BAB 1 PENDAHULUAN. Hemeroid sangat umum terjadi. Pada usia 50-an, 50% individu mengalami. Hemoroid merupakan penyakit daerah anus yang cukup banyak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal.

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh agens infeksius. Kasus pneumonia tidak memiliki kriteria usia

BAB 1 PENDAHULUAN. di daerah anus yang berasal dari pleksus hemoroidalis (Simadibrata, 2009).

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. B DENGAN POST OP HEMOROIDECTOMI DI RUANG MELATI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

LAPORAN PENDAHULUAN. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE, INTRA, POST OPERASI HAEMOROIDEKTOMI DI RUANG DIVISI BEDAH SENTRAL RS. Dr.

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, retak atau patahnya tulang yang

BAB I PENDAHULUAN. rectal yang terkadang disertai pendarahan. mengenai gejala-gejala yang timbul dari penyakit ini.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hemoroid merupakan salah satu penyakit. anorektal yang sering dijumpai. Hemoroid adalah bantalan

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu masalah sistem pencernaan yang sering dijumpai oleh masyarakat yaitu

BAB I PENDAHULUAN. fertilitas gaya hidup dan sosial ekonomi masyarakat diduga sebagai hal yang

BAB I PENDAHULUAN. yang menderita penyakit ini adalah Amerika Serikat dengan penderita

KEBUTUHAN ELIMINASI BOWEL

BAB I PEDAHULUAN. A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN KONSTIPASI DENGAN DERAJAT HEMOROID DI URJ BEDAH RSUD Dr. SOEGIRI LAMONGAN. Sri Hananto Ponco Nugroho...ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN. individu mempunyai hak untuk lahir sehat maka setiap individu berhak

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya angka Kematian Ibu yang masih tinggi (AKI) di. berbagai pihak. Terdapat beberapa penyebab yang

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Konstipasi adalah kelainan pada sistem pencernaan yang ditandai dengan

Laporan Pendahuluan Eliminasi Alvi

BAB I PENDAHULUAN. melalui suatu defek pada fasia dan muskuloaponeuretik dinding perut, secara

BAB I PENDAHULUAN. dasar (usia 6-12 tahun) adalah pola makan yang tidak tepat. Anak usia sekolah dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tangan terentang. Sebagian besar fraktur tersebut ditangani dalam unit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah. 1.3 Tujuan

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal.

Topik: Haemorrhoid grade IV Tanggal (kasus) : 04 september 2013 Nama Pasien : Tn. N No. RM :

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Perdarahan dari saluaran genitelia diakhir kehamilan setelah usia gestasi 24

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. minggu atau berat badan lahir antara gram. Kejadiannya masih

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB 1 PENDAHULUAN. priyanto,2008). Apendisitis merupakan peradangan akibat infeksi pada usus

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini pembangunan dan perkembangan suatu negara telah

BAB 1 PENDAHULUAN. mengobati kondisi dan penyakit terkait dengan proses menua (Setiati dkk, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. banyak timbul penyakit yang ditimbulkan salah satu hernia, penyakit ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian Woman Research Institute, angka kematian ibu melahirkan

BAB I PENDAHULUAN. hemoglobin dalam sirkulasi darah. Anemia juga dapat didefinisikan sebagai

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Konstipasi adalah perubahan dalam frekuensi dan konsistensi

BAB I PENDAHULUAN. melalui struktur yang secara normal berisi (Ester, 2001).

Keluhan-keluhan Selama Kehamilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I KONSEP DASAR. Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan

BAB V PENUTUP. kebidanan ibu hamil pada Ny. G umur 30 tahun G 3 P 2 A 0 UK minggu. dengan letak sungsang, penulis menyimpulkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN KONSTIPASI DENGAN DERAJAT HEMOROID DI URJ BEDAH RSUD Dr. SOEGIRI LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perdarahan merupakan penyebab kematian ibu pertama di indonesia,

BAB 1 PENDAHULUAN. otot dan spasme, yang disebabkan oleh tetanospasmin, suatu toksin protein yang

STUDI KASUS PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS APENDIKSITIS DI RUANG FLAMBOYAN RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. membawa oksigen ke berbagai organ tubuh. trimester III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak adalah anugrah yang diberikan Tuhan kepada keluarga, yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah diabetes melitus (DM). Diabetes melitus ditandai oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN. per kelahiran hidup, AKI yang dicapai masih jauh dari target

BAB I PENDAHULUAN. sempurna. Tetapi dalam kenyataannya tidak selalu demikian, sering kali

Tips Mengatasi Susah Buang Air Besar

BAB I PENDAHULUAN. jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem perkemihan merupakan salah satu system yang tidak kalah

BAB I PENDAHULUAN. penyebab mikrobiologi (Cristin Hancock, 2003). Gastroentritis adalah

TUGAS BIOLOGI DASAR DIARE. Oleh : Nama : Yunika Dewi Wulaningtyas NIM : Prodi : Pendidikan Matematika (R) Angkatan : 2008/2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Serikat. American Hearth Association tahun 2013 melaporkan sekitar

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama

BAB 1 PENDAHULUAN. 2005, angka harapan hidup orang Indonesia adalah 70,0 tahun. Tahun 2006

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiforis, biasanya

BAB I PENDAHULUAN. janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7

BAB I PENDAHULUAN. salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium

BAB I PENDAHULUAN. Hiperplasia (BPH) dilaporkan terus meningkat yang banyak dijumpai pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama

BAB I PENDAHULUAN. Bidan merupakan profesi yang menjalin kemitraan dengan. perempuan dan membantu menyelesaikan permasalahan yang terkait

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan selama kehamilan dan prinsip makan yang besar (Noerpramana

KONSEP TEORI. 1. Pengertian

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas.

BAB I PENDAHULUAN. lahir. Hal ini merupakan suatu pergeseran paradigma dari sikap menunggu

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Tangga (SKRT) dan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis paling sering terjadi pada usia remaja dan dewasa muda. Insidens

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan dimulai dari terjadinya konsepsi sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. namun juga sehat rohani juga perlu, seperti halnya di negara sedang

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi

BAB I PENDAHULUAN. penyakit semakin dikenal oleh masyarakat. Salah satu diantaranya adalah apa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut hasil survey kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 2004, angka

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan reproduksi karena seluruh komponen yang lain sangat dipengaruhi. keluarga sehat dan bahagia (Anggraini, 2010.h.10).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Keperawatan pasca operasi merupakan periode akhir dari keperawatan

BAB 1 PENDAHULUAN. juga perlu, seperti halnya di Negara berkembang seperti Indonesia banyak orang yang

cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rekam medis merupakan berkas yang berisikan informasi tentang

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat negara Amerika Serikat dan Jepang,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Sehat dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak merupakan individu yang berada dalam suatu rentang

BAB I PENDAHULUAN. Kematian seorang ibu sewaktu hamil atau dalam waktu 42 hari. sesudah berakhirnya kehamilan tidak bergantung pada tempat, maupun

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Fatihah Rizqi, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Konstipasi merupakan masalah yang sering terjadi pada masa anak dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang menyerang seperti typhoid fever. Typhoid fever ( typhus abdominalis, enteric fever ) adalah infeksi

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pada abad ke-20. Saat ini hampir 60% pasangan usia. wanita di Negara berkembang tidak memiliki cara mencegah

2. Pengkajian Kesehatan. a. Aktivitas. Kelemahan. Kelelahan. Malaise. b. Sirkulasi. Bradikardi (hiperbilirubin berat)

BAB I PENDAHULUAN. visinya dari mewujudkan NKKBS menjadi visi untuk mewujudkan Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kesakitan berat atau bahkan kematian. Hipotermia mudah

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal. Hemeroid sangat umum terjadi. Pada usia 50-an, 50% individu mengalami berbagai tipe hemoroid berdasarkan luasnya vena yang terkena. Kehamilan diketahui mengawali atau memperberat adanya hemoroid. Hemoroid diklasifikasikan menjadi dua tipe. Hemeroid internal, yaitu hemoroid yang terjadi diatas sfingter anal sedangkan yang muncul di luar sfingter anal disebut hemoroid eksternal. (Brunner& Suddarth,2002) Hemoroid merupakan penyakit daerah anus yang cukup banyak ditemukan pada praktek dokter sehari-hari. Di RSCM selama 2 tahun. Dari 414 kali pemeriksaan kolonoskopi didapatkan 108(26,09%) kasus hemoroid. (Aru w. Sudoyo 2009). Berdasarkan data yang diambil di ruang paviliun mawar RSUD Kabupaten jombangangka kejadian hemoroid pada tahun 2012 terjadi sebanyak 30% kejadian.sedangkanangka kejadian hemoroid pada tahun 2013 terjadi sebanyak 45% kejadian.dansampai bulan desember pada tahun 2014 angka kejadian hemoroid meningkat menjadi sebanyak 50 (50.18%) kejadian.. Jumlah keseluruhan dari sampai desember 2014 yaitu 50 kasus. Penyebab meningkatnya angka kejadian hemoroid dikarenakan oleh faktor mengedan pada buang besar yang sulit, pola buang besar yang salah (lebih banyak memakai jamban duduk, terlalu lama duduk di jamban sambil membaca, merokok), peningkatan intra abdomen, kehamilan (disebabkan tekanan janin pada 57

abdomen, dan perubahan hormonal), usia tua, konstipasi kronik, diare kronik atau diare akut, yang berlebihan, hubungan seks peranal, kurang minum air putih, kurang makan makanan berserat (sayur dan buah), kurang olah raga/imobilisasi. (Aru w. Sudoyo dkk,2009). Dampak dari hemoroid menyebabkan rasa gatal dan nyeri, dan sering menyebabkan perdarahan berwarna merah terang pada saat defekasi. Hemoroid eksternal dihubungkan dengan nyeri hebat akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh trombosis. Trombosis adalah pemebekuandarah dalam hemoroid. Ini dapat menimbulkan iskemia pada area tersebut dan nekrosis.hemoroid internal tidak selalu menimbulkan nyeri sampai hemoroid ini membesar dan menimbulkan perdarahan atau prolaps. (Brunner&Suddarth,2002) Upaya untuk mengatasi kasus hemoroid yaitu berupa perbaikan pola hidup, perbaikan pola makan dan minum, perbaikan pola cara defekasi. Memperbaiki merupakan pengobatan yang harus ada dalam setiap bentuk dan derajat hemoroid. Perbaikan defekasi disebut bowel management program(bmp) yang terdiri dari diet, cairan, serat tambahan, pelicin feses dan perubahan perilaku buang air besar. Untuk memperbaiki defikasi dianjurkan menggunakan posisi jongkok sewaktu defekasi. Pada posisi jongkok ternyata sudut anorektal pada orang menjadi lurus kebawah sehingga hanya diperlukan usaha yang lebih ringan untuk mendorong tinja kebawah atau ke luar rektum. Mengedan dan konstipasi akan meningkatkan tekanan vena hemoroid, dan akan memperparah timbulnya hemoroid. Bersaman program BMP diatas, biasanya juga diakukan tindakan kebersihan lokal dengan cara merendam anus dalam air selama 10-15 menit, 2-4 kali sehari. Dengna perendaman ini maka eksudat yang lengket atau sisa tinja 58

yang lengket akan dapat dibersihkan. Eskudat atau tinja yang lengket dapat menimbulkan iritasi dan rasa gatal bila dibiarkan. Pasien diusahakan tidak banyak duduk atau tidur, dengan banyak bergerak pola defekasi menjadi membaik. Pasien diharuskan banyak minum air 30-40ml/kg/BB/hari untuk melembekan tinja. Pasien harus banyak makan serat antara lain buah-buahan, sayur-sayuran. (Aru W, sudoyo,2009:588) Berdasarkan uraian diatas maka diperlukan perbaikan pola hidup, perbaikan pola makan dan minum, perbaikan pola cara defekasi. Memperbaiki merupakan pengobatan yang harus ada dalam setiap bentuk dan derajat hemoroid. Perbaikan defekasi disebut bowel management program(bmp) yang terdiri dari diet, cairan, serat tambahan, pelicin feses dan perubahan perilaku buang air besar. 1.2 Rumusan Masalah. Bagaimanakah asuhan keperawatan pada klien hemoroid Di Pavilium Mawar 1.3.1 Tujuan Umum Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien hemoroid Di Pavilium Mawar 1.3.2 Tujuan Khusus. a. Mengkaji klien dengan hemoroid Di Pavilium Mawar RSUD kabupaten Jombang. 59

b. Merumuskan diagnosa keperawatan pada klien hemoroid Di Pavilium Mawar c. Merencanakan tindakan keperawatan pada klien hemoroid Di Pavilium Mawar d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien hemoroid Di Pavilium Mawar e. Mengevaluasi pada klien hemoroid Di Pavilium Mawar RSUD kabupaten Jombang. f. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada klien hemoroid Di Pavilium Mawar 1.4 Manfaat peneletian 1.4.1.Bagi mahasiswa / peneliti Studi kasus ini dapat menambah pengetahuan dan memberi pengalaman nyata bagi mahasiswa dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan hemoroid. 1.4.2 Bagi akademis Hasil studi kasus ini merupakan sumbangan bagi ilmu pengetahuan khususnya dalam hal Asuhan Keperawatan pada klien dengan hemoroid. 1.4.3 Secara praktis. a. Bagi pelayanan Keperawatan dirumah sakit. Hasil studi kasus ini, dapat menjadi masukan bagi pelayanan rumah sakit agar dapat melakukan Asuhan Keperawatan pada klien dengan hemoroid. 60

b. Bagi peneliti. Hasil studi kasus ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi peneliti berikutnya, yang akan melakukan studi kasus Asuhan Keperawatan pada klien dengan hemoroid. c. Bagi profesi Kesehatan. Sebagai tambahan ilmu bagi profesi keperawatan dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang Asuhan Keperawatan pada klien dengan hemoroid. 1.5 Metode Penulisan 1.5.1 Metode penyusunan Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis menggunakan metode penulisan deskriptif observasional dalam bentuk studi kasus yaitu metode yang dibuat berdasarkan keadaan sebenarnya dan tertuju pada pemecahan masalah. 1.5.2 Teknik pengumpulan data Untuk memperoleh data yang relevan, penulis menggunakan teknik sebagai berikut: 1. Wawancara Data yang diambil/ diperoleh melalui wawancara baik dengan klien, keluarga maupun tim kesehatan lain. 2. Observasi Data yang diambil melalui pengamatan yang dilakukan terhadap klien. 3. Pemeriksaan 61

Data yang diperoleh melalui pemeriksaan dengan cara inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi dan pemeriksaan laboratorium, serta radiologi yang dapat menunjang, menegakkan diagnosa dan penanganan selanjutnya. 1.5.3 Sumber data 1. Data primer Didapatkan melalui wawancara dan observasi terhadap pasien. 2. Data sekunder. Data sekunder didapatkan melalui : keluarga atau orang terdekat serta catatan medik dan catatan perawatan, hasil-hasil perawatan yang menunjang, catatan tenaga kesehatan lain yang terkait 1.6 Studi Kepustakaan Studi kepustakaan yaitu mempelajari buku sumber yang berhubungan dengan judul studi kasus dan masalah yang dibahas. 1.7 Sistematika Penulisan. Supaya lebih jelas dan lebih mudah dalam mempelajari dan memahami studi kasus ini, secara keseluruhan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu : 1.7.1 Bagian Awal, memuat halaman judul, persetujuan komisi pembimbing, pengesahan, kata pengantar, daftar isi. 62

1.7.2 Bagian inti, terdiri dari dua bab, yang masing-masing bab terdiri dari sub bab berikut ini: BAB 1 : Pendahuluan, berisi tentang latar belakang, tujuan, manfaat penelitian dan sisitimatika penulisan studi kasus. BAB 2 : Tinjauan pustaka, berisi tentang konsep penyakit dari sudut medis dan asuhan keperawatan klien dengan hemoroid, serta kerangka masalah. BAB 3 : Tinjauan Kasus, berisi tentang Resume Kasus, Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Rencana Keperawatan, Implementasi dan Evaluasi. BAB 4 : Pembahasan, berisi tentang Pembahasan tentang perbedaan antara Konsep Teori fraktur cruris dengan kasus nyata pada pasien dengan fraktur cruris di Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Rencana Keperawatan, Implementasi, Evaluasi. BAB 5 : Penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran. 63