan pelatihan terpadu (kegel & core stability) pada ibu nifas mempengaruhi kecepatan penurunan tinggi fundus uteri yang didukung oleh Masuroh (2008) dalam penelitiannya bahwa ibu yang tidak senam sebagian besar mengalami penurunan TFU tidak normal sebanyak 7 orang (64,6%) dengan hasil ada pengaruh antara senam nifas dengan penurunan tinggi fundus uteri pada ibu post partum (p value 0.042). Hasil penelitian ini membuktikan bahwa penurunan tinggi fundus uteri pada ibu nifas akan cepat kembali pulih dengan pelaksanaan pelatihan terpadu (kegel &core stability). Hasil ini didukung oleh penelitian Kuswati (2014) yaitu dengan adanya kontraksi uterus yang kuat dan terus menerus, akan lebih membantu kerja uterus dalam mengompresi pembuluh darah dan proses hemeostatis. Proses ini akan membantu menurunkan tinggi fundus uteri karena salah satu manfaat senam nifas adalah mempercepat involusi uterus yang dapat diukur dari penurunan tinggi fundus uteri (Sukaryati dan Maryunani, 2011). Pada penelitian ini ditemukan 3 responden kelompok eksperimen (13,6%) yang melakukan pelatihan terpadu (kegel &core stability) namun penurunan tinggi fundus uteri berjalan normal. Hal ini kemungkinan disebabkan karena faktor keteraturan dan tidak sesuaian dalam pelaksanaannya, karena menurut Anggraini (2010), senam nifas terbukti diperoleh hasil maksimal apabila segera dimulai dalam waktu 24 jam setelah melahirkan dan secara teratur setiap hari. Dalam penelitian ini terdapat 22 responden kelompok kontrol yang tidak diberikan pelatihan terpadu (kegel &core stability) namun penurunan tinggi fundus uteri didapat 2 responden (9,1%) dalam kategori cepat, 16 responden (72,7%) dalam kategori normal dan 4 (18,2%) responden dalam kategori lambat. Hal ini dimungkinkan bahwa kecepatan peneurunan tinggi fundus uteri tidak dikarenakan pelaksanaan pelatihan terpadu (kegel &core stability) namun dikarenakan faktor umur, dimana responden berada pada kelompok umur reproduksi sehat yaitu antara 20-35 tahun sehingga ibu mempunyai kekuatan dan regangan otot yang lebih baik.

V. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pelatihan terpadu (kegel &core stability) terhadap penurunan tinggi fundus uteri pada ibu nifas di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu maka dapat disimpulkan bahwa: a. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai p = < 0,05 yang berarti terdapat pengaruh antara pelatihan terpadu (kegel &core stability) terhadap penurunan tinggi fundus uteri pada ibu nifas. b. Pelaksanaan pelatihan terpadu: 1) Jumlah keseluruhan responden 44 orang, dengan pembagian 22 orang kelompok intervensi dan 22 orang kelompok kontrol. 2) Hasil pengukuran TFU hari ke 1 sebelum diberikan intervensi paling banyak tergolong dalam kategori cepat yaitu 33 orang (75%), dengan 18 orang kelompok eksperimen (81,8%) dan 15 orang kelompok kontrol (68,2%). 3) Hasil pengukuran TFU Hari ke 3 setelah diberikan intervensi, terdapat 21 responden (47,7%) dalam kategori cepat, yaitu 19 orang kelompok eksperimen (86,4%) dan 2 orang kelompok kontrol (9,1%). 2. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan terdapat beberapa saran yang dapat peneliti sampaikan antara lain : a. Bagi institusi pendidikan Diharapkan hasil penelitian ini dapat dimasukkan dalam kurikulum pendidikan kebidanan komplementer. b. Bagi RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam penyusunan SOP dan program pelaksanaanpelatihan terpadu (kegel &core stability)secara rutin bagi ibu nifas. c. Bagi bidan/tenaga kesehatan Diharapkan bidan/tenaga kesehatan dapat memberikan pendidikan kesehatan mengenai pelatihan terpadu (kegel dan core stability) pada ibu nifas. d. Bagi ibu nifas Terkait dengan manfaat pelatihan terpadu (kegel &core stability)bagiibu nifas disarankan untuk melaksanakannya dengan gerakan yang benar,

sistematis, urut dan sesuai langkah-langkah agar terjadi penurunan tinggi fundus uteri yang efektif. e. Bagi peneliti selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk mengembangkan penelitian mengenai faktor faktor lain yang mempengaruhi penurunan tinggi fundus uteri pada ibu nifas seperti pola aktivitas, pola pemenuhan nutrisi maupun pola istirahat. Selain itu, peneliti juga dapat memperbanyak sampel. DAFTAR PUSTAKA Baston H, Hall J. Midwifery Essentials: Postnatal, Volume 4. Jakarta: EGC; 2011. (h. 16) Braayshaw E. Senam Hamil & Nifas Pedoman Praktis Bidan. Jakarta: EGC; 2008. Chapman V, Charles C. Persalinan & Kelahiran Asuhan Kebidanan Edisi 2 (The Midwife s Labour and Birth Handbook 2 nd Edition). Jakarta: EGC; 2013. (h. 295-305) Kenneth J. Leveno. Obstetri Williams. Edisi 21. Jakarta: EGC; 2009. Kibler R, Jock P. The role of core stability in athletic function. Vol 36. Sport Medicine; 2006. Kisner C, Colby LA. Therapeuic Exercise-Foundations and Techniques fifth Edition. Philadelphia: F. A Davis Company; 2007. Walyani E, Purwoastuti E, Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui. Yogyakarta: Pustaka Baru Press; 2015. Widianti A, Proverawati A, Senam Kesehatan. Aplikasi Senam Untuk Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika; 2010. (h. 1-3, 29, 55-67).