KAJIAN PENGARUH VARIASI KOMPOSISI RICE HUSK ASH TERHADAP PARAMETER BETON MEMADAT MANDIRI DENGAN KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

The 1 st INDONESIAN STRUCTURAL ENGINEERING AND MATERIALS SYMPOSIUM Department of Civil Engineering Parahyangan Catholic University

Pengaruh Penambahan Admixture Jenis F dan Substitusi Silica Fume terhadap Semen pada Kuat Tekan Awal Self Compacting Concrete

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH VARIASI PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP FLOWABILITY DAN KUAT TEKAN SELF COMPACTING CONCRETE ABSTRAK

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGARUH SUBTITUSI ABU SERABUT KELAPA (ASK) DALAM CAMPURAN BETON. Kampus USU Medan

KAJIAN INTERVAL RASIO AIR-POWDER BETON SELF-COMPACTING TERKAIT KINERJA KEKUATAN DAN FLOW (009M)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KAJIAN PENGARUH VARIASI KOMPOSISI SILICA FUME TERHADAP PARAMETER BETON MEMADAT MANDIRI DENGAN KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODE PENELITIAN

Perlu adanya suatu alternatif bahan yang bisa mengurangi kadar semen, tetapi tidak mengurangi kekuatan (strength) beton itu sendiri dan sifat-sifat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu hasil

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN SEMEN PPC DENGAN TAMBAHAN SIKAMENT LN

KAJIAN PENGARUH VARIASI PENAMBAHAN BAHAN ACCELERATOR TERHADAP PARAMETER BETON MEMADAT MANDIRI DAN KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI

PENELITIAN MENGENAI PENINGKATAN KEKUATAN AWAL BETON PADA SELF COMPACTING CONCRETE

Berat Tertahan (gram)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Kemajuan teknologi telah berdampak positif dalam bidang konstruksi di

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH VARIASI KADAR SUPERPLASTICIZER TERHADAP NILAI SLUMP BETON GEOPOLYMER

BAB V HASIL PEMBAHASAN

Pengaruh Penggunaan Bambu Sebagai Pengganti Agregat Split terhadap Kuat Tekan Beton Ringan

BAB III LANDASAN TEORI. dengan atau tanpa bahan campuran tambahan (admixture). Beton akan semakin

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

BAB IV DATA DAN PENGOLAHAN

PEMANFAATAN ABU TERBANG (FLY ASH) SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI SEMEN PADA BETON MUTU NORMAL

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH PADA SELF COMPACTING CONCRETE (SCC) TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS

KATA KUNCI : rheology, diameter, mortar, fly ash, silica fume, superplasticizer.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Beton PT. Pionir Beton

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH PADA BETON MUTU TINGGI DENGAN SILICA FUME DAN FILLER PASIR KWARSA

PENGGUNAAN FLY ASH PADA SELF COMPACTING CONCRETE (SCC)

BAB III LANDASAN TEORI

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH BERBAGAI KADAR VISCOCRETE PADA BERBAGAI UMUR KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI f c = 45 MPa

KETAHANAN DI LINGKUNGAN ASAM, KUAT TEKAN DAN PENYUSUTAN BETON DENGAN 100% FLY ASH PADA JANGKA PANJANG

BAB I PENDAHULUAN. Quality control yang kurang baik di lapangan telah menjadi masalah

UJI KARAKTERISTIK BETON SEGAR AKIBAT PENAMBAHAN SERAT POLYPROPYLENE DALAM ADUKAN SELF-CONSOLIDATING CONCRETE ABSTRAK

BAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian

KAJIAN PENGARUH VARIASI KOMPOSISI HIGH VOLUME FLY ASH TERHADAP PARAMETER BETON MEMADAT MANDIRI DAN KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI

Jurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, beton merupakan salah satu bahan elemen struktur bangunan yang

BAB III LANDASAN TEORI. tidak terlalu diperhatikan di kalangan masyarakat.

BAB II LANDASAN TEORI

PENGGUNAAN PASIR WEOL SEBAGAI BAHAN CAMPURAN MORTAR DAN BETON STRUKTURAL

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KADAR FLY ASH TERHADAP KINERJA BETON HVFA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Zai, dkk (2014), melakukan penelitian Pengaruh Bahan Tambah Silica

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kualitas bahan, cara pengerjaan dan cara perawatannya.

Laksmi Irianti dan Eddy Purwanto 2. Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan beton non pasir, yaitu beton yang dibuat dari agregat kasar, semen dan

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (TETES TEBU) SEBAGAI BAHAN TAMBAH DALAM CAMPURAN BETON. Kampus USU Medan

BAB 4 DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

KAJIAN TEKNIS DAN EKONOMIS PEMANFAATAN LIMBAH BATU BARA (FLY ASH) PADA PRODUKSI PAVING BLOCK

STUDI PERANCANGAN SELF-COMPACTING CONCRETE

KoNTekS 6 Universitas Trisakti, Jakarta November 2012

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Nilai kuat tekan beton rerata pada umur 28 hari dengan variasi beton SCC

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Self Compacting Concrete (Beton memadat Mandiri) adalah campuran

BETON RINGAN SELF-COMPACTING DENGAN AGREGAT DAN POWDER LIMBAH PECAHAN GENTING MERAH

STUDI PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI PENGISI DALAM PEMBUATAN BETON

KUAT TEKAN BETON CAMPURAN 1:2:3 DENGAN AGREGAT LOKAL SEKITAR MADIUN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

KOMPATIBILITAS ANTARA SUPERPLASTICIZER TIPE POLYCARBOXYLATE DAN NAPHTHALENE DENGAN SEMEN LOKAL

PENGARUH KOMBINASI SEMEN-FLY ASH DAN VARIASI WATER CONTENT DENGAN PENAMBAHAN SUPERPLASTICIZER TERHADAP KEPADATAN PASTA

keywords: high strength self compacting concrete, metakaolin, compressive strength, setting time, workability

PENGGUNAAN PASIR SILIKA DAN PASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT BETON The Use of Sea and Silica Sand for Concrete Aggregate

PENGARUH PENAMBAHAN ABU KULIT KOPI TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material

PENGARUH SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN DENGAN ABU TERBANG TERHADAP KARAKTERISTIK TEKNIS BETON

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENUANGAN ADUKAN BETON READY MIX KE DALAM FORMWORK TERHADAP MUTU BETON NORMAL

BAB III LANDASAN TEORI. sekumpulan interaksi mekanis dan kimiawi dari material pembentuknya.

PENGARUH PENAMBAHAN METAKAOLIN TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI

BAB III LANDASAN TEORI. dibandingkan beton normal biasa. Menurut PD T C tentang Tata Cara

PENGARUH PENAMBAHAN SLAG BESI TERHADAP KEKUATAN TEKAN DAN FLOWABILITY PADA SELF COMPACTING CONCRETE

PERBANDINGAN PEMAKAIAN AIR KAPUR DAN AIR TAWAR SERTA PENGARUH PERENDAMAN AIR GARAM DAN AIR SULFAT TERHADAP DURABILITAS HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE

BAB III METODE PENELITIAN. dengan abu terbang dan superplasticizer. Variasi abu terbang yang digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERILAKU FISIK DAN MEKANIK SELF COMPACTING CONCRETE (SCC) DENGAN PEMANFAATAN ABU VULKANIK SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PENGGANTI SEMEN ABSTRAK

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN SEMEN PPC DENGAN TAMBAHAN GLENIUM

PERUBAHAN KUAT TEKAN SELF COMPACTING CONCRETE

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA. didukung oleh hasil pengujian laboratorium.

KARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Km 12,5 Pekanbaru, 28293, Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEMANFAATAN SPENT CATALYST RCC-15 SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PCC

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT

KUAT TEKAN BETON YANG MENGGUNAKAN PASIR KADAR LUMPUR TINGGI DENGAN MENAMBAHKAN FLY ASH

BAB I PENDAHULUAN. baja sehingga menghasilkan beton yang lebih baik. akan menghasilkan beton jadi yang keropos atau porous, permeabilitas yang

JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Ketekniksipilan dan Lingkungan

THE INFLUENCE OF INITIAL PRESSURE ON THE CONCRETE COMPRESSIVE STRENGTH. Lina Flaviana Tilik, Maulid M. Iqbal, Rosidawani Firdaus ABSTRACT

Transkripsi:

KAJIAN PENGARUH VARIASI KOMPOSISI RICE HUSK ASH TERHADAP PARAMETER BETON MEMADAT MANDIRI DENGAN KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI Zulfa Trisnasari 1), Wibowo 2), Endah Safitri 3) 1) Mahasiswa Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret Surakarta 2) 3) Pengajar Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret Surakarta Jalan Ir.Sutami 36A Surakarta 57126. Telp. 0271-647069. Email: trisnazulfa@gmail.com Abstract As the field of construction develop, various innovations to modify concrete are popping up. High strength self-compacting concrete (HS-SCC) or high quality concrete self-condensed solid is one of the innovations in the manufacture of concrete. In Indonesia is currently doing a lot of research on the procurement of alternative materials as a mixer or replacement of cement in self compacting concrete. Chemical added materials used in this research is superplasticizer which is useful to improve concrete s workability, while the added mineral materials used is rice husk ash. Rice husk ash serves to increase the compressive strength of the concrete because its pozzolannic nature and high amount of silica elements. This research was conducted to examine the effect of the addition of different levels of rice husk ash composition on high quality self compacting concrete. In this research, the content of SiO2 (silica) in rice husk ash is 84,91% and the variation of rice husk ash used is 0%, 5%, 7,5%, 10% and 12,5% compared to the weight of cement. The test specimens used are cylindrical in size 15 cm and height 30 cm. Tests conducted on self compacting concrete parameters are filling ability, passing ability and segregation resistance. Hard concrete tests were performed at 14 days and 28 days. The results showed that concrete with 5% rice husk ash gave good result for the self compacting concrete parameters test and the maximum compressive strength occurred in 28 days old concrete with the addition of 10% rice husk ash, is 57.15 MPa. Keywords: high strength concrete, self compacting concrete, rice husk ash, bonding time, fresh concrete test, compressive strength Abstrak Seiring dengan perkembangan zaman, semakin banyak pula pembangunan infrastruktur di dunia. Pada era teknologi sekarang ini, timbulah berbagai inovasi untuk memodifikasi beton. High strength self compacting concrete (HS-SCC) atau beton mutu tinggi memadat mandiri merupakan salah satu inovasi dalam pembuatan beton. Di Indonesia sendiri saat ini sedang banyak melakukan penelitian mengenai pengadaan bahan alternatif sebagai pencampur atau pengganti semen pada beton SCC. Bahan tambah kimia yang digunakan berupa superplasticizer yang berguna untuk memudahkan dalam pengerjaan beton (workabilitas), sedangkan bahan tambah mineral yang digunakan adalah rice husk ash (abu sekam padi). Abu sekam padi berfungsi untuk meningkatkan kuat tekan beton karena bersifat pozzolannik dan mengandung unsur silika yang tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji pengaruh penambahan variasi komposisi rice husk ash pada beton mutu tinggi memadat mandiri. Dalam penelitian ini kandungan SiO 2 (silika) pada abu sekam padi sebesar 84,91% dan kadar variasi abu sekam padi yang digunakan sebesar 0%, 5%, 7,5%, 10% dan 12,5% terhadap berat semen. Benda uji yang digunakan berbentuk silinder berukuran 15 cm dan tinggi 30 cm. Pengujian yang dilakukan terhadap parameter self compacting concrete yaitu fillingability, passingability dan segregation resistance serta pengujian kuat tekan beton pada umur 14 dan 28 hari dengan menggunakan Compressing Testing Machine (CTM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa beton dengan kadar variasi 5% abu sekam padi memberikan hasil yang baik untuk pengujian terhadap parameter self compacting concrete dan kuat tekan maksimal terjadi pada beton umur 28 hari dengan penambahan abu sekam padi 10%, yaitu 57,15 MPa. Kata Kunci: beton mutu tinggi, beton memadat mandiri, abu sekam padi, waktu pengikatan, pengujian beton segar, kuat tekan PENDAHULUAN Beton merupakan bahan yang kuat terhadap gaya tekan tetapi lemah terhadap gaya tarik, oleh karena itu digunakan baja tulangan sebagai pemikul gaya tarik yang dialami oleh suatu struktur bangunan. Semakin besar gaya tarik yang dipikul oleh suatu struktur, maka semakin banyak tulangan yang harus digunakan, sehingga kemampuan beton untuk mengisi ruang kosong (fillingability) juga sangat kecil. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu metode mix design dimana beton mampu mengalir sendiri tanpa alat pemadat atau vibrator. Beton mutu tinggi memadat mandiri atau high strength self compacting concrete (HS-SCC) salah satu inovasi dalam pembuatan beton. Beton SCC ini memiliki sifat kecairan (fluidity) yang tinggi sehingga mampu mengalir (flowability) dan mengisi ruang-ruang (fillingability) di dalam cetakan atau bekisting tanpa proses pemadatan. e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/Desember 2017/1427

Sekam padi merupakan limbah yang apabila dibakar akan menghasilkan abu sekam padi (rice husk ash). Abu sekam padi memiliki banyak manfaat, salah satunya untuk meningkatkan kekuatan beton, karena abu sekam padi mempunyai sifat pozzolannik dan memiliki kandungan silica amorphus yang relatif tinggi. TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Beton merupakan suatu campuran yang terdiri dari beberapa bahan. Terdapat empat bahan penyusun beton antara lain semen, air, agregat halus dan agregat kasar. Bahan tersebut dicampur menjadi satu serta dapat diberi bahan tambahan lain dengan perbandingan tertentu apabila diperlukan. Air dan semen disatukan akan membentuk pasta semen yang berfungsi sebagai bahan pengikat, sedangkan agregat halus dan agregat kasar sebagai pengisi. Menurut Hardjasaputra (2008), beton dengan kuat tekan tinggi sudah dapat dibuat dengan adanya teknologi bahan kimia yaitu superplasticizer, yang ditambahkan pada beton sehingga partikel semen yang biasanya cenderung untuk mengumpul (flocculate) dapat terdispersi dengan seragam dan kebutuhan air dapat dikurangi, sehingga rongga udara dalam beton dapat dikurangi dan kekuatan beton akan meningkat. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kekuatan beton mutu tinggi yaitu faktor air semen, kualitas agregat, bahan tambahan dan kontrol kualitas. Self compacting concrete (SCC) merupakan beton yang mampu memadat sendiri dengan slump yang cukup tinggi. Dalam proses penempatan pada volume bekisting (placing) dan proses pemadatannya (compaction), SCC tidak memerlukan proses penggetaran seperti pada beton normal. SCC mempunyai flowability yang tinggi sehingga mampu mengalir, memenuhi bekisting, dan mencapai kepadatan tertingginya sendiri (EFNARC, 2005). Menurut Sugiharto dan Kusuma (2001), untuk mendapatkan campuran beton dengan tingkat workabilitas dan kekuatan awal yang tinggi, perlu diperhatikan hal-hal berikut: 1. Agregat kasar dibatasi jumlahnya kurang lebih 50% dari volume padatnya. 2. Pembatasan jumlah agregat halus kurang lebih 40% dari volume mortar. 3. Water binder ratio dijaga pada level kurang lebih 0,3. 4. Penggunaan Hyperplasticizer pada campuran beton untuk mendapatkan tingkat workability yang tinggi sekaligus menekan nilai water binder ratio. Berdasarkan EFNARC (2002), workabilitas campuran beton segar dapat dikatakan self compacting concrete apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Filling ability adalah kemampuan campuran beton segar mengisi ruangan atau cetakan dengan beratnya sendiri, untuk mengetahui beton memiliki kemampuan filling maka beton segar diuji menggunakan alat slump cone. 2. Passing ability adalah kemampuan campuran beton segar untuk melewati celah-celah antar besi tulangan atau bagian celah yang sempit dari cetakan, untuk mengetahui beton memiliki kemampuan ini dilakukan uji dengan menggunakan alat L-box. 3. Segregation resistance adalah ketahanan campuran beton segar terhadap segregasi, untuk mengetahui beton memiliki kemampuan ini dilakukan uji dengan menggunakan alat V-funnel. Tabel 1. Metode Pengujian dan Kriteria Rentang Nilai Self Compacting Concrete No. Metode Properti Satuan Rentang Nilai Minimum Maksimum 1 Slump Flow dengan Abraham Cone Fillingability mm 650 800 2 T 500 mm slump flow Fillingability sec 2 5 3 J-ring Passingability mm 0 10 4 V-funnel Fillingability sec 6 12 5 V-funnel pada T 5menit Segregation resistance sec 0 +3 6 L-box Passingability (h 2/h 1) mm 0,8 1 7 U-box Passingability (h 2/h 1) mm 0 30 8 Fill-box Passingability % 90 100 9 GTM screen stability test Segregation resistance % 0 15 10 Orimet Fillingability sec 0 5 Kelebihan self compacting concrete diantaranya mengurangi kebisingan di tempat proyek, mengurangi masalah di bidang getaran, mengurangi pekerjaan di lapangan, konstruksi lebih cepat, meningkatkan kualitas beton dan kekuatan yang dihasilkan lebih tinggi. Sementara itu, kelemahan self compacting concrete adalah lebih mahal jika dibandingkan dengan beton konvensional, dikarenakan SCC menggunakan bahan-bahan kimia tambahan (chemical admixture). e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/Desember 2017/1428

Material Penyusun Beton Semen Semen adalah suatu jenis bahan yang memiliki sifat adhesif (adhesive) dan kohesif (cohesive) yang berfungsi melekatkan fragmen-fragmen mineral menjadi suatu massa yang padat. Ada dua jenis semen, yaitu semen non-hidraulis dan semen hidraulis. Semen non-hidraulis adalah semen yang tidak dapat mengikat dan mengeras di dalam air, akan tetapi dapat mengeras di udara, sedangkan semen hidraulis (hydraulic cements) adalah semen yang mampu untuk mengikat dan mengeras di dalam air, tahan terhadap air (water resistance) dan stabil di dalam air setelah mengeras. Waktu ikat merupakan penentu awal dan akhir pengikatan pasta semen disampung kehalusan. Banyak faktor yang mempengaruhi waktu ikat, diantaranya komposisi mineral yang terkandung dalam semen maupun zat pozzolan yang dijadikan sebagai bahan substitusi semen dan air yang digunakan. Selain untuk proses hidrasi semen, air juga berfungsi untuk memberi mobilitas bagi pasta semen. Waktu ikat awal (initial setting time) adalah waktu ikat awal adalah waktu yang dibutuhkan sejak semen bercampur dengan air lalu mulai menjadi kaku. Dimana pasta semen dari kondisi plastis menjadi tidak plastis. Sementara itu, waktu ikat akhir (final setting time) adalah waktu yang dibutuhkan sejak semen bercampur dengan air lalu mulai menjadi keras. Dimana setelah initial setting time, pasta semen dalam keadaan semakin mengeras dan mampu menahan tekanan yang besar. Agregat Agregat merupakan komponen beton yang terdiri dari 60% sampai 80% volume agregat pada beton normal, agregat ini harus bergradasi sedemikian rupa sehingga seluruh massa beton dapat berfungsi sebagai benda yang utuh, homogeny, dan rapat, dimana agregat berukuran kecil mengisi celah yang ada di antara agregat berukuran besar (Nawy, 1998). Agregat kasar umumnya memiliki ukuran butir 5-40 mm Akan tetapi, agregat kasar yang digunakan dalam self compacting concrete maksimum 20 mm. Material ini didapatkan dari hasil proses desintegrasi agregat alam (natural aggregates) yaitu berupa batu pecah dan agregat buatan (artificially aggregates) yang berasal dari industri pemecah batu. Agregat halus pada umumnya memiliki ukuran butir yang lolos ayakan berlubang maksimum 5 mm atau 3/16. Agregat halus dapat berupa pasir alam yaitu sebagai hasil desintegrasi batuan secara alami, pasir olahan dari pemecahan batu (quarry) atau gabungan dari keduanya. Gradasi dan keseragaman dari agregat halus lebih menentukan kelecekan (workability) daripada gradasi dan keseragaman dari agregat kasar. Air Air merupakan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan beton. Tanpa air maka semen tidak dapat menjadi pasta. Air harus selalu ada dalam beton cair, tidak saja untuk hidrasi semen, tetapi juga untuk mengubah semen menjadi suatu pasta yang menyebabkan beton tersebut lecak (workable). Bahan Tambah (Admixtures) Bahan tambah merupakan bahan selain semen portland, agregat kasar, agregat halus, dan air yang ditambahkan sebelum, saat, maupun setelah proeses pencampuran beton guna mendapatkan sifat-sifat beton yang diinginkan. Secara umum, jenis bahan tambah dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu bahan tambah kimia (chemical admixture) dan bahan tambah mineral (mineral admixture). Mineral admixture yang digunakan pada umumnya bersifat pozzolanik (material pozzolan) yang dapat bereaksi dengan kalsium hidroksida yang dilepaskan semen pada saat hidrasi. Umumnya material pozzolan dapat berupa material alami maupun sisa hasil industri. Superplasticizer Superplasticizer merupakan salah satu bahan tambah yang dapat meningkatkan kelecakan (workability) campuran. Tetapi dalam campuran self compacting concrete harus diperhatikan baik dari segi waktu maupun dari segi dosis. Superplasticizer juga memiliki fungsi antara lain meningkatkan workability sehingga menjadi lebih besar daripada water reducer biasa, mengurangi kebutuhan air 25 hingga 35%, memudahkan pengerjaan pembuatan beton yang sangat cair dan memungkinkan penuangan pada tulangan yang rapat atau pada bagian yang sulit dijangkau oleh pemadatan yang memadai. Rice Husk Ash (Abu Sekam Padi) Kulit yang membungkus butiran beras disebut sekam padi. Jika sekam padi dibakar maka akan menghasilkan abu sekam padi (rice husk ash). Ketika bulir digiling, 78% dari beratnya akan menjadi beras dan akan menghasilkan 22% berat kulit sekam. Kulit sekam terdiri dari 75% bahan yang mudah terbakar dan 25% berat akan berubah menjadi abu. Abu sekam e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/Desember 2017/1429

padi mempunyai kandungan silika reaktif (amorphous silica) sekitar 85-90%. Jadi dari setiap 1000 kg padi yang digiling akan dihasilkan 220 kg (22%) kulit sekam. Apabila kulit sekam dibakar pada tungku pembakaran maka akan menghasilkan sekitar 55 kg (25%) abu sekam padi (rice husk ash). Kuat Tekan Beton Kekuatan tekan adalah kemampuan beton untuk menerima gaya tekan persatuan luas. Kuat tekan beton mengidentifikasikan mutu dari sebuah struktur. Semakin tinggi kekuatan struktur dikehendaki, semakin tinggi pula mutu beton yang dihasilkan (Mulyono, 2005). Kuat tekan beton dapat dihitung pada Persamaan (1). f c = P A...(1) dimana, f c = kuat tekan beton (N/mm 2 atau MPa) P = beban maksimum (N) A = luas bidang tekan (mm 2 ) METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yaitu metode yang dilakukan dengan mengadakan suatu percobaan secara langsung untuk mendapatkan suatu data. Percobaan dilakukan di Laboratorium Bahan dan Laboratorium Struktur Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pengujian dilakukan untuk mengetahui variasi kadar abu sekam padi terhadap parameter SCC (self compacting concrete). Setelah berumur 14 dan 28 hari benda uji diuji kuat tekannya. Pada penelitian ini, variasi komposisi abu sekam padi yang digunakan 0%, 5%,7,5%, 10% dan 12,5%, sedangkan untuk penambahan superplasticizer 1,7%. Benda uji yang digunakan berbentuk silinder dengan tinggi 300 mm dan diameter 150 mm. Jumlah benda uji pada masing-masing umur dari masing-masing kadar abu sekam padi adalah 3 buah. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pengujian Material Penyusun Beton Pengujian material penyusun beton dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil dan Laboratorium MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta. Hasil pengujian agregat halus dan agregat kasar dapat dilihat pada Tabel 2, sedangkan hasil pengujian abu sekam padi dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Pengujian Agregat Halus dan Agregat Kasar Jenis Pengujian Agregat Halus Hasil Pengujian Agregat Kasar Standar Keterangan Kandungan Lumpur 1 % - < 5% Memenuhi Kandungan Zat Organik Kuning Muda - Kuning Muda Memenuhi Bulk Specific Gravity 2,46 2,59 - Memenuhi Bulk Specific Gravity SSD 2,51 2,62 2,5 2,7 Memenuhi Apparent Specific Gravity 2,60 2,66 - Memenuhi Absorbsion 2,27% 1,02% 2 7% Memenuhi / Tidak Modulus Kehalusan 2,53 5,97 2,3 3,1/ 5-8 Memenuhi Abrasi - 30,88% < 40% Memenuhi e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/Desember 2017/1430

Waktu Ikat (menit) Tabel 3. Analisis Kuantitatif Pengujian XRF Abu Sekam Padi Formula Concentration Status SiO 2 84,91 % Fit Spectrum CaO 2,00 % Fit Spectrum Al 2O 3 0,78 % Fit Spectrum Fe 2O 3 0,68 % Fit Spectrum Pengujian waktu ikat merupakan penentu waktu awal dan akhir pengikatan pasta semen. Waktu ikat awal (initial setting time) dan waktu ikat akhir (final setting time) digunakan untuk mengetahui pengaruh semen dengan variasi komposisi abu sekam padi terhadap waktu ikat beton memadat mandiri. Hubungan Kadar Variasi Abu Sekam Padi dengan Waktu Ikat Semen 350 330 300 300 300 270 Waktu 255 240 Ikat 250 225 213 Awal 200 161,25 165 150 100 0% 5% 7,5% 10% 12,5% Waktu Ikat Akhir Gambar 1. Hubungan Kadar Variasi Abu Sekam Padi Terhadap Waktu Ikat Awal dan Waktu Ikat Akhir Semakin besar kadar variasi abu sekam padi sebagai pengganti sejumlah semen pada rancang campur beton memadat mandiri, maka senyawa-senyawa C 3S, C 2S, C 3A dan C 4AF akan berkurang, sehingga panas hidrasi juga akan berkurang. Dengan berkurangnya panas hidrasi akan memperlambat reaksi sehingga akan memperlambat waktu pengikatan, baik waktu ikat awal maupun waktu ikat akhir. Rancang Campur Beton Memadat Mandiri dengan Variasi Abu Sekam Padi Perhitungan rancang campur (mix design) self compacting concrete berdasarkan EFNARC (2002) dan EFNARC (2005). Faktor air semen yang digunakan adalah seragam, yaitu 0,27 dengan penambahan superplasticizer 1,7% berupa Viscocrete 1003. Penentuan besarnya dosis superplasticizer ini berdasarkan trial and error dengan mengacu pada persyaratan. Syarat untuk Viscocrete 1003 adalah 0,5% - 1,8% (Sika, 2007). Berikut rekapitulasi rancang campur scc dengan menggunakan abu sekam padi per m 3 dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Rekapitulasi Rancang Campur SCC dengan Menggunakan Abu Sekam Padi Per m 3 Kode Ag. Kasar (kg/m 3 ) Ag. Halus (kg/m 3 ) Semen (kg/m 3 ) Abu Sekam Padi (kg/m 3 ) Air (liter/m 3 ) Superplasticizer (liter/m 3 ) Bscc 784,77 703,53 696,03 0 187,93 11,11 Bscc RHA5 784,77 703,53 654,86 34,47 186,12 11,00 Bscc RHA7,5 784,77 703,53 634,57 51,45 185,23 10,95 Bscc RHA10 784,77 703,53 614,48 68,28 184,34 10,90 Bscc RHA12,5 784,77 703,53 594,58 84,94 183,47 10,85 Pengujian Beton Segar dan Kuat tekan Beton Pengujian beton segar untuk mengetahui parameter SCC yaitu fillingability, passingability dan segregation resistance. Sementara untuk beton keras dilakukan pengujian kuat tekan dengan menggunakan Compression Testing Machine (CTM). e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/Desember 2017/1431

h2/h1 Waktu Aliran (detik) Diameter Sebaran (mm) Waktu Sebaran (detik) Hubungan Diameter Sebaran dengan Kadar Variasi Abu Sekam Padi 800 745 700 680 700 655 Hubungan Waktu Sebaran T500 mm dengan Kadar Variasi Abu Sekam Padi 30 23,58 19,53 20,7 20 600 550 10 5,64 5,71 500 0 Gambar 2. Grafik Hubungan Diameter Sebaran dengan Kadar Variasi Abu Sekam Padi Gambar 3. Grafik Hubungan Waktu Sebaran T 500 mm dengan Kadar Variasi Abu Sekam Padi Berdasarkan Gambar 2. terlihat bahwa untuk hubungan diameter sebaran dengan kadar variasi abu sekam padi mengalami penurunan, sedangkan Gambar 3. menunjukkan untuk hubungan waktu sebaran pada diameter 500 mm pada flow table test dengan kadar variasi abu sekam padi mengalami kenaikan. Semakin banyak kadar variasi abu sekam padi maka diameter sebaran semakin kecil dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai diameter 500 mm pada flow table test semakin lama. Hal ini dikarenakan reaksi bahan tambah abu sekam padi sebagai bahan pengganti semen menyebabkan adukan beton menjadi susah mengalir. Sifat dari abu sekam padi yang menyerap air menyebabkan dapat mengurangi workability pada adukan beton. 1,05 1 0,95 0,9 0,85 0,8 Hubungan h 2 /h 1 dengan Kadar Variasi Abu Sekam Padi 1 1 0,938 0,929 0,857 Hubungan V-funnel Test dengan Kadar Variasi Abu Sekam Padi 40 32,86 25,77 30 21,69 15,73 20 12,21 22,84 19,9 10 14,29 8 11,57 0 V-funnel V-funnel t5menit Gambar 4. Grafik Hubungan h 2/h 1 dengan Kadar Variasi Abu Sekam Padi Gambar 5. Grafik Hubungan V-funnel Test dengan Kadar Variasi Abu Sekam Padi Berdasarkan Gambar 4, hubungan h 2/h 1 dengan kadar variasi abu sekam padi mengalami penurunan. Semakin besar kadar variasi abu sekam padi maka semakin kecil nilai passing ratio nya. Semakin kecil nilai passing ratio maka semakin susah beton segar dalam mencapai persyaratan passingability. Hal ini dikarenakan adanya variasi kadar abu sekam padi, semakin banyak kadar variasi abu sekam padi maka menyebabkan kekentalan pada campuran beton tersebut. Kekentalan pada beton dapat menyebabkan kemampuan campuran adukan beton dalam melewati celah-celah tulangan pada L-box menjadi terhambat. Berdasarkan Gambar 5, hubungan V-funnel test dengan kadar variasi abu sekam padi mengalami kenaikan. Beton yang memenuhi syarat fillingability dan segregation resistance karena menggunakan dosis superplasticizer yang sesuai dan kadar variasi abu sekam padi yang sedikit. Superplasticizer berfungsi untuk mendispersi setiap campuran material penyusun yang ada karena reaksi dari senyawa kimia yang terkandung didalamnya. Pada umumnya setelah terserap oleh partikel semen, superplasticizer akan memodifikasi permukaan partikel-partikel semen yang mengakibatkan partikel tersebut tidak menggumpal dan lebih menyebar, sehingga mampu membebaskan air yang terperangkap (Saputra, 2015). Sementara itu, dengan adanya penambahan abu sekam padi menyebabkan kekentalan pada beton, sehingga kemampuan beton untuk mengisi ruang dari beton itu sediri semakin berkurang. Hal ini yang membuat campuran beton mengalami segregasi pada saat melakukan V-funnel test. e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/Desember 2017/1432

Kuat Tekan (MPa) Kuat Tekan (MPa) Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Uji Kuat Tekan Beton Umur 14 dan 28 Hari Kode Kadar (%) Uji Kuat Tekan (MPa) Persentase Kenaikan (%) 14 Hari 14 Hari 14 Hari 28 Hari Bscc 0 37,82 41,88 - - Bscc RHA5 5 23,01 42,44-39,15 1,35 Bscc RHA7,5 7,5 30,84 44,23-18,45 5,63 Bscc RHA10 10 34,33 57,15-9,23 36,49 Bscc RHA12,5 12,5 27,07 40,08-28,43-4,28 Hubungan Kuat Tekan Beton dengan Variasi Abu Sekam Padi 60,00 57,15 55,00 50,00 45,00 41,88 42,44 44,23 40,08 40,00 35,00 30,00 37,82 25,00 34,33 30,84 20,00 23,01 27,07 15,00 Kuat Tekan Beton 14 Hari Kuat Tekan Beton 28 Hari 65,00 60,00 55,00 50,00 45,00 40,00 35,00 30,00 25,00 20,00 15,00 Analisis Regresi Kuat Tekan Beton dengan Variasi Abu Sekam Padi y = -0,7545x 2 + 13,438x - 7,9412 R² = 0,5174 y = -0,6036x 2 + 11,189x - 18,165 R² = 0,9711 2,5 5 7,5 10 12,5 15 Kuat Tekan Beton 14 Hari Kuat Tekan Beton 28 Hari Poly. (Kuat Tekan Beton 14 Hari) Poly. (Kuat Tekan Beton 28 Hari) Gambar 6. Grafik Hubungan Kuat Tekan Beton dengan Variasi Abu Sekam Padi Gambar 7. Grafik Analisis Regresi Hubungan Kuat Tekan Beton dengan Variasi Abu Sekam Padi Berdasarkan Gambar 6. di atas menunjukkan bahwa pada saat umur 14 hari, beton tanpa penambahan abu sekam padi memiliki kuat tekan sebesar 37,82 MPa, sedangkan beton dengan penambahan abu sekam padi 5%, 7,5%, 10%, dan 12,5% secara berturut-turut yaitu 23,01 MPa, 30,84 MPa, 34,33 MPa, dan 27,07 MPa. Dengan demikian, pada saat umur pengujian 14 hari, beton dengan penambahan variasi abu sekam padi belum mengalami peningkatan kuat tekan. Sementara pada saat umur 28 hari, beton tanpa penambahan abu sekam padi memiliki kuat tekan sebesar 41,88 MPa, sedangkan beton dengan penambahan abu sekam padi dengan penambahan abu sekam padi 5%, 7,5%, 10%, dan 12,5% secara berturut-turut yaitu 42,44 MPa, 44,23 MPa, 57,15 MPa, dan 40,08 MPa. Dengan adanya penambahan abu sekam padi sebagai substitusi semen menyebabkan kekuatan tekan beton akan semakin bertambah pada umur 28 hari. Hal ini disebabkan ukuran butiran abu sekam padi yang lebih kecil dibandingkan ukuran butiran semen, sehingga abu sekam padi mampu berperan sebagai filler yang dapat mengisi ruang kosong, dengan berkurangnya ruang kosong di dalam beton, maka diperlukan tekanan yang lebih tinggi untuk memulai retakan, sehingga kuat tekan beton memenuhi persyaratan mutu tinggi. abu sekam padi juga memiliki kandungan SiO 2 yang relatif tinggi yang akan bereaksi dengan Ca(OH) 2 yang merupakan produk hidrasi. Pada saat proses reaksi hidrasi, kedua senyawa tersebut berlangsung secara lambat, sehingga terbentuknya CSH akan lebih lama. Senyawa CSH inilah yang akan meningkatkan kuat tekan beton. KESIMPULAN Berdasarkan analisa data dan pembahasan dari hasil pengujian beton mutu tinggi memadat mandiri dengan variasi komposisi abu sekam padi, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Penggantian semen dengan kadar abu sekam padi sebesar 10% memberikan hasil yang baik dibandingkan beton dengan kadar variasi abu sekam yang lain, hal ini dikarenakan mampu memenuhi hampir semua parameter self compacting concrete. Semakin banyak kadar variasi abu sekam padi sebagai substitusi semen, maka kemampuan mengalir beton akan semakin berkurang. 2. Penggunaan abu sekam padi sebagai bahan pengganti semen belum memberikan peningkatan kuat tekan pada umur dibawah 28 hari, tetapi pada saat umur 28 hari penggantian semen dengan variasi kadar abu sekam padi dapat meningkatkan kuat tekan beton. 3. Kuat tekan optimum terjadi pada beton umur 28 hari dengan kadar abu sekam padi sebesar 8,91%. e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/Desember 2017/1433

SARAN Untuk menindaklanjuti penelitian ini kiranya perlu dilakukan beberapa koreksi agar penelitian selanjutnya dapat lebih baik. Adapun saran-saran untuk penelitian selanjutnya antara lain: 1. Perlu adanya penambahan benda uji untuk masing-masing kadar variasi abu sekam padi. 2. Diharapkan perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh variasi komposisi abu sekam padi terhadap sifat beton lainnya. 3. Diharapkan perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai pengujian kuat tekan untuk umur di atas 28 hari. DAFTAR PUSTAKA EFNARC, 2002, Specification and Guidelines for Self-Compacting Concrete, EFNARC Association House, United Kingdom. EFNARC, 2005, The European Guidelines for Self-Compacting Concrete Specification, Production and Use, EFNARC Association House, United Kingdom. Hardjasaputra, H., 2008, Teknologi Beton, Andi, Yogyakarta, Indonesia. Mulyono, T., 2005, Teknologi Beton, Andi, Yogyakarta, Indonesia. Nawy, E. G., 1998, Fundamental of High Strength High Performance Concrete, Longman Group Limited, London, UK. Nugraha, P. dan Antoni, 2007, Teknologi Beton dari Material, Pembuatan, ke Beton Kinerja Tinggi, Andi, Yogyakarta, Indonesia Saputra, A., A., I., 2015, Perilaku Fisik dan Mekanik Self Compacting Concrete (SCC) Dengan Pemanfaatan Abu Vulkanik Sebagai Bahan Tambahan Pengganti Semen, Makalah Seminar Tugas Akhir Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya, Indonesia. Sugiharto, H., dan Kusuma G. H., 2001, Penggunaan Fly Ash dan Viscocrete pada Self Compacting Concrete, Jurnal Dimensi Teknik sipil Vol. 3, No. 1, Universistas Kristen Petra, Surabaya, Indonesia. e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/Desember 2017/1434