HIGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN TANJUNG REDEP KABUPATEN BERAU KALIMANTAN TIMUR



dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. oleh makhluk lain misalnya hewan dan tumbuhan. Bagi manusia, air diperlukan untuk

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492/Menkes/Per/IV/2010 dalam

Total Coliform Dalam Air Bersih Dan Escherichia coli Dalam Air Minum Pada Depot Air Minum Isi Ulang

KUESIONER PENELITIAN PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN 2010

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

KAJIAN KUALITAS AIR MINUM YANG DIPRODUKSI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI KABUPATEN BANJARNEGARA BERDASARKAN PERSYARATAN MIKROBIOLOGIS TAHUN 2014

KUESIONER PENELITIAN PELAKSANAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN TANJUNGPINANG BARAT TAHUN 2012

ANALISIS HIGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG (DAMIU) DI SEKITAR UNIVERSITAS ISLAM RIAU

Unnes Journal of Public Health

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia (Sumantri, 2010).

Sanitation and Drinking Water Quality on Drinking Water Station. Sanitasi dan Kualitas Air Minum pada Depot Air Minum (DAM)

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

HIGIENE DAN SANITASI NASI TEMPE PENYET PEDAGANG KAKI LIMA JALAN KARANGMENJANGAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. disebut molekul. Setiap tetes air yang terkandung di dalamnya bermilyar-milyar

HIGIENE SANITASI DAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR MINUM PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG (DAMIU) DI KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO TAHUN

*Fakultas Kesehatan Masyarat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulamgi Manado

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

HIGIENE SANITASI DAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR MINUM PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG (DAMIU) DI KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO TAHUN

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN, PERSONAL HIGIENE DENGAN JUMLAH BAKTERI Escherichia coli PADA DAMIU DI KAWASAN UNIVERSITAS DIPONEGOROTEMBALANG

KESMAS, Vol.10, No.2, September 2016, pp. ~ ISSN:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HIGIENE SANITASI DAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR MINUM PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG (DAMIU) DI KOTA TOMOHON TAHUN 2015

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

WALIKOTA PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA DEPOT AIR MINUM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari provinsi Gorontalo yang

PERBANDINGAN UJI BAKTERIOLOGI AIR ANTARA AIR MINUM ISI ULANG DENGAN AIR MINUM DALAM KEMASAN DI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kimia fisika dan radio aktif (Menteri Kesehatan RI, 2010). Air di dalam tubuh

BAB I PENDAHULUAN. manusia, air diperlukan untuk menunjang kehidupan, antara lain dalam kondisi yang

BAB I PENDAHULUAN. Air tidak pernah lepas dari segala aspek kehidupan manusia, mulai dari hal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendahuluan. Berdasarkan laporan WHO

KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR MINUM ISI ULANG PADA TINGKAT PRODUSEN DI KABUPATEN BADUNG

Kata Kunci: Analisis Kuantitatif, Bakteri E. Coli, Air Minum Isi Ulang

PERSYARATAN KESEHATAN LINGKUNGAN KOLAM RENANG DAN PEMANDIAN UMUM NO KOMPONEN BOBOT NILAI SKOR

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup. Dengan demikian menyediakan air

BAB II KAJIAN PUSTAKA. manusia maupun binatang dan tumbuh-tumbuhan. Oleh karena itu air adalah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi-segi yang ada pengaruhnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KEBIASAAN KONSUMEN AIR MINUM ISI ULANG DENGAN PENYAKIT DIARE

BAB I PENDAHULUAN. dapat melangsungkan kehidupan selain sandang dan perumahan. Makanan, selain mengandung nilai gizi, juga merupakan media untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan kualitas yang baik. Kehidupan tidak akan berlangsung tanpa air.

KAJIAN SANITASI PERALATAN TERHADAP JUMLAH COLIFORM PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI KOTA BANJAR. Tirana Nugraha 1)

I. Data Responden Penjamah Makanan 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan :

1 KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli PADA JAJANAN ES BUAH YANG DIJUAL DI SEKITAR PUSAT KOTA TEMANGGUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. selama hidupnya selalu memerlukan air. Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air.

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak

ANALISA KEBERADAAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI DALAM PRODUK AIR MINUM DARI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Barat : berbatasan dengan Sungai Bulango. b. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kelurahan Ipilo

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERSYARATAN TEKNIS DEPOT AIR MINUM DAN PERDAGANGANNYA MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

SISTEM STERILISASI AIR MINUM ISI ULANG PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG (DAMIU) DI KOTA DAN KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

- 3 - MEMUTUSKAN : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG HIGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM.

Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice

Mahasiswa Program Magister Ilmu Lingkungan, UNDIP 2. Dosen Program Magister Kesehatan Lingkungan, UNDIP 3. Dosen Program Doktor Ilmu Lingkungan, UNDIP

I. PENDAHULUAN. pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum 1. Pada

Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang di Wilayah Kota Bogor

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Makanan merupakan salah satu dari tiga unsur kebutuhan pokok manusia,

Lembar Observasi. Hygiene dan Sanitasi Pedagang Minuman Teh Susu Telur (TST) yang Dijual di Kecamatan Medan Area di Kota Medan Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi alternatif makanan dan minuman sehari-hari dan banyak dikonsumsi

Karakteristik Responden 1. Nama : 2. Jenis Kelamin : 2. Umur : 3. Pendidikan Terakhir : a. Tamat SD. b. Tamat SMP c. Tamat SMA d.

HIGIENE SANITASI DAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR MINUM PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG (DAMIU) DI KECAMATAN SARIO KOTA MANADO TAHUN

BAB 5 HASIL PENELITIAN

UJI BAKTERIOLOGI AIR BAKU DAN AIR SIAP KONSUMSI DARI PDAM SURAKARTA DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform

Studi Kualitas Bakteriologis Peralatan Makan Pada Rumah Makan di Kota Makassar

Lembar Kuesioner Hygiene Sanitasi Pada Pedagang Siomay di Jl. Dr. Mansyur. Padang Bulan Di Kota Medan Tahun Nama : No.

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR BAKTERIOLOGIS PADA AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN KRAMAT KABUPATEN TEGAL TAHUN 2015

- 5 - BAB II PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI

PENILAIAN TEHADAP HIGIENE SANITASI DAN KEBERADAAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

PEMERIKSAAN KELAIKAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN 1. Nama rumah makan/restoran :. 2. Alamat :.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KUALITAS AIR MINUM ISI ULANG PADA DEPOT AIR MINUM (DAMIU) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS OEPOI KOTA KUPANG

Departemen Kesehatan Lingkungan Indonesia. Sumatera Utara. Medan Indonesia Abstract

Sanitasi Penyedia Makanan

ASPEK KUALITAS AIR DAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG (DAMIU) DI KECAMATAN KOTA UTARA KOTA GORONTALO TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikonsumsi akan semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan bukan lagi

PENILAIAN PEMERIKSAAN KESEHATAN LINGKUNGAN HYGIENE SANITASI DI RUMAH MAKAN/RESTORAN

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk air minum (Meidhitasari, 2007). Air minum aman untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang dimasak, kini masyarakat mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU).

UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI

II Observasi. No Objek pengamatan. Total skor masing masing setiap kantin Bobot Nilai Lokasi & Bangunan SMA Lokasi : a.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pendatang terutama pelajar. mencapai Rp /galon (Athena, 2004).

PENGARUH JARAK ANTARA SUMUR DENGAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA TALUMOPATU KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

Kualitas Air Minum Isi Ulang Pada Depot di Wilayah Kerja Puskesmas Dahlia Kota Makassar

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Cemaran Mikroba dalam Air Minum Isi Ulang pada Depot Air Minum Kota Makassar

3 DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI KOTA MANADO

Kuesioner ditujukan kepada karyawan pengolah makanan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, kesehatan perlu dijaga dari hal-hal

ANALISIS KUALITAS AIR MINUM DEPOT ISI ULANG SEBAGAI INDIKASI PENCEMARAN MELALUI PENGUJIAN TOTAL COLI DI WILAYAH KALIBATA

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan

Lampiran 1. Kategori Objek Pengamatan. Keterangan. Prinsip I : Pemilihan Bahan Baku Tahu. 1. Kacang kedelai dalam kondisi segar dan tidak busuk

Transkripsi:

Bambang S. dan Retno A, Higiene Sanitasi Depot Air Minum Isi Ulang HIGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN TANJUNG REDEP KABUPATEN BERAU KALIMANTAN TIMUR Hygiene and Sanitation of Refill Drinking Water Depo at Tanjung Redep, Berau, East Borneo Bambang Suprihatin 1) dan Retno Adriyani 2) 1) Dinas Kesehatan Kabupaten Berau Propinsi Kalimantan Timur 2) Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Unair (retnoadriyani@yahoo.com) Abstract : The purpose of this research was to observe the hygiene of refill drinking water operators, building and equipment sanitation also the sanitation facility of drinking water depo. This was a descriptive research with cross sectional approach. There were 6 refill drinking water depo at at Tanjung Redep, Berau, East Borneo which became observed. Data collected using questionnaire and check list. There were several of operators hygiene must be considered. They did not using special uniform for work and did not washing their hands before handling the water. Conditions of building and equipment were meet the standards. But the sanitation facilities were minimals, the wash basin for operators and its tools were not available. In general, hygiene and sanitation of drinking water depo were good. The coliform and E. coli parameters in production water were negative. It is sugessted to provide training about hygiene and sanitation for the owners and operators of refill drinking water depo. Keywords: hygiene and sanitation, refill drinking water depo PENDAHULUAN Pemenuhan kebutuhan air minum masyarakat saat ini sangat bervariasi. Ada masyarakat yang mengambil air minum dari sumber air, air sungai, air tanah baik dengan menggunakan sumur dangkal ataupun dalam dan juga dari air perpipaan yang diproduksi oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) setempat, yang dimasak dahulu sebelum dikonsumsi. Di kota besar, dalam hal pemenuhan kebutuhan air minum masyarakat juga mengkonsumsi air minum dalam kemasan (AMDK), karena praktis dan dianggap lebih higienis. AMDK diproduksi oleh industri melalui proses otomatis dan disertai dengan pengujian kualitas sebelum diedarkan ke masyarakat. Akan tetapi kelamaan masyarakat merasa bahwa AMDK semakin mahal, sehingga muncul alternatif lain yaitu air minum yang diproduksi oleh 81

82 JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN, VOL.4, NO.2, JANUARI 28 : 81-88 depot air minum isi ulang (DAMIU). DAMIU adalah badan usaha yang mengelola air minum untuk keperluan masyarakat dalam bentuk curah dan tidak dikemas. Ditinjau dari harganya air minum isi ulang (AMIU) lebih murah dari AMDK, bahkan ada yang mematok harga hingga 1/4 dari harga AMDK. Namun dari segi kualitasnya, masyarakat masih meragukan karena belum ada informasi yang jelas dari segi proses maupun peraturan tentang peredaran dan pengawasannya. Kualitas air produksi DAMIU akhir-akhir ini ditengarai semakin menurun, dengan permasalahan secara umum antara lain pada peralatan DAM yang tidak dilengkapi alat sterilisasi, atau mempunyai daya bunuh rendah terhadap bakteri, atau pengusaha belum mengetahui peralatan DAM yang baik dan cara pemeliharaannnya. Fenomena ini perlu mendapat perhatian, berdasarkan hasil penelitian Athena dkk (24) menyatakan bahwa dari 38 DAMIU di daerah Jakarta, Tangerang dan Bekasi yang diteliti ternyata terdapat 28,9% sampel air minum isi ulang yang tercemar oleh bakteri koliform dan 18,4% tercemar oleh E. Coli. Keberadaan bakteri koliform dapat disebabkan oleh pencemaran pada air baku, jenis peralatan yang digunakan, pemeliharaan peralatan, penganganan air hasil olahan, sistem transportasi untuk mengangkut air dari sumber air baku ke DAMIU dan lain-lain. Dapat pula karena bakteri koli berkembang biak karena kurangnya pengetahuan penjamah dalam hal hygiene dan sanitasi DAMIU. Sebagaimana di kota besar lainnya di Indonesia, AMIU juga telah menjadi alternatif bagi penduduk di Kecamatan Tanjung Redep dalam pemenuhan kebutuhan air minum. Di kecamatan ini terdapat 6 (enam) DAMIU yang rata-rata memiliki produksi sebesar 72 galon per hari, sehingga diasumsikan sekitar 6,98% penduduk mengkonsumsi air minum isi ulang. Berdasarkan pemeriksaan terhadap kualitas bakteriologis air baku tahun 26 yang dilakukan oleh Puskesmas Tanjung Redep, pada 72 sampel air terdapat 53% yang mengandung bakteri koliform. Padahal air baku yang dipergunakan pada depot air minum ini harus memenuhi syarat sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416/Menkes/Per/IX/199 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air, yaitu kandungan E. coli dan total koliform sebesar JPT/1 ml sampel. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui higiene sanitasi DAMIU di Kecamatan Tanjung Redep, Kabupaten Berau, Propinsi Kalimantan Timur. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan rancang bangun penelitian cross sectional. Subyek penelitian

Bambang S. dan Retno A, Higiene Sanitasi Depot Air Minum Isi Ulang 83 adalah DAMIU di Kecamatan Tanjung Redep, Kabupaten Berau, Propinsi Kalimantan Timur, dengan responden penjamah atau karyawan DAMIU. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari Juli 27. Sampel responden diambil dengan menggunakan metode purposive sampling, dengan besar sampel 6 karyawan yang bertugas sebagai pengisi dan/atau pencuci galon. Variabel penelitian meliputi higiene karyawan, sanitasi bangunan DAMIU, sanitasi alat pengolahan serta fasilitas sanitasi yang terdapat di DAMIU. Pemeriksaan bakteriologis koliform dan E. Coli dilakukan terhadap sampel air produksi. Data yang diperoleh dari penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Higiene Karyawan DAMIU di Kecamatan Tanjung Redep, Kabupaten Berau, Propinsi Kalimantan Timur Sub variabel yang diamati untuk variabel higiene karyawan DAMIU meliputi perilaku, kesehatan diri, pakaian kerja dan penyuluhan. Data yang diperoleh untuk variabel higiene karyawan disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Higiene Karyawan DAMIU di Kecamatan Tanjung Redep, Kabupaten Berau, Propinsi Kalimantan Timur tahun 27 Tidak Melakukan Sub variabel melakukan (%) (%) Perilaku : Cuci tangan sebelum melakukan pekerjaan Tidak merokok saat bekerja Tidak makan dan minum saat melakukan pekerjaan Kuku pendek dan tidak di cat Rambut bersih dan rapi Kesehatan Diri : Keadaan fisik secara umum sehat Bebas luka, bisul dan penyakit kulit Periksa kesehatan tiap 6 bulan Pakaian kerja : Memakai pakaian khusus kerja Pakaian bersih dan rapi 83 1 1 1 1 1 1 1 17 1 Penyuluhan : Pernah mengikuti kursus penjamah 33 67 Pada Tabel 1 tampak bahwa semua responden tidak pernah mencuci tangannya pada saat akan melakukan pekerjaannya. Karyawan tampaknya kurang menyadari bahwa mereka dapat 1

84 JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN, VOL.4, NO.2, JANUARI 28 : 81-88 menyebabkan kontaminasi pada air minum jika mereka tidak menjaga kebersihan tangan mereka. Penyebaran penyakit melalui makanan ataupun minuman dapat terjadi karena adanya karyawan yang tidak sehat, carier, tidak memperhatikan higiene perorangan. Penularan dapat melalui pernafasan, luka terbuka, bisul, tinja karyawan yang mengkontaminasi peralatan ataupun kontak langsung dengan makanan atau minuman, dan kemudian dikonsumsi oleh seseorang yang rentan. Apabila kondisi atau kekebalan tubuh seseorang tersebut kurang baik, maka akan dapat terjadi penyakit bahkan kematian (Depkes, 1998). Pada saat dilakukan penelitian, secara umum kondisi fisik responden dalam keadaan sehat, namun tidak ada yang melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala tiap 6 (enam) bulan. Seorang penjamah makanan atau minuman diharuskan melakukan pemeriksaan terhadap kesehatannya secara berkala tiap 6 (enam) bulan sekali (Purnawijayanti, 21). Semua responden tidak memakai pakaian kerja khusus. Pakaian kerja sebaiknya bukanlah pakaian biasa yang digunakan sehari-hari, pakaian dalam keadaan bersih dan sopan, berwarna terang, tidak bermotif dan bersih (BBPOM, 24). Warna terang pada pakaian lebih memudahkan untuk dapat mendeteksi jika ada kotoran pada baju dan berpotensi untuk mengkontaminasi pada produk makanan dan minuman (Purnawijayanti, 21). Hanya 33% responden yang pernah mengikuti kursus penjamah makanan atau minuman yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan setempat. Menurut Depkes dan WHO (23) karyawan DAMIU sebaiknya memiliki sertifikat kursus operator depot air minum. 2. Sanitasi Bangunan DAMIU di Kecamatan Tanjung Redep, Kabupaten Berau, Propinsi Kalimantan Timur Sanitasi bangunan yang diteliti meliputi lantai, dinding, atap, langit-langit, pintu, sekat pemisah ruang pencucian dan pengisian galon. Semua bangunan DAMIU di Kecamatan Tanjung Redep, keadaan lantainya kedap air, permukaan rata, tidak licin dan mudah dibersihkan. Namun terdapat 33,3% bangunan DAMIU yang lantainya tidak dalam keadaan bersih dan berdebu. Begitu pula dengan keadaan dindingnya, semua dinding terbuat dari bahan kedap air, permukaan rata, mudah dibersihkan dan berwarna cerah. Namun terdapat 33,3% bangunan DAMIU yang dindingnya kotor dan berdebu. Bangunan DAMIU yang tidak terjaga kebersihannya dikhawatirkan debu yang ada di udara dapat langsung mencemari air minum, dan apabila debu tersebut mengandung kuman pathogen maka dapat menyebabkan penyakit atau secara tidak langsung dapat

Bambang S. dan Retno A, Higiene Sanitasi Depot Air Minum Isi Ulang 85 menjadi sumber penularan penyakit saluran pernafasan (Depkes, 1998). Kondisi atap dan langit-langit bangunan DAMIU adalah kuat, menutup sempurna, tidak ada yang bocor, permukaan rata, berwarna terang dan mudah dibersihkan. Kondisi pintu bangunan DAMIU 1% memenuhi syarat dengan kondisi pintu yang terbuat dari kaca, tidak melepaskan zat racun, permukaan halus, rata dan transparan, mudah dibersihkan dan dalam keadaan bersih. Kondisi sekat pemisah antara ruang pengisian dan ruang pencucian galon juga semuanya memenuhi syarat, keseluruhannya terbuat dari kaca, kedap air, kuat, tidak dapat dimasuki serangga dan tikus, permukaan rata, halus, mudah dibersihkan dan dalam kondisi bersih. 3. Sanitasi Alat Pengolahan DAMIU di Kecamatan Tanjung Redep, Kabupaten Berau, Propinsi Kalimantan Timur Sanitasi alat pengolahan yang diteliti meliputi tandon air baku, filterisasi dan purifikasi, medium catridge dan finishing catridge, desinfeksi, pencucian galon, dan pengisian galon. Seluruh tandon air baku terbuat dari bahan tara pangan, lama waktu simpan air baku tidak lebih dari 1 minggu. Sebanyak 33,3% tandon air baku tidak terlindung sinar matahari dan dasar tandonnya tidak terlihat jelas dari atas tandon dengan menggunakan lampu senter, dan tidak ada DAMIU yang menguras tandon air bakunya setiap kali akan diisi. Kondisi fisik air baku yang memenuhi syarat salah satunya adalah harus terlihat transparan sampai dasar tandon (Depkes dan WHO, 23). Kekeruhan fisik air dapat disebabkan oleh adanya bahan organik dan anorganik yang terkandung di dalam air, seperti lumpur. Dari segi estetika, kekeruhan di dalam air dapat dihubungkan dengan kemungkinan adanya pencemaran oleh air buangan. Filter dan purifier yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan, karena terbuat dari bahan stainless steel, mudah pemeliharaannya karena menggunakan sistem back washing. Filter dan purifier berisi pasir silika dan karbon aktif dan dicuci setiap (1) sepuluh hari sekali. Medium catridge dan finishing catridge yang digunakan memiliki ukuran 1, 5,1, dan,5 µm. Penggantian cartridge secara rutin rata-rata setiap 15 hari sekali. Tingkat kejernihan air baku akan mempengaruhi filter, semakin keruh air baku semakin berat beban kerja filter, sehingga hasil proses penyaringan dapat kurang optimal. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan mengalirkan air dari tandon I ke tandon II, sehingga memungkinkan terjadinya proses pengendapan yang lebih lama sebelum dilakukan pemompaan pada proses pengolahan (Depkes dan WHO, 23). Agar kejernihan dapat mencapai angka 5 NTU dapat dilakukan penyaringan secara bertahap dengan menggunakan catridge filter

86 JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN, VOL.4, NO.2, JANUARI 28 : 81-88 berukuran 5-1 µm dan,8,1 µm (Depperindag, 24). Penyaringan yang dilakukan secara bertahap akan lebih optimal, sebab bila hanya digunakan mikrofilter dengan ukuran,5 dan,1µm, partikel yang berukuran diatas,5 µm akan menutupi filter sehingga umur filter semakin pendek dan partikel yang berukuran lebih kecil kemungkinan dapat lolos. Desinfeksi seluruh DAMIU menggunakan ozon dan ultra violet. Fasilitas pencucian galon seluruh DAMIU menggunakan air produksi yang disemprotkan ke dalam galon dalam posisi terbalik, tempat pencucian tertutup, keadaan bersih, bahkan salah satu DAMIU menggunakan air panas untuk mencuci galon dan menggunakan sikat untuk membersihkan dinding galon. Fasilitas pengisian galon dalam tempat tertutup dan berwarna terang. Kran pengisian galon memiliki aliran yang lancar dan bersih. Tersedia penutup galon dan tissu higienis. 4. Fasilitas Sanitasi DAMIU di Kecamatan Tanjung Redep, Kabupaten Berau, Propinsi Kalimantan Timur Fasilitas sanitasi yang diteliti antara lain tempat cuci tangan, air untuk mencuci tangan, lap pembersih tangan, lap pembersih ruang pencucian dan pengisian galon. Seluruh DAMIU tidak memiliki fasilitas cuci tangan khusus, untuk mencuci tangannya karyawan menggunakan air di kamar mandi. Air bersih yang digunakan untuk mencuci tangan bersumber dari air PDAM. DAMIU juga tidak menyediakan lap tangan untuk karyawan namun menyediakan lap pembersih galon di ruang pencucian dan pengisian galon. DAMIU sedikitnya harus menyediakan fasilitas sanitasi berupa tempat cuci tangan yang dilengkapi sabun pembersih, penyediaan air cuci tangan dengan air mengalir dari kran, lap pembersih tangan, lap pembersih galon dan menyediakan satu unit dispenser dan air minum contoh untuk pengunjung (Depkes dan WHO, 23). 5. Higiene Sanitasi DAMIU di Kecamatan Tanjung Redep, Kabupaten Berau, Propinsi Kalimantan Timur Hasil observasi terhadap higiene karyawan dan sanitasi DAMIU dinilai menggunakan lembar penilaian yang diadopsi dari Pedoman Pengawasan dan Pembinaan DAMIU. DAMIU yang dinilai memenuhi persyaratan apabila total skornya lebih besar dari 6%. Berdasarkan hasil penelitian ini, seluruh DAMIU di Kecamatan Tanjung Redep, Kabupaten Berau, Propinsi Kalimantan Timur telah memenuhi syarat higiene dan sanitasi DAMIU.

Bambang S. dan Retno A, Higiene Sanitasi Depot Air Minum Isi Ulang 87 Ditinjau dari aspek mikrobiologis (keberadaan bakteri koliform dan E. Coli) dalam air produksi pada seluruh DAMIU memenuhi syarat, yaitu JPT/1 ml sampel air produksi. Sehingga, air produksi seluruh DAMIU di Kecamatan Tanjung Redep, Kabupaten Berau, Propinsi Kalimantan Timur aman untuk dikonsumsi. Penyebaran kelompok bakteri koli di alam sangat luas, diantaranya adalah hidup dan berkembang di dalam usus manusia dan binatang berdarah panas. Perbedaan antara bakteri koli dengan E. Coli adalah (1) menurut tempat asalnya, yaitu yang berasal dari usus binatang dan usus manusia; (2) suhu inkubasi pada saat analisis sampel air,yaitu suhu inkubasi 35 o C selama 24-48 jam untuk bakteri yang berasal dari usus binatang dan suhu inkubasi 44,5 o C selama 24-48 jam untuk bakteri yang berasal dari usus manusia. Selain bakteri koli, didalam usus hewan berdarah panas juga terdapat fecal streptococcus yang termasuk dalam famili Streptococcaceae, namun jumlahnya lebih sedikit dibanding bakteri fecal koli. Walaupun demikian, daya tahan hidup bakteri fecal streptococcus dalam suatu perairan lebih kuat bila dibandingkan dengan kelompok bakteri coli (Sembiring, 28). Pemeriksaan bakteri ini merupakan bakteri indikator sanitasi, maksudnya keberadaannya dalam makanan dan minuman dapat menunjukkan bahwa makanan dan minuman tersebut tercemar oleh feses manusia yang berasal dari usus manusia dan berpotensi mengandung bakteri pathogen yang berbahaya bagi kesehatan. KESIMPULAN DAN SARAN Disimpulkan kondisi higiene karyawan DAMIU yang perlu mendapat perhatian adalah kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum melaksanakan pekerjaan, tidak memeriksakan kesehatannya secara rutin tiap 6 bulan sekali, tidak memakai pakaian khusus kerja, dan perlu diikutkan kursus penjamah makanan. Kondisi sanitasi bangunan dan alat pengolahan DAMIU secara umum baik, namun yang perlu diperhatikan adalah keberadaan fasilitas sanitasi seperti tempat cuci tangan berikut perlengkapannya, dimana seluruh DAMIU tidak menyediakan. Secara umum kondisi sanitasi air produksi baik, dimana pemeriksaan terhadap keberadaan bakteri koliform dan E. Coli adalah negatif. Disarankan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Berau sebagai instansi yang berwenang melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap DAMIU mengadakan kursus penjamah makanan yang dapat diikuti oleh karyawan ataupun pemilik DAMIU.

88 JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN, VOL.4, NO.2, JANUARI 28 : 81-88 DAFTAR PUSTAKA Athena, Sukar, Hendro M., D Anwar M., Haryono. 24. Kandungan bakteri total coli dan eschericia coli/ Fecal coli air minum dari depot air minum isi ulang di Jakarta, Tangerang dan Bekasi. Buletin Penelitian Kesehatan Vol. 32 No. 4. BBPOM. 24. Materi Pelatihan Penyuluhan Keamanan Pangan. Buku II. Surabaya: BBPOM. Depkes RI dan WHO. 23. Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Higiene Sanitasi Depot Air Minum. Jakarta: Ditjen PPM dan PLP Depkes. Depkes RI. 1998. Pedoman Pelatihan Water Technique System Membrane Filter. Jakarta: Ditjen PPM dan PLP Depkes. Purnawijayanti, HA. 21. Sanitasi Higiene dan Keselamatan Kerja dalam Pengelolaan Makanan. Yogyakarta: Kanisius. Sembiring, FY. 28. Manajemen Pengawasan Sanitasi Lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Kota Batam. USU Digital library.