BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat melangsungkan pelayanan serta dapat meningkatkan prestasi rumah sakit.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan di berbagai instansi kesehatan dengan dukungan dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Sarana pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. penting dan sangat melekat dengan kegiatan pelayanan, sehingga ada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bersifat mutlak. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan zaman yang begitu pesat, diera globalisaasi

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan. lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis yang

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djojosoegito dalam Hatta (2008) rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. satu faktor pendukung terpenting. Di dalam Permenkes RI Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan upaya bangsa Indonesia untuk

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki peran sangat strategis dalam upaya mempercepat. peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia (Hatta, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No. 44 tahun 2009 Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis, sarana pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis. profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan institusi yang memiliki fungsi utama memberikan

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh pemerintah. Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknik dinas

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan umum di bidang kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemberian pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai sebuah pelayanan yang baik bagi pasien. sesuai dengan klasifikasi yang diberlakukan di Indonesia (ICD-10) tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. Rekam medis mempunyai peran yang dominan dalam proses pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat. untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN. medis lainnya. Sedangkan menurut American Hospital Assosiation rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan yang dinamis dan mempunyai fungsi utama melayani

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran dan kedokteran gigi. Salah satu fasilitas pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

BAB I : PENDAHULUAN. setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktek kedokteran wajib membuat

BAB I PENDAHULUAN. (IPTEK) yang ditemukan seperti berbagai peralatan canggih dibidang

BAB I PENDAHULUAN. puskesmas. Menurut Permenkes RI Nomor 75 tahun 2014 tentang. Pusat Kesehatan Masyarakat, Pusat Kesehatan Masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. kepada pasien termasuk kualitas pendokumentasian rekam medis. memelihara rekam medis pasiennya. Menurut Hatta (2012), rekam medis

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era perdagangan bebas dunia yang dimulai dengan Asean Free Trade

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rekam medis merupakan berkas yang berisikan informasi tentang

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai pusat rujukan dan merupakan pusat alih pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang terus mengalami perkembangan adalah rumah sakit.rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang bermutu dan memperoleh penghasilan yang cukup untuk dapat

HUBUNGAN ANTARA CODER (DOKTER DAN PERAWAT) DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS BERDASARKAN ICD-10 DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Rekam medis harus memuat informasi yang cukup dan akurat tentang identitas

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. rawat jalan, dan gawat darurat. Setiap rumah sakit dalam memberikan. KARS Oleh karena itu, untuk menunjang tercapainya tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki derajat kesehatan yang optimal, adil dan. berkesinambungan diseluruh wilayah Republik Indonesia.

HUBUNGAN KUALIFIKASI PETUGAS PENERIMAAN PASIEN BARU RAWAT JALAN DALAM KUALITAS PELAYANAN DI RS BETHESDA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. harus dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan sehingga mencapai

KESESUAIAN DIAGNOSIS PADA BERKAS REKAM MEDIS DAN EHR PASIEN INSTALASI GAWAT DARURAT

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi, kini menjadi semakin diperlukannya kebutuhan akan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Evaluasi Kinerja Unit Filing & Retrieving Data di Rumah Sakit Pendidikan dan Rumah Sakit Umum Daerah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. dokumen tempat mencatat segala transaksi pelayanan medis yang diberikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan serta pelayanan sosial lainnya yang dilakukan (Putri, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan dan kenyamanan pasien serta masyarakat. Salah. kesehatan. Sehingga jika dari masing-masing unit sudah

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran pengetahuan..., Angginia Nita Lubis, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena itu

EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM PELAPORAN REKAM MEDIS DI KLINIK ASRI MEDICAL CENTER

BAB I PENDAHULUAN. pemberi pelayanan kesehatan harus meningkatkan pelayanannya dari berbagai. mampu memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. miskin (Pasal 28H UUD 1945). Kesadaran tentang pentingnya. jaminan perlindungan sosial terus berkembang hingga perubahan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tidak terlepas dari peran tenaga medis dan nonmedis.

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. Muhammadiyah Yogyakarta sudah sesuai dengan undang-undang nomor 25 tahun 2009?

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis bab III pasal 5 yang

Peningkatan Kelengkapan Rekam Medis. Improving Medical Record Completeness

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara pariurna yang

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

Analisis Faktor-Faktor Penyebab Ketidaklengkapan Pengisian Lembar Resume Medis Pasien Rawat Inap

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Hospital Association dalam Rustiyanto (2010),

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Pengembangan sistem..., Fatimah Haniyah, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. sakit memegang peranan penting terhadap meningkatnya derajat kesehatan

PERBANDINGAN KELENGKAPAN PENGISIAN REKAM MEDIS ANTARA DOKTER UMUM DAN DOKTER SPESIALIS JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

BAB I PENDAHULUAN. adalah berkas berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN) yang dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri

BAB I PENDAHULUAN. rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. 1. keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan rumah sakit yang didorong oleh permintaan. pelanggan menyebabkan layanan rumah sakit tidak hanya memperhatikan

TINJAUAN PENGGUNAAN SISTEM PENJAJARAN DRM DENGAN METODE SNF (STRAIGHT NUMERICAL FILLING) DI FILLING RUMAH SAKIT ISLAM MUHAMMADIYAH KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu tujuan primer rekam kesehatan/rekam medis. berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.

Pokok bahasan. Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Nasional) yang diselenggarakan oleh BPJS (Badan Pelaksanan Jaminan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan secara optimal. Setiap rumah sakit harus menyelenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat, pelayanan kesehatan salah satunya rumah sakit dituntut semakin kompetitif dalam memberikan pelayanan yang berkualitas dan bermutu sekaligus memperoleh pendapatan yang cukup untuk dapat melangsungkan pelayanan serta dapat meningkatkan prestasi rumah sakit. Salah satu prasyarat penilaian mutu terpadu adalah tersedianya data pelayanan dan kegiatan rumah sakit secara menyeluruh. Data diolah menjadi informasi yang dilaporkan kepada manajer rumah sakit sebagai bahan referensi dalam pengambilan keputusan manajemen rumah sakit secara efektif (Sabarguna dan Sakinah, 2008). Data individu pasien juga dibutuhkan untuk pelayanan langsung terhadap pasien tersebut. Pelayanan kesehatan pada pasien yang berkunjung untuk berobat tidak dapat ditangani oleh satu orang saja, maka dari itu dibutuhkan sarana komunikasi sebagai sumber informasi dari riwayat pelayanan sebelumnya yang disimpan secara sistematik menjadi informasi yang dapat dipercaya dalam sarana pelayanan kesehatan. Sarana komunikasi antar petugas kesehatan diakomodasi dalam bentuk rekam medis. Rekam medis juga digunakan pihak pihak terkait sebagai bahan pertimbangan dalam pelayanan medik maupun kegiatan administratif. Rekam medis digunakan untuk mendokumentasikan semua kejadian yang berkaitan dengan kesehatan pasien serta menyediakan media komunikasi diantara tenaga kesehatan bagi kepentingan perawatan penyakit dan pelayanan kesehatan lain 1

2 yang saat ini maupun yang akan dilakukan. Sehingga data medis perlu dicatat secara lengkap dan detail (Firdaus, 2010). Pelayanan kedokteran dan kedokteran gigi, rekam medis merupakan salah satu rekaman tertulis sebagai bukti tentang proses pelayanan yang diberikan kepada pasien. Rekam medis memuat data klinis pasien selama proses diagnosis dan pengobatan. Oleh sebab itu seluruh kegiatan pelayanan medis harus memiliki rekam medis yang lengkap dan akurat untuk setiap pasien sehingga dokter atau dokter gigi dan petugas kesehatan yang memberikan pelayanan wajib mengisi rekam medis dengan benar, lengkap dan tepat waktu (Konsil Kedokteran Indonesia, 2006). Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dokter tidak hanya dituntut mampu mengobati pasien secara medis namun juga dituntut mempunyai kemampuan manajerial seperti pengolahan data pasien. Kemampuan ini sudah ditetapkan pula didalam standar kompetensi dokter dimana kompetensi inti yang diharapkan adalah mengakses, mengolah, menilai secara kritis kebenaran dan kemampuan menerapkan informasi untuk menjelaskan dan memecahkan, menyelesaikan masalah atau mengambil keputusan dalam hal pelayanan kesehatan, selain itu para lulusan dokter dituntut untuk mampu memasukkan dan menemukan kembali informasi dalam praktik kedokteran dengan menganalisis berkasnya. Serta membuat dan menggunakan berkas rekam medis untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan (Sabarguna dan Sakinah, 2008). Hasil pendataan yang dilakukan MKDKI sepanjang kurun 2006 hingga 2015, Dari 317 kasus dugaan malpraktik yang dilaporkan ke Konsil Kedokteran Indonesia (KKI), 114 diantaranya adalah dokter umum, disusul dokter bedah 76 kasus, dokter obgyn (spesialis kandungan) 56 kasus dan dokter anak 27 kasus. kasus malpratik

3 terbanyak dilaporkan oleh masyarakat mencapai 297 kasus, disusul kemudian tenaga kesehatan 11 kasus dan institusi 9 kasus. Dan kota dengan pengaduan tertinggi adalah Jakarta. Berdasarkan hal tersebut maka dokumen rekam medis pasien yang lengkap, akurat dan detail merupakan bukti penting yang dapat membantu rumah sakit atau dokter melihat kembali urutan terapi dan menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima dalam kondisi yang ada pada saat itu (Firdaus, 2010). PKU Muhammadiyah Kartasura merupakan rumah sakit berbasis Islami yang ada di Kartasura dan merupakan salah satu sarana pertolongan serta pemberian pelayanan dalam bidang kesehatan kepada masyarakat Kartasura. Mengingat rumah sakit adalah lembaga yang bersentuhan langsung dengan masyarakat yang membutuhkan pertolongan kesehatan, maka sejalan dengan hal tersebut PKU Muhammadiyah Kartasura memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan. Oleh karena itu PKU Muhammadiyah Kartasura dituntut bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu terhadap masyarakat sesuai dengan standar yang ditetapkan dan dapat dijangkau semua lapisan masyarakat. Sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang, bahwa Pemerintah mempunyai kebijakan untuk lebih menfokuskan pada pelayanan kesehatan masyarakat. Mutu pelayanan kesehatan harus didukung oleh kualitas sarana fisik, jenis tenaga yang tersedia, obat, alat kesehatan dan sarana penunjang lainnya dan proses pemberian pelayanan serta harapan masyarakat. Untuk saat ini Rumah Sakit PKU Kartasura adalah rumah sakit tipe D. Kegiatan pelayanan rawat inap dan rawat jalan di RS PKU Kartasura meningkat dari tahun ke tahun, hal ini dapat dilihat dari data jumlah kunjungan rawat jalan tahun 2015-2017. Pada tahun 2015 jumlah kunjungan sebanyak

4 1421, kemudian pada tahun 2016 meningkat menjadi 1616 Kunjungan dan pada tahun 2017 menjadi 1634 kunjungan. Dari data studi pendahuluan peneliti pengisian rekam medis oleh dokter di RS PKU Kartasura bulan Maret 2017 diperoleh informasi bahwa 100 lembar rekam medis, yang terisi hanya 43,77% hal ini menunjukkan kurangnya kesadaran dokter dalam pengisian rekam medis. Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan peneliti, diketahui bahwa kurangnya perhatian manajemen RS PKU kartasura terhadap pengelolaan rekam medis, hal ini terlihat dari kurangnya pengawasan terhadap penyelenggaraan rekam medis, kondisi ruang penyimpanan berkas rekam medis yang tidak memenuhi syarat, belum adanya prosedur yang jelas mengenai batas waktu dan tata cara pemusnahan rekam medis pasien, kurangnya pelatihan-pelatihan yang dilaksanakan untuk meningkatkan kinerja khususnya dibagian rekam medis serta belum adanya kebijakan internal rumah sakit yang mengatur sistem tata kerja dalam pengelolaan rekam medis untuk menunjang mutu pelayanan. Selain hal tersebut, penyelenggaraan rekam medis di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Kartosuro masih dilakukan secara manual sehingga mengalami banyak kendala dalam mengakses data untuk pelaporan, kevalidan data merupakan salah satu masalah karena sering terjadi salah penafsiran pada tulisan dokter yang kurang jelas, penulisan diagnosis yang tidak sesuai standar ICD (Internasional Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems) bahkan sering terjadi ketidak seragaman penulisan diagnosis oleh dokter. Pelayanan rekam medis di Indonesia telah ada sejak zaman penjajahan, namun perhatian untuk pembenahan yang lebih baik baru dimulai sejak diterbitkannya Surat

5 Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 031/Birtup/1972 yang menyatakan bahwa semua rumah sakit diharuskan menyelenggarakan rekam medis, pelaporan dan statistik rumah sakit. Keputusan tersebut kemudian dilanjutkan dengan adanya Keputusan Menkes RI Nomor 134/Menkes/SK/IV78 tentang susunan organisasi dan tata kerja rumah sakit menyebutkan bahwa sub bagian pencatatan medik mempunyai tugas mengatur pelaksanaan kegiatan pencatatan medik. Untuk mendukung peningkatan mutu dan peran rekam medis dalam pelayanan kesehatan, IDI juga menirbitkan fatwa tentang rekam medis dalam SK nomor 315/PB/RM. Fatwa ini tidak saja untuk dokter yang bekerja dirumah sakit, tetapi juga untuk dokter praktek pribadi. Selanjutnya diterbitkan pula Peraturan Menkes RI No.749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang rekam medis. Kemudian peraturan tersebut dipertegas dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 269/Menkes/Per/III2008 tentang rekam medis. Berdasarkan peraturan tersebut, baik buruknya pelayanan yang diberikan tercermin dari catatan yang ditulis atau data yang tercantum dalam rekam medis sehingga perlu adanya evaluasi terhadap kelengkapan rekam medis serta pengelolaan rekam medis untuk mengetahui mutu rekam medis di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Kartasura. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka dirumuskan masalah penelitian : Bagaimana mutu rekam medis di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Kartasura? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

6 Secara umum bertujuan untuk mengevaluasi mutu rekam medis di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Kartasura 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: a. Menganalisis mutu rekam medis di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Kartasura b. Menganalisis kendala yang dihadapi dalam penilaian mutu rekam medis di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Kartasura c. Mengetahui penerapan pemecahan masalah mutu di unit rekam medis Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Kartasura. D. Manfaat Penelitian 1) Bagi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Kartasura Sebagai bahan evaluasi dalam menetapkan kebijakan pengelolaan rekam medis untuk meningkatkan mutu rekam medis di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Kartasura dan sebagai bahan acuan untuk memperbaiki kinerja dokter atau petugas unit rekam medis dalam penyelenggaraan rekam medis. 2) Bagi Peneliti Untuk menambah referensi ilmiah mengenai pengelolaan rekam medis serta menambah pengalaman, pengetahuan dan masukan tentang kenyataan dilapangan mengenai penyelenggaraan rekam medis di rumah sakit. E. Keaslian Penelitian Penelitian-penelitian mengenai rekam medis yang sudah pernah dilakukan antara lain :

7 a. Sumbodo (2005), Kelengkapan Pengisian Rekam Medis Rawat Inap Dan Pertanggungjawaban Secara Hukum di RSUD Kota Yogyakarta. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kelengkapan pengisian rekam medis rawat inap dan pertanggungjawaban secara hukum. Jenis penelitian ini adalah deskritif dengan metode kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata rekam medis rawat inap terisi dengan lengkap (63,2%) b. Pourasghar, et al. (2008), What They Fill in Today, May Not Be Usefully Tommorow. Lesson Learned from Studying Medical Record at The Women Hospital in Tabriz Iran dimana hasil penelitiannya menyatakan bahwa 300 rekam medis memiliki kualitas yang buruk dan dari hasil interview bahwa tulisan tangan yang jelek, hilangnya lembar dokumentasi dan dokumentasi yang tidak sempurna merupakan masalah yang ditimbulkan dari paper medical record dan alasan utama terjadinya masalah ini karena beban kerja yang besar bagi dokter dan perawat. c. Elvidewi (2009), Kelengkapan dokumen rekam medis RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi masalah-masalah terkait dengan kelengkapan pengisian rekam medis pasien oleh tenaga medis di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Jenis penelitiannya analitik dengan metode kombinasi kuantitatif-kualitatif dengan desain penelitian cross sectional survey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelengkapan pengisian rekam medis di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta masih rendah (42,32%) serta adanya pengaruh yang bermakna antara mindset

8 dokter tentang rekam medis dengan kelengkapan rekam medis di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. d. Indreswari (2010), Analisis faktor teknis, organisasi dan perilaku yang berhubungan dengan mutu rekam medis di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon. Jenis penelitiannya menggunakan mixed method dengan design explanatory. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa faktor teknis secara keseluruhan tidak memiliki hubungan dengan kelengkapan rekam medis. Faktor perilaku memiliki hubungan dengan kelengkapan rekam medis dengan tingkat keeratan yang lemah atau kurang kuat. Sedangkan faktor organisasi tidak memiliki hubungan dengan kelengkapan rekam medis tetapi ketiganya secara bersama-sama berperan dalam menunjang kelengkapan rekam medis. Perbedaan penelitian ini dari penelitian sebelumnya yaitu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu rekam medis di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Kartasura berdasarkan alur pelayanan rekam medis, proses pengisian rekam medis oleh dokter, kelengkapan isi rekam medis, pengelolaan rekam medis yang meliputi pengorganisasian rekam medis, penyimpanan, pemusnahandan kerahasiaan rekam medis, serta mekanisme pembinaan dan pengawasan rekam medis di RS PKU Muhammadiyah Kartasura. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan rancangan studi kasus.