ARTIKEL PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PELEBURAN PADA PENGECORAN LIMBAH LOGAM ALUMINIUM TERHADAP KEKERASAN

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. 26, Unsur ini mempunyai isotop alam: Al-27. Sebuah isomer dari Al-26

ANALISIS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGINAN

BAB I PENDAHULUAN. Aluminium (Al) adalah salah satu logam non ferro yang memiliki. ketahanan terhadap korosi, dan mampu bentuk yang baik.

K. Roziqin H. Purwanto I. Syafa at. Kata kunci: Pengecoran Cetakan Pasir, Aluminium Daur Ulang, Struktur Mikro, Kekerasan.

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM (Al) PADUAN DAUR ULANG DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN LOGAM DAN CETAKAN PASIR

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam dicairkan dalam tungku peleburan kemudian. dituangkan kedalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk asli

Pengaruh Temperatur Bahan Terhadap Struktur Mikro

ANALISIS PERBANDINGAN MODEL CACAT CORAN PADA BAHAN BESI COR DAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI TEMPERATUR TUANG SISTEM CETAKAN PASIR

ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM

I. PENDAHULUAN. dengan semakin banyaknya permintaan aluminium dikalangan konsumen.

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMUNIUM PADUAN Al, Si, Cu DENGAN CETAKAN PASIR

ANALISA PENGARUH PENGECORAN ULANG TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMUNIUM ADC 12

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pembuatan spesimen dilakukan dengan proses pengecoran metode die

I. PENDAHULUAN. Aluminium merupakan logam yang banyak digunakan dalam komponen

L.H. Ashar, H. Purwanto, S.M.B. Respati. produk puli pada pengecoran evoporatif (lost foam casting) dengan berbagai sistem saluran.

VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK

BAB I PENDAHULUAN. mengenai hubungan antara komposisi dan pemprosesan logam, dengan

BAB I PENDAHULUAN. tentang unsur tersebut. Berikut potongan ayat tersebut :

PENGARUH JARAK DARI TEPI CETAKAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA CORAN ALUMINIUM

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

Analisa Pengaruh Aging 450 ºC pada Al Paduan dengan Waktu Tahan 30 dan 90 Menit Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGGUNAAN 15% LUMPUR PORONG, SIDOARJO SEBAGAI PENGIKAT PASIR CETAK TERHADAP CACAT COR FLUIDITAS DAN KEKERASAN COR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan bahan dasar piston bekas. Proses pengecoran dengan penambahan Ti-B 0,05%

PENGARUH VARIASI WAKTU PENAHANAN TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE UJI JOMINY

TUGAS AKHIR PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS BESI COR KELABU DENGAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR DARI KOKAS LOKAL DENGAN PEREKAT TETES TEBU DAN ASPAL

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ANALISA PENGARUH SOLUTION TREATMENT PADA MATERIAL ALUMUNIUM TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

I. PENDAHULUAN. boehmite, diaspore, dan lain-lain). Sulit menemukan Aluminium murni di

BAB 1 PENDAHULUAN. Silinder liner adalah komponen mesin yang dipasang pada blok silinder yang

Pengaruh Variasi Media Karburasi Terhadap Kekerasan Dan Kedalaman Difusi Karbon Pada Baja ST 42

ANALISIS HASIL PENGECORAN MATERIAL KUNINGAN

ANALISIS HASIL PENGECORAN SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL ALUMINIUM

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Penemuan logam memberikan manfaat yang sangat besar bagi. kehidupan manusia. Dengan ditemukannya logam, manusia dapat

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1.

PENGARUH SILIKON DAN FOSFOR DISEKITAR EUTEKTIK POINT ALUMUNIUM TERHADAP PENYUSUTAN

Analisa Pengaruh Variasi Temperatur Tuang Pada Pengecoran...

TUGAS AKHIR STUDI TENTANG PENAMBAHAN UNSUR PADA ALUMINIUM PADUAN PISTON SEPEDA MOTOR TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

ANALISIS PEMBUATAN HANDLE REM SEPEDA MOTOR DARI BAHAN PISTON BEKAS. Abstrak

KARAKTERISASI SIFAT MEKANIS KALENG MINUMAN (LARUTAN LASEGAR, POCARI SWEAT DAN COCA COLA)

TUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

ARANG KAYU JATI DAN ARANG CANGKANG KELAPA DENGAN AUSTEMPERING

III. METODE PENELITIAN. waktu pada bulan September 2015 hingga bulan November Adapun material yang digunakan pada penelitian ini adalah:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PROSES HARDENING PADA BAJA HQ 7 AISI 4140 DENGAN MEDIA OLI DAN AIR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

ANALISIS PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN DAN TEMPERATUR CETAKAN TERHADAP SIFAT MEKANIS BAHAN PADUAN Al-Zn

PENGARUH DEOKSIDASI ALUMINIUM TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA MATERIAL SCH 22 Yusup zaelani (1) (1) Mahasiswa Teknik Pengecoran Logam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

PENENTUAN TEMPERATUR OPTIMUM PADA PENGECORAN INVESTMENT CASTING DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN TANAH LIAT

Pengaruh Kuat Medan Magnet Terhadap Shrinkage dalam Pengecoran Besi Cor Kelabu (Gray Cast Iron)

Analisa Sifat Mekanik Baja St 41 Pada Proses Pack Carburizing Menggunakan Media Arang Tempurung Kelapa Sawit Dengan Variasi Holding Time

BAB I PENDAHULUAN. melakukan rekayasa guna memenuhi kebutuhan yang semakin kompleks, tak terkecuali dalam hal teknologi yang berperan penting akan

Momentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal ISSN , e-issn

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam menunjang industri di Indonesia. Pada hakekatnya. pembangunan di bidang industri ini adalah untuk mengurangi

TUGAS AKHIR POLA DAN PENGECORAN BODY RUBBER ROLL UNTUK SELEP PADI

ARTIKEL ANALISA PENGARUH PERUBAHAN INTAKE MANIFOLD TERHADAP PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125 CC

STUDI KEKUATAN IMPAK DAN STRUKTUR MIKRO BALL MILL DENGAN PERLAKUAN PANAS QUENCHING

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (ST) Pada Program Studi Teknik Mesin UN PGRI Kediri OLEH :

PENGARUH PERBANDINGAN GAS NITROGEN DAN LPG PADA PROSES NITROKARBURISING DALAM REAKTOR FLUIDIZED BED TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA KARBON RENDAH

SEMINAR NASIONAL ke-8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan. Proses Pengecoran. Hasil Coran. Analisis. Pembahasan Hasil Pengujian

BAB I PENDAHULUAN. Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan. karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dengan semakin majunya teknologi sekarang ini, tuntutan

STUDI PEMBUATAN BESI COR MAMPU TEMPA UNTUK PRODUK SAMBUNGAN PIPA

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang selalu. sehingga tercipta alat-alat canggih dan efisien sebagai alat bantu dalam

PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP BEBAN IMPAK MATERIAL ALUMINIUM CORAN

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PELAPISAN KOMPOSIT MENGGUNAKAN TIMAH PUTIH

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENAMPANG INGATE TERHADAP CACAT POROSITAS DAN NILAI KEKERASAN PADA PROSES PENGECORAN ALUMINIUM MENGGUNAKAN CETAKAN PASIR SKRIPSI

PROSES MANUFACTURING

PENGEMBANGAN MEKANISME DAN KUALITAS PRODUKSI SEPATU KAMPAS REM BERBAHAN ALUMUNIUM DAUR ULANG DENGAN METODE PENGECORAN SQUEEZE

PENGUJIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS BESI COR KELABU PADA BLOK REM KERETA API

ANALISA PROSES SPRAY QUENCHING PADA PLAT BAJA KARBON SEDANG

Redesain Dapur Krusibel Dan Penggunaannya Untuk Mengetahui Pengaruh Pemakaian Pasir Resin Pada Cetakan Centrifugal Casting

Seminar Nasional IENACO ISSN: DESAIN KUALITAS PERANCANGAN PRODUK LIMBAH PLAT ALUMUNIUM MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMENT

SKRIPSI. Uji Karakteristik Tungku Krusibel Pengecoran Logam Dengan Kapasitas 2 Kg. Diajukan Kepada Fakultas Teknik. Universitas Muhammadiyah Malang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2014 sampai Juni 2015di

PENGARUH TEMPERATUR DAN HOLDING TIME DENGAN PENDINGIN YAMACOOLANT TERHADAP BAJA ASSAB 760

Analisis Sifat Fisis dan Mekanis Pada Paduan Aluminium Silikon (Al-Si) dan Tembaga (Cu) Dengan Perbandingan Velg Sprint

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN POROS DIGESTER UNTUK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS OLAH 12 TON TBS/JAM DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM

TUGAS SARJANA. ANALISA PENGARUH BAHAN CETAKAN PADA PENGECORAN PADUAN Al- Cu TERHADAP WAKTU PENDINGINAN DAN SIFAT MEKANIS CORAN

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK DRY CELL SEBAGAI PENGIKAT TERAK PADA PENGECORAN LOGAM TERHADAP KUALITAS HASIL CORAN

ANALISA SIFAT MEKANIK PROPELLER KAPAL BERBAHAN DASAR ALUMINIUM DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Cu. Abstrak

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. penting pada proses penyambungan logam. Pada hakekatnya. diantara material yang disambungkan. Ini biasanya dilakukan

PENGARUH PUTARAN TERHADAP LAJU KEAUSAN Al-Si ALLOY MENGGUNAKAN METODE PIN ON DISK TEST

TUGAS AKHIR PENGARUH ELEKTROPLATING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM PADUAN

PENGARUH MODEL SALURAN TUANG PADA CETAKAN PASIR TERHADAP HASIL COR LOGAM

BAB I PENDAHULUAN. Aluminium merupakan logam ringan yang mempunyai sifat ketahanan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukan bahwa material rockwool yang berbahan dasar batuan vulkanik

TUGAS AKHIR STUDI UKURAN, BENTUK, DAN KEKERASAN HASIL COR ULANG SERBUK HASIL ATOMISASI SEMPROT UDARA KARBON DUA ARAH TIMAH PUTIH

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1.

Pengaruh Variasi Temperatur Anneling Terhadap Kekerasan Sambungan Baja ST 37

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

ARTIKEL PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PELEBURAN PADA PENGECORAN LIMBAH LOGAM ALUMINIUM TERHADAP KEKERASAN Oleh: ERLANGGA AJI DINATA 14.1.03.01.0083 Dibimbing oleh: 1. FATKUR RHOHMAN, M.Pd. 2. AM. MUFARRIH, M.T. PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN 2018

SURAT PERNYATAAN ARTIKEL SKRIPSI TAHUN 2018 Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Lengkap : Erlangga Aji Dinata NPM : 14.1.03.01.0083 Telepun/HP : 082132889263 Alamat Surel (Email) : angga005@gmail.com Judul Artikel : Pengaruh Variasi Temperatur Peleburan Pada Pengecoran Limbah Logam Aluminium Terhadap Kekerasan. Fakultas Program Studi : Teknik Teknik Mesin Nama Perguruan Tinggi : Alamat Perguruan Tinggi : Jl. K.H. Achmad Dahlan No. 76 Kota Kediri Dengan ini menyatakan bahwa: a. Artikel yang saya tulis merupakan karya saya pribadi (bersama tim penulis) dan bebas plagiarisme; b. Artikel telah diteliti dan disetujui untuk diterbitkan oleh Dosen Pembimbing I dan II. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian data dengan pernyataan ini dan atau ada tuntutan dari pihak lain, saya bersedia bertanggungjawab dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 1

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PELEBURAN PADA PENGECORAN LIMBAH LOGAM ALUMINIUM TERHADAP KEKERASAN Erlangga Aji Dinata 14.1.03.01.0083 Email: angga005@gmail.com Fatkur rhohman, M.Pd. 1 dan Am. Mufarrih, M.T 2 UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK Penelitian ini dilatar belakangi oleh banyaknya limbah logam aluminium yang merupakan masalah yang harus diperhatikan. selain itu juga semakin banyaknya kebutuhan akan logam aluminium dari produsen dan konsumen untuk digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan alat-alat untuk kehidupan sehari-hari yang dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Perlu dilakukan proses daur ulang limbah logam aluminium untuk mengurangi masalah limbah dan mengurangi biaya pembuatan bahan baku aluminium salah satunya dengan proses pengecoran. Dalam proses pengecoran, salah satu hal yang penting diperhatikan adalah temperatur peleburan, hal ini dilakukan karena akan mempengaruhi pada kualitas sifat mekanis aluminium hasil pengecoran. Dari latar belakang tersebut, rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana pengaruh variasi temperatur peleburan pada pengecoran limbah logam aluminium terhadap kekerasan aluminium hasil pengecoran. Dalam penelitian ini dilakukan variasi temperatur pada saat peleburan sebesar 660ºC, 680ºC, 700ºC, 720ºC, 740ºC. Setelah dilakukan variasi temperatur peleburan pada pengecoran limbah aluminium, kemudian hasil spesimen dilakukan pengujian kekerasan Rockwell untuk mengetahui nilai kekerasan aluminium hasil pengecoran dari variasi temperatur peleburan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa variasi temperatur peleburan berpengaruh pada nilai kekerasan logam aluminium yang dibuktikan dari analisa data hasil penelitian, menunjukkan bahwa peningkatan temperatur peleburan akan menurunkan nilai kekerasan pada logam aluminium. Dibuktikan dengan temperatur peleburan sebesar 740ºC yang memiliki nilai kekerasan terendah mencapai 98,9 HRB dan nilai kekerasan tertinggi yang mencapai 112,9 HRB dengan temperatur peleburan sebesar 660ºC. KATA KUNCI: Aluminium, temperatur, peleburan, kekerasan, limbah logam aluminium.. 2

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aluminium ditemukan pada tahun 1825 oleh Hans Christian Oersted. Baru diakui secara pasti oleh F. Wohler pada tahun 1827. Sumber unsur ini tidak terdapat bebas atau melimpah, biji utamanya adalah bauksit. Penggunaan Aluminium antara lain untuk pembuatan kabel, kerangka kapal terbang, mobil dan berbagai produk peralatan rumah tangga. Senyawanya dapat digunakan sebagai obat, penjernih air,fotografi serta sebagai ramuan cat, bahan pewarna, ampelas dan permata sintesis (Surdia dan Saito, 1992). Aluminium merupakan logam yang lunak dengan tampilan yang menarik, ringan, tahan korosi, mempunyai daya hantar panas dan daya hantar listrik yang relatif tinggi, dan mudah dibentuk. Karena itu permintaan akan aluminium dari tahun ketahun terus mengalami peningkatan. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya permintaan aluminium dikalangan produsen dan konsumen. Penggunaan aluminium yang sangat luas mengakibatkan timbulnya limbah yang dampaknya akan sangat berbahaya untuk lingkungan. Pemanfaatan kembali aluminium bekas merupakan salah satu alternatif untuk menanggulangi kelangkaan bahan baku aluminium, selain itu akan lebih menghemat sumber daya alam yang ada (Masyrukan, 2010). Selain itu, bahan dasar untuk membuat aluminium (alumina) sangat terbatas dan pengolahannya memerlukan dana yang cukup besar, sehingga perlu dilakukan daur ulang (recycle) dari limbah aluminium untuk digunakan sebagai material teknik. Salah satu cara pemanfaatan daur ulang tersebut adalah dengan melakukan peleburan dan pengecoran kembali limbah aluminium dan sisa produksinya menjadi bahan baku (raw material). Proses pengecoran logam merupakan proses pembuatan produk yang diawali dengan mencairkan logam ke dalam tungku peleburan kemudian dituangkan ke dalam cetakan hingga logam cair tersebut membeku dan kemudian dipindahkan dari cetakan. Industri peleburan kini sudah banyak berkembang, dari peleburan logam sampai non logam, Peleburan aluminium termasuk dalam logam nonferrous yang mudah untuk dilebur. Pada saat proses peleburan diperlukan adanya pengaturan temperatur peleburan untuk mengatur konsumsi bahan bakar dan juga akan 3

menghasilkan sifat mekanis yang dinginkan pada logam, selain memiliki sifat yang ringan dan tahan terhadap korosi, variasi temperatur peleburan aluminium merupakan salah satu variabel dari sekian banyak variabel yang terdapat pada proses pengecoran limbah logam aluminium. Variabel ini dianggap penting karena sangat mempengaruhi pada sifat hasil cetakan dan juga pada kualitas cetakan jika temperatur peleburan terlalu tinggi bahan bakar juga akan banyak yang terbuang dan juga akan mempengaruhi sifat mekanis pada hasil cetakannya. B. Aluminium Data fisikalis menunjukkan berat jenis aluminium adalah 2,702 kg/dm 3, titik lebur 660, kekuatan tarik: dituang 8-18 dan/mm 2, digiling atau direntang keras 10 dan/mm 2, dipijarkan tawas, 2-28% besi, 12-30% air dan 1-8% asam silikat. Warna bauxite bergantung pada imbuhan (putih, merah, kuning dan lain-lain). Tempat temuan bauxite utama di Eropa ada di Perancis, Italia, negara-negara Balkan, Rusia dan Hongaria, Afrika, Amerika, Asia dan Australia juga terdapat banyak sumber bauxite (Schönmetz & Gruber, 2013) II. METODE PENELITIAN A. Diagram alir penelitian Mulai Rumusan masalah dan Studi pustaka Persiapan alat dan bahan pengujian Proses peleburan aluminium pada dengan temperatur: 1. 660 C 2. 680 C 3. 700 C 4. 720 C 5. 740 C lunak 4-14 dan/mm 2, batas regangan 2-24%. Aluminium sering terdapat diatas bumi dalam bentuk senyawa kimia, namun di alam tidak ditemukan aluminium dalam keadaan murni. Bahan dasar terpenting untuk pembuatan aluminium adalah bauxite, yang merupakan kerumunan mineral (tanah tawas, oksid aluminium) dengan imbuhan oksid besi dan asam silikat. Bauxite mengandung 55-65% tanah Pengujian kekerasan spesimen dengan Rockwell Hardness Tester Analisa data dan pembahasan Kesimpulan Selesai Gambar 1. Diagram alir penelitian 4

diameter 5,2 cm, panjang 7 cm, dan jarak dengan alas adalah 5 cm. B. Bahan Pengujian 1. Limbah logam Limbah logam yang digunakan dalam pengujian berupa limbah kaleng minuman ringan seperti: cola-cola, fanta dan sprite. 2. Bahan bakar Bahan bakar dalam pengujian menggunakan gas LPG 3 kg. 3. Spesimen aluminium dengan ukuran spesimen 3 cm 3. C. Alat Pengujian 1. Blower 2. Tabung gas LPG 3 kg 3. Selang gas 4. Tungku peleburan Jenis tungku yang digunakan utuk peleburan pada proses pengecoran adalah jenis tungku crucible. 5. Tanur pembakaran Tanur pembakaran atau dinding tanur digunakan untuk tempat terjadinya proses pembakaran, api akan masuk melalui lubang disamping yang nantinya akan berputar membakar di dalamnya untuk mambakar cawan dan alumunium di dalam cawan. Tinggi tanur pembakaran adalah 37 cm dengan diameter dalam 30 cm, dan untuk memasukkan api ke dalam tanur dibuat lubang pada bagian samping dengan Gambar 2. Cawan peleburan 6. Cawan Fungsi cawan lebur adalah untuk tempat mencairkan aluminium selama proses a. b. peleburan berlangsung. 5

Gambar 3. Tanur pembakaran 7. Penutup tanur Penutup tanur selain berfungsi untuk mencegah panas yang keluar agar tidak terlalu banyak dan juga terdapat lubang buang yang berada ditengah penutup tanur. Lubang tersebut selain dipakai untuk keluarnya gas buang juga digunakan untuk masuknya sensor inferamerah pada termometer yang kemudian akan dilihat temperatur di dalam cawan atau tanur pembakaran. 8. Termometer inframerah Termometer infaramerah berfungsi untuk mengetahui suhu benda dengan menyinarkan inframerah ke benda tersebut. 2 dimensi 3 dimensi Gambar 4. Termometer inframerah 9. Cetakan Cetakan yang digunakan sebagai wadah hasil pengecoran dengan bentuk cetakan pasir. 10. Rockwell Hardness Tester Alat yang digunakan untuk menguji kekerasan pada spesimen yang diuji dengan nilai kekerasan Rockwell. Pada uji kekerasan Rockwell untuk spesimen bahan aluminium digunakan uji kekerasan Rockwell skala B dengan menggunakan identor bola baja berdimeter 1,587 mm dengan pembebanan 100 kgf. Gambar 5. Alat uji kekerasan Rockwell Gambar 6. Identor pengujian rockwell 6

III. HASIL DAN KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi temperatur peleburan aluminium, nilai kekerasan pada aluminium akan menurun, hal ini membuktikan bahwa temperatur peleburan aluminium berpengaruh pada nilai kekerasan aluminium. Data hasil uji kekerasan rockwell pada aluminium hasil variasi temperatur peleburan pada pengecoran dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Data hasil uji kekerasan rockwell pada aluminium. Suhu Peleburan Nilai Kekerasan Aluminium (HRB) Titik 1 Titik 2 Titik 3 660 C 112,9 108,5 108 680 C 106,9 107 106,8 700 C 103,9 103,4 103 720 C 102,7 102,8 101,6 740 C 98,9 98,7 91,5 Variabel bebas pada penelitian ini berjumlah satu buah, sehingga analisis data dapat menggunakan metode analisis analysis of varians (ANOVA) (Mufarrih dkk, 2018). Tabel 2. Analisa variasi temperatur peleburan terhadap nilai kekerasan One-way ANOVA: ROCKWELL HARDNESS versus TEMPERATURE Source DF SS MS F P TEMPERATURE 4 316.62 79.16 14.03 0.000 Error 10 56.43 5.64 Total 14 373.06 S = 2.376 R-Sq = 84.87% R-Sq(adj) = 78.82% Nilai kekerasan aluminium yang berbeda disebabkan oleh variasi temperatur peleburan yang akan mempengaruhi pada laju dan waktu pembekuan aluminium. Pada temperatur peleburan yang rendah maka laju dan waktu pembekuan logam aluminium akan semakin cepat sedangkan pada temperatur peleburan yang tinggi maka laju dan waktu pembekuan akan semakin lama. Semakin tinggi nilai perpindahan panas yang dihasilkan, maka semakin tinggi pula energi panas yang akan dikeluarkan dan waktu yang dibutuhkan untuk menuju kesetimbangan dengan temperatur lingkungan semakin lambat, begitu pula sebaliknya (Kuncoro dkk, 2016). Laju dan waktu pembekuan akan mempengaruhi bentuk struktur butir mikro pada logam aluminium. Aluminium dengan laju dan waktu pembekuan yang lama akan menyebabkan terbentuknya struktur butir yang kasar sedangkan aluminium dengan laju dan waktu pembekuan yang cepat akan menyebabkan terbentuknya struktur butir yang halus. Seperti pernyataan Askeland (1984) yang menyatakan bahwa laju pembekuan 7

KEKERASAN ROCKWELL (HRB) yang tinggi akan menghasilkan struktur aluminium yang halus. Pada penelitian Kuncoro dkk (2016) menunjukkan Struktur butir yang terbentuk akibat laju pembekuan dan waktu pembekuan dapat mempengaruhi nilai kekerasan. Struktur butir yang halus memiliki nilai kekerasan yang tinggi dibandingkan dengan struktur butir yang kasar. Pada data penelitian menunjukkan bahwa temperatur peleburan dari temperatur 660 C sampai 740 C berpengaruh dengan nilai kekerasan aluminium yang semakin menurun. Pada temperatur peleburan 660 C memiliki nilai kekerasan aluminium yang paling tinggi mencapai 112,9 HRB, sedangkan nilai kekerasan terendah yang mencapai 98,9 HRB dengan temperatur peleburan mencapai 740 C. Gambar 7. menunjukkan grafik pengaruh variasi temperatur peleburan terhadap nilai kekerasan aluminium. 115 110 105 100 95 90 GRAFIK NILAI KEKERASAN ALUMINIUM 112.9 108.5 108 106.9 107 103.9 106.8103.4 102.7 102.8 103 101.6 98.9 98.7 91.5 660 680 700 720 740 TEMPERATUR PELEBURAN ( o C) Gambar 7. Grafik nilai kekerasan rockwell pada aluminium Gambar 8. Aluminium hasil pengecoran dengan Temperatur peleburan 660 C. titik 1 titik 2 titik 3 rata-rata Gambar 9. Aluminium hasil pengecoran dengan Temperatur peleburan 740 C. IV. PENUTUP 8

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, variasi temperatur peleburan aluminium mempunyai pengaruh terhadap nilai kekerasan aluminium. Hal ini dibuktikan dari data pengujian yang didapat dengan nilai kekerasan aluminium tertinggi ada pada hasil temperatur peleburan sebesar 660 C dengan nilai kekerasan mencapai 112.9 HRB, sedangkan nilai kekerasan terendah ada pada hasil aluminium dengan temperatur peleburan 740 C dengan nilai kekerasan mencapai 98,9 HRB. V. DAFTAR PUSTAKA Askeland, D.R. 1984. The Science and Engineering of Materials. California: University of Misouri- Rolla USA. Kaleng. Casting and Solidification Technology Group, 3 (2). (Online), tersedia: Schönmetz, A., Gruber, K. 1985. Pengetahuan Bahan dalam Pengerjaan Logam. Terjemahan Hardjapamekas Eddy, D. 2013. Bandung: Angkasa. Surdia, T. & Saito, S. 1985. Pengetahuan Bahan Teknik. Jakarta: PT. Pradnya Paramitha. Surdia, T., Chijiwa, K. 2006. Teknik Pengecoran Logam. Jakarta: Pradnya Paramita. Mufarrih, Am., Istiqlaliyah, Hesti., Fauzi, Ah. Sulhan., Wibowo, Aris. 2018. Analisa Sifat Mekanik Baja St 41 Pada Proses Pack Carburizing Menggunakan Media Arang Tempurung Kelapa Sawit Dengan Variasi Holding Time. Seminar Nasional Inovasi Teknologi UN PGRI Kediri. Masyrukan.2010. Analisis Sifat Fisis Dan Mekanis Aluminium (Al) Paduan Daur Ulang Dengan Menggunakan Cetakan Logam Dan Cetakan Pasir. Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta. Kuncoro, L., Masnur, D. & Dalil, M. 2016. Studi Karakteristik Mekanik Dan Struktur Mikro Coran Aluminium Minuman 9