BAB I PENDAHULUAN. provinsi Jawa Tengah terhitung dari tahun 2012 (508 jiwa), 2013 (350

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. keberlangsungan bangsa, sebagai generasi penerus bangsa anak harus dipersiapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi

BAB I PENDAHULUAN. otak dimulai dalam kandungan sampai dengan usia 7 tahun (Menteri Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menyusu sendiri pada ibu dalam satu jam pertama kelahirannya

BAB I PENDAHULUAN. Bayi baru lahir memiliki hak untuk segera menyusu dini dengan membiarkan

BAB I PENDAHULUAN. finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan dalam pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. menyusu dalam 1 jam pertama kelahirannya (Roesli, 2008). Peran Millenium

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Melahirkan merupakan pengalaman menegangkan, akan tetapi sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. kandungan disertai dengan pemberian air susu ibu (ASI) sejak usia dini, terutama

Daftar Pustaka : 44 ( ) Kata Kunci : Perilaku Bidan, Inisiasi Menyusu Dini

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs) Di negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional salah satu tujuannya yaitu membangun sumber

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

PENGARUH IMPLEMENTASI 10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 0-3 BULAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia tercatat angka kematian bayi masih sangat tinggi yaitu 2%

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Menurut World Health Organization (WHO), data statistik. menyatakan bahwa Neonatal Mortality Rate Indonesia pada tahun 2010

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menghasilkan suatu kesepakatan yang tercantum dalam MDG s

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yang merupakan langkah wajib pada

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian bayi terbanyak adalah diare (31,4%) dan pneumonia

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja pada undang-undang yang mengatur tentang ibu menyusui.

BAB 1 : PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas bayi karena rentan terhadap kondisi-kondisi infeksi saluran

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. makan yang kurang tepat pada bayi dan anak, maka penting penerapan optimal

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran hidup, sesuai dengan target pencapaian Sustainable Development

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan, sikap..., Rindiarni Inten Putri, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. oleh perangkat reproduksi yang dimilikinya, yaitu rahim dan semua bagiannya, untuk

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN IMD PADA PASIEN PASCA PERSALINAN DI BPM RATNA WILIS PALEMBANG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan dari hasil sekresi kelenjar payudara ibu.

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan yang saat ini terjadi di Indonesia. Derajat kesehatan anak

BAB I PENDAHULUAN. tahun yang dinyatakan dalam kelahiran hidup pada tahun yang sama. kematian (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016).

BAB I PENDAHULUAN. suplemen,vitamin, mineral, dan atau obat obatan untuk keperluan medis

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Inisiasi Menyusu Dini ( IMD) adalah suatu proses membiarkan bayi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, ASI juga dapat melindungi kesehatan Ibu mengurangi

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian. Air susu ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu, yang

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. langkah awal menuju kesuksesan menyusui. Salah satu tujuan IMD adalah menekan

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi yang diberikan pada bayi sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. pertama. Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi penting untuk. meningkatkan kelangsungan hidup dan kualitas bayi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. setelah persalinan, dan masa menyusui bayi ( Prasetyono, 2009, p.61). berumur 2 tahun (postnatal) (Perinasia, 2007, p.1).

Putri, et al, Hubungan Antara Faktor Ibu dan Inisiasi Menyusu Dini dengan Pemberian ASI... Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat 2

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama

BAB I PENDAHULUAN. sejak dini dengan memantau kesehatan ibu, dengan digunakan indicator

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) padabayi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ARIS SETYADI J

BAB I PENDAHULUAN. The World Health Report Tahun 2005 dilaporkan Angka Kematian Bayi Baru

BAB I PENDAHULUAN. dunia, karena merupakan penyebab kesakitan dan kematian pada masa

BAB 1 PENDAHULUAN. ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup bayi, pertumbuhan, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ST NURRAHMAH, S.ST AKADEMI KEBIDANAN KONAWE. Jl. Letj.DII Panjaitan No.217, Unaaha, Konawe Sulawesi Tenggara. Telp/Fax (0408)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud, melalui terciptanya

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data WHO UNICEF, UNFPA dan Bank Dunia menunjukkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia (SDM) yang berkualitas agar masyarakat Indonesia dapat melanjutkan

BAB I PENDAHULUAN. dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. World Health

BAB I PENDAHULUAN. jam pertama kelahiran atau sering disebut dengan inisiasi menyusu dini. berdampak psikologis pada ibu dan bayi (Roesli, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

BAB 1 PENDAHULUAN. program KIA tersebut menurunkan angka kematian ibu dan anak (Depkes, RI 2007)

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dilahirkan selama enam bulan tanpa menambahkan dan atau mengganti dengan

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi mencapai 36 per kelahiran (SDKI, 2007). menyusui dengan program pemberian ASI eksklusif on demand yang

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi dengan ibunya, setidaknya selama 1 jam segera setelah lahir (Roesli,2011).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu mudah (Roesli, 2009).

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

Volume VI Nomor 3, Agustus 2016 ISSN:

FAKTOR-FAKTOR PENGARUH KEBERHASILAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DI RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP SUHU BADAN BAYI BARU LAHIR

PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF. BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. pada saat janin masih dalam kandungan dan awal masa pertumbuhannya. menghadapi tantangan globalisasi (Depkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI MENGGUNAKAN DOT DENGAN KEBERHASILAN ASI EKSLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI POSYANDU WILAYAH PUSKESMASDANUREJAN I YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemberian ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif sampai usia 6 bulan pertama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN PELAKSANAAN RAWAT GABUNG DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI DI RB GRIYA HUSADA NGARAN, POLANHARJO, KLATEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. individu, dimulai sejak janin masih dalam kandungan, bayi, balita, anak-anak,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KECEPATAN KELUARNYA ASI PADA IBU POST PARTUM DI BPS FIRDA TUBAN

BAB I PENDAHULUAN. yang harus ditangani dengan serius. Ditinjau dari masalah kesehatan dan gizi, terhadap kekurangan gizi (Hanum, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah pembangunan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) adalah makanan atau minuman

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di mana salah satu indikator tingkat kesehatan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Kolostrum merupakan air susu yang pertama kali keluar seringkali berwarna

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penurunan angka kematian maternal dan neonatal merupakan salah satu program prioritas pemerintah yang di tetapakan dalam rencana Strategis (RENSTRA) tahun 2014, Kabupaten Brebes merupakan salah satu daerah dengan Angka Kematian Bayi tertinggi di provinsi Jawa Tengah terhitung dari tahun 2012 (508 jiwa), 2013 (350 jiwa) dan 2014 (348 jiwa). (Profil Dinkes Brebes, 2015). Berdasarkan data yang di peroleh dari Riskesdas (2013) menyatakan bahwa persentase proses mulai mendapat ASI kurang dari satu jam (inisiasi menyusu dini) pada anak umur 0-23 bulan di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 34,5%, 1 6 jam sebesar 35,2%, 7 23 jam sebesar 3,7%, sedangkan 24 47 jam sebesar 13,0% dan lebih dari 47 jam sebesar 13,7%. Tatalaksana manajemen laktasi dan Inisiasi Menyusu Dini (IMD yang optimal) sangat mendukung tercapainya ASI Ekslusif (Maryunani, 2012). Inisiasi menyusu dini merupakan salah satu langkah pertolongan persalinan normal. Dalam buku Acuan Asuhan Persalinan Normal (APN) berisi 60 langkah yang didalam salah satu poinnya tercantum adanya Inisiasi menyusu Dini. Menurut Utami Roesli, Satu jam pertama setelah bayi lahir adalah kesempatan emas

2 yang akan menentukan keberhasilan ibu untuk menyusui bayinya secara optimal karena bayi sudah terlatih secara naluriah menemukan sendiri putting susu ibunya. Bila bayi bisa menyusu dalam 20-30 menit akan membantu bayi memperoleh ASI pertamanya, membangun ikatan kasih sayang ibu dan bayi, sehingga dapat meningkatkan produksi ASI yang akhirnya proses menyusu berikutnya akan lebih baik, dan dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) kematian bayi dapat ditekan sebesar 13 % (Utami, 2008). Penelitian yang dilakukan oleh Karen M. Edmon, dkk dalam jurnal Pediatric Maret 2006 dalam kasus di Ghana membuktikan bahwa 16% kematian neonatus atau bayi yang baru lahir dapat dicegah bila bayi mendapat ASI di hari pertamanya. Angka tersebut meningkat menjadi 22% bila bayi melakukan IMD dalam satu jam pertama setelah lahir. Dr. Siti Rayhani Fadhila menyampaikan dalam artikelnya Bayi yang diberi kesempatan IMD, hasilnya 8 kali lebih berhasil dalam pemberian ASI eksklusif, selanjutnya akibat tidak dilakukannya IMD berdampak pada kelancaran menyusui dan kesuksesan pemberian ASI, bayi di bawah usia enam bulan yang tidak mendapati ASI berisiko 3-4 kali lipat lebih tinggi mengalami kematian dibandingkan bayi yang mengonsumsi ASI, meningkatnya prevalensi obesitas bayi sebanyak 13% dan diabetes tipe-2 sebanyak 35% pada bayi (IDAI, 2016). Presentase inisiasi menyusui dini di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2013 sebesar 37,5 %. Sedangkan di Kabupaten Brebes IMD

3 Tahun 2010: 26,46%, Tahun 2011: 28,77%, tahun 2012: 32,12%, tahun 2013: 38,56%, tahun 2014: 40,39% (Profil Dinkes Brebes, 2015). Faktor yang mempengaruhi kegagalan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) antara lain faktor ibu, bayi, keluarga dan pelayanan kesehatan. Dari faktor sosiodemografi ibu meliputi usia, tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan ibu mengenai IMD, penghasilan keluarga, tempat tinggal. Faktor kondisi antara lain kondisi psikologis ibu, paritas, kelainan payudara, breastfeeding self efficacy. Faktor kondisi bayi seperti berat badan lahir, usia gestasional. Faktor lingkungan antara lain dukungan keluarga, peran tenaga kesehatan, tempat melahirkan, keikutsertaan kelas hamil. Menurut penelitian Sirajuddin dkk (2013), menyebutkan bahwa tindakan bidan merupakan determinan yang penting. Bidan merupakan salah satu petugas kesehatan yang melakukan pertolongan persalinan yang memiliki banyak waktu untuk berinteraksi dengan pasien. Pada saat setelah bersalin ibu tidak dapat melakukan IMD tanpa bantuan dan fasilitasi dari bidan. Dengan demikian bidan berperan terhadap keberhasilan pelaksanaan IMD (Dayati, 2011). Terkait dengan pertolongan persalinan di Kabupaten Brebes adalah Bidan (75%) serta rendahnya cakupan inisiasi Menyusu Dini dan pentingnya peranan bidan dalam melakukan praktek Inisiasi Menyusu Dini maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai faktor

4 determinan pelaksanaan inisiasi menyusu dini (IMD) oleh Bidan di Puskesmas Kabupaten Brebes. B. PERUMUSAN MASALAH Tingginya Angka kematian bayi di Provinsi Jawa Tengah disumbang salah satunya oleh Kabupaten Brebes yang angka kejadiannya mencapai 348 kasus kematian (Dinkes, 2015). Angka kejadian kematian tertinggi di Kabupaten Brebes terjadi pada umur 0-28 hari (Neonatus). Diambil dari data dinas kesehatan brebes cakupan IMD di Kabupaten Brebes Tahun 2014 sebesar 40, 39 %. Salah satu peran dan fungsi bidan adalah sebagai pelaksana, dimana Bidan merupakan petugas kesehatan yang membantu pertolongan persalinan, dan mempunyai peranan penting untuk memfasilitasi ibu dalam keberhasilan pelaksanaan IMD. Pertolongan persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memliki kompetensi kebidanan yang di wilayah Kabupaten Brebes sebesar 98,30 %. Dengan memperhatikan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Faktor determinan apakah yang mempengaruhi pelaksanaan inisiasi menyusui dini oleh bidan di Kabupaten Brebes?

5 C. TUJUAN PENULISAN 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui determinan pelaksanaan inisiasi menyusui dini (IMD) oleh bidan di Kabupaten Brebes. 2. Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah: a. Mengidentifikasi faktor predisposisi (usia, pendidikan, pengetahuan, dan sikap) dalam pelaksanaan IMD oleh bidan di Kabupaten Brebes. b. Mengidentifikasi faktor pendukung (lama kerja, pelatihan, dan refreshing pelatihan) dalam pelaksanaan IMD oleh bidan di Kabupaten Brebes. c. Mengidentifikasi faktor penguat (dukungan dan kebijakan) dalam pelaksanaan IMD oleh bidan di Kabupaten Brebes. d. Mengidentifikasi faktor determinan yang paling berperan terhadap pelaksanaan IMD oleh bidan di Kabupaten Brebes. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti Merupakan pengalaman yang berharga yang dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dan memberikan wawasan bagi peneliti tentang inisiasi menyusu dini (IMD).

6 2. Bagi pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi kemudian digunakan sebagai tambahan referensi civitas akademik, khususnya tentang inisiasi menyusu dini (IMD) sehingga dapat memberikan ilmu dan pengetahuan kepada para pembaca lebih luas lagi. 3. Bagi bidan Semoga dapat memberikan Informasi dan berbagi ilmu yang benar mengenai inisiasi menyusu dini. E. Keaslian Penelitian berikut: Ada beberapa penelitian terkait diantaranya adalah sebagai Tabel I. 1 Penelitian penelitian yang terkait No. Peneliti Judul Penelitian Desain Hasil 1. Putri Winda Case control study Lestari Tahun 2014 2. Saifudin Sirajuddin Tahun 2013 Beberapa faktor yang mempengaruhi kegagalan Inisiasi Menyusui Dini (studi kasus di RSUD kardinah Tegal) Determinan Pelaksanaan IMD Faktor resiko utama yang mempengaruhi kegagalan IMD adalah kurangnya peran tenaga kesehatan (OR=6,1), kurangnya pemahaman ibu tentang IMD (OR=5,9) dan rendahnya pendidikan ibu (OR=3,9). Regresi linier ganda Terdapat tiga variabel yang berkontribusi meliputi dukungan keluarga, pendidikan dan tindakan bidan (nilai p < 0,05) adalah determinan penting sedangkan variabel dukungan keluarga adalah determinan utama terhadap pelaksanaan IMD

7 3. Setiyowati Rahardjo Tahun 2008 4. Karen M. Edmond, MMSc, FRCPCH, dkk Tahun 2005 5. Sarah Earle Tahun 2002 Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian asi satujam pertama setelah melahirkan Delayed Breastfeeding Initiation Increases Risk of Neonatal Mortality Factors affecting the initiation of breastfeeding: implications for breastfeeding promotion Crossectional Surveillance system Prospektif desain Faktor dominan yang yang berhubungan dengan pemberian ASI dalam satu jam pertama adalah tenaga periksa hamil. Terdapat peningkatan risiko kematian neonatal dengan meningkatnya penundaan inisiasi menyusu dari 1 jam dalam 7 hari; keseluruhan inisiasi akhir (setelah hari 1) dikaitkan dengan peningkatan 2,4 kali lipat risiko. Beberapa faktor yang mempengaruhi inisiasi menyusui: Pertama, keputusan pemberian makanan bayi tampaknya dibuat sebelum, atau setelah konsultasi dengan tenaga kesehatan. Kedua, adanya promosi kesehatan mengenai pemberian ASI (menyusui secara dini). Beberapa hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada penelitian ini variabel yang diteliti adalah faktor predisposisi, faktor pendorong, dan faktor penguat dari pelaksanaan IMD, tempat penelitan bertempat di 38 Puskesmas wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes, menggunakan metode observasi analitik dengan desain penelitian adalah potong lintang (Cross Sectional). F. Ruang Lingkup 1. Ruang Lingkup Waktu Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari Juni 2017.

8 2. Ruang Lingkup Tempat Lokasi penelitian ini adalah di 38 Puskesmas wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes. 3. Ruang Lingkup Materi Penelitian ini termasuk dalam lingkup keilmuan kebidanan, khususnya mengenai kesehatan ibu dan anak. Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak terutama bayi baru lahir.