KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DITJEN BINA ADMINISTRASI KEWILAYAHAN Jalan Medan Merdeka Utara Nomor 7, Telepon/Faksimile (021) 3450038, www.ditjenbinaadwil.kemendagri.go.id; E-mail : ditjenbinaadwil@kemendagri.go.id SAMBUTAN DIRJEN BINA ADMINISTRASI KEWILAYAHAN PADA ACARA BIMBINGAN TEKNIS BAGI APARATUR SATPOL PP YANG MEMBIDANGI PERLINDUNGAN MASYARAKAT DAN ANGGOTA SATLINMAS DALAM MEMBANTU PENANGGULANGAN BENCANA DI KABUPATEN PACITAN PACITAN, 11 JULI 2018 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam Sejahtera Bagi Kita Semua, Yth. Bupati Pacitan; Yth. Kasat Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Timur; Yth. Kasat Polisi Pamong Praja Kabupaten Pacitan; Yth. Segenap Jajaran Satpol PP Kabupaten Pacitan serta Para Peserta Kegiatan Yang Kami Banggakan. Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufik dan hidayah-nya saat ini kita semua masih dapat mengikuti kegiatan ini dalam keadaan sehat wal afiat. Mengawali pembukaan kegiatan bimtek pada hari ini, saya ucapkan selamat datang serta apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh peserta yang telah meluangkan waktu untuk mengikuti kegiatan ini selama beberapa hari kedepan. Semoga dari kegiatan yang singkat ini, para peserta dapat mengambil manfaat yang sebesar-besarnya sehingga dapat menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya di lapangan serta dapat diimplementasikan dan ditularkan kepada rekan-rekannya yang belum mendapat kesempatan mengikuti kegiatan ini. Hadirin dan Para Peserta Yang Saya Hormati,
Sebagaimana kita ketahui bersama, pada tahun 2017 yang lalu telah terjadi bencana longsor dan banjir yang melanda Kabupaten Pacitan. Hal ini tentunya menjadi perhatian kita bersama mengingat apabila terjadi intensitas curah hujan yang tinggi, daerah Pacitan rawan terhadap bencana longsor dan banjir. Berdasarkan catatan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kabupaten Pacitan merupakan salah satu wilayah yang terdampak siklon tropis paling berat. Sungai-sungai meluap hingga membanjiri area persawahan, pemukiman dan bahkan merusak sejumlah infrastruktur yang ada. Selain itu, juga dilaporkan kejadian longsor pada area perbukitan yang mengakibatkan rumah rusak dan korban meninggal. Berdasarkan data Badan Informasi Geospasial, Kabupaten Pacitan terkena dampak banjir dikarenakan adanya beberapa titik tanggul yang jebol akibat tingginya intensitas hujan yang terjadi pada saat itu dan disaat bersamaan permukaan air laut juga naik sehingga aliran air tidak bisa ke laut dan berpusar pada aliran sungai dan sungai tidak mampu menampung besarnya aliran yang ada. Selain itu banyak ditemukan kejadiankejadian longsor berupa area-area kecil di sekitar perbukitan. Para Hadirin dan Peserta Bimtek yang Saya Banggakan, Ada 2 faktor penyebab banjir yaitu : 1) Faktor Alami seperti: intensitas hujan yang melampaui kapasitas normal, erosi, sedimentasi, pendangkalan sungai, air laut pasang dimusim penghujan yang memperlambat aliran air sungai ke laut; dan 2) Faktor buatan/manusia seperti perubahan fungsi lahan-lahan yang mempengaruhi kemampuan lahan itu sendiri untuk menampung air, perubahan kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) seperti penggundulan kawasan hutan untuk perluasan usaha perkebunan dan pertambangan yang kurang tepat, dan perubahan tata guna lainnya. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam rangka mengurangi dampak banjir, Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Pacitan dapat mengambil langkahlangkah antisipatif sebagai berikut: - Melakukan penataan kawasan rawan bencana banjir; 2
- Melakukan peningkatan kesadaran kepada penduduk dengan pendidikan perlunya menjaga DAS dari sampah, pendidikan lingkungan di sekolah dan kepada penduduk secara langsung; - Melaksanakan sosialisasi pemahaman kesadaran masyarakat yang berada di daerah rawan bencana dalam menghadapi bencana banjir. Dari semua langkah-langkah antisipatif tersebut diatas, pemerintah tentunya tidak bisa terlepas dari partisipasi aktif dari pihak swasta dan masyarakat untuk sadar akan cinta terhadap lingkungan. baik individu/personal maupun organisasi/kelembagaan pada tingkat kecamatan dan desa, para pengusaha, organisasi LSM, Pencinta Alam, dan berbagai pihak yang berada paling depan di daerah khususnya para anggota Satlinmas. Dengan kedudukan anggota Satlinmas yang berada di tengah-tengah masyarakat, kiranya tidak berlebihan apabila para anggota Satlinmas menjadi perpanjangan tangan bagi Pemerintah Pusat dan Daerah khususnya Kabupaten/Kota dalam rangka penyelenggaraan Perlindungan Masyarakat di daerah. Para Hadirin dan Peserta Rapat Yang Berbahagia, Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah khususnya pasal 12 huruf e menyebutkan bahwa Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar meliputi ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan masyarakat. Dalam hal ini, pembagian urusan pemerintahan yang meliputi bidang ketenteraman dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat tersebut di atas terbagi dalam 3 (tiga) Sub urusan yaitu Ketenteraman dan Ketertiban Umum, Bencana, dan Kebakaran. Selanjutnya dalam pasal 255 ayat 1 menyebutkan Satuan polisi pamong praja dibentuk untuk menegakkan Perda dan Perkada, menyelenggarakan ketertiban umum dan ketenteraman, serta menyelenggarakan perlindungan masyarakat. Selanjutnya dalam rangka penyelenggaraan perlindungan masyarakat di daerah sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Perlindungan Masyarakat yang menyebutkan bahwa Satuan 3
Perlindungan Masyarakat yang selanjutnya disebut Satlinmas adalah Organisasi yang dibentuk oleh pemerintah Desa/Kelurahan dan beranggotakan warga masyarakat yang disiapkan dan dibekali pengetahuan serta keterampilan untuk melaksanakan kegiatan penanganan bencana guna mengurangi dan memperkecil akibat bencana, serta ikut memelihara keamanan, ketenteraman dan ketertiban masyarakat, kegiatan sosial kemasyarakatan, membantu penanganan ketenteraman, ketertiban dan keamanan dalam penyelenggaraan pemilu serta membantu upaya pertahanan Negara. Dengan beratnya beban tugas yang diemban oleh anggota Satlinmas tersebut diatas, kiranya menjadi tanggung jawab bagi Pemerintah Pusat dan Daerah dalam meningkatkan kapasitas para anggota Satlinmas yang bertugas dilapangan dan tidak hanya itu, dukungan berupa sarana dan prasana yang memadai bagi anggota Satlinmas juga dapat memberikan kontribusi yang positif di dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari. Para Hadirin dan Peserta Rapat Sekalian, Perlu Saya sampaikan, saat ini Kementerian Dalam Negeri telah mengeluarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 42 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Peningkatan Kapasitas Anggota Satlinmas sebagai tindaklanjut dari Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 2014. Dengan lahirnya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 42 tersebut di atas, kiranya Pemerintah Daerah yang dalam hal ini Satuan Polisi Pamong Praja sebagai Pembina Teknis Operasional Satlinmas di daerah dapat menyelenggarakan kegiatan peningkatan kapasitas anggota Satlinmas secara rutin setiap tahunnya guna membentuk anggota Satlinmas yang tanggap cepat dan siap, berdaya guna dalam membantu pemerintah dan pemerintah daerah untuk mengurangi resiko yang diakibatkan oleh bencana seperti yang saat ini tengah kita selenggarakan. Oleh sebab itu, Saya berharap dalam kegiatan ini para peserta dapat aktif dan menyerap dengan baik setiap materi yang akan disampaikan oleh para narasumber. Dan lebih jauh lagi, kiranya kegiatan ini tidak hanya berhenti disini tapi dapat direplikasi oleh 4
Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan Kota se-jawa Timur. Semoga dari kegiatan yang singkat ini dapat memberikan manfaat yang positif bagi kita semua. Demikian beberapa hal yang dapat Saya sampaikan pada kesempatan ini. Dengan mengucapkan Bismillahi Rohmanirrohim, Bimbingan Teknis bagi Aparatur Satpol PP yang membidangi Perlindungan Masyarakat dan Anggota Satlinmas dalam Membantu Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana di Kabupaten Pacitan secara resmi Saya nyatakan dibuka. Sekian dan terima kasih. Wassalamu alaikum Wr.Wb. Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan, TTD Eko Subowo 5