PANDUAN TEKNIS TATA CARA PENGAJUAN PROPOSAL LEMBAGA PENYELENGGARA PENDIDIKAN SDM PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DANA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DAN PENGGUNAAN DANA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DAN PENGGUNAAN DANA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DANA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Buku Pedoman. Panduan Pemberian Bantuan Operasional Akreditasi Program Studi Direktorat Jenderal DAFTAR Pembelajaran ISI dan Kemahasiswaan

Buku Panduan. Panduan Pelaksanaan Program. Penguatan KOPERTIS dalam Penjaminan Mutu Prodi

BUKU PANDUAN CALON PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI 2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG PENDIRIAN, PERUBAHAN, DAN PENCABUTAN IZIN AKADEMI KOMUNITAS

PANDUAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Pendirian, Perubahan Bentuk, dan Pembukaan Program Studi Perguruan Tinggi Swasta

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG USAHA BUDIDAYA TANAMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PANDUAN TEKNIS TATA CARA PENGAJUAN PROPOSAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

BUKU PANDUAN CALON PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI 2016

2017, No Dana Perkebunan Kelapa Sawit dilakukan oleh Menteri Keuangan; c. bahwa untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi penggunaan d

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 26/Permentan/OT.140/2/2007 TENTANG PEDOMAN PERIZINAN USAHA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR 028 TAHUN 2006 TENTANG

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah b

Pedoman Penyelenggaraan Lomba Kompetensi Peserta Didik

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN SUMBER DAYA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG USAHA BUDIDAYA TANAMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERSYARATAN DAN PROSEDUR PENYESUAIAN PERUBAHAN BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG USAHA BUDIDAYA TANAMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PERMEN-KP/2013 TENTANG

Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Sertifikasi Kompetensi

A. Pendahuluan. 1. Latar Belakang

Panduan Pengusulan Ijin Penyelenggaraan Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) untuk PEMBELAJARAN SEPANJANG HAYAT dalam rangka Penerapan KKNI bidang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 72/Permentan/OT.140/10/2011 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

Bansos Peningkatan Kapasitas Tempat Uji Kompetensi

PEDOMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT STKIP PGRI LUBUKLINGGAU

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 36/Permentan/OT.140/7/2009 TENTANG PERSYARATAN PENILAI USAHA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROGRAM HIBAH PENINGKATAN KUALITAS PERENCANAAN PENGEMBANGAN PERGURUAN TINGGI SWASTA

PENDANAAN PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI

2 Menetapkan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Pre

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Penilai. Usaha Perkebunan. Persyaratan.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

PENGHARMONISASIAN, PEMBULATAN, DAN PEMANTAPAN KONSEPSI ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERKELAPASAWITAN

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS NOMOR KEP.57/LATTAS/IV/2014 TENTANG

Panduan Pengusulan Ijin PENGAKUAN TENAGA AHLI SEBAGAI DOSEN melalui mekanisme REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU (RPL)

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kelestarian sumber daya alam (Mubyarto, 1994).

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN SUMBER DAYA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PROGRAM HIBAH PENINGKATAN TATAKELOLA PERGURUAN TINGGI SWASTA

2013, No.462

KATA PENGANTAR. Direktur Pembinaan Kursus dan Kelembagaan Ditjen PNFI Depdiknas

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Indonesia Nomor 4433) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 T

DESKRIPSI PROGRAM BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK TAHUN KODE JUKNIS : 28-PS NAMA PROGRAM : BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEMANDIRIAN BENIH PERKEBUNAN DI PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR : Dj.I/529/2010 TENTANG

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Oleh Prof.Dr.Bernadette Waluyo,SH., MH.,CN

BERITA NEGARA. No.222, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Verifikasi. Akreditasi. Lembaga Bantuan Hukum. Organisasi Kemasyarakatan.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2015 TENTANG BANTUAN PENULISAN BUKU SEJARAH

BERITA NEGARA. KEMEN-LHK. Wanawiyata. Widyakarya PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

2015, No Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 Mengenai Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI PROGRAM PROFESI INSINYUR

TERM OF REFERENCE (TOR) PENUNJUKAN LANGSUNG TENAGA PENDUKUNG PERENCANAAN PENGEMBANGAN PENANAMAN MODAL DI BIDANG AGRIBISNIS TAHUN ANGGARAN 2012

PANDUAN HIBAH KONSORSIUM KEILMUAN TAHUN 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

2015, No Biodiesel Dalam Kerangka Pembiayaan Oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 200

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

Persyaratan dan Prosedur Penyesuaian Perubahan Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Tahun

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN KUASA PENGGUNAANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 7 Tahun : 2013

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PROGRAM BANTUAN PENYELESAIAN TESIS (S2) BAGI PTK PAUDNI KERJASAMA DIREKTORAT P2TK-PAUDNI DAN PPS UM TAHUN 2011 A. MAKSUD DAN PENGERTIAN

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal PNFI Depdiknas

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tam

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/M-DAG/PER/8/2012 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN WARALABA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011

Buku Panduan. Program Asuh PT Unggul 2007

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS BELAJAR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51/M-DAG/PER/7/2017 TENTANG PERUSAHAAN PERANTARA PERDAGANGAN PROPERTI

PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

Lampiran 1 Peraturan Dirut BPDPKS Nomor PER-08/DKPS/2019 PANDUAN TEKNIS TATA CARA PENGAJUAN PROPOSAL LEMBAGA PENYELENGGARA PENDIDIKAN SDM PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BADAN PENGELOLA DANA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT Graha Mandiri Lantai 5, Jl Imam Bonjol No. 61, Jakarta 10310, Indonesia Telp. +62-21-39832091 94 Fax. +62-21-39832095 www.bpdp.or.id

KATA PENGANTAR Kita selayaknya mensyukuri dan berbangga hati dengan iklim tropis yang dikaruniai Tuhan Yang Maha Esa untuk Indonesia. Dengan keunggulan geografis inilah, kelapa sawit mampu tumbuh dengan subur dan menjadi produk andalan strategis bangsa. Prospek industri kelapa sawit Indonesia semakin cerah di pasar minyak nabati dunia. Saat ini Indonesia telah menjadi produsen kelapa sawit terbesar di dunia, dimana Indonesia menyumbang sebanyak 48 % dari total volume produksi minyak sawit di dunia, dan diikuti Malaysia sebesar 37% dari total volume produksi minyak sawit dunia. Sumber daya manusia mempunyai peran penting dan strategis dalam sistem produksi kelapa sawit. Pengembangan SDM ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja saja, tetapi harus mampu menghadapi tantangan dan berperan aktif dalam menciptakan sistem industri kelapa sawit yang sustainable. Penyiapan SDM menjadi bagian penting dalam meningkatkan kinerja perkebunan kelapa sawit. Upaya ini memerlukan keterlibatan semua stakeholder, seperti perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lain, perkebunan besar, dan pusat penelitian. Program pengembangan SDM merupakan salah satu upaya BPDPKS untuk mempersiapkan SDM sistem industri kelapa sawit, terutama untuk sektor hulu dan pabrik kelapa sawit, dengan prioritas perkebunan rakyat Pengembangan produk hilir kelapa sawit menjadi bagian dari industri yang terus berkembang. Pemanfaatan kelapa sawit dan produk turunannya tidak lepas dari dukungan pengembangan SDM perkebunan kelapa sawit. Peran pengembangan SDM perkebunan Kelapa Sawit dapat memberikan peluang sekaligus tantangan untuk menghasilkan produk berdaya saing. Kemajuan teknologi perlu diimbangi dengan kualitas SDM yang nyata sehingga implementasi ke skala produksi akan semakin terarah dan terciptanya diversifikasi produk yang diiringi dengan peningkatan nilai tambah. Maksud dan tujuan penyelenggaraan pendidikan SDM Perkebunan Kelapa Sawit ini adalah: (1) Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, profesionalisme, kemandirian, dan berdaya saing, (2), Meningkatkan kemampuan teknis, manajerial, dan kewirausahaan. Buku pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan oleh berbagai pihak yang terlibat dalam program Pendidikan yang ditujukan kepada putra-putri pelaku perkebunan Kelapa Sawit guna meningkatkan produktivitas perkebunan kelapa sawit Indonesia. Terima kasih diucapkan kepada para pihak yang telah memberikan datadata dan bahan dalam penyusunan buku pedoman ini. Direktur Utama Dono Boestami PANDUAN TEKNIS 2

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 2 DAFTAR ISI... 3 1. PENDAHULUAN... 4 a. LATAR BELAKANG... 4 b. MAKSUD DAN TUJUAN... 5 c. DEFINISI... 5 2. DASAR HUKUM... 6 3. KETENTUAN DAN PERSYARATAN KRITERIA... 6 a. KETENTUAN LEMBAGA PENYELENGGARA PENDIDIKAN SDMPKS... 6 b. PERSYARATAN KRITERIA LEMBAGA PENYELENGGARA PENDIDIKAN SDMPKS... 7 4. MEKANISME PENETAPAN LEMBAGA PENYELENGGARA PENDIDIKAN SDMPKS... 7 5. PROPOSAL PENGAJUAN LEMBAGA PENDIDIKAN SDMPKS... 8 6. MONITORING DAN EVALUASI... 9 7. PENUTUP... 10 DAFTAR LAMPIRAN... 10 I. SAMPUL PROPOSAL... 10 II. FORMAT PROPOSAL... 11 PANDUAN TEKNIS 3

1. PENDAHULUAN a. LATAR BELAKANG Perkebunan memiliki peran penting dan berpotensi besar dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Kebijakan pembangunan perkebunan pertanian fokus kepada komoditas perkebunan, diharapkan dapat berperan besar dibidang ekonomi, sosial maupun lingkungan, tanaman kelapa Sawit termasuk didalam komoditas prioritas utama. Berawal dari kondisi tersebut diatas, pengembangan perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia berlangsung cepat dalam dua dekade terakhir. Sehingga menjadikan tanaman ini sebagai komoditas unggulan di masa yang akan datang, seperti terlihat dari luas areal dan volume ekspor CPO serta banyaknya stake holder yang terlibat dalam sistem industri Kelapa Sawit. Peningkatan produktivitas untuk menghasilkan target produksi CPO Indonesia memerlukan peran sumber daya manusia. Tenaga kerja terampil atau sumberdaya manusia (SDM) di perkebunan kelapa sawit di Indonesia sangat dibutuhkan, sejalan dengan target produksi CPO Indonesia. Pengelolaan perkebunan rakyat yang baik membutuhkan tata kelola kelembagaan baik, yang membutuhkan dukungan SDM yang kompoten. Dalam rangka menyiapkan SDM yang kompeten diperlukan dukungan bantuan dari pemerintah, perusahaan dan pihak-pihak terkait lainnya Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) merupakan badan pengelola dana perkebunan yang didirikan sebagai perwujudan amanah dari Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2015 tentang Penghimpunan Dana Perkebunan Kelapa Sawit yang bertugas untuk melakukan penghimpunan dana untuk mendorong pengembangan perkebunan kelapa sawit. Salah satu penggunaan dari dana yang dihimpun tersebut adalah pengembangan Sumber Daya Manusia Perkebunan Kelapa Sawit Dalam rangka pengembangan sumber daya manusia (SDM) sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2015 yang mengatur tentang penghimpunan dan penggunaan dana perkebunan kelapa sawit disebutkan bahwa pengembangan SDM dilakukan melalui penyuluhan, pendidikan, pelatihan dan pendampingan dan fasilitasi. Pengembangan SDM tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, profesionalisme, kemandirian dan dedikasi pekebun, tenaga pendamping dan masyarakat perkebunan kelapa sawit lainnya. PANDUAN TEKNIS 4

b. MAKSUD DAN TUJUAN Program Pendidikan (Beasiswa) dilakukan melalui peningkatan pengetahuan dan pemahaman terhadap manfaat pengembangan Kelapa Sawit yang berkelanjutan, adapun tujuan dilakukan kegiatan program Pendidikan (Beasiswa) ini adalah: a. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, profesionalisme, kemandirian dan berdaya saing; b. Meningkatkan kemampuan teknis, manajerial dan kewirausahaan. c. DEFINISI Dalam buku panduan ini, yang dimaksud dengan: 1) Perkebunan Kelapa Sawit adalah segala kegiatan pengelolaan SDA, SDM, sarana produksi, alat dan mesin, budidaya, panen, pengolahan, dan pemasaran terkait tanaman perkebunan Kelapa Sawit. 2) Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit yang selanjutnya disebut Badan Pengelola Dana adalah badan yang dibentuk oleh pemerintah untuk menghimpun, mengadministrasikan, mengelola, menyimpan, dan menyalurkan Dana yang salah satu penggunaannya untuk kepentingan pengembangan SDM Pekebunan Kelapa Sawit. 3) Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit yang selanjutnya disebut Direktur Utama adalah Direktur Utama yang ditunjuk untuk melaksanakan tugas dan bertanggung jawab atas pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan dan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan. 4) Direktur Perencanaan dan Pengelolaan Dana adalah Direktur pada BPDPKS yang membidangi Perencanaan Program Pendidikan Pengembangan Kelapa Sawit. 5) Direktur Penyaluran adalah Direktur pada BPDPKS yang membidangi penyaluran dukungan dana Program Pendidikan Pengembangan Kelapa Sawit. 6) Biaya pendidikan adalah hak yang diterima peserta pendidikan yang meliputi namun tidak terbatas pada uang pendidikan, uang pendukung pelaksanaan pendidikan, tunjangan hidup, dan biaya lainnya yang mendukung pelaksanaan pendidikan peserta. 7) Sumber Daya Manusia Perkebunan Kelapa Sawit yang selanjutnya disebut dengan SDMPKS adalah seseorang atau sekelompok orang yang bekerja di perkebunan kelapa sawit secara mandiri dan/atau yang siap untuk bekerja di perkebunan kelapa sawit dan/atau yang hasil pekerjaannya mempengaruhi peningkatan produktivitas hasil perkebunan kelapa sawit dan/atau yang hasil pekerjaannya mempengaruhi peningkatan penerapan praktek berkebun sawit yang berkelanjutan. PANDUAN TEKNIS 5

8) Lembaga Pendidikan adalah pihak yang Permohonan Pendanaan Penyelenggaraan Pendidikan SDMPKS telah disetujui dalam Perjanjian Kerjasama. 9) Pendanaan Pendidikan SDMPKS adalah dana yang diberikan oleh BPDPKS untuk pelaksanaan Pendidikan Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2015 Tentang Penghimpunan dan Penggunaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit. 10) Permohonan adalah Permohonan Pendanaan Penyelenggaraan Pendidikan SDMPKS yang diajukan oleh Penyelenggara Pendidikan SDMPKS. 11) Penyelenggara Pendidikan SDMPKS adalah Lembaga Pendidikan formal maupun non-formal yang memenuhi kriteria untuk menyelenggarakan Pendidikan SDMPKS berdasarkan Peraturan ini. 2. DASAR HUKUM a. Undang Undang No 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan. b. Peraturan Pemerintah No 24 Tahun 2015 tentang Penghimpunan Dana Perkebunan. c. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 48 tahun 2005, tambahan lembaran negara Republik Indonesia Nomor 4502) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2012 (Lembaga Negara Republik Indonesia Nomor 2012, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5340). d. Peraturan Presiden No 61 Tahun 2015 tentang Penghimpunan dan Penggunaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit beserta perubahan terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 66 tahun 2018 tentang perubahan kedua atas Peraturan Presiden Nomor 61 tahun 2015. e. Peraturan Menteri Keuangan No 113 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). 3. KETENTUAN DAN PERSYARATAN KRITERIA a. KETENTUAN LEMBAGA PENYELENGGARA PENDIDIKAN SDMPKS 1. Penyelenggara Pendidikan SDMPKS dilaksanakan oleh Lembaga Pendidikan formal dan/atau nonformal. 2. Lembaga Pendidikan formal dan/atau nonformal penyelenggara pendidikan SDMPKS berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan oleh Direktur Penyaluran Dana. 3. Lembaga Pendidikan formal dan/atau nonformal ditetapkan oleh Direktur Utama BPDPKS. PANDUAN TEKNIS 6

b. PERSYARATAN KRITERIA LEMBAGA PENYELENGGARA PENDIDIKAN SDMPKS Kriteria pelaksana pendidikan SDMPKS adalah sebagai berikut: 1) Lembaga yang menyelenggarakan Pendidikan SDMPKS berbentuk meliputi: Akademi, Politeknik, Sekolah Tinggi, Institut dan Universitas. 2) Lembaga yang menyelenggarakan Pendidikan SDMPKS harus memiliki Program Studi/ Program Keahlian Kelapa Sawit yang terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi. 3) Khusus untuk Lembaga Pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan setara Diploma 1 harus memiliki ijin dari Kementerian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi/ Kopertis (Koordinator Perguruan Tinggi Swasta). 4) Lembaga Pendidikan SDMPKS sebagaimana pada ayat (1), paling sedikit harus memenuhi persyaratan: a. Berbadan hukum; b. Memiliki legalitas lembaga yang dibuktikan dengan: Akte Pendirian; Nomor Pokok Wajib Pajak; dan Surat Izin Penyelenggara Pendidikan. 4. MEKANISME PENETAPAN LEMBAGA PENYELENGGARA PENDIDIKAN SDMPKS 1. Direktur Perencanaan dan Pengelolaan Dana mengumumkan seleksi calon penyelenggara beasiswa pendidikan SDMPKS melalui halaman resmi BPDPKS dan/atau media lainnya. Pengumuman tersebut sekurang-kurangnya memuat informasi mengenai kriteria calon penyelenggara beasiswa Pendidikan SDMPKS. 2. Calon Lembaga Pendidikan Penyelenggara menyampaikan Permohonan kepada Direktur Utama dilengkapi dengan dokumen pendukung yang dipersyaratkan sebagaimana diatur dalam petunjuk teknis pengajuan permohonan. 3. Calon Lembaga penyelenggara pendidikan SDMPKS yang lolos seleksi administratif akan diundang untuk melakukan presentasi, adapun presentasi yang dilakukan adalah : a. Profil Lembaga Pendidikan b. Program Pendidikan yang akan dilaksanakan c. Fasilitas Pendidikan yang dimiliki d. Pengalaman menjalankan program pendidikan kelapa sawit PANDUAN TEKNIS 7

4. Berdasarkan evaluasi dalam proses seleksi administratif, Direktur Penyaluran Dana menyampaikan hasil evaluasi dan seleksi kepada Direktur Utama dalam bentuk Rekomendasi Lembaga Pendidikan Penyelenggara Pendidikan SDMPKS. 5. Direktorat Penyaluran dapat meminta calon Lembaga Pendidikan untuk melakukan presentasi atau kunjungan lapangan apabila diperlukan. 6. Berdasarkan presentasi tersebut, Direktur Utama BPDPKS menetapkan daftar Lembaga penyelenggara Pendidikan SDMPKS; Pengumuman seleksi calon penyelenggara pendidikan Pengajuan proposal lembaga pendidikan Seleksi admistrasi proposal Penetapan lembaga penyelenggara pendidikan Presentasi Gambar 1. Mekanisme Pengajuan Proposal lembaga Pendidikan 5. PROPOSAL PENGAJUAN LEMBAGA PENDIDIKAN SDMPKS Proposal Progam Beasiswa dari Lembaga pendidikan yang diajukan maksimum 25 halaman (tidak termasuk halaman sampul, halaman pengesahan, daftar isi dan lampiran) yang ditulis menggunakan font Arial ukuran 12 dan 1½ spasi dan ukuran kertas A4 kecuali ringkasan satu spasi dan ukuran kertas A4 serta mengikuti sistematika sebagai berikut: HALAMAN SAMPUL HALAMAN PENGESAHAN BAB 1. LATAR BELAKANG BAB 2. TUJUAN DAN SASARAN PANDUAN TEKNIS 8

BAB 3. PROFIL LEMBAGA PENDIDIKAN 3.1 Sejarah Lembaga Pendidikan 3.2 Struktur Organisasi 3.3 Program Studi 3.4 Profil Pengajar 3.5 Fasilitas Pendidikan 3.6 Pengalaman Penyelenggaraan Pendidikan/Pelatihan Bidang Kelapa Sawit BAB 4. PROGRAM PENDIDIKAN YANG DIAJUKAN 4.1 Sistem Pendidikan 4.2 Kurikulum 4.3 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan BAB 5. RENCANA ANGGARAN BIAYA PROGRAM PENDIDIKAN BAB 6. PENUTUP LAMPIRAN Lampiran 1. Akta Notaris Kementerian Hukum dan HAM Lampiran 2. Ijin Pendirian Lembaga Pendidikan dari Kementerian Hukum dan HAM Lampiran 3. NPWP Lembaga Pendidikan Lampiran 4. CV Tenaga Pengajar Lampiran 5. Sertifikasi Lembaga Pendidikan 6. MONITORING DAN EVALUASI Monitoring, evaluasi, dan pelaporan diatur sebagai berikut: a. Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh Direktorat Penyaluran Dana b. Monitoring dan evaluasi terhadap penyelenggaraan Pendidikan dilaksanakan sekurang-kurangnya 2 (Dua) kali dalam setahun c. Hasil kegiatan Monitoring dan Evaluasi terhadap kegiatan penyelenggaraan Pendidikan dituangkan dalam bentuk laporan hasil Monitoring dan Evaluasi dan Laporan tersebut digunakan untuk: 1. Akuntabilitas penyaluran dana SDMPKS 2. Peningkatan kualitas penyaluran dana Pendidikan PANDUAN TEKNIS 9

7. PENUTUP Panduan teknis tata cara pengajuan usulan penelitian dan pengembangan merupakan pedoman yang wajib dijadikan sebagai pegangan atau acuan oleh berbagai pihak yang terlibat dalam program penelitian dan pengembangan, termasuk penyelenggara, dan seluruh lembaga pendidikan yang berminat untuk mengajukan usulan kegiatan program beasiswa. Pedoman ini akan terus disempurnakan secara periodik atau sewaktu-waktu bila diperlukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pemberitahuan lebih lanjut mengenai perubahan akan diumumkan kepada semua pihak yang terkait. Dengan adanya pedoman ini diharapkan akan mempermudah dan memperjelas proses pengajuan usulan penelitian. PANDUAN TEKNIS 10

Lampiran 1: Sampul Proposal PROPOSAL PENDIDIKAN SDMPKS LOGO LEMBAGA PENDIDIKAN... DITUJUKAN KEPADA... LEMBAGA PENDIDIKAN.. ALAMAT Tahun... PANDUAN TEKNIS 11

Lampiran 2: Format Proposal HALAMAN PENGESAHAN Pengesahan dari proposal yang ditandatangani oleh pejabat berwenang BAB I. LATAR BELAKANG Latar Belakang diadakan program pendidikan, urgensinya serta tujuan dilakukan program pendidikan. BAB II. TUJUAN DAN SASARAN Menjelaskan tentang tujuan dilakukan program pendidikan SDM Perkebunan kelapa sawit dan sasaran yang akan dicapai BAB III. PROFIL DAN LEMBAGA PENDIDIKAN Pada bagian ini ada beberapa poin yang harus dijelaskan, yaitu: sejarah lembaga pendidikan, struktur organisasi lembaga pendidikan, program studi yang ditawarkan, profil pengajar, program studi yang ditawarkan dan pengalaman dari lembaga pendidikan didalam pelatihan kelapa sawit. BAB IV. PROGRAM PENDIDIKAN YANG DIAJUKAN Pada bagian ini ada beberapa poin yang harus dijelaskan yaitu: Sistem pendidikannya seperti apa, jadwal dari pelaksanaan pendidikan dan kurikulum pelaksanaan pendidikan BAB V. RENCANA ANGGARAN BIAYA PROGRAM PENDIDIKAN Menjelaskan RAB (Rencana Anggaran Biaya) dari pelaksanaan program pendidikan dan harus dibuat sedetail mungkin. BAB VI. PENUTUP LAMPIRAN-LAMPIRAN Dokumen-dokumen pendukung dari proposal, dokumen legal dari lembaga pendidika, CV dari pengajar, NPWP lembaga pendidikan, sertifikasi dari lembaga pendidikan PANDUAN TEKNIS 12