I PENDAHULUAN. Sosis ayam adalah salah satu produk olahan daging ayam yang merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
KOMPOSISI KIMIA SOSIS AYAM THE EFFECT OF SKIM MILK AND WHITE OYSTER MUSHROOM

I. PENDAHULUAN. saji kaya protein yang bersumber dari bahan pangan hewani, memengaruhi

I. PENDAHULUAN. Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan

I. PENDAHULUAN. lemak dan kolesterol tinggi (Astiti dkk., 2008). Bahan pangan hewani sebagai

BAB I PENDAHULUAN. semua lapisan masyarakat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada

I PENDAHULUAN. Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2)

BAB I PENDAHULUAN. 21,97% (db) (Kramlich,1973). Daging dikenal mengandung kolesterol (50

PENDAHULUAN. dikonsumsi oleh manusia dan termasuk salah satu bahan pangan yang sangat

I. PENDAHULUAN. baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sangat terkenal dan digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permen jelly merupakan salah satu produk pangan yang disukai semua orang dari kalangan anak-anak hingga dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, makanan yang dikonsumsi merupakan makanan yang sehat, dengan vegetarian. Makanan vegetarian saat ini mulai digemari oleh

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai gizi dari suatu makanan yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Jamur ini bersifat heterotrof dan saprofit, yaitu jamur tiram

Lampiran 1. Syarat Mutu Sosis Daging Menurut SNI

BAB I PENDAHULUAN. kandungan protein yang tinggi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan

I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai gizi suatu produk

PENGARUH TINGKAT SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG MAGGOT TERHADAP KOMPOSISI KIMIA PAKAN DAN TUBUH IKAN BANDENG (Chanos chanos Forsskal)

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap pemenuhan nilai gizi

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

1 I PENDAHULUAN. Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian, dan (1.7) Waktu

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai Latar Belakang (1.1.), Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein

KADAR PROTEIN DAN BETAKAROTEN BAKSO IKAN TUNA YANG DIPERKAYA JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DAN UMBI WORTEL NASKAH PUBLIKASI

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

I. PENDAHULUAN. produk yang praktis dan digemari adalah chicken nugget. Chicken nugget

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

I. PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar belakang, (1.2) Identifikasi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lemak. Selain itu jamur juga banyak membutuhkan peluang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu

I PENDAHULUAN. berlebihan dapat disinyalir menyebabkan penyakit jantung dan kanker. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. gram jamur kering juga mengandung protein 10,5-30,4%, lemak 1,7-2,2%, kalsium 314 mg, dan kalori 367 (Suwito, 2006).

I PENDAHULUAN. dapat diperoleh di pasar atau di toko-toko yang menjual bahan pangan. Abon dapat

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Sifat Fisik Meatloaf. Hasil penelitian mengenai pengaruh berbagai konsentrasi tepung tulang

PEMANFAATAN DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) SEBAGAI BAHAN CAMPURAN NUGGET IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis C.)

I. PENDAHULUAN. dapat dikonsumsi secara cepat (Ratnaningsih, 1999). Salah satu makanan

PEMANFAATAN KACANG HIJAU (PHASEOLUS RADIATUS L ) MENJADI SUSU KENTAL MANIS KACANG HIJAU

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN SOSIS AYAM

KUALITAS SOSIS JAMUR TIRAM PUTIH

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang

I PENDAHULUAN. banyak ditemukan dan dikonsumsi yaitu ikan tongkol. Secara ilmu pengetahuaan,

I. PENDAHULUAN. fotosintesis. Oleh karena itu, didalam pertumbuhannya jamur memerlukan zat-zat

BAB I PENDAHULUAN. Melalui penganekaragaman pangan didapatkan variasi makanan yang

KUALITAS SOSIS JAMUR TIRAM PUTIH

I PENDAHULUAN. 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu dan Tempat Penelitian. keperluan. Berdasarkan penggolongannya tepung dibagi menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pembangunan. Komponen ini memberikan kontribusi. dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga

I. PENDAHULUAN. minuman (Saparinto dan Hidayati, 2006). banyak dikonsumsi oleh masyarakat adalah sosis. Data survei independen yang

BAB I PENDAHULUAN. Protein merupakan suatu senyawa yang dibutuhkan dalam tubuh. manusia sebagai zat pendukung pertumbuhan dan perkembangan.

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

KUALITAS MIE BASAH DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG BIJI KLUWIH (Artocarpus communis G.Forst)

I. PENDAHULUAN. Mie merupakan salah satu bahan pangan yang bernilai ekonomis tinggi. Mie

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Cahyana (1999),kandungan gizi jamur tiram putih yaitu protein

I. PENDAHULUAN. Perikanan untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dan menghadapi. nasional (Kementrian Kelautan dan Perikanan, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. hasil laut yang berlimpah terutama hasil tangkapan ikan. Ikan merupakan sumber

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang Penelitian, (1.2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan pangan semakin meningkat dengan bertambahnya. jumlah penduduk. Berbagai jenis pangan diproduksi dengan meningkatkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jamur konsumsi,

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

TINJAUAN PUSTAKA. Sosis merupakan makanan yang dibuat dari daging maupun ikan yang

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk semi padat yang biasa dikonsumsi sebagai makanan selingan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).

1 I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Allah SWT di muka bumi ini sebagai makhluk yang

1. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

BAB I PENDAHULUAN. oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan mulai

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahan utama pembuatan biskuit pada umumnya adalah dengan

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH BERBAGAI FILLER (BAHAN PENGISI) TERHADAP KARAKTERISTIK DAN DAYA TERIMA CHICKEN NUGGET SKRIPSI. Oleh MARGI KUSUMANINGRUM

PENDAHULUAN. (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran,

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

MEMBUAT BISNIS KECIL DAN SEHAT

BAB I PENDAHULUAN. adalah lele dumbo ( Clarias gariepinus). Lele dumbo merupakan hasil

BAB I PENDAHULUAN. berupa lempengan tipis yang terbuat dari adonan dengan bahan utamanya pati

PENDAHULUAN. Bidang teknologi pangan terus mengalami perkembangan dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani dan Morfologi Jamur Tiram. Dari segi botani, jamur tiram termasuk jenis jamur kayu yang mudah

I. PENDAHULUAN. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang

BAB I PENDAHULUAN. lodeh, sayur asam, sup, dodol, dan juga manisan. Selain itu juga memiliki tekstur

MODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian Tahap Pertama

I. PENDAHULUAN. Singkong (Manihot Esculenta) merupakan salah satu sumber bahan pangan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daging sapi didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk

Transkripsi:

1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sosis ayam adalah salah satu produk olahan daging ayam yang merupakan makanan siap saji dan banyak beredar dipasaran dengan komposisi kimia yang berbeda. Sosis ayam terbuat dari daging ayam yang dihaluskan sebagai bahan baku utama serta menggunakan bumbu, bahan pengisi (filler), dan bahan pengikat (binder) sebagai bahan tambahan, kemudian dimasukan kedalam selongsong atau wadah sosis. Sosis dapat dijadikan pangan olahan sumber protein karena dibuat dari daging yang merupakan bahan pangan sumber protein, tetapi jarang dijumpai produk sosis yang dapat dijadikan pangan olahan sumber serat karena dipasaran umumnya sosis tidak mengandung serat. Bahan tambahan yang umum digunakan dalam pembuatan sosis ayam adalah tepung tapioka sebagai bahan pengisi dan susu skim sebagai bahan pengikat. Bahan pengisi dan bahan pengikat adalah komponen penting dalam pembuatan sosis karena akan mempengaruhi kualitas sosis yang dihasilkan. Kegunaan penambahan bahan pengisi dan bahan pengikat diantaranya adalah meningkatkan daya ikat air, mengurangi pengerutan selama pemasakan, meningkatkan stabilitas emulsi, meningkatkan cita rasa dan meningkatkan karakteristik irisan produk. Bahan pengisi dan bahan pengikat dibedakan berdasarkan kandungan proteinnya. Bahan pengikat mengandung protein yang lebih tinggi dibanding bahan pengisi, dan bahan pengisi umumnya sebagian besar terdiri dari karbohidrat serta memiliki kandungan lemak yang relatif tinggi. Sosis akan memiliki kandungan serat yang tinggi apabila ditambahkan bahan tambahan yang memiliki kandungan serat yang tinggi, salah satu alternatif

2 bahan tambahan yang dapat digunakan dalam pembuatan sosis ayam adalah tepung jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus). Komposisi kimia tepung jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) terdiri dari karbohidrat 62,8%, air 10,14%, lemak 3,3%, serat kasar 13,97% dan memiliki kandungan protein yang cukup tinggi yaitu sebanyak 16,43% (Nela dan Simon, 2013). Dilihat dari kompoisi kimia tepung jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) tersebut, maka tepung jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) dapat digunakan sebagai alternatif pengganti tepung tapioka sebagai bahan pengisi (filler) karena sebagian besar terdiri dari karbohidrat. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) mengandung asam amino esensial yang dibutuhkan oleh tubuh manusia diantaranya yaitu leusin, isoleusin, valin, triptofan, lisin, threonin, fenilalanin, metionin, dan histidin (Achmad, dkk., 2011). Jamur tiram putih mengandung vitamin B12, dan ergosterol yang merupakan prekursor vitamin D serta kaya akan kandungan mineral terutama posfor, potasium, sodium, kalsium, dan magnesium, selain itu dalam jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) terdapat senyawa lovastatin yang dapat menghambat terbentuknya kolesterol dalam darah manusia (Alarcon dkk, 2003) sehingga jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) dapat dikategorikan kedalam bahan pangan fungsional. Penggunaan susu skim sebagai bahan pengikat dan tepung jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) sebagai bahan pengisi dapat meningkatkan kandungan serat kasar pada sosis ayam karena tepung jamur tiram putih memiliki kandungan serat kasar yang tinggi. Selain dapat meningkatkan nilai gizi dan manfaat sosis ayam, penggunaan tepung jamur tiram putih dalam pembuatan sosis ayam akan menambah keanekaragaman pangan.

3 Diperlukan kombinasi antara bahan pengisi (filler) dan bahan pengikat (binder) dengan komposisi yang tepat dan sesuai untuk menghasilkan sosis ayam dengan komposisi kimia yang baik dan memenuhi standar, karena komposisi kimia bahan akan mempengaruhi komposisi kimia sosis yang dibuat. Tepung jamur tiram putih memiliki serat kasar yang tinggi tetapi memiliki protein yang lebih rendah dan lemak yang lebih tinggi dari susu skim. Berdasarkan informasi tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Imbangan Susu Skim dan Tepung Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus) Terhadap Komposisi Kimia Sosis Ayam. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh imbangan susu skim dan tepung jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) terhadap komposisi kimia sosis ayam (air, protein, lemak dan serat kasar). 2. Pada imbangan susu skim dan tepung jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) berapa yang menghasilkan komposisi kimia (air, protein, lemak dan serat kasar) sosis ayam yang terbaik dan sesuai SNI. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Bertitik tolak dari identifikasi masalah tersebut, maksud dan tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui pengaruh imbangan susu skim dan tepung jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) terhadap komposisi kimia sosis ayam (air, protein, lemak dan serat kasar).

4 2. Memperoleh imbangan susu skim dan tepung jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) yang menghasilkan komposisi kimia (air, protein, lemak dan serat kasar) sosis ayam terbaik dan sesuai Standar Nasional Indonesia. 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai informasi ilmiah tentang pengaruh imbangan susu skim dan tepung jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) terhadap komposisi kimia (air, protein, lemak dan serat kasar) sosis ayam, dan diharapkan menjadi bahan studi bagi penelitian lebih lanjut, selain itu juga dapat memberikan informasi mengenai penggunaan tepung jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) dalam pembuatan sosis ayam yang dapat menambah nilai gizi sosis ayam. 1.5 Kerangka Pemikiran Bahan pengisi (filler) maupun bahan pengikat (binder) adalah material bukan daging yang ditambahkan kedalam sosis yang tujuannya untuk meningkatkan daya ikat air, mengurangi pengerutan selama pemasakan, meningkatkan stabilitas emulsi, meningkatkan flavour dan meningkatkan karakteristik irisan (Soeparno, 2005). Bahan pengikat dan pengisi dibedakan berdasarkan proteinnya. Bahan pengikat mengandung protein yang lebih tinggi dibanding bahan pengisi, dan bahan pengisi umumnya hanya terdiri dari karbohidrat saja (Kramlich,1973). Bahan Pengikat yang banyak digunakan dalam pembuatan sosis adalah susu skim. Susu skim dapat digunakan sebagai bahan pengikat karena memiliki protein yang tinggi. Penggunaan susu skim sebagai bahan pengikat adalah 3,15% dari berat adonan (Agus, dkk., 2009). Penambahan susu skim sebanyak 126 g dari

5 total adonan sebanyak 1.000 g sebagai bahan pengikat (binder) dalam pembuatan sosis ayam menghasilkan sosis dengan komposisi kimia protein tertinggi (12,40%) dan lemak terendah (19,69%) yang memenuhi Standar Nasional Indonesia, tetapi menghasilkan kadar serat terendah (Badriyah, 2013). Bahan pengisi yang digunakan dalam pembuatan sosis adalah bermacam tepung yang umumnya mempunyai protein dalam jumlah relatif rendah jika dibandingkan dengan tepung jamur tiram putih, dan salah satu bahan yang umumnya digunakan sebagai bahan pengisi dalam pembuatan sosis adalah tepung tapioka. Penambahan tepung tapioka sebagai bahan pengisi (filler) adalah 10% dari berat daging (Made Astawan, 2004 dalam Meilisa 2014). Tepung tapioka memiliki kandungan protein sebesar 0,15%, lemak 0,3%, karbohidrat 86,9%, serat kasar 0,50 dan air 12% (Direktorat Gizi, 1995 dalam Meilisa, 2014). Penelitian mengenai penggunaan tepung jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) sebagai bahan tambahan pembuatan sosis ayam telah dilakukan oleh Rus an (2007) yang menunjukkan bahwa dengan penambahan tepung jamur tiram menghasilkan pengaruh yang berbeda terhadap air, protein, dan lemak sosis ayam. Imbangan antara daging ayam dan gel porang yang masing-masing memiliki kompoisi kimia yang berbeda memberikan pengaruh nyata terhadap komposisi kimia sosis ayam. (Army dan Simon, 2015). Hal tersebut membuktikan bahwa komposisi kimia bahan yang digunakan untuk membuat sosis akan mempengaruhi komposi kimia sosis yang dibuat. Agus, dkk., (2009) dalam penelitiannya mengenai karakteristik fortifikasi β-caroten dari labu kuning yang dalam perlakuannya menggunakan berbagai imbangan antara tepung tapioka dan tepung labu kuning sebagai substitusi filler menunjukkan bahwa sosis dengan fortifikasi β-caroten sampai level 100% berpengaruh terhadap karakteristik kimia

6 sosis yaitu menurunkan kandungan air, meningkatkan protein, serat, β-caroten dan memiliki pengaruh yang sama terhadap lemak karena komposisi kimia tepung tapioka dan tepung labu kuning memiliki komposisi kimia yang berbeda, kecuali lemak yang hampir sama. Proporsi tepung jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) dibanding tepung maizena yang semakin meningkat mengakibatkan peningkatan protein dan serat kasar pada flake, hal tersebut disebabkan protein dan serat kasar pada jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) lebih tinggi dari tepung maizena (Suprihana, dkk., 2010). Komposisi kimia tepung jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) terdiri dari karbohidrat 62,8%, air 10,14%, lemak 3,03%, dan memiliki kandungan protein yang cukup tinggi yaitu sebanyak 16,43% (Nela dan Simon, 2013). Kandungan serat kasar pada tepung jamur tiram putih adalah 13,97% (Suprihana, dkk., 2010). Komposisi kimia susu skim terdiri dari protein 36,6%, lemak 1%, karbohidrat 5,2% serat kasar 0,85%, air 3,5%, abu 0,5%, dan vitamin C 1%. Berdasarkan komposisi kimia tepung jamur tiram dan susu skim, maka dapat diketahui bahwa masing-masing bahan tersebut memiliki komposisi kimia yang berbeda. Penggunaan tepung jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) sebagai bahan pengisi dan susu skim sebagai bahan pengikat akan memberikan pengaruh terhadap komposisi kimia sosis ayam yang akan dibuat, terutama pada protein dan serat kasar, karena tepung jamur tiram putih memiliki protein yang lebih rendah dibandingkan dengan susu skim yang memiliki protein 35,60% dan kandungan serat kasar yang tinggi pada jamur tiram yaitu sebesar 13,97% sedangkan susu skim diketahui memiliki kandungan serat 0,85%. Tepung jamur tiram dan susu skim mempunyai persentase lemak yang berbeda yaitu masing-masing sebesar

7 3,03% dan 1%, sehingga proporsi imbangan antara tepung jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) dengan susu skim akan mempengaruhi kandungan protein, lemak, dan serat kasar sosis ayam. Berdasarkan SNI (Standar Nasional Indonesia) 01-3820-1995 sosis yang baik minimal mengandung air maksimal 67%, protein minimal 13%, lemak maksimal 25%, karbohidrat maksimal 8%, serat kasar maksimal 25%, dan abu maksimal 3% (Badriyah, 2013). Dalam penelitian yang akan dilakukan, dengan mengatur imbangan antara susu skim dan tepung jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) diharapkan akan menghasilkan komposisi kimia sosis ayam yang terbaik. Dari uraian informasi tersebut diatas, maka diketahui kadar air dan lemak tepung jamur tiram lebih tinggi dibandingkan susu skim dan protein susu skim lebih tinggi dibanding tepung jamur tiram, yang mengakibatkan penambahan proporsi tepung jamur tiram dalam imbangan akan menambah kandungan air serta lemak dan mengurangi kandungan protein dalam sosis ayam. Proporsi tepung jamur tiram kurang dari 50% dari total bahan pengisi dan bahan pengikat akan menghasilkan sosis dengan kadar air dan lemak yang lebih rendah dan protein yang lebih tinggi dibandingkan dengan proporsi tepung jamur tiram lebih dari 50% dari total bahan pengisi dan bahan pengikat. Sedangkan serat kasar dalam sosis akan meningkat dengan semakin meningkatnya proporsi jamur tiram putih dalam imbangan. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat ditarik hipotesis bahwa imbangan susu skim dan tepung jamur tiram sebesar 50% : 50% dari total bahan pengisi dan bahan pengikat menghasilkan kuantitas komposisi kimia (air, protein, lemak, dan serat kasar) sosis ayam terbaik.

8 1.6 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 24 Februari sampai dengan 28 Maret 2016 di Laboratorium Teknologi Pengolahan Produk Peternakan (TPPP) Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jatinangor Sumedang dan analisis kimia dilaksanakan di Labratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran.