: 422.1/9121-set.disdik

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT

SURAT KEPUTUSAN KEPALA SMA NEGERI 1 KOTA BEKASI TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR : 421 /05703 TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU SMA SMK SLB NEGERI TAHUN PELAJARAN 2018/2019

PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB)

Draf Petunjuk Teknis Penerimaan Peserta Didik Baru Provinsi Bali Tahun 2018/2019

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 ADIWERNA

PETUNJUK TEKNIS PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU SEKOLAH MENENGAH ATAS ( SMA ) TAHUN PELAJARAN 2017/2018 PROVINSI JAWA BARAT

Lampiran : Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor : Tanggal :

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR ISI. A. Latar Belakang B. Landasan Hukum... C. Tujuan D. RuangLingkup. E. Sasaran..

PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) SMA NEGERI 1 BREBES PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2018/2019

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH. Permendikbud No 17 Tahun 2017

WALI KOTA BANDUNG, DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

INFORMASI (RALAT TANGGAL) PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) SMA NEGERI 1 KRANGKENG TAHUN PELAJARAN 2018/2019

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2017

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI JAWATENGAH NOMOR : 421 / 05238

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI JAWATENGAH NOMOR : 421 / 05238

a. Memberi kesempatan seluas-luasnya bagi penduduk usia sekolah agar memperoleh layanan pendidikan yang sebaik-baiknya;

BAB I KETENTUAN UMUM BAB II PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU

PPDB SMA N 7 PURWOREJO TAHUN 2017

250 SMA, SMK SE-SUMATERA BARAT LAKSANAKAN PPDB TAHUN PELAJARAN 2018/2019 SECARA ONLINE

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN SMAN 5 TAMBUN SELATAN

OBJEKTIF TRANSPARAN TIDAK DISKRIMINATIF AKUNTABEL PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KOTA MANADO KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KOTA MANADO NOMOR: /D.

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN SMAN 5 TAMBUN SELATAN

PEDOMAN UMUM PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) PADA TK, SD DAN SMP TAHUN PELAJARAN 2017/2018

PENGUMUMAN Nomor: 422/1418/IV.40/III.2/2017 PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) TAHUN PELAJARAN 2017/2018

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS PENDIDIKAN JL. Jend. Achmad Yani NO. 239 TELP BANDUNG

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU DI SEKOLAH

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN TENTANG

GUBERNUR JAWA BARAT, PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN 2017 TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) ONLINE PADA JENJANG SD/SEDERAJAT DAN SMP/SEDERAJAT TAHUN PELAJARAN 2017/2018

BERITA DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 361 TAHUN 2017 PERATURAN WALI KOTA CIMAHI NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG

PERMENDIKBUD NOMOR 17 TAHUN 2017

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG

SOSIALISASI PPDB ONLINE

PROSEDUR DAN MEKANISME PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TAHUN PELAJARAN 2017/2018 DI PROPINSI JAWA BARAT

KETENTUAN KHUSUS. 2. Sekolah Dasar (SD)

PENGUMUMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) MELALUI JALUR OFFLINE DAN ONLINE Nomor: 425/464/ /2018 TAHUN PELAJARAN 2018/2019

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM,

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG

DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA

PEMERINTAH PROVINSI RIAU DINAS PENDIDIKAN

PEMERINTAH KOTA BENGKULU DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 28 TAHUN 2017

BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR : 10 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 20 TAHUN 2013 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN DEMAK NOMOR 422.1/ 1378 / 2017

PEMERINTAH KOTA KENDARI DINAS PENDIDIKAN KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA Jl. Balai Kota III No.44 Tlp./Fax. (0401) Kendari

KEPUTUSAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR : 422.1/ /101

DINAS PENDIDIKAN PEMERINTAH PROVINSI BALI. Denpasar, 10 Mei 2017

UPT Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM DAN TATA CARA PENERIMAAN PESERTA DIDIK DI KOTA SEMARANG

PERATURAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SLEMAN NOMOR 01 TAHUN 2018

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BANDUNG,

PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB)

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PPDB PETUNJUK TEKNIS. O N L I N E SMA/SMK NEGERI TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Objektif Memenuhi ketentuan perundang-undangan

BUPATI SLEMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN DINAS PENDIDIKAN PERATURAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SLEMAN NOMOR : 01 TAHUN 2017

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 58 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR : 420/002/TAHUN 2017 TENTANG

U Mengingat :1. Undang - Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM DAN TATA CARA PENERIMAAN PESERTA DIDIK DI KOTA SEMARANG

NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA SATUAN PENDIDIKAN DI KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PALEMBANG PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN WALIKOTA PALEMBANG NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 25 TAHUN 2017 TENTANG

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS PENDIDIKAN JL. Jend. Achmad Yani NO. 239 TELP BANDUNG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 20 TAHUN 2012 TENTANG

PEDOMAN TEKNIS PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) TAHUN PELAJARAN 2017/2018 PADA SMP NEGERI SECARA ONLINE

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAMBI KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAMBI NOMOR : KPTS-312/DISDIK/V/2017 TENTANG

DINAS PENDIDIKAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS PENDIDIKAN

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) SECARA ONLINE

PETUNJUK TEKNIS PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) ONLINE JENJANG SMP, SMA DAN SMK NEGERI TAHUN 2015

PERSYARATAN DAN SELEKSI PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU JALUR REGULER ONLINE SMP DAN SMA NEGERI KOTA BANDAR LAMPUNG

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR: 422.1/15346-Set.Disdik TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2012 NOMOR 15

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG

PANDUAN PPDB. Website: atau 2018/2019

6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Repoblik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG

K E P U T U S A N KEPALA SMA NEGERI 8 KEDIRI TENTANG PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS) PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) OFFLINE DAN ONLINE

PERATURAN WALIKOTA DUMAI PROVINSI RIAU NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SMA NEGERI 2 MAJALENGKA

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR : 800/621/SK/DP.I/IV/2014

PEDOMAN PELAKSANAAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU SMA NEGERI 2 KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2017 / 2018

Transkripsi:

Nomor Tanggal : 422./92-set.disdik : 29 April 209 PETUNJUK TEKNIS PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS, SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, DAN SEKOLAH LUAR BIASA TAHUN 209 DI PROVINSI JAWA BARAT PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN 209

KATA PENGANTAR Dalam rangka mencapai visi pembangunan Jawa Barat tahun 208-2023 yaitu Terwujudnya Jawa Barat Juara Lahir Batin Dengan Inovasi Dan Kolaborasi. Salah satu penciri utama visi ini yaitu inovasi dan kolaborasi. Adapun misi yang hendak dicapai oleh Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dalam hal pembangunan manusia yaitu Melahirkan Manusia yang berbudaya, berkualitas, bahagia, dan produktif melalui peningkatan pelayanan publik yang inovatif. Salah satu kebijakan strategis yang ditempuh dalam rangka mewujudkan misi tersebut adalah dengan Peningkatan kualitas dan daya saing masyarakat Jawa Barat melalui pendidikan yang unggul, terjangkau, merata dan terbuka. Salah satu upaya guna meningkatkan kualitas dan daya saing yang merata salah satunya melalui penyelenggaraan Penerimaan Peserta Didik Baru dengan mengedepankan prinsip nondiskriminatif, objektif, transparan, akuntabel, dan berkeadilan sebagaimana Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 5 tahun 208 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru Pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, Dan Sekolah Menengah Kejuruan. Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dalam hal ini telah menjabarkan Peraturan Menteri tersebut ke dalam Peraturan Gubernur Jawa Barat nomor 6 tahun 209 tentang Pedoman Penerimaan Peserta Didik Baru pada, SMK, dan SLB. Secara teknis, guna memudahkan, SMK, dan SLB di Jawa Barat dalam menyelenggarakan PPDB, maka diterbitkan Petunjuk Teknis PPDB pada, SMK, dan SLB Tahun 209 di Provinsi Jawa Barat. Petunjuk Teknis ini disusun untuk menjadi acuan pihak terkait dalam rangka penyelenggaraan PPDB, SMK, dan SLB Tahun 209 di Provinsi Jawa Barat. Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah merancang dan menyelesaikan penyusunan pedoman ini. Bandung, 209 Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Dr. Ir. DEWI SARTIKA, M.Si. Pembina Utama Madya NIP. 963022 98603 2 004 i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. LANDASAN HUKUM... B. TUJUAN C. RUANG LINGKUP. D. SASARAN. BAB II PENYELENGGARAAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU A. PRINSIP B. PENYELENGGARA C. KEPANITIAAN. D. TUGAS PANITIA. E. PEMBIAYAAN.. BAB III TATA CARA PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU.. A. PENGUMUMAN PENDAFTARAN.. B. JADWAL PPDB.. C. DAYA TAMPUNG.. D. PPDB E. PERSYARATAN PPDB. F. TATA CARA PENDAFTARAN G. SELEKSI PPDB. H. PPDB SMK I. PERSYARATAN PPDB SMK J. TATA CARA PENDAFTARAN SMK K. SELEKSI PPDB SMK. L. PPDB SLB. M. PERSYARATAN PPDB SLB. N. TATA CARA PENDAFTARAN PPDB SLB. O. SELEKSI PPDB SLB.. P. PENETAPAN HASIL SELEKSI Q. DAFTAR ULANG. R. MASA PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH.. S. PERPINDAHAN PESERTA DIDIK.. BAB IV PENGENDALIAN, PENGADUAN, DAN PELAPORAN A. PENGENDALIAN B. PENGADUAN DAN PELAPORAN.. BAB V PENUTUP. LAMPIRAN I.. LAMPIRAN II. LAMPIRAN III i ii 5 5 6 7 7 7 7 9 0 2 3 9 20 2 27 3 32 33 37 37 38 38 39 39 40 4 43 43 43 46 47 50 72 ii

PETUNJUK TEKNIS PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS, SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, DAN SEKOLAH LUAR BIASA TAHUN 209 DI PROVINSI JAWA BARAT BAB I PENDAHULUAN A. LANDASAN HUKUM. Undang-Undang Nomor Tahun 950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia tanggal 4 Juli 950) jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 950 tentang Pemerintahan Jakarta Raya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 950 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4744) dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 400); 2. Undang-Undang Nomor Tahun 950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia tanggal 4 Juli 950) jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 950 tentang Pemerintahan Jakarta Raya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 950 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4744) dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 400); 3. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); 4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 204 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 204 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan UndangUndang Nomor 9 Tahun 205 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 204 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 205 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 204 tentang Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 204 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 560); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 205 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 205Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5670); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 200 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 200 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 505), sebagaimana telah diubah dengan 2

Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 200 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 200 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 200 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 557); 9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; 0. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 9 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan;. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 50 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Pemerintah Daerah; 2. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 44 Tahun 2009 tentang Standar Pengelola Pendidikan pada Program Paket A, Paket B, dan Paket C; 3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa; 4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 07 Tahun 204 tentang Konversi Nilai Hasil Belajar dan Matrikulasi Mata Pelajaran Bagi Peserta Didik dari Sistem Pendidikan Negara Lain atau Sistem Pendidikan Internasional ke Dalam Sistem Pendidikan Nasional pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 204 Nomor 540); 5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 8 Tahun 206 tentang Pengenalan Lingkungan Satuan pendidikan Bagi Siswa Baru (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 206 Nomor 839); 6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 206 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah ( Berita Negara Republik Indonesia Tahun 206 Nomor 987); 7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor Tahun 207 tentang Pelimpahan Sebagian Urusan Pemerintahan Bidang 3

Pendidikan kepada Gubernur dalam Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 207; 8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 207 tentang Ijazah dan Sertifikat Hasil Ujian Nasional; 9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34 Tahun 208 tentang Standar Nasional SMK/MAK; 20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 5 Tahun 208 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru Pada Taman KanakKanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, atau Bentuk lain yang Sederajat; 2. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 208 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan dan Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 208 Nomor 228); 22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34 Tahun 208 tentang Standar Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 208 Nomor 689); 23. Surat Edaran Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri Dalam Negeri Nomor tahun 209 Nomor 420/2973/SJ Tentang Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru; 24. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun 207 tentang Penyelengaraan Pendidikan (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 207 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 207); 25. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 207 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 207 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9); 26. Peraturan Gubernur Nomor 6 Tahun 209 tentang Pedoman Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa di Provinsi Jawa Barat. 4

B. TUJUAN Tujuan diterbitkannya Petunjuk Teknis adalah :. Menjabarkan ketentuan-ketentuan yang diamanatkan dalam : a. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 208 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru Pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, Atau Bentuk Lain Yang Sederajat, dan; b. Peraturan Gubernur Nomor 6 Tahun 209 tentang Pedoman Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa di Provinsi Jawa Barat. 2. Sebagai acuan pelaksanaan secara teknis bagi Panitia Penyelenggara PPDB pada semua tingkatan untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana yang telah ditetapkan; 3. Memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi yang terkait dengan proses dan tahapan penyelenggaraan PPDB pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa di Provinsi Jawa Barat. C. RUANG LINGKUP Ruang lingkup yang diatur dalam Petunjuk Teknis PPDB adalah berbagai tahapan dan proses dalam penyelenggaraan PPDB, meliputi :. penyelenggaraan penerimaan peserta didik baru; 2. jalur PPDB dan daya tampung; 3. tata cara penerimaan peserta didik baru; 4. seleksi, penetapan hasil seleksi, daftar ulang dan MPLS serta perpindahan peserta didik; 5. pengendalian, pelaporan dan pengaduan. 5

D. SASARAN Sasaran Petunjuk Teknis ini adalah :. Panitia penyelenggaraa PPDB pada semua tingkatan; 2. Satuan pendidikan penyelenggara PPDB; 3. Calon peserta didik, SMK dan SLB; 4. Masyarakat pengguna layanan PPDB; 5. Para pemangku kepentingan di bidang pendidikan. 6

BAB II PENYELENGGARAAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU A. PRINSIP Penyelenggaraan PPDB dengan berdasarkan prinsip :. nondiskriminatif, artinya setiap warga negara yang berusia sekolah dapat mengikuti program pendidikan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia tanpa membedakan suku, daerah asal, agama, golongan, dan status sosial (kondisi ekonomi), kecuali satuan pendidikan yang secara khusus melayani peserta didik dari kelompok gender atau agama tertentu; 2. obyektif, artinya Penerimaan Peserta Didik Baru diselenggarakan berdasarkan aturan yang ditetapkan ; 3. transparan, artinya pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru bersifat terbuka dan dapat diketahui oleh orang tua calon peserta didik baru termasuk masyarakat; 4. akuntabel, artinya Penerimaan Peserta Didik Baru dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak-pihak sesuai kewenangannya; 5. berkeadilan artinya tidak memihak pada kepentingan dari kelompok apapun. B. PENYELENGGARA Penerimaan Peserta Didik Baru diselenggarakan oleh setiap satuan pendidikan, SMK dan SLB di Provinsi Jawa Barat berdasarkan manajemen berbasis sekolah yang dikoordinasikan kepada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. C. KEPANITIAAN. Panitia di tingkat provinsi selaku koordinator pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru dan tingkat satuan pendidikan selaku pelaksana. 2. Panitia tingkat provinsi dibentuk oleh Gubernur, dengan susunan panitia: 7

a. Pengarah; b. Ketua; c. Wakil Ketua I; d. Wakil Ketua II; e. Sekretaris I; f. Sekretaris II; g. Sekretariat; h. Bidang Pengembangan, Pengelolaan TIK dan Help Desk; i. Bidang Sosialisasi, Publikasi, Monitoring dan Evaluasi; j. Bidang Penanganan Pengaduan Tingkat Provinsi Jawa Barat 3. Panitia tingkat Cabang Dinas Pendidikan Wilayah dibentuk oleh Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah dengan susunan kepanitiaan: a. Ketua : Kepala Cabang Dinas; b. Wakil Ketua I : Kepala Seksi Pelayanan; c. Wakil Ketua II : Kepala Seksi Pengawasan; d. Sekretaris : Kasubag TU Cabang Dinas; e. Seksi (dengan jumlah keanggotaan sesuai kebutuhan): ) Sekretariat; 2) Seksi Pelayanan Pendataan; 3) Seksi Pelayanan Informasi; 4) Seksi Pengendalian; f. Seksi Layanan Pengaduan; 4. Panitia tingkat satuan pendidikan dibentuk oleh kepala sekolah dengan susunan kepanitiaan : a. Penanggungjawab : Kepala Sekolah; b. Ketua : Guru/Wakasek; c. Sekretaris : Guru/Wakasek; d. Seksi (dengan jumlah keanggotaan sesuai kebutuhan): ) Sekretariat; 2) Seksi Pendataan; 3) Seksi Pelayanan Informasi; 4) Seksi Pengendalian; 8

5) Seksi Layanan Pengaduan; (Susunan kepanitiaan pada tingkat satuan pendidikan dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing satuan pendidikan). D. TUGAS PANITIA. Ruang lingkup tugas panitia tingkat provinsi: a. Menyusunan dan penetapan panitia PPDB; b. Melaksanakan penyelenggaraan PPDB ; c. Melaporkan kegiatan PPDB kepada Gubernur; d. Mengkoordinasikan kegiatan penyelenggaraan Penerimaan Peserta Didik Baru satuan pendidikan di tingkat provinsi; e. Menyusun regulasi yang dijadikan pedoman dalam Penerimaan Peserta Didik Baru; f. Merumuskan dan menetapkan jadwal penyelenggaraan Penerimaan Peserta Didik Baru; g. Menyajikan layanan informasi PPDB kepada masyarakat; h. Mengkoordinasikan penanganan pengaduan tentang Penerimaan Peserta Didik Baru; i. Melakukan pengendalian dan pemantauan penyelenggaraan Penerimaan Peserta Didik Baru. 2. Ruang lingkup tugas panitia tingkat Cabang Dinas Pendidikan Wilayah : a. Mengkoordinasikan kegiatan penyelenggaraan Penerimaan Peserta Didik Baru pada satuan pendidikan di tingkat wilayah; b. Melakukan sosialisasi PPDB di tingkat wilayah; c. Membantu memfasilitasi pelayanan akses informasi pada masyarakat; d. Mengkoordinasikan penanganan pengaduan tentang Penerimaan Peserta Didik Baru di tingkat wilayah; e. Melakukan pemantauan penyelenggaraan Penerimaan Peserta Didik Baru di tingkat Wilayah; f. Menjamin terselenggaranya proses PPDB di tingkat wilayah. 9

3. Ruang lingkup tugas panitia tingkat satuan pendidikan : a. Menyediakan tempat dan perangkat pendaftaran; b. Menyiapkan formulir pendaftaran dan tanda bukti; c. Menerima pendaftaran peserta didik; d. Memverifikasi keabsahan dokumen pendaftaran; e. Mencatat dan memberikan tanda bukti pendaftaran; f. Memasukkan data peserta didik ke sistem aplikasi PPDB; g. Menetapkan dan mengumumkan peserta didik yang diterima berdasarkan hasil seleksi pada sistem aplikasi PPDB; h. Menerima daftar ulang calon peserta didik yang diterima; i. Memberikan pelayanan informasi dan penanganan pengaduan; dan j. Membuat laporan penyelenggaraan Penerimaan Peserta Didik Baru kepada Kepala Dinas Pendidikan. E. PEMBIAYAAN. Dalam penyelenggaraan PPDB, calon peserta didik yang mendaftar pada satuan pendidikan, SMK dan SLB yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat tidak dipungut biaya pendaftaran; 2. Pembiayaan penyelenggaraan PPDB pada tingkat provinsi dan cabang dinas dibebankan pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah. 3. Pembiayaan penyelenggaraan PPDB pada satuan pendidikan dibebankan pada anggaran Bantuan Operasional Satuan pendidikan (BOS). 0

BAB III TATA CARA PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU A. PENGUMUMAN PENDAFTARAN. Pengumuman pendaftaran merupakan informasi kepada masyarakat yang memuat waktu pendaftaran dan persyaratan, pelaksanaan seleksi, penetapan hasil seleksi serta daftar ulang 2. Pengumuman PPDB dapat diperoleh melalui: a. Papan Pengumuman Satuan Pendidikan Penyelenggara PPDB; b. Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah; c. Website resmi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan alamat: www://disdik.jabarprov.go.id; atau d. Website resmi PPDB Tahun Pelajaran 209/2020 Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan alamat: http://ppdb.disdik.jabarprov.go.id. B. JADWAL PPDB Untuk kelancaran penyelenggaraan PPDB Tahun Pelajaran 209/2020 di Provinsi Jawa Barat diatur dengan jadwal sebagai berikut : NO KEGIATAN WAKTU PELAKSANAAN. Penetapan Zonasi 24 April 209 2. Sosialisasi PPDB Mei 6 Juni 209 3. Pendaftaran 7 22 Juni 209 4. Verifikasi / uji kompetensi 24 26 Juni 209 5. Pengumuman 29 Juni 209 6. Daftar Ulang 2 Juli 209 7. Awal tahun pelajaran 209 2020 5 Juli 209 8. MPLS 6 8 Juli 209

C. DAYA TAMPUNG. Daya tampung memperhitungkan jumlah peserta didik yang akan diterima dalam satu rombongan belajar dikalikan dengan jumlah rombongan belajar yang tersedia, dikurangi dengan jumlah siswa yang tinggal kelas pada tahun pelajaran sebelumnya 2. Jumlah peserta didik dalam (satu) rombongan belajar/kelas diatur sebagai berikut: a. sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) dan sebanyakbanyaknya 36 (tiga puluh enam) peserta didik; b. SMK sekurang-kurangnya 5 (lima belas) dan sebanyakbanyaknya 36 (tiga puluh enam) peserta didik; c. Jumlah peserta didik dalam satu rombongan belajar pada SLB untuk setiap kekhususan dan satuan pendidikan sebagai berikut: ). TKLB dan SDLB paling banyak 5 (lima) orang peserta didik; dan 2). SMPLB dan LB paling banyak 8 (delapan) peserta didik. 3. Calon peserta didik yang berkebutuhan khusus atau penyandang disabilitas paling sedikit (satu) peserta didik dalam (satu) rombongan belajar yang akan diterima, disesuaikan ketersediaan tenaga pendidik dan sarana prasarana pendukung pendidikan layanan khusus; 4. Dalam hal keterbatasan tenaga pendidik dan sarana pendukung Pendidikan layanan khusus, satuan pendidikan dapat bekerja sama dengan pusat dukungan (Resource centre), perguruan tinggi atau tim kelompok kerja pendidikan inklusif; 5. Informasi daya tampung untuk SMK wajib disertai dengan informasi tentang bidang/program/kompetensi keahlian yang mengacu pada Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan Tahun 206; 6. Bagi SMK yang pada tahun sebelumnya masih memiliki peserta didik kurang dari 5 dalam (satu) rombongan belajar dan 2

mempunyai lebih dari 72 rombongan belajar, maka secara bertahap wajib menyesuaikan paling lambat 2 (dua) tahun. 7. Jumlah Rombongan Belajar pada satuan pendidikan diatur sebagai berikut: a. sekurang-kurangnya 3 (tiga) dan sebanyak-banyaknya 36 (tiga puluh enam) rombongan belajar, masing-masing tingkat sebanyak-banyaknya 2 (dua belas) rombongan belajar; b. SMK sekurang-kurangnya 3 (tiga) dan sebanyak-banyaknya 72 (tujuh puluh dua) rombongan belajar, masing-masing tingkat sebanyak-banyaknya 24 (dua puluh empat) rombongan belajar untuk SMK dengan lama pendidikan 3 tahun dan 4 tahun, dan jumlah rombongan belajar akan bertambah untuk SMK 4 tahun. 8. Untuk SMK yang mempunyai Kompetensi Keahlian yang sudah jenuh (Tehnik Komputer dan Jaringan, Rekayasa Perangkat Lunak, Multimedia, Tehnik Kendaraan Ringan, Tehnik dan Bisnis Sepeda Motor, Akuntansi dan Keuangan Lembaga, Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran, Bisnis Daring dan Pemasaran) disarankan memulai untuk mengurangi jumlah rombongan belajar; 9. Bagi satuan pendidikan yang tidak dapat memenuhi jumlah rombongan belajar sesuai daya tampung hingga hari terakhir pendaftaran, kepala sekolah memiliki kewenangan menerapkan prinsip manajemen berbasis sekolah memperpanjang pendaftaran hingga sebelum jadwal uji kompetensi, melalui kordinasi dan melaporkan kepada Dinas Pendidikan; 0. Daya tampung untuk masing-masing satuan pendidikan, SMK dan SLB di Provinsi Jawa Barat dapat dilihat pada aplikasi PPDB. D. PPDB SEKOLAH MENENGAH ATAS () PPDB terdiri dari tiga jalur, meliputi jalur zonasi, prestasi dan perpindahan. Calon peserta didik hanya dapat memilih (satu) dari 3 (tiga) jalur pendaftaran sebagai berikut: 3

. Jalur zonasi : a. Jalur zonasi merupakan jalur seleksi PPDB dengan menggunakan sistem pembagian wilayah menjadi beberapa zona dengan mempertimbangkan letak geografis, wilayah administratif, dan letak satuan pendidikan terhadap domisili calon peserta didik; b. Zona adalah kawasan atau area yang meliputi beberapa wilayah administratif pemerintahan desa/kelurahan dalam tingkat jarak kecamatan terdekat dan/atau dengan satuan pendidikan yang diselenggarakan pemerintah dan ditetapkan oleh Pemerintah Daerah berdasarkan usulan dari Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS), Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah (MKPS) dan disetujui oleh Kepala Cabang Dinas Pendidikan; c. Tempat domisili calon peserta didik dari zona yang berbeda dengan satuan pendidikan, ditetapkan menjadi satu zona jika tempat domisili terletak di kecamatan yang berbatasan dengan zona tempat satuan Pendidikan ; d. Seleksi PPDB pada jalur zonasi mengutamakan jarak terdekat domisili calon peserta didik dengan satuan pendidikan ; e. Jarak domisili terdekat dimaksud pada point.d. dihitung berdasarkan jarak dari domisili/tempat tinggal ke satuan Pendidikan menggunakan sistem teknologi informasi; f. Domisili calon peserta didik didasarkan alamat rumah pada kartu keluarga yang diterbitkan paling singkat 6 (enam) bulan sebelum pelaksanaan PPDB. Kartu keluarga dapat diganti dengan surat keterangan domisili dari rukun tetangga atau rukun warga yang diketahui oleh lurah/kepala desa setempat yang menerangkan bahwa peserta didik yang bersangkutan telah berdomisili paling singkat 6 (enam) bulan sejak diterbitkannya surat keterangan domisili dan dilengkapi dengan surat tanggung jawab mutlak dari yang bersangkutan; g. Bagi satuan pendidikan yang berada di daerah perbatasan provinsi, penetapan zonasi dapat dilakukan berdasarkan 4

kesepakatan secara tertulis antar Pemerintah Daerah. Daya tampung bagi peserta didik dari luar provinsi diusulkan oleh satuan pendidikan untuk ditetapkan Dinas Pendidikan; h. Calon peserta didik jalur zonasi paling sedikit 90% (sembilan puluh persen) dari total jumlah keseluruhan peserta didik yang diterima, meliputi zonasi berbasis: ) jarak domisili ke satuan Pendidikan; 2) keluarga ekonomi tidak mampu (KETM), dan anak berkebutuhan khusus (ABK); 3) kombinasi jarak domisili ke sekolah dan nilai ujian nasional. i. Calon Peserta didik yang diterima melalui jalur zonasi adalah calon peserta didik yang berdomisili pada satu zona dengan sekolah yang dituju, mengutamakan jarak tempat tinggal terdekat dengan satuan Pendidikan; j. Zonasi KETM merupakan PPDB jalur zonasi yang ditujukan bagi calon peserta didik dari keluarga ekonomi tidak mampu yang dibuktikan dengan kepemilikan dokumen program penanganan keluarga ekonomi tidak mampu dari pemerintah pusat atau daerah seperti : ) Kartu Indonesia Pintar (KIP), atau 2) Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), atau 3) Kartu Pra Sejahtera ( KPS), atau 4) Kartu Indonesia Sehat (KIS), atau 5) Kartu penanggulangan kemiskinan lainnya sesuai program pemerintah pusat atau daerah k. Zonasi ABK merupakan PPDB jalur zonasi yang diperuntukkan untuk Anak Berkebutuhan Khusus yang dibuktikan dengan surat hasil diagnose atau penilaian kekhususan dari ahli atau pokja pendidikan inklusi. l. Seleksi jalur zonasi KETM dan ABK berdasarkan jarak domisili calon peserta didik dengan sekolah yang dituju. m. Dalam hal calon peserta didik dari KETM tidak memiliki kartu program penanganan KETM, dapat melampirkan : 5

) surat keterangan dari kepala sekolah asal yang menyatakan ketidakmampuannya berdasarkan data pada jenjang SMP/MTs.atau yang sederajat; 2) surat pakta integritas dari kepala sekolah asal yang menyatakan kebenaran data KETM dari calon peserta didik. n. Calon peserta didik baru yang berasal dari keluarga ekonomi tidak mampu (KETM) sekurang-kurangnya 20% dari jalur zonasi sesuai ajuan dari satuan pendidikan berdasarkan kondisi lingkungan daerah satuan pendidikan masing-masing dan ditetapkan oleh Kepala Cabang Dinas Pendidikan; o. Calon peserta didik baru yang berasal dari keluarga ekonomi tidak mampu dibuktikan dengan bukti keikutsertaan peserta didik dalam program penanganan keluarga tidak mampu dari Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah; p. Ketentuan mengenai jalur pendaftaran PPDB melalui zonasi dikecualikan bagi: ) Satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat; 2) SMK yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah; 3) Satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan khusus atau pendidikan layanan khusus; 4) Satuan pendidikan berasrama; 5) Satuan pendidikan di daerah yang jumlah penduduk usia Satuan pendidikan tidak dapat memenuhi ketentuan jumlah peserta didik dalam (satu) Rombongan Belajar. q. Jika kuota zonasi berbasis kombinasi atau KETM dan ABK tidak terpenuhi, sisa kuota dilimpahkan kepada zonasi berbasis jarak. r. Jika kuota jalur zonasi tidak terpenuhi, sisa kuota dilimpahkan pada jalur prestasi UN, non UN atau KETM berdasarkan pendaftar terbanyak. 2. Jalur prestasi; a. Jalur Prestasi adalah seleksi calon peserta didik baru berdasarkan prestasi yang dicapai peserta didik berdasarkan 6

perolehan nilai Ujian Nasional (UN) SMP/MTs atau yang sederajat, maupun prestasi non UN; b. Peserta didik yang masuk melalui jalur prestasi merupakan peserta didik yang berdomisili di dalam dan/atau luar zonasi sekolah yang bersangkutan; c. Prestasi non berdasarkan UN merupakan capaian prestasi kejuaraan dalam bakat istimewa berbagai bidang terutama kejuaraan yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau Kementerian Agama; d. Calon peserta didik pada jalur prestasi paling banyak 5% (lima persen) dari total jumlah keseluruhan peserta didik yang diterima, dengan ketentuan 2,5% bagi prestasi nilai UN dan/atau 2,5% prestasi non UN. e. Kategori kejuaraan meliputi : Perlombaan yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan diantaranya adalah : Olimpiade Sains Nasional [OSN], Olimpiade Olahraga Siswa Nasional [O2SN], Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional [FLS2N], Lomba Cipta Seni Pelajar Nasional [LCSPN], Kuis Kihajar [Kita Harus Belajar], Lomba Motivasi Belajar Mandiri [Lomojari], Lomba Karya Jurnalistik Siswa Nasional [LKJS], Lomba Cipta Puisi, Cipta Lagu, Melukis dan Membatik. Perlombaan yang diselenggarakan diluar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dapat berupa : ) Sains (ilmu pengetahuan); 2) teknologi tepat guna; 3) seni dan budaya; 4) olahraga ; 5) keteladanan; 6) keagamaan; 7) Bela Negara, Palang Merah Remaja, dan Kepramukaan. f. Sertifikat penghargaan kejuaraan, dilegalisasi dengan ketentuan sebagai berikut : 7

) Kejuaraan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tingkat kabupaten/kota pengesahan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan/atau setempat, internasional tingkat disahkan provinsi, oleh nasional, Cabang Dinas setempat dan/atau Dinas Pendidikan Provinsi; 2) Kejuaraan dalam bidang olah raga, legalisasi dilakukan oleh organisasi cabang olah raga/koni tingkat kabupaten/kota/provinsi sesuai tingkat kejuaraan; 3) Kejuaraan bidang lainnya, legalisasi dilakukan oleh panitia penyelenggara atau lembaga yang relevan dan terlibat dalam kejuaraan tersebut. g. Satuan pendidikan diberi kewenangan untuk memverifikasi piagam/sertifikat sesuai ketentuan dan dapat melakukan uji kompetensi calon peserta didik sesuai kejuaraan yang diperolehnya; h. Prestasi bidang keagamaan berupa hafiz Qur an memperoleh penghargaan berdasarkan jumlah Juz yang dikuasai calon peserta didik. Penyetaraan penghargaan prestasi hafiz Qur an sebagai berikut : ) hafiz - 30 Juz setara dengan prestasi juara tingkat Nasional; 2) hafiz 6-0 Juz setara dengan prestasi juara tingkat provinsi; 3) hafiz 2-5 Juz setara dengan prestasi juara tingkat kabupaten i. Prestasi hafiz Qur an atau prestasi dari agama lainnya dibuktikan dengan sertifikat atau surat keterangan dari kantor kemenag atau lembaga keagamaan penyelenggara sesuai tempat domisili calon peseta didik. 3. Jalur Perpindahan Orang Tua. a. Jalur PPDB perpindahan tugas orang tua merupakan jalur yang disediakan bagi calon peserta didik yang mengikuti tempat tugas orang tua dengan seleksi mempertimbangkan : 8

) jarak domisili calon peserta didik pada wilayah provinsi atau kabupaten/kota yang sama dengan sekolah yang dituju; 2) usia calon peserta didik; b. Tempat tugas orang tua yang dimaksud pada poin a dibuktikan dengan surat penugasan dari instansi/lembaga/kantor atau perusahaan yang memberi tugas. c. Kuota jalur perpindahan sebesar 5% dari keseluruhan calon peserta didik yang diterima. Jika kuota 5% tidak terpenuhi, sisa kuota dilimpahkan ke kuota jalur prestasi UN. E. PERSYARATAN PPDB Sekolah Menengah Atas () Kelengkapan administrasi PPDB yang harus dipenuhi oleh calon peserta didik berupa : a. foto copy dokumen yang telah dilegalisir pejabat berwenang (diserahkan pada saat verifikasi berkas) meliputi : ) Ijazah SMP/sederajat atau surat keterangan yang berpenghargaan sama dengan ijazah SMP/ijazah Program Paket B/Ijazah satuan pendidikan luar negeri yang dinilai/dihargai sama/setingkat dengan SMP; 2) Sertifikat Hasil Ujian Nasional (SHUN). Calon peserta didik dapat melampirkan surat keterangan dari sekolah asal, jika SHUN belum diterbitkan/diterima calon peserta didik. 3) Piagam prestasi tertinggi yang dimiliki dan sesuai kriteria yang ditetapkan untuk jalur prestasi; 4) Calon Peserta Didik dari daerah bencana alam atau bencana sosial yang ditetapkan sebagai bencana nasional maupun daerah, menyerahkan Surat Keterangan domisili dari RT/RW yang dilegalisir oleh Lurah/Kades setempat. b. Foto copy, serta menunjukkan aslinya (pada saat verifikasi berkas): ) Akta kelahiran dengan batas usia paling tinggi 2 (dua puluh satu) tahun pada awal tahun pelajaran baru 209/2020, dan belum menikah; 9

2) Kartu Keluarga atau Surat Keterangan domisili dari RT/RW diketahui kelurahan, yang menerangkan bahwa calon peserta didik yang bersangkutan telah berdomisili paling singkat 6 (enam) bulan sebelum pelaksanaan PPDB; 3) Surat penugasan dari instansi, lembaga, kantor, atau perusahaan yang memberi tugas untuk jalur perpindahan tugas orang tua/wali; 4) Kartu keikutsertaan dalam program penanganan kemiskinan dari pemerintah atau pemerintah daerah (Kartu Indonesia Pintar, Program Keluarga Harapan, Kartu Indonesia Sehat dan bukti lain yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah); c. Persyaratan SHUN tidak diwajibkan bagi calon peserta didik dari sekolah di luar negeri dan penyandang disabilitas. F. TATA CARA PENDAFTARAN. Calon peserta didik melakukan pendaftaran ke satuan pendidikan pilihan pertama; 2. Pendaftaran secara daring dengan bantuan operator satuan pendidikan dengan cara mengunjungi laman PPDB Provinsi Jawa Barat di http://ppdb.disdik.jabarprov.go.id. 3. Calon peserta didik hanya dapat memilih satu jalur PPDB dari 3 (tiga) jalur yaitu zonasi atau prestasi atau perpindahan; 4. Calon peserta didik jalur zonasi (termasuk KETM) dapat memilih : a) sekolah pilihan ke satu dan pilihan ke dua dalam zona yang sesuai tempat domisili, dan b) sekolah pilihan ke tiga pada zona lain terdekat tempat domisili; 5. Selain melakukan pendaftaran PPDB melalui jalur zonasi sesuai dengan domisili dalam zonasi yang telah ditetapkan, calon peserta didik dapat melakukan pendaftaran PPDB melalui jalur prestasi di luar zonasi domisili peserta didik; 6. Calon peserta didik jalur prestasi dapat memilih 3 (tiga) sekolah di dalam atau luar zonasi domisili calon peserta didik; 20

7. Calon peserta didik jalur perpindahan dapat memilih 3 (tiga) sekolah pada satu atau dua zona di luar zona dan atau kecamatan domisili calon peserta didik; 8. Sekolah pilihan ke tiga pada 4 b, 6 dan 7 ditujukan untuk penyaluran jika kuota di sekolah pilihan ketiga belum terpenuhi. G. SELEKSI PPDB. Seleksi jalur zonasi a. Zonasi berbasis jarak dengan ketentuan: ) Verifikasi dokumen persyaratan; 2) Seleksi calon peserta didik baru kelas 0 (sepuluh), dilakukan dengan prioritas utama jarak tempat tinggal terdekat ke satuan pendidikan dalam zonasi yang ditetapkan; 3) Jarak tempat tinggal terdekat dihitung berdasarkan jarak radius dari tempat tinggal ke satuan pendidikan menggunakan sistem teknologi informasi; 4) Seleksi dilakukan melalui pemeringkatan jarak oleh sistem teknologi informasi hingga batas kuota; 5) Jika pada batas kuota terdapat beberapa calon peserta didik yang memiliki jarak selanjutnya dengan sama, maka dilakukan seleksi urutan prioritas adalah calon peserta didik yang mendaftar lebih awal ; 6) Jika di pilihan ke satu sampai batas kuota 55% tidak lolos karena daya tampung, pemeringkatan selanjutnya dilakukan di satuan pendidikan pilihan dua dalam zona yang sama; 7) Jika sampai batas kuota di sekolah pilihan dua tidak lolos, selanjutnya pemeringkatan di satuan pendidikan pilihan ke tiga untuk penyaluran jika di sekolah pilihan 3 masih tersedia kuota; b. Seleksi jalur zonasi Keluarga Ekonomi Tidak Mampu (KETM) dan ABK. 2

) Verifikasi dokumen bagi calon peserta didik dari keluarga ekonomi tidak mampu dan atau anak berkebutuhan khusus; 2) Pengukuran jarak domisili ke satuan pendidikan yang dituju; 3) Seleksi dilakukan melalui pemeringkatan jarak hingga batas kuota 20% dengan calon peserta didik berkebutuhan khusus; 4) Jika tidak lolos pada seleksi di satuan Pendidikan pilihan ke satu, selanjutnya dilakukan pemeringkatan jarak di satuan Pendidikan pilihan ke dua dalam zonasi yang sama; 5) Seleksi pilihan ketiga dilakukan di zona terdekat lainnya, jika di sekolah pilihan ketiga masih tersedia kuota. 6) Jika kuota KETM tidak terpenuhi, kuota dilimpahkan seluruhnya pada jalur zonasi berbasis jarak c. Seleksi jalur zonasi kombinasi ) Verifikasi dokumen persyaratan; 2) Pengukuran jarak domisili ke satuan pendidikan yang dituju; 3) Seleksi jalur zonasi kombinasi, didasarkan pada hasil pemeringkatan hingga batas kuota 5 % dengan pertimbangan skor jarak domisili ke satuan pendidikan yang dituju dengan bobot 30% dan nilai ujian nasional dengan bobot 70%; 4) Jika tidak lolos pada seleksi di pilihan ke satu, pemeringkatan selanjutnya dilakukan di pilihan kedua; 5) Jika tidak lolos pada seleksi di pilihan ke dua, seleksi selanjutnya dilakukan untuk penyaluran di pilihan ke tiga jika kuota di pilihan tiga masih tersedia; 6) Jika kuota zonasi kombinasi tidak terpenuhi sebagaimana nomor 3), selanjutnya sisa kuota dilimpahkan ke jalur zonasi berbasis jarak; 22

7) Jika kuota jalur dilimpahkan pada zonasi jalur tidak terpenuhi, prestasi UN sisa atau kuota non UN berdasarkan pendaftar terbanyak 2. Seleksi jalur prestasi : a. Prestasi Ujian Nasional ) Prestasi dibuktikan dengan Sertifikat Hasil Ujian Nasional (SHUN); 2) Seleksi nilai UN didasarkan pada pemeringkatan capaian nilai UN SMP/MTs sederajat dengan kuota sebanyak 2,5%; 3) Jika dalam pemeringkatan hingga batas kuota terdapat beberapa peserta didik dengan nilai UN yang sama, selanjutnya dilakukan pemeringkatan berdasarkan masingmasing nilai UN tiap mata pelajaran, dimulai dari bahasa Indonesia, PPKN, Matematika, dan IPA secara berturutturut; 4) Jika sampai batas kuota 2,5% tidak lolos, pemeringkatan selanjutnya dilakukan di sekolah pilihan dua; 5) Jika di sekolah pilihan dua tidak lolos, pemeringkatan selanjutnya dilakukan di sekolah pilihan tiga untuk penyaluran jika kuota di pilihan tiga masih tersedia; 6) Calon peserta didik yang diterima merupakan hasil pemeringkatan hingga batas kuota; 7) Jika kuota jalur prestasi UN tidak terpenuhi, maka sisa kuota dilimpahkan kepada kuota jalur prestasi non UN. b. Seleksi jalur prestasi non UN ) Verifikasi dokumen persyaratan dan sertifikat yang dimiliki calon peserta didik 2) Seleksi jalur prestasi non UN didasarkan pada pemeringkatan gabungan nilai hasil uji kompetensi sesuai prestasi dan tingkat capaian prestasi dari berbagai kejuaraan terutama kejuaraan yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau Kementrian Agama, hingga batas kuota sebanyak 2.5%. 23

3) Uji kompetensi dapat dilakukan oleh panitia PPDB di satuan pendidikan atau melibatkan kerjasama dengan pihak/ lembaga/organisasi yang relevan dengan prestasi yang akan diujikan; 4) Penilaian hasil uji kompetensi prestasi oleh panitia tingkat satuan pendidikan menggunakan nilai maksimum 00; 5) Prestasi non UN didasarkan pada perolehan hasil kejuaraan di tingkat internasional, nasional, provinsi dan/atau kabupaten/kota, dengan kriteria sebagai berikut: a) Juara Internasional, 2, 3 dan Juara Nasional dapat langsung diterima; b) Selain kejuaraan pada angka 5) huruf a), akan diberikan penilaian prestasi sebagaimana terlampir pada petunjuk teknis; c) Jika jumlah calon peserta didik yang diterima sebagaimana huruf a) melebihi kuota prestasi non UN, maka dilakukan pemeringkatan berdasarkan nilai prestasi sebagaimana terlampir pada juknis; 6) Nilai akhir prestasi non UN didasarkan pada pembobotan nilai uji kompetensi (50%) dan nilai prestasi kejuaraan (50%); 7) Kejuaraan yang dinilai harus memenuhi kriteria sebagai berikut : a) nilai kejuaraan hanya diperhitungkan dari salah satu prestasi tertinggi dari jenis cabang/bidang dari kejuaraan yang diperoleh; b) nilai kejuaraan yang diakui adalah kejuaraan yang diperoleh selama menjadi siswa SMP/MTs atau sederajat diutamakan Kementerian dari kejuaraan Pendidikan dan yang diselenggarakan Kebudayaan atau Kementerian Agama yang dilaksanakan secara berjenjang dan berkelanjutan; c) kejuaraan tingkat kabupaten/kota diselenggarakan oleh instansi di tingkat kabupaten/kota yang ditetapkan 24

sebagai agenda pemerintah kabupaten/ kota atau melibatkan lembaga/ instansi/ organisasi resmi yang relevan dengan prestasi; d) Kejuaraan tingkat provinsi diselenggarakan oleh instansi di tingkat provinsi yang ditetapkan sebagai agenda pemerintah provinsi atau melibatkan lembaga/instansi/organisasi resmi yang relevan dengan prestasi; e) Kejuaraan tingkat nasional diselenggarakan oleh kementerian/ lembaga pemerintah non kementerian yang ditetapkan sebagai agenda nasional; f) Kejuaraan tingkat internasional yang diakui oleh kementerian/lembaga pemerintah non kementerian yang ditetapkan sebagai agenda internasional atau melibatkan lembaga/instansi/organisasi resmi yang relevan dengan prestasi; 8) Sertifikat penghargaan kejuaraan, diverifikasi dan dilegalisasi dengan ketentuan sebagai berikut : a) Kejuaraan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tingkat kabupaten/kota pengesahan dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat, tingkat provinsi, nasional, dan/atau internasional disahkan oleh Cabang Dinas setempat dan/atau Dinas Pendidikan Provinsi; b) Kejuaraan dalam bidang olah raga, legalisasi sertifikat dilakukan oleh organisasi cabang olah raga/koni tingkat kabupaten/kota/provinsi sesuai tingkat kejuaraan; c) Kejuaraan bidang lainnya, legalisasi sertifikat dilakukan oleh panitia penyelenggara atau lembaga yang relevan dan terlibat dalam kejuaraan tersebut; 9) Satuan pendidikan diberi kewenangan untuk menentukan piagam/sertifikat sesuai ketentuan dan dapat menguji calon peserta didik sesuai kejuaraan yang diperolehnya. 25

0) Prestasi bidang keagamaan berupa kemampuan hafiz Qur an memperoleh penghargaan prestasi berdasarkan jumlah Juz yang dikuasai calon peserta didik. Prestasi hafiz Qur an dibuktikan dengan surat keterangan dari kantor kemenag sesuai tempat domisili calon peseta didik. Penyetaraan penghargaan prestasi hafiz Qur an sebagai berikut : a) Kemampuan hafiz - 30 Juz setara dengan prestasi juara tingkat Nasional; b) Kemampuan hafiz 6-0 Juz setara dengan prestasi juara tingkat propinsi; c) Kemampuan hafiz 2-5 Juz setara dengan prestasi juara tingkat kabupaten; ) Prestasi bidang agama lainnya dibuktikan dengan sertifikat atau surat keterangan dari kantor atau lembaga keagamaan penyelenggara; 2) Jika hasil pemeringkatan nilai prestasi pada batas kuota terdapat beberapa calon peserta didik yang sama, selanjutnya pemeringkatan berdasarkan jarak domisili terdekat; 3) Jika kuota jalur prestasi non UN tidak terpenuhi, sisa kuota dilimpahkan kepada kuota jalur prestasi UN; 4) Jika kuota jalur UN dan non UN tidak terpenuhi, maka sisa kuota dilimpahkan kepada jalur zonasi. 3. Seleksi jalur perpindahan tugas orang tua Seleksi jalur perpindahan tugas orang tua, melalui tahapan : ) Verifikasi dokumen mengikuti tempat kerja orang tua; 2) Tempat tinggal (berdasarkan tugas orang tua) calon peserta didik diprioritaskan pada wilayah kabupaten/kota atau provinsi yang sama dengan yang dituju; 3) Seleksi dilakukan melalui pemeringkatan jarak domisili ke satuan pendidikan; 26

4) Jika pada batas kuota terdapat jarak yang sama, pemeringkatan calon peserta didik selanjutnya berdasarkan usia tertinggi; 5) Jika kuota jalur perpindahan tidak terpenuhi, maka sisa kuota dilimpahkan kepada jalur prestasi. H. PPDB SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) PPDB pada SMK terdiri dari jalur sebagai berikut:. Jalur prestasi a. Jalur prestasi UN SMP/MTs atau yang sederajat merupakan jalur PPDB menggunakan seleksi dengan mempertimbangkan nilai yang diperoleh dari hasil UN SMP/MTs atau sederajat yang dibuktikan dengan Sertifikat Hasil Ujian Nasional (SHUN); b. Jalur Prestasi non UN Jalur prestasi non UN merupakan jalur PPDB menggunakan seleksi berdasarkan nilai yang diberikan kepada calon peserta didik karena memiliki prestasi di bidang akademik dan/atau non akademik yang diperolehnya pada jenjang pendidikan SMP/MTs atau yang sederajat dengan ketentuan : ) Juara, 2, 3 tingkat internasional dan nasional dapat langsung diterima; 2) Jika jumlah calon peserta didik sebagaimana dijelaskan pada nomor ) melebihi kuota jalur prestasi non UN, calon peserta didik akan diperingkat berdasarkan skor sebagaimana terlampir dalam petunjuk teknis, hingga batas kuota; 3) Nilai kejuaraan selain pada angka ), akan diberikan penilaian sebagaimana terlampir. c. Kejuaraan yang dinilai harus memenuhi kriteria sebagai berikut: ) kejuaraan hanya diperhitungkan dari salah satu prestasi tertinggi dari jenis/ cabang kejuaraan yang diperoleh. 2) kejuaraan diperoleh selama menjadi siswa SMP/MTs atau sederajat yang diutamakan dilaksanakan Kementerian 27

Pendidikan dan Kebudayaan atau Kementerian Agama secara berjenjang dan berkelanjutan, dengan ketentuan : 3) Kejuaraan tingkat kabupaten/kota diselenggarakan oleh instansi di tingkat kabupaten/kota yang ditetapkan sebagai agenda pemerintah kabupaten/ kota, atau instansi lain yang melibatkan Lembaga /instansi/ organisasi resmi yang relevan dengan jenis kejuaraan; 4) Kejuaraan tingkat provinsi diselenggarakan oleh instansi di tingkat provinsi yang ditetapkan sebagai agenda pemerintah provinsi, atau instansi lain yang melibatkan lembaga/instansi/organisasi resmi yang relevan dengan jenis kejuaraan; 5) Kejuaraan tingkat nasional diselenggarakan oleh yang ditetapkan sebagai agenda nasional, atau instansi lain yang melibatkan lembaga/instansi/organisasi resmi yang relevan dengan jenis kejuaraan; 6) Kejuaraan tingkat internasional yang diakui oleh kementerian/lembaga pemerintah non kementerian yang ditetapkan sebagai agenda internasional, atau instansi lain yang melibatkan lembaga/instansi/organisasi resmi yang relevan dengan jenis kejuaraan; d. Kategori kejuaraan meliputi : Perlombaan yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan diantaranya adalah : Olimpiade Sains Nasional [OSN], Olimpiade Olahraga Siswa Nasional [O2SN], Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional [FLS2N], Lomba Cipta Seni Pelajar Nasional [LCSPN], Kuis Kihajar [Kita Harus Belajar], Lomba Motivasi Belajar Mandiri [Lomojari], Lomba KaryaJurnalistik Siswa Nasional [LKJS], Lomba Cipta Puisi, Cipta Lagu, Melukis diselenggarakan dan diluar Membatik. Kementerian Perlombaan yang Pendidikan dan Kebudayaan dapat berupa : ) Sains (ilmu pengetahuan); 2) teknologi tepat guna; 28

3) seni dan budaya; 4) olahraga ; 5) keteladanan; 6) keagamaan; 7) Bela Negara, Palang Merah Remaja, dan Kepramukaan. e. Sertifikat penghargaan kejuaraan, dilegalisasi dengan ketentuan sebagai berikut : ) Kejuaraan yang merupakan program dari Kementerian Pendidikan pengesahan dan Kebudayaan oleh Dinas tingkat Pendidikan kabupaten/kota Kabupaten/Kota setempat, tingkat provinsi, nasional, dan/atau internasional disahkan oleh Cabang Dinas setempat dan/atau Dinas Pendidikan Provinsi; 2) Kejuaraan dalam bidang olah raga, legalisasi dilakukan oleh organisasi cabang olah raga/koni tingkat kabupaten/kota/provinsi sesuai tingkat kejuaraan; 3) Kejuaraan bidang lainnya, legalisasi dilakukan oleh panitia penyelenggara atau lembaga yang relevan dan terlibat dalam kejuaraan tersebut. f. Satuan pendidikan diberi kewenangan untuk memverifikasi piagam/sertifikat sesuai ketentuan dan dapat melakukan uji kompetensi calon peserta didik sesuai kejuaraan yang diperolehnya g. Prestasi bidang keagamaan berupa hafiz Qur an memperoleh penghargaan berdasarkan jumlah Juz yang dikuasai calon peserta didik. Penyetaraan penghargaan prestasi hafiz Qur an sebagai berikut : ) hafiz - 30 Juz setara dengan prestasi juara tingkat Nasional; 2) hafiz 6-0 Juz setara dengan prestasi juara tingkat provinsi; 3) hafiz 2-5 Juz setara dengan prestasi juara tingkat kabupaten; 29

4) Prestasi hafiz Qur an atau prestasi dari agama lainnya dibuktikan dengan sertifikat atau surat keterangan dari kantor kemenag atau lembaga keagamaan penyelenggara sesuai tempat domisili calon peserta didik. 2. Jalur KETM dan ABK a. Jalur KETM merupakan PPDB jalur zonasi yang ditujukan bagi calon peserta didik dari keluarga ekonomi tidak mampu yang dibuktikan dengan kepemilikan dokumen program penanganan keluarga ekonomi tidak mampu dari pemerintah pusat atau daerah seperti : ) Kartu Indonesia Pintar (KIP), atau 2) Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), atau 3) Kartu Pra Sejahtera ( KPS), atau 4) Kartu Indonesia Sehat (KIS), atau 5) Kartu penanggulangan kemiskinan lainnya sesuai program pemerintah pusat atau daerah b. ABK merupakan Anak Berkebutuhan Khusus yang dibuktikan dengan surat hasil diagnose atau hasil penilaian kekhususan dari ahli atau pokja pendidikan inklusi. c. Seleksi jalur KETM dan ABK dengan menghitung jarak domisili calon peserta didik dengan sekolah yang dituju. d. Dalam hal calon peserta didik dari KETM tidak memiliki kartu program penanganan KETM, dapat melampirkan : ) surat keterangan dari kepala sekolah asal yang menyatakan ketidakmampuannya berdasarkan data pada jenjang SMP/MTs.atau yang sederajat; 2) surat pakta integritas dari kepala sekolah asal yang menyatakan kebenaran data KETM dari calon peserta didik. 3. Jalur perpindahan tugas orang tua. a. Jalur perpindahan tugas orang tua merupakan jalur yang disediakan bagi calon peserta didik yang mengikuti tempat tugas orang tua dengan tahapan seleksi ; 30

) mempertimbangkan jarak domisili calon peserta didik pada wilayah provinsi atau kabupaten/kota yang sama dengan sekolah yang dituju; 2) Jika pada batas kuota terdapat nilai yang sama, seleksi selanjutnya berdasarkan prestasi nilai UN; dan 3) Jika hasil pemeringkatan 2) masih sama, diperingkat berdasarkan usia calon peserta didik; b. Tempat tugas orang tua yang dimaksud pada poin a dibuktikan dengan surat penugasan dari instansi/ lembaga/kantor atau perusahaan yang memberi tugas. I. PERSYARATAN PPDB SMK Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kelengkapan administrasi yang harus dipenuhi oleh calon peserta didik SMK yang mengikuti PPDB berupa: a. Foto copy yang telah dilegalisir pejabat berwenang (diserahkan pada saat verifikasi berkas): ) Ijazah SMP/sederajat atau surat keterangan yang berpenghargaan sama dengan ijazah SMP/ijazah Program Paket B/Ijazah satuan pendidikan luar negeri yang dinilai/dihargai sama/setingkat dengan SMP, 2) Sertifikat Hasil Ujian Nasional (SHUN). Calon peserta didik dapat melampirkan surat keterangan dari sekolah asal, jika SHUN belum diterbitkan/diterima calon peserta didik; 3) Piagam prestasi tertinggi yang dimiliki dan sesuai kriteria yang ditetapkan; b. Foto copy, serta menunjukkan aslinya (pada saat verifikasi berkas): ) Akta kelahiran dengan batas usia paling tinggi 2 (dua puluh satu) tahun pada awal Tahun Pelajaran baru 209/2020, dan belum menikah; 2) Kartu Keluarga atau Surat Keterangan domisili dari RT/RW diketahui kelurahan, yang menerangkan bahwa peserta didik 3

yang bersangkutan telah berdomisili paling singkat 6 (enam) bulan sebelum pelaksanaan PPDB; 3) Kartu keikutsertaan dalam program penanganan kemiskinan dari Pemerintah atau Pemerintah Daerah (KIP, PKH, KIS dan bukti lain yang dikeluarkan oleh Satuan pendidikan Asal); 4) Surat penugasan dari instansi, lembaga, kantor, atau perusahaan yang memberi tugas untuk jalur perpindahan tugas orang tua/wali; 5) Surat keterangan sehat dari dokter, yang menerangkan hasil pemeriksaan kesehatan sesuai dengan bidang keahlian yang dipilih calon peserta didik; 6) Satuan pendidikan dapat menetapkan syarat kesehatan khusus untuk kompetensi keahlian yang memerlukan persyaratan khusus. J. TATA CARA PENDAFTARAN SMK. Calon peserta didik datang ke satuan pendidikan pilihan pertama melakukan pendaftaran; 2. Pendaftaran secara daring dengan bantuan operator satuan pendidikan dengan cara mengunjungi laman PPDB Provinsi Jawa Barat di http://ppdb.disdik.jabarprov.go.id. 3. Calon peserta didik SMK melakukan verifikasi kesehatan, test bakat dan minat disesuaikan dengan bidang/program/kompetensi keahlian pada satuan pendidikan kejuruan yang dipilih calon peserta didik; 4. Calon peserta didik SMK wajib melakukan konsultasi berkenaan dengan kompetensi keahlian yang akan dipilihnya di satuan pendidikan pilihan ke satu; 5. Calon peserta didik SMK untuk jalur prestasi nilai UN dapat memilih 3 (tiga) kompetensi keahlian (pilihan ke-, ke-2, ke-3) dalam satu SMK, atau 2 (dua) SMK, namun untuk jalur lainnya hanya diperkenankan ketiga pilihan tersebut dalam (satu) SMK; 6. Calon peserta didik dapat melihat dan mencetak bukti pendaftaran; 32