BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sesuatu hal yang subjektif Namun, kualitas hidup dapat dijadikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dengan prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar 25,8%. Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di

BAB I PENDAHULUAN. kearah perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kesehatan yang baik merupakan suatu kondisi dimana tidak hanya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lebih dari delapan dekade terakhir. Hipertensi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang menuju masyarakat industri. Perubahan kearah. pada gilirannya dapat memacu terjadinya perubahan pola penyakit.

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dua aspek, yakni kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini kesehatan semakin menjadi perhatian luas diseluruh

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, karena dalam jangka panjang peningkatan tekanan darah yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hipertensi saat ini masih menjadi masalah utama di dunia. Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung,

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan kesempatan untuk melewati masa ini. tahun 2014, jumlah lansia di Provinsi Jawa Tengah meningkat

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

1

LAPORAN RESUME ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Bpk. A DENGAN HIPERTENSI DI RW 13 KELURAHAN BARANANG SIANG BOGOR TIMUR

populasi yang rentan atau vulnerable sebagai akibat terpajan risiko atau akibat buruk dari masalah kesehatan dari keseluruhan populasi (Stanhope dan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2011, pada tahun UHH adalah 66,4

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari 90 mmhg (World Health Organization, 2013). Penyakit ini sering

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi bisa diumpamakan seperti pohon yang terus. Hipertensi yang didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik (SBP, 140

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia lanjut merupakan tahap akhir kehidupan manusia. Seseorang pada

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: STROKE HEMORAGIK DI ICU RSUI KUSTATI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan terdapat 7,5 juta kematian atau sekitar 12,8% dari seluruh total

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. adalah hipertensi. Dampak ini juga diperjelas oleh pernyataan World Health

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BAB I PENDAHULUAN. dinding pembuluh darah dan merupakan salah satu tanda-tanda vital yang utama.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar belakang. Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh pembuluh dimana akan membawa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih tinggi dari pada populasi lansia di dunia setelah tahun 2010 (Infodatin,

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang. ditemukan pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

Abstrak. Anih Kurnia, M.Kep., Ners Program Studi D III Keperawatan STIKes BTH Tasikmalaya

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan masyarakat menyebabkan meningkatnya Umur Harapan Hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran / polusi

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. kasus yang belum terselesaikan. Disisi lain juga telah terjadi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak ditemukan di Indonesia maupun di dunia. Penderita hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit saat ini telah mengalami perubahan yaitu adanya transisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. darah sistolik (TDS) maupun tekanan darah diastolik (TDD)

BAB I PENDAHULUAN. Kajian epidemiologi menunjukkan bahwa ada berbagai kondisi yang. non modifiable yang merupakan konsekuensi genetik yang tak dapat

BAB I PENDAHULUAN. (2014), mencatat dalam World Health Statistics Indonesia. meningkatnya tekanan darah sistolik diatas 140 mmhg dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jumpai. Peningkatan tekanan arteri dapat mengakibatkan perubahan patologis

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak terdeteksi meskipun sudah bertahun-tahun. Hipertensi dapat

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. tanpa gejala, sehingga disebut sebagai Silent Killer (pembunuh terselubung).

BAB I LATAR BELAKANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

BAB I PENDAHULUAN. Asia, khususnya di Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah hipertensi. Hipertensi adalah keadaan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana

BAB I PENDAHULUAN. terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas hidup tidak dapat didefinisikan dengan pasti karena kualitas hidup merupakan sesuatu hal yang subjektif Namun, kualitas hidup dapat dijadikan aspek untuk menggambarkan kondisi kesehatan seseorang (Larasati, 2012). Secara umum kualitas hidup adalah kualitas yang dirasakan dalam kehidupan sehari-hari individu, yaitu suatu penilaian atas kesejahteraan mereka atau ketiadaannya. Hal ini mencakup seluruh aspek emosi, sosial, dan fisik dalam kehidupan individu. Dalam perawatan kesehatan kualitas hidup terkait kesehatan merupakan suatu penilaian tentang bagaimana kesejahteraan individu seiring berjalannya waktu mungkin terpengaruh oleh penyakit, disabilitas dan kelainan (Wikipedia, 2016). Dari segi kesehatan kualitas hidup dapat diartikan sama dengan keadaan kesehatan, fungsi fisik tubuh, status kesehatan subjektif, persepsi mengenai kesehatan, kognisi individu, ketidakmampuan fungsional, gangguan psikiatri dan kesejahteraan (Edesia, 2008). Kualitas merupakan alat ukur untuk menilai keberhasilan tindakan pelayanan kesehatan disamping morbiditas, mortalitas, fertilitas dan kecacatan. Kualitas hidup harusnya diperhatikan bagi para profesional kesehatan karena dapat menjadi acuan keberhasilan dari suatu tindakan intervensi atau terapi (Khodijah, 2014). Maka peran pelayan keperawatan sangat dibutuhkan dengan tujuan untuk memberikan bantuan kemandirian kepada klien dalam memenuhi kebutuhn dasar dan meningkatkan 1

2 status kesehatan dengan maksimal, mencegahan sakit serta meningkatan kesehatan (Nisya, 2014). Kendala kesehatan masyarakat saat ini adalah ketidakseimbangan dari empat faktor dari pemenuhan kualitas hidup yaitu emosi, sosial, fisik dan lingkungan. Salah satu contoh kejadian kasus adalah hipertensi. Hipertensi atau biasa lebih dikenal dengan tekanan darah tinggi merupakan suatu peningkatan tekanan darah pada pembuluh arteri yang mengangkut darah dari jantung dan memompa ke seluruh jaringan dan organ tubuh secara terus menerus lebih dari satu periode (Irianto, 2014). Dapat dikatakan hipertensi atau tekanan darah tinggi persisten dimana tekanan darah sistolik diatas 140 mmhg dan tekanan diastolik diatas 90 mmhg (Syamsudin, 2011). Hipertensi mempengaruhi kualitas hidup penderita yang membutuhkan terapi yang cukup lama serta komplikasi penyakit, sehingga berdampak pada penurunan kualitas hidup dalam aspek fisik, psikologis dan sosial. Hipertensi yang tidak diobati dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan komplikasi seperti, stroke, seragan jantung, gagal jantung dan merupakan penyebab utama gagal ginjal kronik (Novian, 2013). Peningkatan tekanan darah yang berangsur lama (resisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (penyebab stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapatkan pengobatan yang memadai. Banyak pasien hipertensi dengan tekanan darah tinggi tidak terkontrol dan jumlahnya terus meningkat (Kemenkes RI, 2014). Kondisi ini dapat mempengaruhi kualitas hidup penderita hipertensi.

3 World Health Organisasion (WHO) tahun 2013, menyatakan bahwa penyakit kardiovaskuler secara global mencapai sekitar 17 juta kematian pertahun, sepertiga dari jumlah ini yang mengalami komplikasi hipertensi mencapai 9,4 juta pertahun. Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang cukup serius mempengaruhi sebagian besar populasi di seluruh dunia. Di Indonesia hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan dengan prevelensi yang tinggi yaitu sebesar 25,8%. Institut Nasional Jantung, Paru dan Darah memperkirakan separuh orang yang menderita hipertensi tidak sadar akan kondisinya. Begitu penyakit ini diderita, tekanan darah pasien harus dipantau dengan interval teratur karena hipertensi merupakan kondisi seumur hidup. Sekitar 20% populasi dewasa mengalami hipertensi, lebih dari 90% di antara mereka menderita hipertensi essensial, dimana tidak dapat ditentukan penyebab medisnya ( Smeltzer & Bare, 2002). Hipertensi merupakan silent killer gejalanya dapat bervariasi tergantung pada setiap individu dan gejalanya hampir sama seperti penyakit lainya. Gejalanya adalah sakit kepala atau rasa berat di tengkuk, pusing (vertigo), jantung berdebar-debar, mudah lelah, penglihatan kabur telinga berdenging (tinnitus), dan mimisan (Kemenkes RI,2014). Menurut data sample regristrasion system (SRS) Indonesia tahun 2014, hipertensi dengan komplikasi (5,3%) merupakan penyebab kematian terbesar kelima di semua umur dan sebagian besar penderita tidak menyadarinya. Sedangkan di Surakarta hipertensi merupakan peringkat pertama jika dilihat dari 10 besar penyakit tidak menular. Kasus yang ditemukan pada tahun 2016 dari laporan Puskesmas sebanyak 59.028 kasus (Hipertensi essensial). Terjadi

4 peningkatan jika dibandingkan dengan jumlah kasus pada tahun 2015 sebanyak 52.637 kasus. Di Desa Pajang terdapat jumlah penduduk yang berusia mulai dari 18 tahun sebanyak 35.098 orang. Data dari Puskesmas Pajang telah dilakukan pengukuran tekanan darah pada laki-laki maupun perempuan sebanyak 1.755 orang atau 5% dari penduduk keseluruhan. Hasil dari pengukuran tekanan darah tersebut di dapatkan 1.391 orang (79,26% dari jumlah penduduk yang telah dilakukan pengukuran tekanan darah) dengan jumlah lakilaki 428 orang (30,76%) dan jumlah perempuan 963 orang (69,23%) menderita hipertensi (Profil Kesehatan kota Surakarta, 2016). Peran perawat komunitas diharapkan dapat memberikan dukungan peran serta masyarakat secara aktif dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan pada individu, keluarga, kelompok, serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Wahit & Nurul, 2009). Pelayanan keperawatan profesional ini ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesejahteraan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, juga melibatkan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan.

5 Penelitian yang dilakukan Trevisol et. al, (2011) menyatakan bahwa individu penderita hipertensi memiliki kualitas hidup lebih rendah dibandingkan individu dengan keadaan normotensi. Individu yang menjalani pengobatan yang rutin juga dilaporkan memiliki kualitas hidup yang tinggi dibandingkan individu yang bertekanan darah tinggi tidak terkontrol. Kualitas hidup yang buruk merupakan komplikasi ditambah dengan kondisi komorbiditas hipertensi, diabetes melitus, penyakit ginjal, jantung, depresi dan lainnya (Khaw, Hassan & Latiffah, 2011). Penderita hipertensi yang cenderung berdampak pada penurunan status kesehatan secara umum. Kesehatan memiliki kontribusi dalam kondisi kualitas hidup seseorang. B. Rumusan Masalah Di Indonesia hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan dengan prevelensi yang tinggi. Banyak pasien hipertensi dengan tekanan darah tinggi tidak terkontrol dan jumlahnya terus meningkat. Hipertensi dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien yang membutuhkan terapi yang lama dan dapat menimbulkan komplikasi penyakit karena hipertensi merupakan kondisi seumur hidup yang harus di pantau dan di kontrol kondisinya. Berdasarkan pertimbangan tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang gambaran kualitas hidup penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Pajang Surakarta C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum : Mendapatkan gambaran secara jelas tentang kualitas hidup pasien hipertensi di komunitas wilayah kerja Puskesmas Pajang

6 2. Tujuan khusus a. Mengetahui gambaran kualitas hidup berdasarkan umur penderita hipertensi. b. Mengetahui gambaran kualitas hidup berdasarkan jenis kelamin penderita hipertensi. c. Mengetahui gambaran kualitas hidup berdasarkan status pekerjaan penderita hipertensi. d. Mengetahui gambaran kualitas hidup berdasarkan riwayat pendidikan penderita hipertensi. e. Mengetahui gambaran kualitas hidup berdasarkan pendapatan perbulan penderita hipertensi. D. Manfaat Penelitian Beberapa manfaat dari penelitin ini adalah : 1. Manfaat teoritis Penelitian ini di harapkan dapat memberikan pengalaman, pengetahuan, dan pembelajaran serta sebagai sarana pengaplikasian teori di lapangan pada peneliti selanjutnya khusunya pada penelitian mengenai kualitas hidup penderita hipertensi di komunitas. 2. Manfaat praktis a. Bagi pasien sebagai informasi dan menambah pengetahuan pada pasien serta sebagai penatalaksanaan diet hipertensi yang baik. b. Bagi tenaga kesehatan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan peningkatan terhadap kualitas asuhan keperawatan khususnya di

7 keperawatan komunitas mengenai gambaran kualitas hidup penderita hipertensi dikomunitas. c. Bagi masyarakat dapat di gunakan masyarakat untuk mendukung usaha peningkatan kesehatan khususnya dalam penanganan hipertensi dengan adanya dukungan keluarga untuk menciptakan kualitas hidup yang baik pada penderita hipertensi. E. Keaslian Penelitian Penelitian serupa yang pernah diteliti sebelumnya, antara lain: 1. Ha N T, Duy HT, Le NH, Khanal V, Moorin R. (2014) Quality Of Life Among People Living With Hipertension In Rural Vietnam Community. Penelitian ini menggunakan statistik deskriptif untuk menguji nilai rata-rata kualitas hidup. Hasil dari penelitian menyebutkan bahwa skor kepuasan tertinggi ditemukan di domain hubungan sosial sedangkan skor rata-rata rendah ditemukan pada domain psikologis. Secara keseluruhan kualitas hidup masyarakat pedesaan yang ada di selatan Vietnam adalah moderate di semua domain, kecuali untuk kesehatan psikologis yang terbilang rendah. Aktifitas fisik dan status perkawinan adalah faktor independen penting yang mempengaruhi semua domain. Usia yang lebih tua dikaitkan dengan kualitas hidup yang rendah, baik kesehatan fisik maupun psikologis. Wanita dengan hipertensi memiliki tingkat kepuasan yang lebih rendah secara kesehatan psikologis dibandingkan dengan laki-laki. Kehadiran co-morbiditas pada pasien hipertensi adalah masalah kesehatan penting yang dapat mempengaruhi kepuasan dan kesehatan fisik mereka.

8 2. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Castro & Coutinho (2012), dengan judul The Quality of Life of Patients With Hypertension, Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menilai kualitas hidup yang berkaitan dengan kesehatan dan faktor risiko untuk pasien dengan hipertensi yang berpartisipasi dalam kelompok Kelompok Kesehatan ComViva dan tujuan khususnya adalah untuk menentukan keterlibatan penyakit pada kualitas hidup pasien dengan hipertensi, untuk mengurutkan faktor utama yang berkontribusi terhadap ketidakpatuhan terhadap pengobatan dan pencegahan hipertensi dan untuk menentukan karakteristik epidemiologi pasien dengan hipertensi. Hasil mengenai gangguan penyakit pada kualitas hidup, penyakit tidak ikut campur dalam hal kualitas hidup dan diasumsikan penyakit tidak mengganggu hanya dalam kualitas hidup, tetapi juga dalam kegiatan sehari-hari mereka, namun banyak juga yang menunjukkan bahwa penyakit ketika dikontrol tidak mengganggu dalam segala hal, penderita dapat menjalani hidupnya secara normal. 3. Supratman, Kido T, Tsukasaki K, Omote S, Okamono R, Sakakibara C, et. al (2014) Physical activity and quality of life among community-dwelling older people in Indonesia: an intervention study. Penelitian ini menunjukkan bahwa program aktivitas fisik berbasis komunitas meningkatkan kualitas hidup pada lansia, ada peningkatan yang signifikan pada kesehatan fisik dan kualitas hidup yang berpengaruh karena adanya intervensi aktivitas fisik di Indonesia.Tujuan dari penelitian ini untuk mengevaluasi pentingnya aktivitas fisik dalam hal meningkatkan kualitas hidup di antara para lansia. Program aktivitas fisik telah

9 terbukti bermanfaat dalam mempertahankan status kesehatan lansia dan penting dalam mendukung kualitas hidup. Ditemukan bahwa lansia yang berpartipasi dalam komunitas yang mengikuti program aktifitas fisik yang dilakukan dua kali dalam seminggu didapati kualitas hidup mereka lebih tinggi mengalami perbaikan dalam domain kesehatan fisik, psikologis dan hubungan sosial kecuali domain lingkungan daripada mereka yang tidak terlibat aktifitas fisik. 4. Rosyana & Sudhana (2013), Gambaran Kualitas Hidup Pada Lansia dengan Normotensi dan Hipertensi di Wilayah Kerja Gianyar I Periode bulan November 2013. Rancangan penelitian ini adalah studi potong lintang dekriptif untuk melihat gambaran kualitas hidup lansia yang mengalami normotensi dan hipertensi. Hasil penelitian menyebutkan kualits fisik lansia buruk (62,1%), kualitis psikologis buruk (70,4%), kualitas sosial baik (51,7%), dan kualtas lingkungan baik (60,3%). Kualitas hidup lansia secara umum baik pada normotensi (51,7%), buruk pada hipertensi (66,7%). Kualitas hidup buruk pada normotensi (67,9%), buruk pada hipertensi (73,3%). Kualitas personal sosial baik dan buruk dalam jumlah yang sama pada normotensi (50,0%), baik pada hipertensi (53,3%). Kualitas lingkungan baik pada normotensi (57,1%), baik pada hipertensi (63,3%). Kesimpulan dalam penelitian ini pada kualitas hidup lansia hipertensi lebih buruk dari pada normotensi.