ANALISIS EFISIENSI PENYALURAN AIR IRIGASI KAWASAN KEMUMU KABUPATEN BENGKULU UTARA (Tinjauan saluran sekunder)

dokumen-dokumen yang mirip
EFISIENSI PENYALURAN AIR IRIGASI DI KAWASAN SUNGAI ULAR DAERAH TIMBANG DELI KABUPATEN DELI SERDANG

KAJIAN EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI SALURAN SEKUNDER DAERAH IRIGASI BEGASING

EVALUASI KINERJA SALURAN JARINGAN IRIGASI JEURAM KABUPATEN NAGAN RAYA

JURNAL RONA TEKNIK PERTANIAN ISSN : Efisiensi Penyaluran Air Irigasi BKA Kn 16 Lam Raya Daerah Irigasi Krueng Aceh

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL

Tabel 4.31 Kebutuhan Air Tanaman Padi

Studi Optimasi Pola Tanam pada Daerah Irigasi Warujayeng Kertosono dengan Program Linier

PERENCANAAN KEBUTUHAN AIR PADA AREAL IRIGASI BENDUNG WALAHAR. Universitas Gunadarma, Jakarta

TINJAUAN PUSTAKA. Gambaran Umum Daerah Irigasi Ular Kabupaten Serdang Bedagai

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI BATANG ASAI KABUPATEN SAROLANGUN

ANALISIS EFISIENSI DAN KEHILANGAN AIR PADA JARIRINGAN UTAMA DAERAH IRIGASI AIR SAGU. Wilhelmus Bunganaen *)

BAB III METODOLOGI. dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban.

ANALISA KETERSEDIAAN AIR

ANALISIS KETERSEDIAAN AIR PADA DAERAH IRIGASI BLANG KARAM KECAMATAN DARUSSALAM KEBUPATEN ACEH BESAR

EFISIENSI PENGALIRAN JARINGAN IRIGASI MALAKA (STUDI KASUS DAERAH IRIGASI MALAKA KIRI)

PRAKTIKUM RSDAL II PERHITUNGAN EVAPOTRANSPIRASI POTENSIAL (ETo) DAN KEBUTUHAN AIR TANAMAN (ETCrop)

KAJIAN DIMENSI SALURAN PRIMER EKSISTING DAERAH IRIGASI SUNGAI TANANG KABUPATEN KAMPAR. Abstrak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Daerah Irigasi Banjaran merupakan Daerah Irigasi terluas ketiga di

KAJIAN DIMENSI SALURAN PRIMER EKSISTING DAERAH IRIGASI MUARA JALAI KABUPATEN KAMPAR. Abstrak

EFISIENSI PENYALURAN AIR IRIGASI DI KAWASAN SUNGAI ULAR DAERAH IRIGASI BENDANG KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

Analisis Ketersediaan Air Embung Tambakboyo Sleman DIY

TUGAS AKHIR PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN SEBAGAI. Dosen Pembimbing : Dr. Ali Masduqi, ST. MT. Nohanamian Tambun

TINJAUAN PUSTAKA. secara alamiah. Mulai dari bentuk kecil di bagian hulu sampai besar di bagian

KAJIAN EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI SALURAN PRIMER DAERAH IRIGASI BEGASING KECAMATAN SUKADANA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sungai Banjaran merupakan anak sungai Logawa yang mengalir dari arah

tidak ditetapkan air bawah tanah, karena permukaan air tanah selalu berubah sesuai dengan musim dan tingkat pemakaian (Sri Harto, 1993).

ANALISA KETERSEDIAAN AIR SAWAH TADAH HUJAN DI DESA MULIA SARI KECAMATAN MUARA TELANG KABUPATEN BANYUASIN

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi Ketersediaan dan Kebutuhan Air Daerah Irigasi Namu Sira-sira.

ANALISIS ALIRAN AIR MELALUI BANGUNAN TALANG PADA DAERAH IRIGASI WALAHIR KECAMATAN BAYONGBONG KABUPATEN GARUT

ANALISIS EFISIENSI PENYALURAN AIR IRIGASI DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BENDUNGAN LOMAYA KABUPATEN BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO

STUDI SIMULASI POLA OPERASI WADUK UNTUK AIR BAKU DAN AIR IRIGASI PADA WADUK DARMA KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT (221A)

DEFINISI IRIGASI TUJUAN IRIGASI 10/21/2013

ANALISIS EFISIENSI SALURAN IRIGASI DI DAERAH IRIGASI BORO KABUPATEN PURWOREJO, PROVINSI JAWA TENGAH

Analisis Neraca Air di Kecamatan Sambutan - Samarinda

ANALISIS EFISIENSI PEMBERIAN AIR DI JARINGAN IRIGASI PADA SALURAN SEKUNDER DI. CIHERANG TESIS MAGDALENA TANGA NIM :

EVALUASI KINERJA JARINGAN IRIGASI DI SALURAN SEKUNDER PADA BERBAGAI TINGKAT PEMBERIAN AIR DI PINTU UKUR

HASIL DAN PEMBAHASAN

CAPACITY CALCULATION OF RIVER FOR PADDY FIELDS SECTIONAL KECAMATAN KOTA BANGUN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

Optimalisasi Pemanfaatan Sungai Polimaan Untuk Pemenuhan Kebutuhan Air Irigasi

HASIL DAN PEMBAHASAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA KETERSEDIAAN AIR DAERAH ALIRAN SUNGAI BARITO HULU DENGAN MENGGUNAKAN DEBIT HASIL PERHITUNGAN METODE NRECA

ANALISIS KEBUTUHAN AIR IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI BANGBAYANG UPTD SDAP LELES DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT

ANALISIS KEBUTUHAN AIR IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI BENDUNG MRICAN1

ANALISA KEBUTUHAN AIR IRIGASI DAERAH IRIGASI SAWAH KABUPATEN KAMPAR

STUDI POLA LENGKUNG KEBUTUHAN AIR UNTUK IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI TILONG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1.1 Data Curah Hujan 10 Tahun Terakhir Stasiun Patumbak

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

TINJAUAN SISI OPERASI WADUK DALAM MENUNJANG INTENSITAS TANAM

ANALISA KEBUTUHAN AIR DALAM KECAMATAN BANDA BARO KABUPATEN ACEH UTARA

Analisis Ketersediaan Air Sungai Talawaan Untuk Kebutuhan Irigasi Di Daerah Irigasi Talawaan Meras Dan Talawaan Atas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

EVALUASI KINERJA SALURAN PRIMER DAN BANGUNAN SADAP UNTUK MENENTUKAN METODE PEMELIHARAAN DAERAH IRIGASI AIR NGALAM KABUPATEN SELUMA

KOMPARASI PEMBERIAN AIR IRIGASI DENGAN SISTIM CONTINOUS FLOW DAN INTERMITTEN FLOW. Abstrak

DAFTAR ISI. TUGAS AKHIR... i. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. LEMBAR PENGESAHAN... iii. PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT... iv. KATA PENGANTAR...

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam Perencanaan Embung

ANALISIS KEBUTUHAN AIR SAWAH DAERAH SEKITAR PANEI TENGAH KABUPATEN SIMALUNGUN

STUDI PEDOMAN POLA OPERASI EMBUNG KULAK SECANG UNTUK KEBUTUHAN AIR IRIGASI DESA JATIGREGES KECAMATAN PACE KABUPATEN NGANJUK

LAPORAN PRA-FEASIBILITY STUDY

Jurnal Rancang Bangun 3(1)

JURNAL GEOGRAFI Media Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

KAJIAN KOEFISIEN REMBESAN SALURAN IRIGASI PENAMPANG TRAPESIUM PADA TANAH LATOSOL DALAM SKALA LABORATORIUM

EVALUASI KINERJA JARINGAN IRIGASI UJUNG GURAP UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PENGOLAHAN AIR IRIGASI

OPTIMALISASI KEBUTUHAN AIR IRIGASI DI DAERAH IRIGASI SENGEMPEL, KABUPATEN BADUNG

PRAKTIKUM VIII PERENCANAAN IRIGASI

Optimasi Pola Tanam Menggunakan Program Linier (Waduk Batu Tegi, Das Way Sekampung, Lampung)

METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Studi dan Waktu Penelitian Lokasi Studi

MENENTUKAN PUNCAK EROSI POTENSIAL YANG TERJADI DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) LOLI TASIBURI DENGAN MENGGUNAKAN METODE USLEa

KATA PENGANTAR. perlindungan, serta kasih sayang- Nya yang tidak pernah berhenti mengalir dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dihasilkan dibawa oleh udara yang bergerak.dalam kondisi yang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Diagram Alir pola perhitungan dimensi hidrolis spillway serbaguna

Kebutuhan Air Irigasi & RKI

STUDI POTENSI IRIGASI SEI KEPAYANG KABUPATEN ASAHAN M. FAKHRU ROZI

PENDUGAAN TINGKAT SEDIMEN DI DUA SUB DAS DENGAN PERSENTASE LUAS PENUTUPAN HUTAN YANG BERBEDA

TINJAUAN TERHADAP KONDISI DAERAH IRIGASI DESA GERINIS KOMPLEK, KABUPATEN SEKADAU

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

OPTIMALISASI PENGGUNAAN AIR IRIGASI DI DAERAH IRIGASI RENTANG KABUPATEN MAJALENGKA. Hendra Kurniawan 1 ABSTRAK

ANALISIS KARAKTERISTIK CURAH HUJAN DI WILAYAH KABUPATEN GARUT SELATAN

ANALISA EFISIENSI DAN OPTIMALISASI POLA TANAM PADA DAERAH IRIGASI TIMBANG DELI KABUPATEN DELI SERDANG

PENENTUAN KAPASITAS DAN TINGGI MERCU EMBUNG WONOBOYO UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN AIR DI DESA CEMORO

LAMPIRAN. Mulai. Penentuan Lokasi Penelitian. Pengumpulan. Data. Analisis Data. Pengkajian keandalan jaringan irigasi

Perencanaan Embung Gunung Rancak 2, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI BERDASARKAN HUJAN EFEKTIF DI DESA REMPANGA - KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

PERENCANAAN SALURAN PRIMER, SEKUNDER DAN TERTIER PADA DAERAH IRIGASI SITA

BAB IV DESKRIPSI UMUM WILAYAH

PENGOPTIMALAN POLA TANAM BERDASARKAN KETERSEDIAAN DEBIT AIR IRIGASI DI DAERAH IRIGASI CILANCAR KABUPATEN PANDEGLANG, BANTEN GINANJAR HIDAYATULLAH

BAB I PENDAHULUAN. Bone Bolango adalah salah satu kabupaten yang berada di Provinsi

RC MODUL 2 KEBUTUHAN AIR IRIGASI

EVALUASI SISTEM JARINGAN IRIGASI TERSIER SUMBER TALON DESA BATUAMPAR KECAMATAN GULUK-GULUK KABUPATEN SUMENEP.

Evaluasi Efisiensi Saluran Terhadap Debit Aliran Air pada Jaringan Irigasi Purwodadi Magetan, Jawa Timur

KAJIAN SALURAN IRIGASI TERSIER DI DESA NAMU UKUR UTARA DAERAH IRIGASI NAMU SIRA SIRA KECAMATAN SEI BINGEI KABUPATEN LANGKAT SKRIPSI

DAFTAR ISI. 1.2 RUMUSAN MASALAH Error Bookmark not defined. 2.1 UMUM Error Bookmark not defined.

SIMULASI POLA OPERASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR DI WADUK KEDUNGOMBO

OPTIMASI FAKTOR PENYEDIAAN AIR RELATIF SEBAGAI SOLUSI KRISIS AIR PADA BENDUNG PESUCEN

PERENCANAAN EMBUNG MANDIRADA KABUPATEN SUMENEP. Oleh : M YUNUS NRP :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2. Lokasi Kabupaten Pidie. Gambar 1. Siklus Hidrologi (Sjarief R dan Robert J, 2005 )

Transkripsi:

ANALISIS EFISIENSI PENYALURAN AIR IRIGASI KAWASAN KEMUMU KABUPATEN BENGKULU UTARA (Tinjauan saluran sekunder) Aditta Setio Rahayu (1), Khairul Amri (2), Besperi (3) 1) Alumni Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik UNIB Jl. W.R. Supratman, Kandang Limun,Bengkulu 38371, e-mail : sipil@unib.ac.id 2),3) Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil UNIB, Bengkulu Abstrak Efisiensi irigasi merupakan faktor penentu utama dari sistem kerja jaringan irigasi. Efisiensi irigasi di dasarkan asumsi sebagian dari jumlah air yang diambil akan hilang baik di saluran maupun di petak sawah. Kehilangan air yang diperhitungkan untuk efisiensi meliputi kehilangan air ditingkat tersier dan sekunder, besarnya kehilangan air tersebut dipengaruhi oleh panjang saluran, luas permukaan saluran, keliing basah saluran dan kedudukan air tanah. Analisis yang dilakukan pada penelitian ini adalah menghitung besaran nilai efisiensi pada saluran sekunder dan tersier kawasan irigasi kemumu kabupaten Bengkulu Utara. Efisiensi yang di perhitungkan berdasarkan panjang saluran, luas penampang basah saluran, kecepatan air, kehilangan air, evaporasi dan rembesan pada saluran. Nilai kehilangan air rata-rata pada saluran sekunder adalah 26,12 m 3 /dtk. Rembesan rata-rata pada saluran sekunder adalah 5,06 x 10-4 mm/hari. Nilai evaporasi satu tahun adalah 0,05 mm/hari. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa efisiensi pada saluran sekunder dapat dikatakan dalam keadaan tidak efisien untuk menyalurkan air dari saluran primer ke saluran tersier dengan nilai efiensi sebesar 11,92Diharapkan dari hasil analisis ini saluran yang tidak efisien dapat ditingkatkan efisiensinya guna terpenuhinya kebutuhan air pada persawahan di kawasan Kemumu Bengkulu Utara, diadakan peningkatan dengan membuat irigasi dari beton dan melakukan perawatan secara rutin. Kata kunci : Efisiensi, Kehilangan Air, Evaporasi, Rembesan Abstract Irrigation efficiency is a major determinant in the system of scheme irrigation. Irrigation efficiency is assumed as part of water would be lost either in the channel or at the rice terraces. Water loss estimate in efficiency include loss of water efficiency tertiary and secondary level, water loss is influenced by the length of the channel, the surface area of the channel, the wet cross section and the position of groundwater. The analysis in this study is to calculate the value of the efficiency the secondary and the tertiary canals of irrigation of Kemumu, North Bengkulu. Efficiency is accounted based on the length of the channel, sectional area of wet channel, water velocity, water loss, evaporation and seepage channel. The water loss average of secondary channel is 26,12 m 3 /sec. seepage average for secondary channel is 5,06 x 10-4 mm/day. Evaporation in one year is 0,05 mm/day. The results of this study stated that the efficiency of the secondary channel efficiently deliver water from the primary channel to channel tertiary the average of efficiency is about 11,92%. The result of this analysis is expected that not efficient channels in Kemumu North Bengkulu can be fixed, so thewater that rice field needed can be fulfilled. The channels can be fixed with some ways, such as making the concrete irrigation and doing the rutine maintenance. Keywords: Efficiency, Water Loss, Evaporation, Seepage Jurnal Inersia April 2017 Vol.9 No.1 9

PENDAHULUAN Efisiensi irigasi merupakan faktor penentu utama dari sistem kerja jaringan irigasi. Efisiensi irigasi terdiri dari efisiensi pengaliran yang terjadi di jaringan utama atau jaringan primer. Terjadi beberapa permasalahan dalam pengaliran air yang disebabkan oleh evaporasi dan rembesan yang dipengaruhi oleh keadaan aliran. Diperkirakan panjang saluran Tersier dan sekunder pada irigasi kemumu adalah 5.663 m. Efisiensi dari penyaluran air pada saluran sekunder dan tersier yang berada di Kemumu dinilai kurang mampu memenuhi kebutuhan air pada lahan pertanian. Terlihat dari saluran yang telah mengalami kerusakan baik retak rambut maupun pecah, terdapat beberapa saluran yang masih menggunakan tanah asli. Keadaan dilapangan inilah yang menyebabkan penyaluran air irigasi menjadi tidak efisien. Tujuan dari penelitian ini adalah menghitung nilai efisien penyaluran air, evaporasi, kehilangan air dan rembesan di saluran sekunder dan saluran tersier, pada daerah irigasi Kemumu kecamatan Arma Jaya Kabupaten Bengkulu Utara. Penelitian ini mengharapkan saluran yang tidak efisien dapat ditingkatkan efisiensinya guna terpenuhinya kebutuhan air pada persawahan di kawasan Kemumu Bengkulu Utara, diadakan peningkatan dengan membuat irigasi dari beton dan melakukan perawatan secara rutin. METODOLOGI PENELITAN Penelitian ini dilakukan selama 5 hari di daerah irigasi kemumu kabupaten Bengkulu utara provinsi Bengkulu dan pengolahan data dilakukan selama 7 hari. Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah alat tulis, roll meter, current meter, kamera, laptop dan kalkulator. Untuk mengukur kehilangan air, dilakukan metode pengukuran debit inflow (pangkal saluran) dan debit outflow (ujung saluran) menggunakan current meter. HASIL DAN PEMBAHASAN Secara administrasi jaringan irigasi Kemumu terletak di desa Kemumu Kecamatan Arma Jaya Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu dan secara geografis terletak pada posisi 03 11 07 LS 101 59 54 BT. Luas irigasi Kemumu yaitu 785 Hektar. Sumber air irigasi adalah sungai Air Nokan.. Keadaan iklim Kabupaten Bengkulu Utara memiliki iklim tropis yaitu musim hujan dan musim kemarau. Pengamatan stasiun Klimatologi Pulau Baai menunjukkan rata-rata kelembaban udara 83 % per bulan. Curah hujan berkisar 184 mm/bulan. Tingkat penguapan 9,97 mm/hari temperatur udara per bulan minimum 21,7 C dan maksimum 35,3 C dan rata-rata kecepatan angin berkisar 1,04 m/dtk. Lokasi Penelitian dapat dilihat pada gambar skema jaringan berikut : Gambar 1. Skema Jaringan EFISIENSI SALURAN SEKUNDER Untuk menghitung efisiensi penyaluran dilakukan pengukuran kecepatan aliran air pada saluran sekunder, data kecepatan aliran dapat dilihat pada grafik berikut : Jurnal Inersia April 2017 Vol.9 No.1 10

KECEPATAN AIR (m/s) 3,00 2,50 2,00 1,50 1,00 0,50 0,00 Kecepatan Saluran Sekunder SALURAN SEKUNDER Gambar 2. Kecepatan Saluran Skunder Kecepatan aliran air dihitung menggunakan current meter pada ujung dan pangkal saluran sekunder, setelah didapatkan nilai kecepatan aliran air maka akan didapatkan nilai debit aliran tersebut. Kecepatan rata-rata pada pangkal saluran ialah 2,331 m 3 /dtk dan pada ujung saluran ialah 0,404 m 3 /dtk. Debit aliran saluran sekunder dapat dilihat pada grafik berikut : Debit air rata-rata pada pangkal saluran ialah 1,48 m 3 /dtk dan pada ujung saluran ialah 0.18 m 3 /dtk. Setelah diketahui nilai debit dari setiap saluran maka dapat diketahui berapa besaran kehilangan air yang terjadi pada saluran, kehilangan air dapat diketahui dengan rumus : Kehilangan air = Q ujung Q pangkal, (2) Dimana : Q ujung : Debit yang terdapat pada ujung saluran Q pangkal, : Debit yang terdapat pada pangkal saluran Kehilangan air rata-rata yang terjadi pada saluran sekunder adalah 1,31 m 3 /dtk. Efisiensi saluran sekunder dapat dilihat pada grafik berikut : EFISIENSI AIR (%) 20 15 10 5 EFISIENSI AIR SALURAN SEKUNDER DEBIT (m3/s) 3,000 2,500 2,000 1,500 1,000 0,500 0,000 Debit Air Saluran Sekunder 0 SALURAN SEKUNDER Gambar 4. Efisiensi Air Saluran Skunder Nilai efisiensi penyaluran aliran air dapat dihitung dengan rumus : SALURAN Gambar 3. Debit Air Saluran Skunder Debit aliran air didapatkan berdasarkan rumus: Q = A x V, (1) Dimana : A : keliling basah saluran V : kecepatan aliran air pada saluran. Efisiensi = X 100% (3) Dimana : Q ujung : Debit yang terdapat pada ujung saluran Q pangkal, : Debit yang terdapat pada pangkal saluran Nilai efisiensi rata-rata pada saluran sekunder adalah 11,92 %, saluran ini dinilai tidak efisien untuk menyalurkan air ke saluran tersier dikarenakan syarat yang Jurnal Inersia April 2017 Vol.9 No.1 11

diberikan besrdasarka perencanaan irigasi KP-01 tahun 1996 efisiensi untuk saluran sekunder adalah 90%. Tidak efisien nya penyaluran air ini disebabkan oleh beberapa aspek yaitu kerusakan yang terdapat pada saluran, evaporasi dan rembesan. EVAPORASI Evaporasi yang terjadi pada kawasan Irigasi Air Nokan Kemumu Kabupaten Bengkulu Utara ini sebesar 0,05 mm/ /hari selama 1 tahun. Evaporasi dapat dihitung dengan rumus: E 0 = 0,35 x (es ed) x (0,5 + 0,54 x u2) (4) Dimana : es : tekanan uap jenuh ed : tekanan uap sebenarnya u2 : kecepatan anginn Nilai evaporasi dapat dilihat pada grafik berikut : EVAPORASI (mm/hari) Evaporasi Saluran Tersierr Dan Sekunder 0,06 0,05 0,04 0,03 0,02 0,01 0 Gambar 5. Evaporasi Saluran REMBESAN jan feb mar apr mei jun jul BULAN ags sep okt nov des Rembesan saluran sekunder dapat dilihat pada grafik berikut: REMBESAN (mm/hari) 0,0012 0,001 0,0008 0,0006 0,0004 0,0002 0 Gambar 5. Rembesan Saluran Skunder Rembesan rata-rata pada saluran sekunder yang terjadi adalah 5,06 x 10-4 mm/hari. Renbesan ini disebabkan oleh saluran yang retak maupun saluran yang pecah. Rembesan saluran tersier dapat dilihat pada grafik berikut: Gambar 6. Rembesan Saluran Tersier Rembesan rata-rata pada saluran tersier yang terjadi adalah 9,70 x 10-5 mm/hari. Renbesan ini disebabkan oleh saluran yang retak maupun saluran yang pecah. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Rembesan Saluran Sekunder SALURAN SEKUNDER Berdasarkan hasil penelitian melalui analisis data yang dilakukan maka dapat diambil kesi,pulan sebagai berikut: a. Nilai efisiensi rata-rata saluran sekunder pada daerah irigasi Kemumu Bengkulu Utara adalah 11,92%,, artinya saluran sekunder ini dinilai tidak efisien untuk menyalurkan air ke saluran tersier. Standar efisiensi penyaluran air untuk Jurnal Inersia April 2017 Vol.9 No.1 12

saluran sekunder berdaasarkan perencanaan irigasi KP-01 ialah 90%. b. Nilai kehilangan air rata-rata pada saluran sekunder sebesar 0,16 m 3 /det. c. Nilai rembesan rata-rata saluran sekunder adalah 5,06 x 10-4, rembesan terjadi akibat dari retakan yang terdapat pada saluran sekunder. d. Evaporasi merupakan air yang hilang melalui proses penguapan pada daerah irigasi Kemumu penguapan rata-rata dalam 1 tahun adalah 0,05mm/hari. Saran 1. Sebaiknya Pemerintah melakukan pemeriksaan rutin pada saluran tersier dan sekunder dari sampah yang menyumbat saluran. 2. Sebaiknya pemerintah memperbaiki saluran yang rusak seperti retak dan pecah. Pada saluran yang masih merupakan tanah asli sebaiknya di lakukan pekerjaan pembuatan irigasi dari beton. 3. Pemerintah sebaiknya memberikan arahan pada petani agar terciptanya kerjasama antara pemerintah dan petani untuk memelihara saluran sekunder dan tersier yang ada pada Irigasi Kemumu Bengkulu Utara. 4. Untuk penyempurnaan hasil penelitian serta untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut disarankan melakukan penelitian selanjutnya dengan pengukuran kcepatan aliran air yang menggunakan penentuan jarak pengukuran. DAFTAR PUSTAKA Ansori, A. dkk, 2013. Kajian Efektivitas Dan Efisiensi Jaringan Irigasi Terhadap Kebutuhan Air Pada Tanaman Padi (Studi Kasus Irigasi Kaiti samo Kecamatan Rambah Kabupaten Rokan Hulu). Jurnal Teknik Sipil Universitas Pasir Pengairan, Rokan Hulu. Asdak, C., 2007. Hidrologi Dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Bacin, A.A. dkk, 2015. Efisiensi Penyaluran Irigasi BKA Kn 16 Lam Raya Daerah Irigasi Krueng Aceh. Jurnal Teknik Pertanian Universitas Syiah Kuala, Aceh. Biahimo, Y. dkk, 2014. Analisa Efisieni Penyaluran Air Irigasi Dengan Sistem Informasi Geografis Bendung Lomaya Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo. Jurnal Teknik Pertanian Fakultas Sam Ratulangi, Manado. Direktorat Jendral Pengairan, 1986. Standar Perencanaan Irigasi. Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Dumairy, 1992. Ekonomika Sumber Daya Air. BPFE, Yogyakarta. E.Hansen, Vaughn, dkk, 1992. Dasar-Dasar dan Praktek Irigasi, Erlangga, Jakarta. Julya, S. 2013. Efisiensi Penyaluran Air irigasi Bendung Air Seluma Kabupaten Seluma. Skripsi Teknik Sipil Universitas Bengkulu. Bengkulu. Kartasapoetra, A.G. dkk., 1994. Teknologi Pengairan Pertanian (irigasi), Bumi Aksara, Jakarta. Lubis, J., Soewarno, dan Suprihadi, B., 1993. Hidrologi Sungai. Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Saputra, F dan Khairul, M., 2012. Analisa Efisiensi Penyaluran Air Irigasi Di Daerah Irigasi Lempake Kota Samarinda. Jurnal Teknik Sipil. Vol. 1. No.1. Jurnal Inersia April 2017 Vol.9 No.1 13

Sri Harto,B., 1993. Analisa Hidrologi. Gramedia, Jakarta. Sudjawardi, 1987. Teknik Sumber Daya Air. Diklat Kuliah Jurusan Teknik Sipil UGM, Yogyakarta. Tarigan, M.P dan Ramadhan, F. 2013. Evaluasi Kinerja Saluran Jaringan Jeuram Kabupaten Nagan Raya. Jurnal Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara. Medan. Jurnal Inersia April 2017 Vol.9 No.1 14