KESIAPSIAGAAN TERHADAPI BENCANA GEMPA DAN TSUNAMI (Kampung Koto Nagari Sungai Pisang Kabupaten Pesisir Selatan)

dokumen-dokumen yang mirip
PELATIHAN TEKNIK MITIGASI BENCANA GEMPABUMI BAGI KOMUNITAS SMPN 2 BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. lempeng raksasa, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan

MEMAHAMI PERINGATAN DINI TSUNAMI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. letaknya berada pada pertemuan lempeng Indo Australia dan Euro Asia di

BAB I PENDAHULUAN. strategis secara geografis dimana letaknya berada diantara Australia dan benua Asia

BAB 1 : PENDAHULUAN. Samudera Pasifik yang bergerak kearah barat-barat laut dengan kecepatan sekitar 10

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PELATIHAN TEKNIK PENYELAMATAN DIRI DARI DAMPAK BENCANA ALAM GEMPABUMI BAGI KOMUNITAS SLB B KARNNA MANOHARA YOGYAKARTA

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor alam dan/atau faktor non-alam maupun faktor manusia, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan korban jiwa, kerugian harta benda kerusakan lingkungan,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Bencana adalah sebuah fenomena akibat dari perubahan ekosistem yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berada di tiga lempeng tektonik dunia, yaitu: Lempeng Indo-

BAB I PENDAHULUAN. Kepulauan Indonesia secara geografis terletak di 6 LU - 11 LS dan

BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menempati wilayah zona tektonik tempat pertemuan tiga

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KESIAPSIAGAAN KOMUNITAS SEKOLAH UNTUK MENGANTISIPASI BENCANA ALAM DI KOTA BENGKULU LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA (LIPI), 2006 BENCANA ALAM

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng

BAB 1 : PENDAHULUAN. bumi dan dapat menimbulkan tsunami. Ring of fire ini yang menjelaskan adanya

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Lempeng Euro-Asia dibagian Utara, Lempeng Indo-Australia. dibagian Selatan dan Lempeng Samudera Pasifik dibagian Timur.

BAB I PEDAHULUAN. yang disebabkan, baik oleh faktor alam atau faktor non alam maupun. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 ).

PENGETAHUAN SISWA SMA MTA SURAKARTA KELAS X DAN KELAS XI TERHADAP KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPABUMI ARTIKEL PUBLIKASI. Guna Mencapai Derajat S-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. alam seperti gempa bumi adalah bencana yang terjadi secara tiba-tiba, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-undang nomor 24 tahun 2007). Australia yang bergerak relative ke Utara dengan lempeng Euro-Asia yang

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kerusakan. Gempa bumi adalah getaran atau guncangan bumi yang

BAB I PENDAHULUAN. terletakm pada 3 pertemuan lempeng tektonik dunia, yaitu lempeng Euro-Asia

BAB I PENDAHULUAN. Kota Surakarta merupakan kota dengan wilayah yang berbatasan dengan

Penyebab Tsunami BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Sabuk Gempa Pasifik, atau dikenal juga dengan Cincin Api (Ring

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI DI DESA BERO KECAMATAN TRUCUK KABUPATEN KLATEN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. dan dikepung oleh tiga lempeng utama (Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik),

BAB I PENDAHULUAN. Australia dan Lempeng Pasifik (gambar 1.1). Pertemuan dan pergerakan 3

BAB I P E N D A H U L U A N

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial.

BAB I PENDAHULUAN. hidrologis dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana,

BAB I PENGANTAR. Wilayah Indonesia terletak pada jalur gempa bumi dan gunung berapi

BAB I PENDAHULUAN. empat lempeng raksasa, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Hindia-Australia,

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara geografis, geologis, hidrologis, dan sosio-demografis, Indonesia

Bencana dan Pergeseran Paradigma Penanggulangan Bencana

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2004 yang melanda Aceh dan sekitarnya. Menurut U.S. Geological

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Informasi Umum Pendidikan Bencana Gempabumi di SD

BAB 1 PENDAHULUAN. lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik. Gerakan ketiga

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

BAB 1 PENDAHULUAN. tingkat kepadatan penduduk nomor empat tertinggi di dunia, dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN Posisi Indonesia dalam Kawasan Bencana

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak diantara pertemuan Lempeng Eurasia dibagian utara,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dilintasi lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia dan

MANAJEMEN BENCANA PENGERTIAN - PENGERTIAN. Definisi Bencana (disaster) DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 0 15 cm setiap tahunnya. Lempeng Indo-Australia di bagian selatan

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.1

KERENTANAN DAN KESIAPSIAGAAN DI DESA BAWAK KECAMATAN CAWAS KABUPATEN KLATEN TERHADAP BENCANA BANJIR NASKAH PUBLIKASI

2015 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGURANGAN RESIKO BENCANA GEMPA BUMI DI KOTA BUKITTINGGI

BAB I PENDAHULUAN. Modul tinjauan umum manajemen bencana, UNDRO

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL BAB 7

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KONTIJENSI TSUNAMI PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahaya gempabumi cukup tinggi. Tingginya ancaman gempabumi di Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Indeks Rawan Bencana Indonesia Tahun Sumber: bnpb.go.id,

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 15 TAHUN 2011 TANGGAL : 9 SEPTEMBER 2011 PEDOMAN MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI

BAB I PENDAHULUAN. pada episentrum LU BT (

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah Indonesia merupakan gugusan kepulauan terbesar di dunia.

MITIGASI BENCANA ALAM TSUNAMI BAGI KOMUNITAS SDN 1 LENDAH KULON PROGO. Oleh: Yusman Wiyatmo ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERSEMBAHAN OSEANOGRAFI ITB UNTUK INDONESIA POSEIDON ITB 2012

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan baik oleh faktor alam dan/ faktor non-alam maupun faktor

BAB1 PENDAHULUAN. Krakatau diperkirakan memiliki kekuatan setara 200 megaton TNT, kira-kira

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdasarkan data dunia yang dihimpun oleh WHO, pada 10 dekade terakhir ini,

HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 DAN 6 BANDA ACEH

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang secara geografis terletak di daerah

PENJELASAN ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENANGANAN BENCANA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2010 TENTANG MITIGASI BENCANA DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERKUAT MITIGASI, SADAR EVAKUASI MANDIRI DALAM MENGHADAPI BENCANA TSUNAMI

MITIGASI BENCANA BENCANA :

BUKU SISWA ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan mereka, termasuk pengetahuan bencana longsor lahan.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya tahap pra-bencana. Pentingnya kesiapsiagaan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Bencana alam dapat terjadi secara tiba-tiba maupun melalui proses yang

Faktor penyebab banjir oleh Sutopo (1999) dalam Ramdan (2004) dibedakan menjadi persoalan banjir yang ditimbulkan oleh kondisi dan peristiwa alam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

PENDAHULUAN Latar Belakang

GEMPA BUMI DAN AKTIVITASNYA DI INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan

PERANAN PEMBELAJARAN GEOGRAFI DALAM MEMAHAMI WILAYAH BENCANA DI KOTA BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi geologi Indonesia yang merupakan pertemuan lempeng tektonik

MITIGASI BENCANA TSUNAMI DI KOTA PADANG JURNAL. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1) OKTAVIA

Transkripsi:

KESIAPSIAGAAN TERHADAPI BENCANA GEMPA DAN TSUNAMI (Kampung Koto Nagari Sungai Pisang Kabupaten Pesisir Selatan) Nina Ismayani, Fakultas Ekonomi, Universitas Tamansiswa Padang Nina7ismayani@gmail.com ABSTRAK Kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana gempa dan tsunami sangat membantu masyarakat dalam membentuk dan merencanakan tindakan yang perlu dilakukan ketika terjadinya bencana. Hal tersebut juga merupakan upaya dalam pengurangan risiko bencana yang sangat penting oleh masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana. Pengabdian masyarakat yang dilakukan Kampung Koto Kenagarian Sungai Pinang Kabupaten Pesisir Selatan, daerah ini memiliki resiko bencana geologi gempa bumi serta tsunami. Pengabdian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman masyarakat tentang potensi bencana alam khususnya bencana gempa dan tsunami yang dapat terjadi secara tiba-tiba. Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan selama 2 hari dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana gempa dan tsunami di Kampung Koto Kenagarian Sungai Pinang Kabupaten Pesisir Selatan. Luaran dari kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat mengetahui dan memahami cara penyalematan diri dan mempersiapkan diri dalam menghadapi bencana gempa dan tsunami sehingga terciptalah masyarakat yang cerdas dan sigab dalam menyikapi bencana gempa dan tsunami. Kata Kunci: Bencana, Kesiapsiagaan, Gempa, Tsunami. A. PENDAHUALUAN Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan tiga lempeng yang termasuk lempeng-lempeng tektonik dunia, yaitu lempeng Euro-Asia di bagian Utara, lempeng Indo-Australia di bagian Selatan, lempeng Filipina dan Samudera Pasifik di bagian Timur. Hal tersebut menyebabkan Indonesia memiliki tingkat kerawanan terhadap bencana alam yang tinggi. Bencana alam dapat terjadi secara tiba-tiba atau melalui proses yang berlangsung secara perlahan-lahan. Bencana alam seperti Gempa bumi dan tsunami termasuk bencana yang terjadi secara tiba-tiba. Bencana merupakan peristiwa atau ngkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh 41

faktor alam dan/atau faktor non-alam maupun faktor manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis (Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana). Kesiapsiagaan secara konsepnya merupakan tindakan-tindakan yang memungkin masyarakat, organisasi dan pemerintah untuk mampu menanggapi suatu situasi bencana alam secara cepat dan tepat guna (Hidayai, 2006). Untuk melihat kesiapsiagaan yang dilakukan pada masyarakat dapat kita ketahui dengan memperhatikan 4 (empat) parameternya yaitu: Pengetahuan dan Sikap, Perencanaan Kedaruratan, Sistem Peringatan, dan Mobilisasai Sumber daya (MPBI UNESCO, 2007). Pengetahuan yang dimiliki mayarakat biasanya dapat mempengaruhi sikap dan kepedulian masyarakat untuk siap dan siaga dalam menghadapi dan mengantisipasi bencana, terutama bagi mereka yang bertempat tinggal di daerah pesisir yang rentan terhadap bencana alam seperti gempa dan tsunami. Dari berbagai pengalaman bencana tsunami di Aceh dan Nias, Jogyakarta serta berbagai bencana yang terjadi di berbagai daerah lainnya member pelajaran yang sangat berarti akan pentingnya pengetahuan tentang bencana alam. Pengetahuan juga menjadi dasar untuk melakukan aktivitas yang benar dalam mengantisipasi datangnya bencana (LIPI- UNESCO/ISDR, 2006). Kampung Koto Kenagarian Sungai Pinang Kabupaten Pesisir Selatan merupakan bagian daerah perairan barat Sumatera yang memiliki kondisi tektonik aktif, karena merupakan bagian dari pertemuan antara Lempeng Indo-Australia dengan Lempeng Eurasia yang dicirikan oleh kegempaan aktif. Artinya daerah ini memiliki resiko bencana geologi gempa bumi serta tsunami. Untuk mengurangi resiko bila terjadi bencana geologi tersebut maka perlu diberikan penyuluhan tindakan masyarakat di Kampung Koto Kenagarian Sungai Pinang Kabupaten Pesisir Selatan. Pemahaman terhadap kesiapsiagaa meupakan wujud respon apabila terjadi bencana gempa dan tsunami, sehingga timbul kesadaran masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan maupun keterampilan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana gempa dan tsunami. Oleh karena itu penyuluhan ini diharapkan dapat memberikan informasi pengetahuan dan sikap, 42

perencanaan kedaruratan kepada masyarakat terhadap bencana gempa dan tsunami di Kampung Koto Kenagarian Sungai Pinang Kabupaten Pesisir Selatan. B. METODE PELAKSANAAN Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan selama 2 hari yaitu dilakukan pada tanggal 20-21 Oktober 2018 bertempat di Kampung Koto Kenagarian Sungai Pinang Kabupaten Pesisir Selatan. Metode yang digunakan dilapangan adalah penyuluhan kepada masyarakat Kampung Koto Kenagarian Sungai Pinang Kabupaten Pesisir Selatan dengan sharing dan diskusi yang langsung disampaikan kepada masyarakat. C. HASIL DAN PEMBAHASAN Penyuluhann ini telah dilakukan pada tanggal 20-21 Oktober 2018 bertempat di Kampung Koto Kenagarian Sungai Pinang Kabupaten Pesisir Selatan. Dalam penyuluhan ini kita bisa menanamkan kesiapsiagaan kepada masyarakat untuk mengetahui bagaimana pengetahuan dan sikap, perencanaan kedaruratan dalam penanggulangan bencana gempa dan tsunami, kemudian mereka menyebarluaskan kepada keluarga dan lingkungannya. Penanaman pengetahuan penanggulangan bencana sejak dini sangat diperlukan agar kesiapsiagaan masyarakat dapat semakin tinggi. Namun usaha ini untuk lebih maksimal maka perlu ada kerjasamadengan pemerintah. Pemerintah merupakan stakeholder yang memiliki kapasitas dalam menentukan kebijakan tentang kesiapsiagaan bencana kepada masyarakatnya, penyelenggaraan dalam penanggulangan bencana yang dilakukan diantaranya termasuk kesiapsiagaan. Kesiapsiagaan dalam bencana gempa bumi dan tsunami dilaksanakan untuk memastikan terlaksananya tindakan yang cepat dan tepat pada saat terjadi bencana, dalam rencana penanggulangan bencana gempa dan tsunami kesiapsiagaan merupakan pilihan tindakan dalam penanggulangan bencana setelah dilakukan analisis kemungkinan dampak bencana. Kesiapsiagaan dilaksanakan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana, guna menghindari jatuhnya korban jiwa, baik kerugian harta benda dan berubahnya tata kehidupan masyarakat. Ada 3 bentuk kesiapsiagaan yang dapat dilakukan diantaranya: 1. Memiliki rencana darurat keluarga, meliputi; a. Memahami bahaya serta ancaman bencana yang ada di sekitar ketika bencana terjadi 43

b. Memperhatikan tempat/ lokasi yang bisa menjadi titik kumpul atau pertemuan jika terjadi bencana c. Memiliki nomor telpon penting seperti telpon Rumah Sakit, Damkar, Polisi, TNI, dll d. Mengetahui jalur evakuasi penyelamatan e. Mengetahui titik tempat aman di dalam ruangan atau gedung f. Menegtahi lokasi untuk mematikan komporgas, air, listrik serta benda-benda yang beresiko 2. Selalu menyediakan dan menyimpan 10 benda yang akan dibutuhkan saat bencana, meliputi; a. Menyiapkan air minum untuk kebutuhan 3-10 hari b. Menyiapkan makanan untuk kebutuhan 3-10 hari c. Menyimpan obat P3K d. Menyiapkan obat-obatan untuk penyakit tertentu e. Menyiapkan lampu senter beserta batrainya f. Menyiapkan radio beserta batrainya g. Menyiapkan uang dan dokumen penting lainnya h. Menyiapkan pakaian, jaket, sepatu dan barang- barang lain yang dibutuhkan i. Menyiapkan peralatan tertentu yang membantu saat bencana seperti; masker, pisau, korek api, pelindung kepala, dll j. Menyiapkan pembersih higienis seperti; tisu basah dan hand sanitaizer 3. Menyimak serta mendengarkan informasi dari berbagai media seperti; radio, televise, media online maupun sumber media yang resmi Hasil dari pengabdian masyarakat di Kampung Koto Kenagarian Sungai Pinang Kabupaten Pesisir Selatan menunjukan bahwa sebelum dilakukannya penyuluhan, pengetahuan masyarakat terhadap kesiapsiagaan bencana gempa dan tsunami masih minim. Kemudian, setelah dilakukannya penyuluhan maka tampak ada peningkatan pemahaman masyarakat tentang kesiapsiagaan bencana tersebut. Hal tersebut terlihat dari munculnya rasa antusias dan keinginan untuk melaksanakan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menghadapi bencana minsalnya misalnya pengetahuan dan sikap, perencanaan kedaruratan, agar mengurangi resiko bencana jika gempa dan tsunami sewaktu-waktu terjadi. 44

Berikut ini dokumentasi kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan pada tanggal 20-21 Oktober 2018 bertempat di Kampung Koto Kenagarian Sungai Pinang Kabupaten Pesisir Selatan dan dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Gambar 1. Penyampaian materi penyuluhan kepada masyarakat Kampung Koto Kenagarian Sungai Pinang Kabupaten Pesisir Selatan dan penandatangan surat izin pengabdian yang diketahui oleh Bapak Wali Nagari 45

Gambar 2. Foto bersama setelah penyampaian materi penyuluhan kepada masyarakat Kampung Koto Kenagarian Sungai Pinang Kabupaten Pesisir Selatan dan penandatangan surat izin pengabdian yang diketahui oleh Bapak Wali Nagari D. PENUTUP Kegiatan Pengabdian masyarakat dengan penyuluhan langsung kepada masyarakat tentang Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Menghadapi Bencana Gempa dan Tsunami di Kampung Koto Kenagarian Sungai Pisang Kabupaten Pesisir Selatan secara umum, program yang dilaksanakan tepat sasaran. Namun usaha ini untuk lebih maksimal maka perlu ada kerjasamadengan pemerintah. Pemerintah merupakan stakeholder yang memiliki kapasitas dalam menentukan kebijakan tentang kesiapsiagaan bencana kepada masyarakatnya. 46

DAFTAR PUSTAKA Anomin. 2007. Undang undang No 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Amunidin. 2013. Mitigasi dan Kesiapsiagaan Bencana Alam. Bandung: Angkasa Bandung Hidayati, B. 2011. Bencana Mengancam Indonesia. Jakarta: Kompas Media Nusantara. Hidayati, dkk. 2006. Kajian Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Menghadapi Bencana. LIPI-UNESCO/ISDR. LIPI-UNESCO/ISDR. 2006. Kajian Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Mengantisipasi Bencana Gempa Bumi dan Tsunami. Jakarta. Purnomo, Hadi dan Ronny Sugiantoro. 2010. Manajemen Bencana Respond dan Tindakan Terhadap Bencana. Yogyakarta: Media Presindo Sopaheulawan, Jan. 2006. Kajian Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Mengantisipasi Bencana Gempa Bumi dan Tsunami. Jakarta. LIPI-UNESCO/ISDR 47