BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Fokus Media, Bandung, 2006, hlm.2.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. hlm Adri Efferi, Materi dan Pembelajaran Qur an Hadits MTs-MA, STAIN Kudus, Kudus, 2009, hlm. 2-3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dwi Prasetia Danarjati, dkk, Psikologi Pendidikan, Graha Ilmu, Yogjakarta, 2014, Hlm.3 2

BAB I PENDAHULUAN. Ibid., 4. Ibid., hlm. 23

BAB I PENDAHULUAN. mereka. 2 Masalah pendidikan adalah merupakan masalah yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. 1996, hlm Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, Cet. XII,

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Hal ini semata-semata karena Allah yang menjaga Al-Quran.

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Agama RI, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan, Jakarta, 2003, Hlm. 5

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Sinar Grafika, Jakarta, 2003, hlm. 2.

... BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Jogjakarta, 2013, hlm Daryanto, Inovasi Pembelajaran Efektif, Cv Yrama Widya, Bandung, 2013, hlm. 168.

BAB I PENDAHULUAN. 1999), hlm Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisis Psikologi Filsafat dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Media Wacana Press, Yogayakarta, 2003, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Abudin Nata, Al-Qur an dan Hadits, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1993, hlm.55-56

Faturrahman Dkk, Pengantar Pendidikan, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta, 2012, hlm. 1 Faturrahman, Ibid, hlm. 15 3

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan menurut kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta,2004, hlm Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional,

Pendidikan merupakan unsur yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Hakikat

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan teknikal, manusiawi dan konseptual. 1 Sedangkan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab yang berat pula. Kepala sekolah yang menjadi pemimpin sekolah

BAB I PENDAHULUAN. 2007, hlm.1. Republik Indonesia, Jakarta, 2003, hlm.1.

Departemen Agama Republik Indonesia, Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta, 2008, hlm.5.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Agama Islam sangat penting bagi siswa di mana pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Burhanuddin Salam, Pengantar Pedagogis, PT. Rinneka Cipta, Jakarta, 1997, hlm. 10

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosdakarya, 2011), hlm Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung:

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

BAB I PENDAHULUAN. Abdullah Idi, Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat dan Pendidikan, Rajawali Pres, Jakarta, 2011, hlm. 266.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia tentang dirinya sendiri, dan tentang dunia dimana mereka hidup.

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan mutu pendidikan selalu dilaksanakan oleh pemerintah. Indonesia. Salah satu upaya yang ditempuh untuk meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. 2012), hlm Indah Komsiyah, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Teras,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menyambung yang Terputus dan Menyatukan yang Tercerai), Alfabeta, Bandung, 2009, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan anak melalui bimbingan, mendidik, dan latihan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem pendidikan Nasional Bab

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan degradasi moral. Mulai dari tidak menghargai diri sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm 36.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kelangsungan hidup manusia akan berjalan dengan lancar dan optimal.

BAB I PENDAHULUAN. pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek), dan jasmani anak-anak, selaras. membantu peserta didik agar nantinya mampu

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya dengan jalan membina potensi potensi yang ada, yaitu rohani

BAB I PENDAHULUAN. Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1991, hlm

BAB I PENDAHULUAN. rumusan bentuk-bentuk tingkah laku yang akan dimiliki peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Choirul Mahfud, Pendidikan Multi Kultural, Kita, Pustaka Belajar, Yogyakarta, Cet I, 2006, hlm.34. 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Tafsirnya (Edisi Disempurnakan), (Jakarta: Lentera Abadi, 2010), Jil. V, hlm.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta, 2009, hlm Arif Rohman, Memahami Pendidikan & Ilmu Pendidikan, LaksBang Media Tama,

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosdakarya, 2009, Hlm. 1 2 Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2015, hlm.339

BAB I PENDAHULUAN. mengantarkan masyarakat memasuki era global. Globalisasi ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. Al-Baqarah, Ayat 151, Al-Qur an Terjemah Kudus, Menara Kudus, 2006, Hal 23

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 74.

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hal. 1-2.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya

BAB I PENDAHULUAN. (beribadah) kepada penciptanya. Oleh karena itu Islam memandang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1999), hlm Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,

BAB I PENDAHULUAN. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Hampir semua orang dikenai pendidikan dan melaksanakan pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. 2 Hasan Basri, Landasan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2013, hlm Ibid., hlm. 15.

BAB I PENDAHULUAN. asing yang semakin menggeser minat untuk belajar membaca Al-Qur an. yang dampaknya akan menghancurkannya umat islam.

BAB I PENDAHULUAN. Islam dimana norma-norma agama senantiasa dijadikan sumber pegangan. 1

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya istilah pendidikan atau paedagogie berarti

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Zuhaili, Pentingnya Pendidikan Islam Sejak Dini, A.H Ba adillah Press, Jakarta, 2002, hlm

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta, Sardiman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT. Raja Grafindo Persada,

BAB I PENDAHULUAN. Ruzz Media Group, 2009), hlm Wiji Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1, pasal 1, butir 1 yang menyatakan bahwa : belajar dan proses pembelajaran agar paeserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pradja. AL

BAB I PENDAHULUAN. lembaga pendidikan mampu mencetak sumber daya manusia yang handal tidak hanya secara

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Agus Mahfud, Ilmu Pendidikan Islam Pemikiran Gus Dur, Nadi Pustaka, Yogyakarta, 2012, hlm. 73.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang ada dalam diri peserta didik. Pendidikan dianggap sebagai. diatur oleh Undang-Undang Republik Indonesia.

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN. (SISDIKNAS), UU RI No.20 Tahun 2003 beserta penjelasannya,(bandung: Nuansa Aulia, 2008), h.114

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang Undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan pasal 1 bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.1 Dalam pengertian yang agak luas, pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan model model tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan.2 Jadi pendidikan bukan hanya alih pengetahuan (transfer of knowledge) dan pembekalan keterampilan, tetapi lebih penting dari itu, adalah upaya pembentukan kepribadian yang baik sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat. Madrasah sebagai salah satu lembaga pendidikan bertanggung jawab atas keberhasilan di bidang pendidikan. Untuk keberhasilan proses pendidikan itu diperlukan adanya keharmonisan kerjasama antar komponen yang ada didalamnya komponen tersebut adalah guru, siswa bahan atau materi, alat atau media, dan metode. Metode diperlukan evaluasi menilai siswa sekaligus berfungsi sebagai umpan balik bagi guru untuk memiliki tujuan yang hendak dicapai. Tercapainya tujuan pembelajaran diperlukan metode-metode yang sesuai. Upaya guru untuk memilih metode yang tepat dalam mendidik peserta didiknya haruslah disesuaikan dengan tuntutan peserta didik, guru harus mengusahakan agar pelajaran yang diberikan kepada peserta didiknya mudah diterima. 1 Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Fokus Media, Bandung, 2006, hlm.2. 2 M.Dalyono, psikologi pendidikan, RinekaCipta, Jakarta, 1997, hlm. 5. 1

2 Tidak terkecuali dalam pembelajaran mata pelajaran al-qur an di SMA NU Al Ma ruf Kudus yang mengutamakan para siswanya untuk bisa membaca al-qur an dengan baik dan benar. Dalam pembelajaran al-qur an di SMA NU Al Ma ruf Kudus, khususnya kelas X, mempunyai keunikan tersendiri yang menarik untuk di teliti, diantaranya adalah materi yang dipakai adalah semua ayat al-qur an dari buku paket PAI. Pada mulanya siswa dituntut untuk bisa membaca, menjelaskan tajwid, serta mempraktikkan huruf-huruf sulit pada QS. Al Fatihah 1-7, setelah siswa tersebut lulus, kemudian melanjutkan ayat-ayat al-qur an yang ada didalam buku paket PAI, apabila siswa belum lulus, maka siswa akan mengulang kembali sampai ia lulus. Hal tersebut dilakukan karena QS. Al Fatihah merupakan modal penting untuk melanjutkan ayat-ayat berikutnya, dan di dalam QS. Al Fatihah sudah mewakili semua bacaan yang ada didalam al-qur an. Hal ini ditekankan pada siswa karena pada awal masuk kelas X yaitu sekitar 430 siswa, bahwa sekitar 50 % siswa belum bisa membaca alqur an dengan baik dan benar, sementara sisanya masih banyak siswa yang harus dan perlu di bimbing agar dapat trampil dalam membaca al-qur an dengan baik dan benar, hal tersebut sudah disadari oleh pendidik mata pelajaran al-qur an, melihat hal tersubut, pendidik berani menjamin apabila siswanya sudah naik kelas XI, yaitu 95% siswanya bahkan lebih dari total semua siswa kelas XI akan dapat membaca al-qur an dengan baik dan benar, sehingga pembelajaran al-qur an di kelas X memang dilakukan dengan sangat baik, serta apabila sudah naik ke kelas XI, siswa dituntut harus sudah hafal tahlil dan dapat melalafalkan semua ayat yang ada dalam bacaan tahlil dengan baik dan benar. Siswa di SMA NU Al Ma ruf Kudus cukup berprestasi dalam bidang MTQ, diantaranya adalah pada lomba yang diadakan kemenag pada tahun 2016, Siswa SMA NU Al Ma ruf Kudus meraih juara 1 tingkat Kabupaten dan juara 2 tingkat Provinsi. Setiap tahun siswa di SMA NU Al Ma ruf Kudus selalu mendapatkan juara dalam lomba MTQ, ini menandakan bahwa pembelajaran al-qur an di SMA NU Al Ma ruf sangatlah baik sehingga perlu

3 dijaga dan ditingkatkan. Selain juara dalam lomba MTQ, setiap hari selama bulan Ramadhan, semua siswa SMA NU Al Ma ruf Kudus melakukan tadarus bersama sekitar 15 menit setiap hari sebelum jam pelajaran dimulai.3 Al-Qur an adalah salah satu mata pelajaran pendidikan agama islam yang disarankan untuk mempersiapkan peserta didik untuk mengenal, membaca, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam yang terkandung dalam ayat-ayat al-qur an yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya. Sebagaimana firman Allah SWT : Artinya: Dan bacalah al-qur an itu dengan perlahan-lahan. (QS. AlMuzzamil : 4).4 Ayat tersebut dapat diartikan bahwa dalam proses belajar mengajar teutama dalam membaca al-qur an harus diperlukan metode belajar yang tepat sehingga tujuan pembelajaran dalam meningkatkan ketrampilan membaca alqur an dengan baik dan benar oleh siswa dapat tercapai. Guru juga harus dapat memilih metode pembelajaran yang tepat, agar dapat memacu belajar siswa dan meningkatkan hasil belajarnya. Selain itu penguasaan dari berbagai metode pembelajaran menjadi bekal guru untuk mentransfer pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan internalisasi nilai-nilai (values) berkaitan dengan mata pelajaran yang diampunya secara efektif dan efifien. Selain itu guru harus mengetahui faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam memilih metode pembelajaran, diantaranya: tujuan yang hendak dicapai, peserta didik, bahan pelajaran, fasilitas, situasi, partisipasi, guru, dan kebaikan dan kelemahan metode tertentu. Dengan mengetahui faktor-faktor tersebut diharapkan guru terhindar dari penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat. 3 Hasil wawancara dengan Bapak Drs. Ahmad Muzakki selaku guru mata pelajaran AlQur an SMA NU AL Ma ruf Kudus, pada tanggal 29 Januari 2017, jam 14.00 WIB. 4 Al Qur an,surat Al-Muzzamil Ayat 4, Yayasan Penyelenggara Penerjemah Penafsiran AlQur an, Al-Qur an dan Terjemahnya, Depag. RI, 1987, hlm. 984.

4 Untuk meningkatkan mutu pendidikan, salah satu upaya guru yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan inovasi dalam pembelajaran, diantaranya adalah dengan cara menerapkan metode eksplorasi, pengenalan dan aplikasi konsep (EPA). Dimana metode tersebut merupakan pembelajaran yang berpusat pada pebelajar (student centered) yang merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga pebelajar dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperan aktif.5 Metode tersebut perlu diujicobakan penerapanya agar dapat ditemukan bentuk desain yang dapat digunakan oleh para guru mata pelajaran al-qur an, metode tersebut diperlukan dalam rangka untuk memperbaiki atau meningkatkan prestasi belajar siswa. Sebagaimana firman Allah dalam QS Ar-Ra du: 11.. Artinya: Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.(qs. Ar-Ra du: 11).6 Ayat tersebut dapat diartikan bahwa proses belajar diorientasikan dengan pengalaman secara langsung, dalam pengertian pendidik sebenarnya tidak bisa memberikan pendidikan kepada peserta didik, tetapi peserta didik itu sendiri yang memperolehnya. Tanpa partisipasi peserta didik, partisipasi belajar tidak akan tercapai. Metode ini bisa diterapkan dalam mata pelajaran al-qur an, karena mata pelajaran al-qur an sangat penting untuk membentuk dan meningkatkan partisipasi, keaktifan dan kreatifitas siswa. Dengan melihat beberapa kenyataan di atas, proses belajar metode eksplorasi, pengenalan dan aplikasi konsep (EPA) banyak memiliki kelemahan bila dilihat dari prinsip pembelajaran di atas sehingga peneliti mencoba mengoptimalkan pembelajaran metode eksplorasi, pengenalan dan aplikasi konsep (EPA) dan 5 Ngalimun, Strategi dan Model Pembelajaran, Aswaja Pressindo, Banjarmasin, 2015, hlm. 171. 6 Al Qur an,suratar-rad Ayat 11,Yayasan Penyelenggara Penerjemah Penafsiran Al-Qur an, Al-Qur an dan Terjemahnya, Depag. RI, 1987, hlm.368.

5 menerapkannya di SMA NU Al Ma ruf Kudus, sehingga peneliti tertarik untuk membuat judul Oleh karena itu, peneliti akan meneliti tentang Implementasi Metode Eksplorasi, Pengenalan Dan Aplikasi Konsep (EPA) Dalam Meningkatkan Ketrampilan Membaca Al-Qur an siswa Pada Mata Pelajaran Al-Qur an kelas X Di SMA NU Al Ma ruf Kudus Tahun Pelajaran 2016/2017. B. Fokus Penelitian Batasan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan fokus.7 Maka dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan kajiannya pada implementasi metode eksplorasi, pengenalan dan aplikasi konsep (EPA) dalam meningkatkan ketrampilan membaca al-qur an siswa pada mata pelajaran al-qur an kelas X di SMA NU Al Ma ruf Kudus tahun pelajaran 2016/2017. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana metode eksplorasi, pengenalan dan aplikasi konsep (EPA) dalam membaca al-qur an di SMA NU Al Ma ruf Kudus tahun pelajaran 2016/2017? 2. Bagaimana peningkatan ketrampilan membaca al-qur an pada siswa kelas X di SMA NU Al Ma ruf Kudus tahun pelajaran 2016/2017? 3. Bagaimana implementasi metode eksplorasi, pengenalan dan aplikasi konsep (EPA) dalam meningkatkan ketrampilan membaca al-qur an siswa pada mata pelajaran al-qur an kelas X di SMA NU Al Ma ruf Kudus tahun pelajaran 2016/2017? 7 Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D, Alfabeta, Bandung, 2014, hlm. 285.

6 D. Tujuan Penelitian Berangkat dari latar belakang dan rumusan masalah diatas, tujuan penulisan penelitian ini adalah untuk: 1. Untuk mengetahui metode eksplorasi, pengenalan dan aplikasi konsep (EPA) dalam membaca al-qur an di SMA NU Al Ma ruf Kudus tahun pelajaran 2016/2017. 2. Untuk meningkatan ketrampilan membaca al-qur an pada siswa kelas X di SMA NU Al Ma ruf Kudus tahun pelajaran 2016/2017. 3. Untuk mengetahui implementasi metode eksplorasi, pengenalan dan aplikasi konsep (EPA) dalam meningkatkan ketrampilan membaca alqur an siswa pada mata pelajaran al-qur an kelas X di SMA NU Al Ma ruf Kudus tahun pelajaran 2016/2017. E. Manfaat Penelitian Suatu penelitian sudah semestinya mempunyai tujuan serta manfaat yang jelas.adapun sasaran manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat teoritis a. Sebagai sumbangan pengetahuan bagi perkembangan ilmu pengetahuan bagi lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia. b. Dapat memperkaya ilmu pengetahuan dan metodologi pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas mata pelajaran al-qur an. c. Sebagai informasi di kalangan lembaga pendidikan tentang metode pembelajaran. 2. Manfaat praktis a. Bagi Pendidik 1. Dapat memperkaya pembelajaran menumbuhkan ilmu pengetahuan al-qur an pada inspirasi dan pembelajaran di kelas. tentang khususnya inovasi sehingga ketika metode dapat melakukan

7 2. Pembelajaran di kelas sebagai bahan acuan dalam memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada sekaligus mengembangkan dalam mengajar. 3. Sebagai masukan bahan dokumentasi berbaris dan bahan pertimbangan untuk mangambil langkah-langkah pendidik dalam meningkatkan kualitas dalam pembelajaran. b. Bagi Peserta Didik Dengan adanya tindakan baru yang dilakukan oleh pendidik dapat memungkinkan bertambahnya keaktifan, partisipasi dan kreatifitas peserta didik ketika mengikuti pembelajaran di kelas dan hasil belajar yang maksimal. c. Bagi Sekolah Dengan penelitian ini tentunya akan menjadi masukan yang sangat berharga bagi sekolah, dimana sekolah akan mendapatkan refrensi baru tentang metode pembelajaran.