PERANCANGAN SEPATU GAYA CASUAL DENGAN MENGAMBIL BAGIAN DARI ESTETIKA, BENTUK, RANCANGAN, FILOSOFI, MAUPUN FUNGSI DARI PRODUK MILITER MODERN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II. METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat menciptakan keunikan dari sebuah produk, salah satu cara

ABSTRACT. Keywords: Innovation design, casual shoes, the function of the product, the form of the product, product quality, product price

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan pangan, papan dan sandang. Kebutuhan tersebut tidak pernah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Asstia Rachmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Salah satu dari 6M yang dapat dipahami sebagai pasar sasaran dari produk yang dihasilkan oleh suatu usaha adalah... a. Mooney b.

BAB V APLIKASI HASIL EKSPERIMEN PADA PRODUK AKSESORIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. juga menuntut setiap perusahaan untuk selalu memperhatikan kebutuhan dan keinginan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Batik Kreasi Baru. Permasalahan : 1. Bagaimana merancang motif batik dengan sumber ide makanan


BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

diatas sebuah kursi, sikap berdiri ketika didepan lemari, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendukung kegiatannya sehari-hari. Berbagai macam cara dilakukan untuk

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Bab VI Kesimpulan dan Saran

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN

sebuah kursi, sikap berdiri ketika didepan lemari, dan lainlain.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Desain Alas Kaki Casual untuk Anak Perempuan Usia 8-12 Tahun dengan Eksplorasi dan Aplikasi Motif Batik Anak

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Kecamatan Medan Marelan ada suatu Usaha Mikro Kecil dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kerajinan merupakan suatu benda hasil karya seni manusia yang berkaitan

a. Katun Combed Nama cotton combed (katun combed) diambil dari nama mesin pemintalnya, yaitu mesin combing. Mesin combing sendiri berfungsi untuk memb

A. Bagan Pemecahan Masalah. Cetak Saring. Desain Motif Fauna

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR DAN PENERAPAN DESAIN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja praktik

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan di beberapa negara maju typography dipelajari secara khusus,

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain


BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DESKRIPSI KARYA KRIYA PRODUK BASKOM KAYU

BAB IV ANALISA DATA. 4.1 Referensi karya. Penulis juga membuat studi banding dari beberapa buku Jakarta yang ada ditoko buku seperti :

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV TINJAUAN KARYA. Dalam pengkajian Tugas Akhir ini saya melakukan kajian dengan menggunakan

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

A. Bagan Pemecahan Masalah

KONSEP PERANCANGAN. 1. Ide Desain Ide dari desain mebel yang akan dibuat berangkat dari keinginan desainer untuk memberikan makna terhadap sebuah

dari permainan egrang. Seperti yang kita ketahui permainan egrang kini sudah sangat

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS. Judul : Kreatifitas Desain Kaos dan Baju

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Artwork Mini Album Hahawal,

BAB V PENUTUP. Dari tinjauan dan analisa pada bab sebelumnya, maka diperoleh beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha. Gambar 1.1

7.4 Avant Garde Avant Garde buka suatu aliran dalam seni lukis, melainkan gaya yang berkembang dalam dunia fashion serta bergerak ke desain grafis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan busana yang terus meningkat pesat membuat para desainer. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang


BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fina Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Penjelasan Judul Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Tugas Akhir. Yogya karta: Institut Seni Indonesia Yogyakarta

ESTETIKA BENTUK Pengertian. Estetika adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan

BAB III KONSEP PERANCANGAN MUSEUM SENJATA API RUSIA

BAB1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. hal ini akan semakin berkembang. Karena itu hal tersebut perlu didukung. berkembang di dalam maupun luar negri.

nilai merek nya di mata para pelanggan setianya.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN

DAFTAR ISI... i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN Kompetensi Umum...5

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

Transkripsi:

PERANCANGAN SEPATU GAYA CASUAL DENGAN MENGAMBIL BAGIAN DARI ESTETIKA, BENTUK, RANCANGAN, FILOSOFI, MAUPUN FUNGSI DARI PRODUK MILITER MODERN Huddiansyah, Jeremy Kevin Fakultas Desain dan Industri Kreatif, Universitas Esa Unggul Jalan Arjuna Utara No.9, Kebon Jeruk, Jakarta 11510 huddiansyah@esaunggul.ac.id Abstract The purpose of this design is to take the uniqueness of the military shoes that are customized for various conditions so designed with high functionality. Then, applied to casual shoe design that mostly has low resistance and functionality, creating a new product that can reach this specific market taste, that is consumers who have interest in military product, product innovation, collector, etc. Keyword : military, casual style shoe/sneaker. Abstrak Tujuan perancangan ini adalah mengambil keunikan dari sepatu militer yang disesuaikan untuk berbagai macam kondisi sehingga dirancang dengan fungsionalitas yang tinggi. Kemudian diaplikasikan ke dalam desain sepatu casual yang memiliki ketahanan dan fungsionalitas yang ratarata rendah, sehingga tercipta suatu produk baru yang dapat menjangkau selera pasar yang spesifik ini, yaitu konsumen yang memiliki ketertarikan pada produk militer, inovasi produk, kolektor, dan lainlain. Kata kunci : militer, gaya kasual, sepatu Pendahuluan Desain alas kaki tidak terpisah dari fungsi alas kaki. Seperti halnya produk kerajinan lainnya, awal mula digunakannya suatu produk banyak terkait dengan fungsi yang dapat membantu manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dan untuk menghadapi kondisi cuaca dan lingkungan yang cukup berat dan menantang, tentunya alas kaki juga harus dirancang menyesuaikan kebutuhan pengguna, kondisi lingkungan, perlindungan pada kaki, material yang digunakan, serta lain sebagainya. Alas kaki juga memegang peran penting dalam peralatan tentara atau peralatan militer karena selain untuk pelindung, alas kaki juga berfungsi untuk memudahkan tentara dalam bergerak. Tentunya dengan kebutuhan tersebut alas kaki militer memiliki ketahanan dan fungsionalitas yang lebih baik dibandingkan dengan sepatu casual yang dipakai sehari-hari oleh masyarakat perkotaan. Desain dari perlengkapan militer seperti pakaian, sepatu, senjata, dan aksesoris lainnya sangat menarik untuk diperhatikan dan dikembangkan serta diaplikasikan ke dalam berbagai macam produk dan konsep desain. Keperluan dan perlengkapan yang beragam diperlukan para tentara ini membuat desain dari perlengkapan mereka sangat mengutamakan fungsi dan mengabaikan unsur estetika. Namun itulah sisi menarik yang menciptakan estetika tersendiri dari perlengkapan militer ini. Fungsi dan estetika pada sepatu militer ini dapat menjadi bahan desain yang bagus untuk diaplikasikan kedalam desain sepatu casual yang sehari-hari dipakai masyarakat sehingga tercipta suatu produk yang baik dalam hal fungsionalnya namun tidak menghilangkan aspek casual dari sepatu. Produk Militer Produk militer merupakan suatu hal yang penting untuk keperluan para militer. Fungsi dari Inosains Volume 13 Nomor 2, Agustus 2018 102

produk militer sangatlah beragam karena perbedaan wilayah, iklim, suhu, dan medan yang dilalui sehingga para desainer produk ini menciptakan suatu desain sepatu yang beragam pula tergantung keperluan dan fungsinya. Fungsi Menganut gaya dan DNA military bukan berarti harus memiliki fungsi yang baik dan sangat kompleks layaknya sepatu militer namun produk ini dirancang agar dapat digunakan dengan mudah sesuai unsur casual itu sendiri, namun juga memiliki aspek dari produk militer. Khususnya sepatu militer. Gaya Desain Modernisme ialah konsep yang berhubungan dengan hubungan manusia dengan lingkungan sekitarnya pada zaman modern. Konsep modernisme ini meliputi banyak bidang ilmu (termasuk seni dan sastra) dan setiap bidang ilmu tersebut memiliki perdebatan mengenai apa itu 'modernisme'. Walaupun demikian, 'modernisme' pada umumnya dilihat sebagai reaksi individu dan kelompok terhadap dunia 'modern', dan dunia modern ini dianggap sebagai dunia yang dipengaruhi oleh praktik dan teori kapitalisme, industrialisme, dan negara-bangsa.(wikipedia: Modernisme). Ergonomi Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara manusia dengan elemen-elemen lain dalam suatu sistem, serta profesi yang mempraktikkan teori, prinsip, data, dan metode dalam perancangan untuk mengoptimalkan sistem agar sesuai dengan kebutuhan, kelemahan, dan keterampilan manusia. Ergonomi berasal dari dua kata bahasa Yunani: ergon dan nomos: ergon berarti kerja, dan nomos berarti aturan, kaidah, atau prinsip. Pendapat lain diungkapkan oleh Sutalaksana (1979): ergonomi adalah ilmu atau kaidah yang mempelajari manusia sebagai komponen dari suatu sistem kerja mencakup karakteristik fisik maupun nonfisik, keterbatasan manusia, dan kemampuannya dalam rangka merancang suatu sistem yang efektif, aman, sehat, nyaman, dan efisien. Pemilihan Warna Mengambil inspirasi warna dari sepatu militer juga berbagai macam perlengkapan militer, antara lain : Hitam Dalam banyak kebudayaan, hitam sering diasosiasikan sebagai hal buruk. Misalnya istilah ilmu hitam atau gelap mata. Namun ditemukan pula pengaruh positif dari penggunaan hitam seperti memperlihatkan ketegasan. Hitam juga bersifat kuat sehingga tidak mudah dikotori warna lain. Cahaya yang mengenai bidang hitam cenderung terserap maksimal. Warna hitam pada perangkat militer sangat mempengaruhi daya deteksi karena warna ini tidak mudah terlihat saat malam hari. Cokelat Warna cokelat sering ditemui dalam perangkat militer karena sangat identik dengan warna tanah. Variasi warna cokelat ini juga dikombinasikan dengan warna hijau. Hijau Warna ini sangat identik dengan daundaunan sehingga sering digunakan pada kombinasi warna camo pada seragam maupun senjata militer. Motif Camouflage Gambar 1 Motif Camouflage Gambar 2 Motif Camouflage Bathing Ape Awalnya orang orang militer tidak mengunakan baju loreng, mereka mengunakan warna waran yang mencolok dan berani dengan Inosains Volume 13 Nomor 2, Agustus 2018 103

alasan untuk menakut nakuti musuh, identifikasi lebih mudah ketika kabut dan mengurangi pembelotan (pasukan yang mundur dari perang). Baju loreng pertama kali digunakan pada awal 1800- an oleh beberapa unit militer untuk melindungi diri terhadap akurasi tembakan yang meningkat pada senjata kala itu. Kamuflase ini lebih ke arah pertahanan diri dari penglihatan visual, meski ada teknologi lagi yang lebih baru dalam mendeteksi keberadaan manusia mengunakan sinar inframerah dan lain sebagainya, namun juga sudah di temukan metode dan kamuflase yang berbeda pula. hal ini lah yang menjadi alasan kenapa militer mengenakan baju loreng. Proses Produksi Sepatu Gambar 3 Proses produksi sepatu Pembuatan Pola Pola sepatu diabuat dengan berbagai cara ada yang sistem copi of last, ada yang sistem geometris. Namun cara copy of last menjadi cara yang sering digunakan karena akurasinya yang lebih baik. Pemotongan Pola Pola dipotong menggunakan alat potong tradisional. Jahit Pola Seluruh material yang telah dipotong mengikuti pola kemudian dijahit mengikuti pola dan standar produksi dengan menggunakan mesin dan juga jahit tangan. Lasting Bagian upper di pasang ke shoe last kemudian dilem dengan insole serta outsole. Pengeleman Sol Insole dijahit dengan upper kemudian outsole dilem dengan insole kemudian seluruh bagian ditekan menggunakan mesin hydrolik. Metode Penelitian Metode yang digunakan dipilih berdasarkan kemampuan peneliti yang juga merupakan metode yang rata-rata digunakan pada industri sepatu di Indonesia maupun luar negeri. Observasi Mencari dan meneliti masalah pada sepatu militer dan produk militer yang ada dari berbagai Inosains Volume 13 Nomor 2, Agustus 2018 104

sumber seperti artikel, internet, buku, gambar, maupun produk sejenis yang memiliki potensi untuk digunakan sebagai referensi atau bahkan dipakai untuk desain produk sepatu ini. Merancang Moodboard Moodboard adalah media panduan desain. Media yang dipakai bisa berupa karton dan papan kayu tipis yang nantinya akan ditempeli gambar, foto-foto, yang memuat suasana, warna, dan tema sehingga terbayang akan seperti apa hasil desain Anda setelahnya. Tujuannya pun menentukan arah sehingga setelahnya pun tidak menyimpang dari arah atau tema tersebut. Brainstorming Brainstorming adalah teknik kreativitas yang mengupayakan pencarian penyelesaian dari suatu masalah tertentu dengan mengumpulkan gagasan secara spontan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan curah pendapat adalah metode (anonim atau tidak, penggunaan komputer, dll.), insentif bagi para peserta, serta hambatan yang mungkin muncul (sifat individu, interaksi sosial, dll.). Developing & Refinement Pada tahap ini seluruh gambar, desain, dan ide dikumpulkan dan dipilah kemudian dikembangkan lagi lebih mendetail dari desain yang ada sehingga terbentuk suatu desain yang lebih rinci dari segi bentuk, fungsi, dan estetika. Desain yang telah dikembangkan pun belum tentu menjadi desain akhir, maka dari itu perlu pengembangan lebih lanjut sampai kepada tahap yang diinginkan oleh pendesain atau sampai pendesain sudah merasa cukup atau puas oleh hasil yang ada. Prototyping Prototyping adalah bentuk awal (purwarupa) atau standar ukuran dari sebuah entitas. Dalam bidang desain, sebuah prototipe dibuat sebelum dikembangkan atau justru dibuat khusus untuk pengembangan sebelum dibuat dalam skala sebenarnya atau sebelum diproduksi secara massal. Dalam desain sepatu ini, prototyping diperlukan untuk mencocokan bentuk sepatu asli dengan gambar 2 dimensi, kemudian dari situ dapat diamati sebelum dilanjutkan ke proses produksi atau harus direvisi ulang dari hasil pengamatan pada purwarupa. 6. Revision Proses ini hampir sama dengan Developing & Refinement. Hanya data yang dikembangkan bisa diambil dari hasil pengamatan dan penelitian pada purwarupa yang telah dibuat. Gambar 4 Purwarupa pertama Gambar 5 Purwarupa ke-2 Production Proses ini melibatkan mesin untuk menjahit bagian upper. Sebelumnya, pola dipotong terlebih dahulu menggunakan alat potong tradisional. Inosains Volume 13 Nomor 2, Agustus 2018 105

Kemudian seluruh bagian upper dijahit mengikuti gambar teknik. Setelah itu seluruh bagian upper yang telah dijahit masuk ke proses lasting. Bagian upper di pasang ke shoe last kemudian dilem dengan insole serta outsole, barulah sepatu masuk ke proses vulcanize, yaitu sepatu dipanaskan pada suhu tertentu senhingga seluruh bagian sol yang telah dilem dapat menyatu dengan bagian upper. Satu tahap terakhir yaitu finishing. bagian sepatu yang sedikit cacat diperbaiki disini sehingga lulus quality control. Quality Control Sepatu yang telah jadi kemudian di uji kelayakannya seperti bagian material, bentuk sepatu, serta pemeriksaan jika terjadi kecacatan. Sepatu dengan kecacatan yang tidak terlalu parah akan diperbaiki sehingga lulus standar quality control. Kesimpulan Hasil desain yang diperoleh dari proses mengkaji, observasi, brainstorming, prototyping, serta berbagai proses mendesain yang telah dilakukan maka diperoleh hasil gambar desain sebagai berikut. Gambar 6 Gambar desain pertama Daftar Pustaka Baju Loreng Militer - Id Survival, http://www.idsurvival.com/2012/07/bajuloreng-militer.html 22/7/2018 Proses Pembuatan Sepatu ( Shoes Manufacture) Pen and Paper, http://student.blog.dinus.ac.id/prillynk/2017/ 10/01/proses-pembuatan-sepatu-shoesmanufacture/ 22/7/2018 Inosains Volume 13 Nomor 2, Agustus 2018 106