BAB IV METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
4 BAB VIII STABILITAS LERENG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL ANALISA PENGARUH GEMPA TERHADAP KONSTRUKSI LERENG DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL WOVEN

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

PERENCANAAN STRUKTUR TANGGUL KOLAM RETENSI KACANG PEDANG PANGKAL PINANG DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE OASYS GEO 18.1 DAN 18.2

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

ALTERNATIF PERKUATAN LERENG PADA RUAS JALAN MEDAN BERASTAGI, DESA SUGO KM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN 1 LANGKAH PEMODELAN ANALISA STABILITAS TIMBUNAN PADA PROGRAM PLAXIS 8.6

BAB 1 PENDAHULUAN. Banten. Sumber-sumber gempa di Banten terdapat pada zona subduksi pada pertemuan

BAB III PROSEDUR ANALISIS

LANGKAH PEMODELAN ANALISA KAPASITAS LATERAL KELOMPOK TIANG PADA PROGRAM PLAXIS 3D FOUNDSTION

BAB III LANDASAN TEORI

Bab 1 PENDAHULUAN. tanah yang buruk. Tanah dengan karakteristik tersebut seringkali memiliki permasalahan

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang Tujuan Kajian Sistematika Penyusunan Laporan...3

Gambar 5.20 Bidang gelincir kritis dengan penambahan beban statis lereng keseluruhan Gambar 5.21 Bidang gelincir kritis dengan perubahan kadar

TUTORIAL GEO-SLOPE. Contoh Soal: Gambar Profil Lereng Tanah. Hitunglah Safety Factor stabilitas lereng jenis tanah diatas!

BAB IV METODE PERHITUNGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE

BAB 1 PENDAHULUAN. ataupun galian, salah satunya adalah soil nailing. Dalam soil nailing, perkuatan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN 1. Langkah Program PLAXIS V.8.2

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

1. 1. LATAR BELAKANG MASALAH

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

DAFTAR ISI. i ii iii iv

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 PEMBAHASAN. memiliki tampilan input seperti pada gambar 4.1 berikut.

BAB 3 Bab 3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL

LANGKAH-LANGKAH PEMODELAN MENGGUNAKAN PLAXIS V8.2. Pada bagian ini dijelaskan tentang cara-cara yang dilakukan untuk memodelkan proyek

ANALISA KESTABILAN LERENG METODE LOWE-KARAFIATH (STUDI KASUS : GLORY HILL CITRALAND)

METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. penambangan batu bara dengan luas tanah sebesar hektar. Penelitian ini

BAB III DATA DAN ANALISA TANAH 3.2 METODE PEMBUATAN TUGAS AKHIR

BAB III METODE PENELITIAN. Proyek Jalan bebas Hambatan Medan Kualanamu merupakan proyek

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

PERHITUNGAN FAKTOR KEAMANAN DAN PEMODELAN LERENG SANITARY LANDFILL DENGAN FAKTOR KEAMANAN OPTIMUM DI KLAPANUNGGAL, BOGOR

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

EVALUASI KESTABILAN LERENG PADA TAMBANG TERBUKA DI TAMBANG BATUBARA ABSTRAK

ANALISIS KESTABILAN LERENG METODE MORGENSTERN-PRICE (STUDI KASUS : DIAMOND HILL CITRALAND)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional 2

ANALISA KESTABILAN LERENG METODE SLICE (METODE JANBU) (Studi Kasus: Jalan Manado By Pass I)

ANALISA KESTABILAN TOWER SUTT PLN DAN PERENCANAAN PERKUATAN TALUD DI SEKITAR TOWER (STUDI KASUS TOWER SUTT T.11 SEGOROMADU LAMONGAN, GRESIK)

BAB IV KRITERIA DESAIN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

ANALISIS KESTABILAN LERENG DENGAN ATAU TANPA PERKUATAN GEOTEXTILE DENGAN PERANGKAT LUNAK PLAXIS ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

APLIKASI SLIDE SOFTWARE UNTUK MENGANALISIS STABILITAS LERENG PADA TAMBANG BATUGAMPING DI DAERAH GUNUNG SUDO KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB VIII PERENCANAAN PONDASI SUMURAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2.2 Penelitian-penelitian Mengenai Stabilitas Lereng 7

STUDI PENGARUH TEBAL TANAH LUNAK DAN GEOMETRI TIMBUNAN TERHADAP STABILITAS TIMBUNAN

ANALISIS STABILITAS LERENG PADA BENDUNGAN TITAB

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan tuntutan pembangunan infrastruktur pada masa ini sangat

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG MASALAH

DAFTAR ISI... RINGKASAN... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... BAB

PENGARUH METODE KONSTRUKSI PONDASI SUMURAN TERHADAP KAPASITAS DUKUNG VERTIKAL (148G)

BAB I PENDAHULUAN. 1. Ketidakstabilan material sehingga terjadinya gerakan lereng yang mengubah bentuk geometrinya.

TOPIK BAHASAN 10 STABILITAS LERENG PERTEMUAN 21 23

TUGAS AKHIR. Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Disusun oleh : TITIK ERNAWATI

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Stabilitas Pada Tanah Timbunan Dengan Perkuatan Geotekstil Dikombinasikan Dengan Dinding Penahan Tanah Di Ruas Jalan Tol Cisumdawu

Analisis Stabilitas dan Penurunan pada Timbunan Mortar Busa Ringan Menggunakan Metode Elemen Hingga

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN METODE KESETIMBANGAN BATAS (LIMIT EQUILIBRIUM) DAN ELEMEN HINGGA (FINITE ELEMENT)

ANALISIS TIMBUNAN PELEBARAN JALAN SIMPANG SERAPAT KM-17 LINGKAR UTARA ABSTRAK

DAFTAR ISI ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN BAB I PENDAHULUAN 1 1.

ANALISIS STABILITAS LERENG BERTINGKAT DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISIS KESTABILAN LERENG DENGAN METODE JANBU (STUDI KASUS : KAWASAN CITRALAND)

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN SOIL NAILING MENGGUNAKAN PROGRAM KOMPUTER

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN METODE KESETIMBANGAN BATAS (LIMIT EQUILIBRIUM) DAN ELEMEN HINGGA (FINITE ELEMENT)

STUDI PERILAKU TIANG PANCANG KELOMPOK MENGGUNAKAN PLAXIS 2D PADA TANAH LUNAK ( VERY SOFT SOIL SOFT SOIL )

PENGARUH CURAH HUJAN TERHADAP STABILITAS LERENG PADA TIMBUNAN JALAN TOL DI JAWA BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Dan Stabilitas Lereng Dengan Struktur Counter Weight Menggunakan program

PENGARUH MUKA AIR TANAH TERHADAP KESTABILAN LERENG MENGGUNAKAN GEOSLOPE/W Tri Handayani 1 Sri Wulandari 2 Asri Wulan 3

ANALISA PERKUATAN GEOTEKSTIL PADA TIMBUNAN KONSTRUKSI JALAN DENGAN PLAXIS 2D

ANALISA STABILITAS LERENG LIMIT EQUILIBRIUM vs FINITE ELEMENT METHOD

Reka Racana Jurusan Teknik Sipil Itenas No. 1 Vol. 4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Maret 2018

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II DESKRIPSI KONDISI LOKASI

PENGANTAR SAP2000. Model Struktur. Menu. Toolbar. Window 2. Window 1. Satuan

Alternatif Metode Perbaikan Tanah untuk Penanganan Masalah Stabilitas Tanah Lunak pada Areal Reklamasi di Terminal Peti Kemas Semarang

BAB IV SIMULASI PENGARUH PERCEPATAN GEMPABUMI TERHADAP KESTABILAN LERENG PADA TANAH RESIDUAL HASIL PELAPUKAN TUF LAPILI

ANALISIS TINGGI MUKA AIR PADA PERKUATAN TANAH DAS NIMANGA

BAB IV METODE PENELITIAN

JUDUL HALAMAN PENGESAHAN BERITA ACARA MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN. L.1 Denah Tampak Depan Struktur Dermaga 59 L.2 Denah Tampak Samping Struktur Dermaga 60 L.3 Denah Pembalokan Struktur Dermaga 61

ANALISIS TRANSFER BEBAN PADA SOIL NAILING (STUDI KASUS : KAWASAN CITRA LAND)

BAB IX PERENCANAAN TUBUH EMBUNG

REKAYASA GEOTEKNIK DALAM DISAIN DAM TIMBUNAN TANAH

Perencanaan Penanggulangan Longsoran Pada Proyek Jalan di Lokasi Bayah, Provinsi Banten Pada STA s.d STA Syarifudin Firmansyah

PERENCANAAN PERKUATAN TANGGUL UNTUK PROYEK NORMALISASI ALIRAN KALI PORONG. Muhammad Taufik

Analisa Kestabilan Tower SUTT PLN Dan Perencanaan Perkuatan Talud Di Sekitar Tower (Studi Kasus Tower SUTT T.09 PLTU Waru Gresik)

BAB IV METODE PENELITIAN

Laporan Tugas Akhir Analisis Pondasi Jembatan dengan Permodelan Metoda Elemen Hingga dan Beda Hingga BAB III METODOLOGI

Transkripsi:

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Uraian Umum Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode irisan Fellenius baik secara perhitungan manual serta melalui program Geoslope. Hal yang dilakukan dalam penelitian yaitu menganalisis stabilitas timbunan badan jalan baik yang tanpa menggunakan perkuatan dan yang menggunakan perkuatan geotekstil, sehingga hasil akhir yang didapatkan yaitu nilai faktor keamanan. Pemodelan badan jalan yang menggunakan perkuatan geotekstil dilakukan dengan beberapa variasi, antara lain yaitu variasi panjang geotekstil, variasi jarak vertikal antar geotekstil dan variasi sudut kemiringan lereng. 4.2 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian untuk Tugas Akhir ini berada di ruas jalan Tol Solo- Kertosono, Ngesrep Sta. 4+175, Desa Ngasem, Kartasura, Sukoharjo, Surakarta, Jawa Tengah. 4.3 Data Penelitian Data yang dianalisis merupakan data sekunder yang berupa: 1. data penyelidikan tanah, 2. data beban kendaraan, 3. data beban gempa, 4. data geotekstil, dan 5. gambar penampang melintang jalan. 4.4 Langkah-langkah Penelitian berikut. Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses penelitian diuraikan sebagai 41

42 1. Mencari dan mempelajari literatur yang berhubungan dengan topik penelitian 2. Mengumpulkan referensi yang diperlukan dalam rangka mendukung proses penelitian 3. Merumuskan maksud dan tujuan penelitian 4. Menentukan dan mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam proses penelitian 5. Menganalisis data-data yang telah dikumpulkan untuk keperluan penelitian 6. Melakukan analisis dengan membuat pemodelan badan jalan tanpa perkuatan serta menggunakan perkuatan geotekstil 7. Membahas hasil analisis yang diperoleh 8. Memberikan kesimpulan dan saran 4.5 Pemodelan Penelitian 4.5.1 Propertis Tanah Dibutuhkan beberapa data dalam proses penelitian untuk melakukan analisis dengan menggunakan metode Fellenius secara perhitungan manual dan melalui program Geoslope, salah satunya yaitu data tanah. Propertis tanah yang diperlukan dalam proses analisis didasarkan pada data sekunder yang diperoleh dari proyek jalan tol Solo-Kertosono. Pada Tabel 4.1 berikut merupakan propertis tanah yang digunakan dalam pemodelan. Tabel 4.1 Propertis Tanah Pasir dan Lempung Lanau Satuan Kerikil Kedalaman 7,8-14 6 7,8 1-6 m Berat Volume Tanah (γ) 18,50 16 18,404 kn/m 3 Kohesi (c) 0 25 7 kn/m 2 Sudut Geser Dalam (ϕ) 35 25 27

43 4.5.2 Beban Kendaraan Sesuai dengan lokasi penelitian yaitu pada ruas jalan tol-solo Kertosono, maka terdapat jalan arteri sepanjang 16,55 meter pada bagian atas timbunan. Beban kendaraan yang melalui jalan tersebut dapat diketahui berdasarkan Tabel 3.6. Tabel tersebut berisi mengenai data lalu lintas sesuai fungsi dan sistem jaringan jalan, dimana jalan tol merupakan jalan dengan sistem jaringan arteri dan fungsi jalan primer sehingga beban lalu lintas yang melalui jalan tol Solo-Kertosono sebesar 15 kn/m 2. 4.5.3 Beban Perkerasan Selain beban kendaraan sebagai beban hidup, terdapat beban lain yang berada di atas timbunan badan jalan yaitu beban perkerasan sebagai beban mati. Perkerasan yang ada pada jalan tol Solo-Kertosono Sta. 4 + 175 yaitu berupa perkerasan kaku (rigid pavement) dengan ketebalan 29 cm. Beban perkerasan dihitung berdasarkan Persamaan 3.3 dengan hasil sebagai berikut. Tebal perkerasan = 29 cm = 0,29 m γ beton ` = 2200-2500 kg/m 3, digunakan angka 2500 kg/m 3 Berat perkerasan rigid per m 2 = 0,29 m 2500 kg/m 3 = 725 kg/m 2 = 7,11 kn/m 2 4.5.4 Beban Gempa Beban gempa yang digunakan yaitu bersumber dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman, sesuai dengan lokasi penelitian. Lokasi penelitian pada jalan tol Solo-Kertosono yang berada di Surakarta memiliki percepatan puncak gempa atau Peak Ground Acceleration (PGA) sebesar 0,364 g yang dapat dilihat pada Gambar 4.1. Nilai tersebut digunakan dalam proses analisis menggunakan metode Fellenius pada program Geoslope.

44 Gambar 4.1 Nilai PGA (Peak Ground Acceleration) Untuk Lokasi Surakarta (Sumber: Puskim, 2011) 4.5.5 Geotekstil Data geotekstil yang dibutuhkan dalam analisis menggunakan metode Fellenius secara perhitungan manual dan melalui program Geoslope yaitu nilai kuat tarik sesuai dengan spesifikasi geotekstil yang digunakan pada proyek. Jenis geoteksil yang digunakan dalam proyek jalan tol Solo-Kertosono Sta. 4 + 175 yaitu geotekstil woven UW-250, dengan nilai kuat tarik sebesar 52 kn/m sesuai dengan yang tertera pada Lampiran 4. 4.6 Variasi Pemodelan dengan Perkuatan Geotekstil Analisis timbunan badan jalan dengan perkuatan geotekstil dilakukan dengan beberapa variasi pemodelan. Angka-angka pada variasi yang dilakukan yaitu berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan geotekstil dengan menggunakan teori stabilitas, adapun jenis variasi pada penelitian terdiri dari: 1. variasi panjang geotekstil, 2. variasi jarak vertikal antar geotekstil, dan 3. variasi sudut kemiringan lereng.

45 4.7 Pengoperasian Program Geoslope 4.7.1 Langkah-langkah Pengoperasian Program Geoslope Cara pengoperasian program Geoslope dapat dilihat pada uraian berikut. 1. Pengaturan Awal Pengaturan awal dalam melakukan analisis menggunakan program Geoslope terdiri dari pengaturan kertas kerja, skala gambar dan jarak grid. Kertas kerja merupakan ukuran ruang yang disediakan untuk melakukan pemodelan. Skala gambar merupakan perbandingan yang digunakan untuk mendefinisikan ukuran lereng sebenarnya terhadap gambar pada program. Grid diperlukan untuk memudahkan dalam menggambarkan titik agar tepat dengan koordinat yang diinginkan. Langkah-langkah dalam pengaturan awal adalah sebagai berikut. a. Mengatur kertas kerja, dengan cara klik menu utama set kemudian klik page. Gambar 4.2 Jendela Pengaturan Kertas Kerja b. Mengatur skala gambar, dengan cara klik menu utama set lalu klik units and scale.

46 Gambar 4.3 Jendela Pengaturan Skala Gambar c. Mengatur jarak grid, dengan cara dari menu utama set kemudian klik grid. Gambar 4.4 Jendela Pengaturan Jarak Grid 2. Membuat Sketsa Gambar Pemodelan dimulai dengan pembuatan sketsa gambar yang merupakan representasi dari permasalahan yang akan dianalisis. Membuat sketsa gambar pada penelitian ini dilakukan dengan cara berikut. a. Pada menu utama sketch kemudian klik axes. Pada menu axes berfungsi untuk membuat parameter arah horizontal maupun vertikal dalam sebuah pemodelan. Parameter arah vertikal merupakan elevasi, sedangkan arah horizontal merupakan jarak seperti yang terlihat pada Gambar 4.5.

47 Gambar 4.5 Jendela Pengaturan Axes b. Pada menu utama keyin kemudian klik points, yang berfungsi untuk memasukkan titik-titik koordinat sesuai dengan gambar yang diberikan oleh pihak proyek sehingga pemodelan sama dengan kondisi pada lapangan. Gambar 4.6 Jendela Pengaturan Titik Koordinat c. Pada menu utama Draw klik Regions, kemudian klik titik pertama yang dijadikan titik acuan dan buat garis mengelilingi lapisan tanah tersebut dan kembali ke titik pertama. Pada penelitian ini digambar sebanyak tiga regions sesuai dengan kondisi di lapangan, gambar dari pemodelan dapat dilihat pada Gambar 4.7.

48 Gambar 4.7 Jendela Penggambaran Geometri Badan Jalan 3. Analysis Setting Pada tahap analysis setting berfungsi untuk menentukan pengaturan dalam menganalisis stabilitas kelongsoran badan jalan, adapun langkahlangkahnya sebagai berikut. a. Menentukan metode yang digunakan dalam analisis, dengan cara klik dari menu utama key in klik analyses kemudian pada analysis type pilih metode yang akan digunakan. Terdapat banyak metode sebagai pilihan seperti Morgenstern-Price, Spencer, Janbu, Bishop, Ordinary dan lainlain. Pada penelitian ini dipilih menggunakan metode Ordinary atau biasa yang disebut sebagai metode Fellenius. Gambar 4.8 Jendela Penentuan Metode Analisis

49 b. Menentukan bidang longsor, dengan cara klik tabsheet slip surface pada keyin analyses. Pada tabsheet ini, kita dapat menentukan arah pergerakan kelongsoran pada direction of movement, baik dari arah kiri ke kanan maupun sebaliknya. Bidang longsor pada penelitian ini ditentukan dengan memilih option Entry and Exit pada slip surface option. Gambar 4.9 Jendela Penentuan Bidang Longsor 4. Memasukkan Data Tanah Material model yang digunakan dalam proses analisis yaitu Mohr Coulomb. Data input yang diperlukan antara lain, yaitu berat volume tanah (γ), kohesi (c), dan sudut geser (ϕ). Langkah untuk memasukkan data tersebut yaitu dengan cara dari tampilan menu utama Key In klik materials, kemudian mengisi nilai berat volume tanah (γ), kohesi (c), dan sudut geser (ϕ) sesuai dengan data.

50 Gambar 4.10 Jendela Input Data Tanah 5. Menentukan Lapisan Tanah Langkah selanjutnya yaitu menentukan masing-masing lapisan tanah, adapun tahapan yang digunakan pada penelitian ini dalam menentukan tiap lapisan tanah yaitu dengan cara klik draw lalu pilih materials. Terdapat jenis tanah yang sedang diaktifkan terlihat dari jenis tanah yang ada pada assign, selanjutnya klik pada regions yang sesuai dengan parameter tanah tersebut. Gambar 4.11 Jendela Penentuan Lapisan Tanah

51 6. Memasukkan Beban Merata Beban merata yang telah diperhitungkan meliputi beban perkerasan dan beban kendaraan selanjutnya dimasukkan dalam program. Langkah memasukkan beban merata yaitu dari menu utama draw lalu klik surcharge loads, kemudian isikan jumlah beban sesuai dengan yang telah diperhitungkan dan klik draw dan mulai menggambar. Gambar 4.12 Jendela Pemasukan Beban Merata 7. Menggambar Entry and Exit Bidang Longsor Menggambar bidang longsor pada penelitian ini menggunakan Entry and Exit, yaitu menentukan lokasi dimana percobaan bidang longsor kemungkinan akan masuk dan keluar dari permukaan tanah. Langkah untuk menggambar Entry and Exit bidang longsor yaitu dengan cara dari menu utama draw klik slip surface, kemudian pilih Entry and Exit dan mulai menggambar.

52 Gambar 4.13 Jendela Penggambaran Bidang Longsor 8. Memasukkan Beban Gempa Sesuai dengan lokasi penelitian, nilai PGA yang didapatkan dari Puskim dapat dimasukkan sebagai beban gempa dalam program. Langkah dalam memasukkan beban gempa yaitu dengan cara klik menu utama key in lalu klik seismic load dan selanjutnya isikan besar beban gempa. Gambar 4.14 Jendela Pemasukan Beban Gempa

53 9. Menggambar Perkuatan Geotekstil Spesifikasi geotekstil yang digunakan sesuai dengan yang spesifikasi yang digunakan pada proyek di antaranya kuat tarik yang digunakan. Langkah untuk menggambar perkuatan geotekstil yaitu dengan cara pada menu utama key in klik reinforcement loads. Pilih geosynthetic, lalu isikan kebutuhan geotekstil dan data dari geotekstil yang digunakan. Gambar 4.15 Jendela Penggambaran Perkuatan Geotekstil 10. Solving The Problem Solving the problem bertujuan untuk menghitung angka keamanan pada badan jalan berdasarkan data-data yang telah dimasukkan. Langkah untuk solving the problem yaitu dengan cara dari menu utama tools klik solve manager, kemudian klik start untuk memulai perhitungan. Ketika proses running program telah selesai, maka hasilnya akan menampilkan angka keamanan minimum dan jumlah slip surfaces yang dianalisis.

54 Gambar 4.16 Jendela Hasil Running Program 4.7.2 Bagan Alir Pengoperasian Program Geoslope Bagan alir untuk proses analisis dengan menggunakan program Geoslope dapat dilihat pada Gambar 4.17 berikut. Mulai Pengaturan kertas kerja, skala gambar dan jarak grid Pembuatan sketsa gambar Penentuan metode analisis serta penentuan bidang longsor A

55 A Input data tanah Penentuan jenis tanah pada setiap lapisan Input beban merata Penggambaran Entry and Exit bidang longsor Input beban gempa Penggambaran perkuatan geotekstil Solve Manager Output angka aman (SF) dan bentuk bidang longsor Selesai Gambar 4.17 Bagan Alir Pengoperasian Program Geoslope 4.8 Bagan Alir Penelitian Pada penelitian ini dibuat langkah-langkah pelaksanaan alur penelitian atau flowchart yang dapat dilihat pada Gambar 4.18 berikut.

56 Mulai Pengumpulan data sekunder 1. Data penyelidikan tanah 2. Data geotekstil 3. Gambar penampang jalan Pemodelan badan jalan tanpa menggunakan perkuatan dengan metode Fellenius secara manual dan pada program Geoslope Analisis nilai faktor keamanan Aman Tidak aman Pemodelan badan jalan menggunakan perkuatan dengan metode Fellenius secara manual dan program Geoslope. 1. Variasi panjang geotekstil 2. Variasi jarak vertikal antar geotekstil 3. Variasi sudut kemiringan lereng Analisis nilai faktor keamanan Aman Tidak aman Pembahasan A

57 A Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 4.18 Bagan Alir Penelitian