BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang. Maka dari itu, Indonesia memang sepantasnya. melakukan perubahan dan pembangunan di bidang ekonomi.

dokumen-dokumen yang mirip
Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari atau disebut masyarakat miskin dan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama bagi negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan

Kata Kunci: Modal, Tingkat Upah, Penyerapan Tenaga Kerja, Produksi DAFTAR ISI...

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. nasional dan tercapai kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan potensi, aspirasi

BAB I PENDAHULUAN. indikator keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang dapat dijadikan tolok ukur

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional merupakan cerminan keberhasilan pembangunan. perlu dilaksanakan demi kehidupan manusia yang layak.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

I. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

I. PENDAHULUAN. dan mendapat perhatian yang cukup besar dari pemerintah industri kecil merupakan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi nasional menitikberatkan pada pembanguan sektor

BAB I PENDAHULUAN. membentuk kerja sama antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. (UMi), Usaha Kecil (UK), Usaha Menengah (UM) dan Usaha Besar (UB) berdasarkan ketiga alat ukur ini berbeda di setiap negara.

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS iii KATA PENGANTAR... iv

Analisis Isu-Isu Strategis

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk. membangun manusia Indonesia seutuhnya, dan pembangunan tersebut harus

BAB I PENDAHULUAN. pembagian pendapatan yang merata bagi seluruh rakyat sesuai dengan sila Pancasila

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan penggerak perekonomian suatu Negara karena

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini

Tabel-Tabel Pokok TABEL-TABEL POKOK. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

BAB I PENDAHULUAN. namun sektor industri adalah satu dari beberapa yang bertahan dari krisis

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

Pendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto

I. PENDAHULUAN. dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan kata lain, perkembangannya

ANALISIS KEBUTUHAN INVESTASI BIDANG USAHA UNGGULAN BERBAHAN BAKU PERTANIAN DALAM SUBSEKTOR INDUSTRI MAKANAN DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan suatu perekonomian dalam satu periode ke periode

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi

BAB I PENDAHULUAN. membangun seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, yaitu

I.PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan sebagai perangkat yang saling berkaitan dalam

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan nasional suatu negara yakni melalui jumlah dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN ,71 PERSEN

TABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Selain itu pembangunan adalah rangkaian dari upaya dan proses yang

I. PENDAHULUAN Industri Pengolahan

DAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT)

BAB I PENDAHULUAN. ketertinggalan dibandingkan dengan negara maju dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia demi mencapai masyarakat yang sejahtera. Namun, mengingat Negara

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya dalam jangka panjang akan berdampak terhadap perubahan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. daya alam maupun sumberdaya manusia sehingga akan meningkatkan. Sejak krisis ekonomi tahun , industri manufaktur Indonesia

I. PENDAHULUAN. semakin banyaknya jumlah angkatan kerja yang siap kerja tidak mampu

I. PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. atau regional khususnya di bidang ekonomi. Angka-angka pendapatan regional dapat

BAB I PENDAHULUAN. 2005, hlm Tulus Tambunan, Pembangunan Ekonomi dan Utang Luar Negeri, Rajawali Pres,

Pemerintah Kabupaten Bantul. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2007 Kabupaten Bantul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara yang kaya dengan Sumber Daya Alam dan

HALAMAN PENGESAHAN...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan merupakan proses yang harus dilalui setiap negara dari

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014

PDRB/PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2008

KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah

Kata Kunci : Modal, Jam Kerja, Pendidikan, Produksi, Pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang disertai terjadinya perubahan struktur ekonomi. Menurut Todaro

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008

I. PENDAHULUAN. menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang gencar-gencarnya

BAB I PENDAHULUAN. satu usaha untuk meningkatkan pembangunan ekonomi adalah pembangunan

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sehari-hari dan meningkatkan perekonomian Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii

BAB I PENDAHULUAN. menyempit membuat petani berpikir bekerja dibidang lain yaitu industri dan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang masuk dalam kategori negara berkembang. Maka dari itu, Indonesia memang sepantasnya melakukan perubahan dan pembangunan di bidang ekonomi. Proses perubahan dilakukan dengan peningkatan sarana dan prasarana di bidang ekonomi melalui proses transformasi. Proses transformasi struktural di Indonesia berlangsung dengan sangat cepat. Perubahan seperti ini banyak terjadi di semua negara berkembang termasuk Indonesia. Daerah - daerah di Indonesia mulai mengembangkan sektor industri sehingga memperkecil kesenjangan dengan sektor pertanian. Proses industrialisasi dan pembangunan industri merupakan salah satu jalur untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam arti tingkat hidup yang lebih maju maupun taraf hidup yang lebih baik (Arsyad, 2010:353). Perjalanan bisnis yang dilalui oleh industri kecil selama ini tidak terlepas dari hasil kebijakan dan program pemerintah. Pemerintah telah mengambil langkah untuk memberikan program bantuan dalam bentuk fasilitas produksi, bantuan dibidang manajemen, financial serta kemitraan yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja. Berbagai kebijakan pemerintah untuk mengembangkan industri kecil mempunyai tujuan agar pembangunan industri mengarah pada industri yang efisien dengan kualitas 1

produk yang semakin baik dan dapat bersaing di pasar dalam negeri maupun luar negeri dengan nilai tambah yang semakin tinggi untuk memperkuat perekonomian Indonesia (Sujianto, 2005). Sebagai salah satu Provinsi di Indonesia, Provinsi Bali lebih mengutamakan pertumbuhan industri untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Bali yang lebih dikenal dengan Pulau Dewata ini memiliki potensi alam dan sumber daya manusia yang memadai dalam pengembangan industri dengan didukung kreativitas dan keahlian khusus yang dimiliki oleh sumber daya manusianya. Pembangunan di Bali dilaksanakan di segala bidang pembangunan ekonomi, politik maupun dalam bidang sosial budaya serta pengembangan industri yang semakin pesat. Sebagai daerah tujuan wisata dunia, pembangunan di bidang sosial budaya lebih diutamakan sehingga dapat mendukung sektor usaha pariwisata Bali dengan kekayaan alamnya. Semakin berkembangnya sektor pariwisata di Bali memberikan multiplier effect terhadap pertumbuhan sektor industri lain sebagai pendukung pariwisata. Pembangunan pada bidang bidang yang mendukung sektor usaha pariwisata tersebut antara lain pengembangan industri kecil dan kerajinan. Salah satu industri kerajinan yang dikembangkan di Bali adalah industri kerajinan ukiran kayu. Industri kerajinan ukiran kayu yang berupa cindera mata diminati oleh wisatawan baik domestik ataupun mancanegara. Pertumbuhan perkembangan industri kerajinan ukiran kayu ini mendukung perkembangan perekonomian di Bali. Salah satu Kabupaten di Bali yang 2

mayoritas industri kerajinan ukiran kayu adalah Kabupaten Gianyar yang terkenal pula dengan basis cenderamata yang mendukung pariwisata Bali. Tabel 1.1 menyajikan mengenai indikator yang mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi suatu daerah dengan melihat laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Data PDRB menunjukkan perkembangan ekonomi setiap tahunnya yang dilihat dari nilai yang selalu meningkat terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Gianyar. Industri pengolahan di Kabupaten Gianyar dapat dipandang sebagai upaya yang sangat strategis dan rasional mengingat usaha ini amat beranekaragam sehingga dapat disesuaikan dengan potensi, kondisi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang tersedia. Tabel 1.1 PDRB Kabupaten Gianyar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2011-2013 (Juta Rupiah) Lapangan Usaha 2011 2012* 2013** (1) (2) (3) (4) 1. Pertanian, Peternakan, 1.311.256 1.400.869 1.571.332 Kehutanan, dan Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian 48.187 54.222 62.696 3. Industri Pengolahan 1 507.235 1.695.202 1.912.298 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 89.508 107.978 130.455 5. Bangunan 446.853 556.224 649.193 6. Perdagangan, Hotel, dan 2.372.595 2.641.089 3.078.872 Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 352.142 391.786 455.859 8. Keuangan, Persewaan, & Jasa 430.210 498.626 576.409 Perusahaan 9. Jasa-jasa 1.560.681 1.779.976 2.122.147 Produk Domestik Regional Bruto 8.118.672 9.125.976 10.562.264 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Gianyar (2014) 3

Ket : * : Data sementara di tahun 2012 ** : Data sementara di tahun 2013 Perkembangan pertumbuhan ekonomi yang ada di Bali khususnya di Kabupaten Gianyar memberikan peluang bagi dunia industri untuk mengembangkan usahanya sehingga mendorong industri tersebut mempertahankan kontinuitas dengan memanfaatkan sumber sumber ekonomi yang ada di lingkungannya secara efektif dan efisien. Sumber sumber ekonomi tersebut meliputi sumber daya alam sebagai bahan industri, sumber daya manusia sebagai penggerak industri tersebut, sumber daya modal yang menunjang jalannya serta kelancaran usaha industri tersebut serta skill atau keahlian yang dimiliki oleh sumber daya manusia tersebut dalam usahanya meningkatkan produktivitas usahanya. Faktor kunci dalam pembangunan ekonomi adalah sumber daya manusia (Susilo Martoyo, 2007:8). Dalam melaksanakan kegiatan usaha industri, peranan sumber daya manusia merupakan faktor penting yang mendukung perkembangan usaha industri tersebut. Sumber daya manusia yang dimaksud adalah tenaga kerja. Tenaga kerja adalah asset utama dalam perkembangan industri yang menjadi perencana dan pelaku aktif dari setiap aktivitas usaha. Tenaga kerja mempunyai pikiran, perasaan, keinginan, status, latar belakang pendidikan, usia dan jenis kelamin yang heterogen yang di bawa ke dalam usaha industri. Tenaga kerja bukan mesin, uang dan material yang sifatnya pasif dan dapat dikuasai serta diatur sepenuhnya dalam mendukung tercapainya tujuan industri. Kualitas dan kuantitas tenaga 4

kerja harus sesuai dengan kebutuhan usaha sehingga lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan usaha (Susilo Martoyo, 2007:27). Kualitas dan kuantitas tenaga kerja ini akan terlihat dari produktvitasnya. Menurut L. Greenberg dalam Sinungan (2008:12) mendefinisikan produktivitas sebagai perbandingan antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama periode tersebut. Samuelson (1993:133) menyatakan bahwa produktivitas merupakan suatu konsep pengukuran rasio output total terhadap rata-rata input tertimbang. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa produktivitas adalah perbandingan antara jumlah output yang dihasilkan dengan jumlah input yang digunakan. Produktivitas juga dapat diartikan sebagai rasio antara output terhadap input sumber daya yang dipakai. Jika dalam rasio tersebut sumber daya dimasukkan seluruhnya untuk menghasilkan output, disebut dengan produktivitas total, namun jika yang dihitung sebagai masukan hanya faktor sumber daya tertentu saja maka disebut sebagai produktivitas parsial. Produktivitas yang tinggi akan menguntungkan bagi industri dan tenaga kerja terutama meningkatkan kesejahteraannya. Produktivitas mencerminkan etos kerja dari tenaga kerja yang tercemin dalam sikap mental yang baik. Adapun faktor faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja adalah pengalaman kerja, teknologi, keamanan dan perlindungan, suasana kerja yang baik, promosi dan pengembangan diri keorganisasian. Dalam penelitian ini lebih fokus pada faktor pengalaman 5

kerja dan teknologi karena faktor lain tidak terjadi pada usaha industri yaitu industri kerajinan ukiran kayu. Penelitian ini tentang tenaga kerja pada industri kerajinan ukiran kayu yang ada di Kabupaten Gianyar. Dalam perkembangannya, industri tersebut melibatkan berbagai aspek yang meliputi bahan baku, permodalan/investasi, mesin/alat produksi, tenaga kerja, manajemen, promosi dan penawaran. Perkembangan industri kerajinan yang ada di Kabupaten Gianyar mengalami pasang surut karena dipengaruhi oleh faktor internal seperi modal, tenaga kerja serta bahan atau material yang digunakan untuk produksi ukiran kayu dan faktor eksternal seperti teknologi dan komunikasi, promosi serta keamanan dan perlindungan. Hal ini dapat dilihat dari adanya fluktuasi jumlah perusahaan industri besar dan kecil maupun jumlah tenaga kerja yang mampu diserap. Perbandingan industri besar dan kecil dalam penggunaan tenaga kerja pada tahun 2011 dan 2012 dapat disajikan di tabel 1.2 Tabel 1.2 Perbandingan Industri Besar dan Kecil di Kabupaten Gianyar Tahun 2011 dan 2012 Uraian 2011 2012 Pertumbuhan (%) Industri Besar Unit usaha (unit) 226 730 223,01 Tenaga Kerja (orang) 1515 4844 219,74 Industri Kecil Kerajinan Rumah Tangga (unit) 4153 2924 (29,59) Tenaga Kerja (orang) 5882 8792 49,47 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Gianyar (2014) 6

Tabel 1.2 menunjukkan bahwa perkembangan industri di Kabupaten Gianyar pada tahun 2011 dan 2012 terdiri dari industri besar dan kecil. Pertumbuhan industri besar untuk unit usaha di tahun 2012 adalah mengalami peningkatan sebesar 504 unit atau 223.01% sedangkan jumlah tenaga kerja tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 3.329 orang atau 219,74%. Sedangkan pertumbuhan industri kecil pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 1.229 unit atau 29,59% sedangkan jumlah tenaga kerja mengalami peningkatan sebesar 2.910 orang atau 49.47%. Tabel 1.3 menunjukkan industri kayu menduduki peringkat pertama dari jumlah usaha industri yang ada di Kabupaten Gianyar yaitu sebesar 26 perusahaan dengan 1.187 orang, sehingga industri ini memiliki peluang yang besar untuk terus berkembang karena Industri Kecil Menengah merupakan prioritas pemerintah Kabupaten Gianyar. Tabel 1.3 Banyaknya Perusahaan Industri Besar dan Sedang, Tenaga Kerja, dan Pengeluaran Tenaga Kerja Menurut Golongan Pokok Industri di Gianyar Tahun 2013 Klasifikasi Industri Pengolahan Jumlah Perusahaan Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Gianyar (2014) Jumlah Tenaga Kerja (1) (2) (3) 10 Makanan 1 130 13 Tekstil 11 528 16 Kayu, Barang dari Kayu, & Gabus 26 1 187 25 Barang Logam, Bukan Mesin & Peralatannya 11 776 32 Pengolahan Lainnya 18 883 2013 67 3 504 7

Tabel 1.3 menunjukkan bahwa industri pengolahan kayu, barang dari kayu dan gabus menunjukkan jumlah tertinggi untuk jumlah perusahaan dan penyerapan tenaga kerja di Tahun 2013. Berdasarkan data yang diuraikan pada tabel 1.3 menunjukkan bahwa industri kayu lebih berkembang di Kabupaten Gianyar. Hal ini tidak terlepas dari potensi tenaga kerja yang mendukung kelancaran usaha industri kerajinan ukiran kayu tersebut. Dengan didorong oleh faktor pengalaman kerja dan perkembangan teknologi mempengaruhi produktivitas tenaga kerja yang akan menunjang pendapatan. Menurut Mankiw (2000:46) menguraikan bahwa semakin banyak output atau produk yang dihasilkan akan berpengaruh pada peningkatan pendapatan tenaga kerja. Pengalaman kerja merupakan keahlian yang dimiliki oleh tenaga kerja tersebut dalam melaksanakan operasional yang mendukung kegiatan usaha industri tersebut. Serta perkembangan teknologi menjadi inspirasi dalam meningkatkan kreativitas dalam menciptakan keanekaragaman kerajinan. Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini peneliti akan membahas mengenai pengaruh pengalaman kerja dan teknologi terhadap produktivitas pengrajin untuk menunjang pendapatan pengrajin ukiran kayu di Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar. 8

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Seberapa besar pengaruh pengalaman kerja dan teknologi terhadap produktivitas pengrajin pada industri kerajinan ukiran kayu di Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar? 2. Seberapa besar pengaruh pengalaman kerja dan teknologi terhadap pendapatan pengrajin pada industri kerajinan ukiran kayu di Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar? 3. Seberapa besar pengaruh pengalaman kerja dan teknologi melalui produktivitas pengrajin terhadap pendapatan pengrajin pada industri kerajinan ukiran kayu di Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh pengalaman kerja dan teknologi terhadap produktivitas pengrajin pada industri kerajinan ukiran kayu di Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar. 2. Untuk mengetahui pengaruh pengalaman kerja dan teknologi terhadap pendapatan pengrajin pada industri kerajinan ukiran kayu di Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar. 9

3. Untuk mengetahui pengaruh pengalaman kerja dan teknologi melalui produkivitas pengrajin terhadap pendapatan pengrajin pada industri kerajinan ukiran kayu di Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar. 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan atas latar belakang masalah, rumusan masalah, serta tujuan masalah maka yang menjadi kegunaan dalam penelitian ini adalah : 1. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang sumber daya manusia serta peningkatan pendapatan keluarga bagi tenaga kerja 2. Kegunaan Praktis Untuk memperoleh gambaran secara komperehensif tentang pekerja yang bekerja di industri kerajinan ukiran kayu. Hasil penelitian ini sebagai bahan masukan bagi pemerintah di Kabupaten Gianyar dalam merumuskan kebijakan pembangunan khususnya yang menyangkut pengrajin ukiran kayu. Beberapa kebijakan yang dapat dikeluarkan oleh pemerintah dalam rangka peningkatan pendapatan keluarga. 1.5 Sistematika Penulisan Pembahasan skripsi disusun berdasarkan urutan beberapa bab secara sistematis sehingga antara bab yang lainnya mempunyai hubungan yang erat. Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut : 10

BAB I Pendahuluan Bab ini menguraikan latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaaan penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II Kajian Pustaka Bab ini menguraikan tentang landasan teori dan konsep, pembahasan hasil penelitian sebelumnya yang relevan untuk membahas masalah yang dihadapi dalam penelitian, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. BAB III Metode Penelitian Bab ini menguraikan tentang lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, sampel, populasi dan metode penentuan sampel serta teknik analisis data. BAB IV Data dan Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini memuat tentang gambaran umum industri kerajinan ukiran kayu di Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, deskripsi data hasil penelitian serta pembahasan hasil penelitian. BAB V Simpulan dan Saran Bab ini menguraikan tentang simpulan dari pembahasan dan saransaran yang dapat dipakai sebagai dasar pertimbangan yang bermanfaat bagi perusahaan dan bagi yang berkepentingan melakukan penelitian selanjutnya 11