BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era perekonomian global saat ini menuntut perusahaan untuk dapat mengikuti perubahan yang terjadi dalam berbagai bidang, terutama bidang yang berhubungan dengan keunggulan bersaing. Keunggulan bersaing dapat diperoleh dengan menerapkan strategi yang tidak mudah diikuti oleh pesaing. Tujuan perusahaan tidak hanya sekedar mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya tetapi juga memberikan kesejahteraan bagi lingkungannya, dan untuk mencapai tujuannya tersebut, perusahaan perlu menerapkan strategi yang tepat. Dalam suatu perusahaan, laporan keuangan memiliki peran dan fungsi yang sangat penting. Manajemen bertanggung jawab untuk melaporkan hasil kegiatan operasional perusahaan dan posisi keuangan perusahaan kepada stakeholder melalui laporan keuangan. Laporan keuangan yang dibuat perusahaan harus handal dan mencerminkan kondisi keuangan digunakan oleh para stakeholder dalam mengambil keputusan ekonomi sehingga seluruh informasi yang terdapat dalam laporan keuangan harus dapat dipercaya. Untuk memenuhi ekspektasi stakeholder, maka perusahaan akan menggunakan jasa auditor yang memberikan kualitas audit yang memadai dalam pemerikasaan laporan keuangan. Saat ini transparansi dan kualitas informasi keuangan merupakan dasar investor, kreditor, dan pengguna lainnya dalam pengambilan keputusan selain itu juga memerlukan seorang komite audit.
Komite Audit adalah sekelompok orang yang dipilih oleh kelompok yang lebih besar untuk mengerjakan pekerjaan tertentu atau untuk melakukan tugas-tugas khusus atau sejumlah anggota Dewan Komisaris perusahaan klien yang bertanggungjawab untuk membantu auditor dalam mempertahankan independensinya dari manajemen. (Hiro Tugiman 1995, 8) Kompetensi komite audit adalah sebagai aspek-aspek pribadi dari seorang pekerja yang memungkinkan dia untuk mencapai kinerja superior. (Kamus Kompetensi LOMA 1998) dalam Lasmahadi (2002) dalam Alim (2007 : 6). Kompetensi adalah karakteristik - karakteristik yang mendasari individu untuk melakukan suatu pekerjaan superior (Susanto 2000) dalam Alim (2007 : 6). Aktivitas komite audit adalah pelaksanaan tugas melakukan pertemuan secara formal antar anggota komite, dewan komisaris, dewan direksi, maupun auditor eksternal. Pertemuan formal komite audit merupakan hal penting bagi kesuksesan kinerja komite audit. (Ni Wayan Rustiarini, 10) Kualitas audit sebagai probabilitas seorang auditor untuk menemukan dan melaporkan suatu kecurangan dalam sistem akuntansi kliennya, dan kemampuan untuk menemukan adanya kecurangan dan melaporkannya tergantung dari kemampuan teknis dan independensi auditor. Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) menjadi proksi atau indikator utama dalam menilai kualitas audit. De Angelo (1981) dalam Darwin (2012 : 23) Porter (1991) yang dikutip dalam Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia (Wardhani, 2007:96) menyatakan bahwa sukses atau gagalnya suatu perusahaan kemungkinan
disebabkan oleh strategi yang diterapkan oleh perusahaan. Kesuksesan suatu perusahaan banyak ditentukan oleh karakteristik strategis dan manajerial perusahaan tersebut. Corporate governance didefinisikan sebagai seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditor, pemerintah, karyawan, serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan (Forum for Corporate Governance in Indonesia). Good Corporate Governance merupakan suatu sistem yang dapat membantu terciptanya hubungan yang selaras, kondusif, dan dapat dipertanggungjawabkan. GCG pada dasarnya merupakan suatu sistem (input, proses, output) dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders) terutama dalam arti sempit hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi demi tercpainya tujuan perusahaan (Moh.Wahyudin, 2008:36) Belakangan ini, istilah corporate governance semakin populer. Hal ini disebabkan Adanya kebangkrutan yang terjadi pada perusahaan-perusahaan besar seperti Enron, Tyco, Xeroc dan WorldCom merupakan suatu tantangan dalam mengimplementasikan good corporate governance. Meskipun perusahaan tersebut telah diaudit oleh kantor akuntan publik berkualitas namun belum bisa menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki kualitas audit yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa nama besar suatu kantor akuntan publik tidak cukup untuk menjamin kualitas audit yang dilakukan. De Angelo dalam Darwin (2012) mendefinisikan kualitas audit sebagai probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi
kliennya. Probabilitas penemuan suatu pelanggaran tergantung pada kemampuan teknikal auditor dan independensi auditor tersebut. Oleh karena itu diperlukan komite yang dapat menjaga sistem pengendalian internal yang memadai serta melakukan monitoring kinerja auditor eksternal untuk mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik. Sehubungan dengan tata kelola perusahaan yang baik, komite auditmerupakansalah satu bagian dari mekanisme tata kelola perusahaan dalam melakukan pengendalian internal. Komite audit ini dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan pemeriksaan atau penelitian yang dianggap perlu terhadap pelaksanaan fungsi direksi dalam melaksanakan tugas penting berkaitan dengan sistem pelaporan keuangan. Anggota komite audit diharuskan memiliki keahlian yang memadai. Komite audit ini memiliki kewenangan dan fasilitas untuk mengakses data perusahaan. Keberhasilan komite audit dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab tentunya dipengaruhi oleh berbagai keragaman sumber daya anggota komite audit. Keragaman atau variasi tersebut dapat dilihat dari berbagai aspek seperti gender, usia, etnis atau ras, budaya, agama, daerah atau negara, latar belakang pendidikan, pengetahuan, kecakapan teknis dan keahlian, pengalaman dalam bisnis dan industri, karir dan pengalaman kerja. Selain adanya berbagai karakteristik dan kompetensi, kinerja komite audit juga tidak bisa terlepas dari aktivitas yang dilakukan oleh anggota komite audit yaitu jumlah pertemuan yang dilakukan oleh anggota komite dalam setiap tahunnya serta komitmen waktu yang dimiliki oleh anggota komite audit perusahaan. Adanya berbagai perbedaan karakteristik dalam komite audit merupakan suatu keunggulan kompetitif yang dipandang mampu menghasilkan strategi perusahaan yang lebih baik.
Penelitian Ni Wayan Rustiarini yang berjudul komite audit dan kualitas audit : kajian berdasarkan karakteristik, kompetensi, dan aktivitas komite audit, menggunakan 9variabel independen yaitu gender, kebangasaan, usia, independensi, tingkat pendidikan, keahlian bidang akuntansi dan keuangan, pengalaman kerja, kompetensi, dan komitmen waktu, dan variabel dependen kualitas audit pada perusahan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 2011 hasil penelitian nya berhasil membuktikan bahwa gender, kebangsaan dan tingkat pendidikan dapat mengurangi tingkat akrual yang berarti meningkatkan kualitas audit, dan variabel lainnya seperti independensi, komitmen waktu, keahlian bidang akuntansi dan keuangan dan pengalaman belum bisa mengurangi tingkat akrual, sedangkan penelitian ini menggunakan 4 variabel independen yaitu gender, usia, tingkat pendidikan, dan jumlah pertemuan dan menggunakan variabel dependen kualitas audit pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 2013.Selain itu, peneliti juga menggunakan variabel kontrol yaitu ukuran komite audit untuk mengendalikan pengaruh variabel-variabel lain. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul "Pengaruh Karakteristik Komite Audit, Kompetensi Komite Audit, Dan Aktivitas Komite Audit Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di BEI". 1.2. Perumusan Masalah 1. Apakah UsiaDalam Komite Audit berpengaruh terhadap Akrual Lancar? 2. Apakah Gender Dalam Komite Audit berpengaruh terhadap Akrual Lancar 3. Apakah Tingkat Pendidikan Komite Audit berpengaruh terhadap Akrual Lancar?
4. Apakah Jumlah Pertemuan Dalam Komite Audit berpengaruh terhadap Akrual Lancar? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui apakah usia dalam komite audit berpengaruh terhadap akrual lancar pada perushaan property dan real estate yang terdaftar di BEI. 2. Mengetahui apakah gender dalam komite audit berpengaruh terhadap akrual lancar pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI 3. Mengetahui apakah tingkat pendidikan dalam komite audit berpengaruh terhadap akrual lancar pada perushaan property dan real estate yang terdaftar di BEI 4. Mengetahui apakah jumlah pertemuan dalam komite audit berpengaruh terhadap akrual lancar pada perushaan property dan real estate yang terdaftar di BEI 1.3.2 Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis, untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis khususnya tentang faktor faktor yang mempengaruhi kualitas audit. 2. Bagi Auditor, untuk menambah wawasan auditor mengenai faktor faktor yang mempengaruhi kualitas audit serta membantu auditor agar dapat
menghindari faktor faktor tersebut untuk menjaga kualitas audit yang mereka hasilkan. 3. Bagi Manajemen Perusahaan, untuk lebih teliti memilih auditor yang akan digunakan dalam mengaudit laporan keuangan perusahaan agar laporan audit yang dihasilkan merupakan laporan audit yang berkualitas serta dapat dipercaya oleh masyarakat dan para investor. 4. Bagi Bidang Akademik, dapat memberikasn kontribusi pada perkembangan teori akuntansi terutama yang berkaitan dengan kualitas audit. 5. Bagi Peneliti Selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi didalam melakukan penelitian sejenis serta menambah pengetahuan dan memberikan gambaran dan bukti empiris mengenai kualitas audit dan faktor faktor yang mempengaruhinya, sehingga nantinya hasil yang diperoleh lebih baik dan dapat diterapkan.