PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PEER EDUCATION TERHADAP KECEMASAN MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME PADA SISWA KELAS 7 DI SMPN I JIWAN MADIUN

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SINDROMA PRAMENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 4 SURAKARTA

ELSA PERNANDA UTARI NIM I

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

BAB I PENDAHULUAN. anak mulai berpikir secara konkrit dan rasional. Pada usia sekolah dasar

BAB I PENDAHULUAN. dari program kesehatan reproduksi remaja adalah untuk membantu remaja

BAB I PANDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan berwawasan kesehatan merupakan salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah harapan suatu bangsa, karena masa depan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang

BAB I PENDAHULUAN. masa keserasian bersekolah. Umur anak sekolah dasar adalah antara 6-12 tahun.

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN SINDROM PRA MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pubertas meliputi suatu kompleks biologis, morfologis, dan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI SD NEGERI I GAYAM KABUPATEN SUKOHARJO

Nurul Fatimah, Isy Royhanaty, Sawitry Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, STIKES Karya Husada Semarang

BAB I PENDAHULUAN. penduduk muda yaitu umur tahun. Menurut Badan Pusat Statistik DIY

: Remaja, Menarche, Kecemasan, Dukungan keluarga. : 28 buku ( ) + 5 website

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tumbuh kembang merupakan proses yang terjadi secara

BAB III METODELOGI PENELITIAN

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA 1 PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA

: THERESYA GATRA STERI

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DUSUN SUKOHARJO SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA

JST Kesehatan, Oktober 2017, Vol. 7 No. 4 : ISSN

BAB I PENDAHULUAN. menghilang pada saat menstruasi (Syiamti & Herdin, 2011). wanita meliputi kram atau nyeri perut (51%), nyeri sendi, otot atau

BAB I PENDAHULUAN. faktor genetik yang menjadi potensi dasar dan faktor lingkungan yang. hambatan pada tahap selanjutnya (Soetjiningsih, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. usia tahun atau pada masa awal remaja di tengah masa pubertas

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. semakin cepat usia menarche. Selain mempengaruhi usia menarche, status gizi

BAB I PENDAHULUAN. penduduk dunia. Menurut World Health Organization sekitar seperlima dari

PERAN ORANG TUA DAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PUBERTAS DI SALAH SATU SMP NEGERI BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa kanak kanak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi.

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : RINI INDARTI PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN SINDROM PRAMENSTRUASI PADA SISWI KELAS XI DI SMAN 1 SENTOLO

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

BAB III METODEOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MENGENAI MENARCHE TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN SISWI SMP KELAS VII MENJELANG MENARCHE DI SMP NEGERI 1 SEMARAPURA.

2013 GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian preeksperimental dan pendekatan one group pre test

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju

[Jurnal Florence] Vol. VII No. 1 Januari 2014

BAB III METODE PENELITIAN. (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design. Kelompok Eksperimen 01 X 02

BAB I PENDAHULUAN. menstruasi atau disebut juga dengan PMS (premenstrual syndrome).

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia,

METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi-experiment) pelatihan-pelatihan lainnya (Notoatmodjo, 2005).

Aji Galih Nur Pratomo, Sahuri Teguh, S.Kep, Ns *)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMAN 1 Kasihan memiliki jumlah siswa yang cukup banyak sehingga

Arifal Aris Dosen Prodi S1 keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. tumpuan harapan yang akan bisa melanjutkan cita-cita bangsa Indonesia. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB 1 PENDAHULUAN. akan mendapatkan ciri-ciri fisik dan sifat yang memungkinkan mampu

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

Priyoto Dosen S1 Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana peneliti

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA SEBELUM DAN SETELAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG ABORSI DI SMPN 1 MULAWARMAN BANJARMASIN ABSTRAK

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 2

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PERAN MEDIA VISUAL

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan (experiment), yang

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

TINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTENSION KELAS X

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Maria Ulfa dan Ika Agustina STIKes Patria Husada Blitar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada pertemuan International Conference on Population

Hubungan Olahraga Dengan Kejadian Dismenorea Mahasiswi Tingkat 1 Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi

BAB I LATAR BELAKANG

BAB V PEMBAHASAN. menjawab pertanyaan penelitian yaitu untuk mengetahui apakah terdapat

Vol. 1. No. 1 Januari 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. mana terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapainya

BAB I PENDAHULUAN. kematangan seksual. Perubahan-perubahan ini terjadi pada masa-masa

PENGARUH PENYULUHAN MENARCHE TERHADAP TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE SISWI KELAS V DAN VI DI SD NEGERI BERBAH 1 SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENOPAUSE

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PUTERI DENGAN SIKAP MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME DI SMK FARMASI YPIB MAJALENGKA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tahun. Gejala ini alamiah, karena merupakan tanda dan proses berhentinya masa

KEBIASAAN MINUM TABLET FE SAAT MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA TAHUN 2016

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS

HUBUNGAN DISMENOREA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWI SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimental Semu (Quasi Experiment Design) yaitu desain. Rancangan yang dipilih adalah One Group Pretest-Postest

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN SISWI KELAS I TENTANG DISMENOREA (Study kasus di SMP Negeri 2 dan MTs As-safi iyah Kayen) SKRIPSI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NUR ALIEF MAHMUDAH

Disusun Oleh : PROGRA

ABSTRAK PREVALENSI GANGGUAN CEMAS PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGERI 1 DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun. Menurut WHO (World

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja atau young people adalah anak yang berusia tahun (World

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut World Health Organization sekitar seperlima dari penduduk

BAB I PENDAHULUAN. hanya menyangkut kehamilan dan persalinan, namun lebih luas dari itu yaitu

Hubungan Penyuluhan Bahaya Merokok dengan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta

BAB III METODE PENELITIAN. atau pre-experiment. Rancangan yang digunakan adalah One. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan.

BAB I PENDAHULUAN. distribusi lemak pada daerah pinggul. Selama ini sebagian masyarakat merasa

BAB 1 PENDAHULUAN. perempuan yang memasuki usia premenopause akan melonjak dari 107 juta

Oktavia Candra Susanti, Eni Purwani. Program Studi Gizi Universitas Muhammadiyah Surakarta Jalan Ahmad Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi pada seorang

PERBEDAAN TINGKATAN NYERI DISMENORE DENGAN PERLAKUAN KOMPRES HANGAT PADA MAHASISWI DI STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN. Fifi Hartaningsih, Lilin Turlina

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa yang paling penting karena pada masa ini

Transkripsi:

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PEER EDUCATION TERHADAP KECEMASAN MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME PADA SISWA KELAS 7 DI SMPN I JIWAN MADIUN Any Setyowati STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai adanya perubahan emosi, fisik, dan psikis. Pada remaja perempuan, salah satu tanda menginjak masa remaja adalah dengan adanya menstruasi. Gangguan yang menyertai menstruasi adalah Premenstrual Syndrome. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan Peer Education terhadap tingkat kecemasan menghadapi Premenstrual Syndrome Pada Siswi Kelas 7 Di SMPN 1 Jiwan Madiun. Desain dari penelitian ini adalah pre ekperimental one group pre test-post test. Populasi dari penelitian ini adalah sebesar 27 siswi yang mengalami kecemasan Premenstrual Syndrome. Uji statistik menggunakan Uji Wilcoxon Sign Rank Test. Pengambilan sample menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kecemasan menghadapi Premenstrual Syndrome sebelum diberikan pendidikan kesehatan Peer Education (pre test) tergolong berat 63%. Tingkat kecemasan setelah diberikan pendidikan Peer Education (post test) adalah ringan 51,9%. Hasil yang dapat diketahui bahwa ada perubahan tingkat kecemasan sebelum diberikan dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan Peer education. Hasil uji statistik menggunakan Wilcoxon Sign Rank Test dan dapat diketahui bahwa nilai Asymp. Sig (0,000 = 0 %) < α = 5%, yang berarti H 0 ditolak dan H 1 diterima yang artinya ada pengaruh pendidikan kesehatan Peer education terhadap tingkat kecemasan menghadapi Premenstrual Syndrome pada siswi kelas 7 di SMPN 1 Jiwan Madiun Pendidikan kesehatan Peer Education dapat menurunkan tingkat kecemasan Premenstrual Syndrome pada remaja yang akan mengalami menstruasi Kata kunci: Pendidikan Kesehatan, Peer Education, Kecemasan, Premenstrual Syndrome PENDAHULUAN Masa remaja atau masa adolesensi adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seorang individu. Masa ini merupakan periode transisi dari masa anak ke dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dan berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan (Moersintowarti, 2002). Pada saat itu mereka tidak hanya tumbuh menjadi lebih tinggi dan lebih besar, tetapi juga terjadi perubahan-perubahan di dalam tubuh yang memungkinkan untuk bereproduksi. Kecemasan dalam menghadapi Premenstrual Syndrome adalah suatu keadaan menjelang menstruasi yang ditandai dengan perasaan ketakutan yang disertai dengan tanda somatik yaitu terjadinya hiperaktifitas sistem saraf otonom. Remaja yang mengalami pubertas akan lebih cepat murung, khawatir, cemas, marah dan menangis hanya karena hasutan yang sangat kecil (Ganong, 2012). Hal ini berpengaruh terhadap aktifitas seharihari menjadi terganggu, misalnya pada saat menjelang menstruasi menjadi malas masuk sekolah (absen meningkat) sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi menurun. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2015 sekitar seperlima dari penduduk dunia adalah remaja dengan rentang usia 10-19 tahun. Sekitar Sembilan ratus juta remaja tersebut tinggal di negara berkembang. Menurut Biro Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2015 jumlah remaja di Indonesia mencapai 36 juta jiwa dan 55% diantaranya adalah remaja perempuan. Kelompok usia 10-19 tahun adalah 22%, yang terdiri dari 50,9% remaja laki-laki dan 49,1% remaja perempuan. Sedangkan jumlah remaja berusia 10 hingga 24 tahun sudah mencapai sekitar 64 juta atau 27,6% dari total penduduk Indonesia. SURYA 62 Vol. 10, No. 02, Agustus 2018

Berdasarkan data dari Divisi Imunoendokrinologi Reproduksi Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia RSCM, sebanyak 48% timbul suatu kecemasan menghadapi Premenstrual Syndrome (Hestiantoro, 2009). Sedangkan menurut penelitian Dwi Yati (2014) dilaporkan bahwa yang mengalami kecemasan Premenstrual Syndrome yaitu kecemasan ringan 19 responden (17,1%), kecemasan sedang 33 responden (29,7%) dan kecemasan berat 59 (53,2%). Berdasarkan hal tersebut maka semakin berat tingkat kecemasannya, maka premenstruasi syndrome nya semakin berat, sebaliknya semakin ringan tingkat kecemasannya, maka premenstruasi syndrome nya juga semakin ringan. Dalam penatalaksanaan kecemasan pre menstruasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitufarmakologi seperti obat anticemas,dan anti depresan. Sedangkan penanganan nonfarmakologi merupakan penanganan meliputi melakukan diet, senam aerobic dan terapi relaksasi Mengingat hal tersebut, diperlukan solusi lain untuk mengurangi kecemasan yang dialami oleh remaja putri. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SMPN I Jiwan Kabupaten Madiun dari 10 siswi yang diwawancarai terdapat 8 siswi (80%) yang mengatakan sangat cemas dan takut menghadapi menstruasi dan 2 siswi (20%) tidak mengalami kecemasan. Sebagian besar alasan mereka mengatakan cemas dan takut menghadapi menstruasi dikarenakan kurangnya informasi mengenai menstruasi dan cara mengatasi rasa cemas saat Premenstrual Syndrome Dari fenomena di atas maka peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian tentang Pengaruh Pendidikan Kesehatan Peer education Terhadap Kecemasan Menghadapi Premenstrual Syndrome Pada Siswi kelas 7 di SMPN 1 Jiwan Madiun. METODOLOGI PENELITIAN Desain penelitian merupakan rancangan untuk mengarahkan penelitian yang pengontrol faktor yang mungkin akan mempengaruhi validitas penemuan (Notoatmodjo, 2010). Desain yang digunakan adalah pre experiment Design, karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguhsungguh, penelitian ini menggunakan One group pretest-postest, yaitu mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subjek Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswi kelas 7 SMPN 1 Jiwan Madiun yang berjumlah 32 siswi yang mengalami kecemasan saat Premenstrual Syndrome. Sampel didapat dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi. Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari satu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2013): Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah : 1. Responden yang mengalami PMS 7-10 hari sebelum menstruasi 2. Dapat berkomunikasi dengan baik 3. Bersedia menjadi responden penelitian Kriteria eksklusi : 1. Siswi yang tidak hadir saat penelitian 2. Siswi yang mendapat anti depresan sebelumnya Dengan teknik sampling menggunakan purposive sampling Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu : 1. Variabel dependen adalah variabel yang diamati dan diukur untuk menentukan ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari variabel bebas (Nursalam, 2013). 2. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kecemasan Menghadapi Premenstrual Syndrome. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Obyek Penelitian. Lokasi dalam penelitian ini bertempat di SMPN I Jiwan Kabupaten Madiun.SMP Negeri 1 Jiwan Kabupaten Madiun sampai saat ini masih menempati 2 lokasi: di Jalan Pangongangan (Belakang Kantor Kecamatan Jiwan) ditempati untuk siswa-siswi kelas 7, dan di Jalan Raya Solo Desa Kincang ditempati untuk pembelajaran siswa-siswi kelas 8 dan 9. (Sejak Tahun Pelajaran 2013/2014). SMPN 1 Jiwan sebelumnya adalah Sekolah Teknik (ST 7) yang didirikan pada tanggal 26 Maret 1972 dengan lokasi pada awalnya di depan Kampoeng Palm Resto Jalan Raya Solo Jiwan (sekarang garasi mobil), kemudian pindah di Jalan SURYA 63 Vol. 10, No. 02, Agustus 2018

Pangongangan belakang Kantor Kecamatan Jiwan.ST 7 beralih menjadi SMPN Jiwan sejak tahun 1979 dan menempati lokasi gedung belakang Kantor Kecamatan Jiwan tersebut. Dan berangsur-angsur jumlah siswa semakin banyak bertambah sehingga lokasi sekolah tidak menampung, sehingga untuk siswa-siswi kelas 1 dipinjamkan gedung (bangunan yang sekarang ditempati SDN 1 Jiwan). Sedangkan siswa-siswi kelas 2 dan 3 tetap menempati gedung belakang Kantor Kecamatan Jiwan sebagai gedung pusat 1. Data Umum Tabel 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Usia No Usia F % 1 12 tahun 7 25,9 2 13 tahun 18 66,7 3 14 tahun 2 7,4 Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa responden yang paling banyak berumur 13 tahun ada 18 siswi (66,7%) yang paling sedikit sedikit berumur 14 tahun ada 2 siswi (7,4%), dan. Berarti sebagian besar siswi kelas 7 SMPN 1 Jiwan Kabupaten Madiun yang menjadi responden dalam penelitian ini berusia di atas 13 tahun sejumlah 18 orang atau 66,7%. Tabel 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Saat Pertama Kali Haid (Menarche) No Usia Menarche F % 1 11 4 14,8 2 12 10 37,0 3 13 13 48,2 Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa usia saat pertama kali haid adalah paling banyak umur 13 sebanyak 13 siswi (48,1%) dan yang paling sedikit 11 tahun sebanyak 4 siswi (14,8%). Berarti usia saat pertama kali haid sebagian besar siswi kelas 7 SMPN 1 Jiwan Kabupaten Madiun saat pertama kali haid berusia 13 tahun sejumlah 13 orang atau 48,1%. Tabel 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Haid No Lama Haid F % 1 < 4 hari 1 3,7 2 4 5 hari 10 37,0 3 6 7 hari 14 51,9 4 > 7 hari 2 7,4 Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwalama haid yang terbanyak antara 6-7 hari ada 14 siswi (51,9) dan yang paling sedikit yaitu <4 hari sebanyak 1 siswi (3,7%). Berartisebagian besar siswi kelas 7 SMPN 1 Jiwan Kabupaten Madiun yang menjadi responden dalam penelitian mengalami haid 6 sampai 7 hari sejumlah 14 orang atau 51,9%. 2. Data Khusus Tabel 4 Tingkat Kecemasan Menghadapi Premenstrual Syndrome sebelum Mendapatkan Peer education. No Tingkat Kecemasan F % 1 Tidak ada kecemasan 0 0 2 Ringan 1 3,7 3 Sedang 9 33,3 4 Berat 17 63,0 Pada tabel 4 dapat diketahui bahwa yang paling banyak adalah tingkat kecemasan berat sebanyak 17 (63,0%) responden dan yang sedikit adalah responden yang mengalami tingkat kecemasan ringan yaitu 1 (3,7%) responden dan sebagian besar tingkat kecemasan responden sebelum dilakukan pendidikan kesehatan peer education dalam kategori cemas berat yaitu sebanyak 17 (63,0%) responden. Tabel 5 Tingkat Kecemasan Menghadapi Premenstrual Syndrome sesudah Mendapatkan Peer education No Tingkat Kecemasan F % 1 Tidak ada kecemasan 0 0 2 Ringan 14 51,9 3 Sedang 13 48,1 4 Berat 0 0,0 Hasil penelitian pada tabel 5 dapat diketahui sebagian besar tingkat kecemasan responden setelah dilakukan pendidikan kesehatan peer education yang paling banyak adalah tingkat kecemasan ringan yaitu 14 (51,9%) responden dan yang sedikit adalah SURYA 64 Vol. 10, No. 02, Agustus 2018

tingkat kecemasan sedang yaitu 13 (48,1%) responden dan sebagian besar tingkat kecemasan responden sesudah dilakukan pendidikan kesehatan peer education dalam kategori cemas sedang yaitu sebanyak 13 (48,1%) responden. Tabel 6 Pengaruh Peer education terhadap Perubahan Tingkat Kecemasan Menghadapi Premenstrual Syndrome (PMS) Tidak Kelompok Cemas Ringan Sedang Berat Jumlah F % F % F % F % Sebelum 0 0 1 3,7 9 33,3 17 63,0 27 intervensi Sesudah 0 0 14 51,9 13 48,1 0 0 27 intervensi Wilcoxon Signed Rank Test: P value=0,000 Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat kecemasan Premenstrual Syndrome sebelum diberikan pendidikan kesehataan peer education paling tinggi adalah tingkat kecemasan berat yaitu 17 (63,0%) responden dan yang paling rendah adalah pada tingkat kecemasan ringan yaitu 1(3,7%) responden. Sedangkan tingkat kecemasan menghadapi Premenstrual Syndrome sesudah diberikan pendidikan kesehaatan peer education paling tinggi adalah tingkat kecemasan ringan yaitu 14 (51,9%) responden dan yang rendah yaitu 13 (48,1%) responden. Uji statistik menggunakan Wilcoxon Sign Rank Test dan dapat diketahui bahwa nilai Asymp. Sig (0,000 = 0 %) < α = 5%, yang berarti H 0 ditolak dan ha diterima yang artinya ada perbedaan antara kecemasan menghadapi Premenstrual Syndrome sebelum dan sesudah mendapatkan pendidikan kesehatan Peer education pada siswi kelas 7 di SMPN 1 Jiwan Madiun. PENUTUP 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang Pengaruh Pendidikan Kesehatan Peer Amelia.2014. Konsumsi pangan, pengetahuan gizi, aktivitas fisik dan status gizi pada remaja di Kota Sungai Penuh Kabupaten Kerinci Propinsi Jambi. education terhadap Kecemasan Menghadapi Premenstrual Syndrome Pada Siswi kelas 7 di SMPN 1 Jiwan Madiun adalah sebagai berikut: 1) Tingkat kecemasan menghadapi Premenstrual Syndrome sebelum (pre test) mendapatkan pendidikan kesehatan Peer education pada siswi kelas 7 di SMPN 1 Jiwan Madiun sebagian besar sebanyak 63% adalah kecemasan berat. 2) Tingkat kecemasan menghadapi Premenstrual Syndrome sesudah (post test) mendapatkan pendidikan kesehatan Peer education pada siswi kelas 7 di SMPN 1 Jiwan Madiun sebagian besar sebanyak 51,9% adalah kecemasan ringan. 3) Ada pengaruh Pendidikan Kesehatan Peer education Terhadap Tingkat Kecemasan Menghadapi Premenstrual Syndrome Pada Siswi Kelas 7 Di SMPN 1 Jiwan dengan P value = 0,000. 2. Saran Saran yang dapat diberikan berkaitan dengan temuan penelitian adalah sebagai berikut: 1) Bagi Responden Diharapkan dengan penelitian ini remaja mampu mengatasi kecemasan menghadapi Premenstrual Syndrome dengan mengikuti penyuluhan, pendidikan kesehatan. Sehingga dapat mengetahui segala informasdi yang terkait baik penanganan aupun pencegahan dalam menghdapi kecemasan Premenstrual Syndrome. 2) Bagi Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun Penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa dan dosen stikes Bhakti Husada Mulia Madiun untuk mengetahui Pengaruh Pendidikan Kesehatan Peer education Terhadap Tingkat Kecemasan Menghadapi Premenstrual Syndrome. 3) Bagi SMPN 1 Jiwan Madiun Diharapkan untuk memberikan pendidikan reproduksi kepada siswi agar siswi dapat mengetahui bagaimana cara penanganan saat menghadapi Premenstrual Syndrome. DAFTAR PUSTAKA (Jurnal).Bogor: Fakultas Pertanian,Institut Pertanian Bogor. Badan Pusat Statistik (BPS). 2015. Data Statistik Indonesia. Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur, Jenis SURYA 65 Vol. 10, No. 02, Agustus 2018

Kelamin, Provinsi, dan Kabupaten/Kota, 2015. http://demografi.bgs.go.id/ Diakses pada tanggal 6 januari 2016. Dwi Yati. 2014. Pengaruh Peer education Terhadap Kecemasan Pada Remaja Post Menarche Di Wilayah Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul. (Jurnal). Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Ganong, W.F. 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC. Hestiantoro. 2009. Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Sindroma Pramenstruasi pada Siswi SMP Negeri 4 Surakarta.(Jurnal). Surakarta:Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta Moersintowarti, 2002, Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta : Sagung Seto. WHO. World Health Statistics 2015. World Health Organization. SURYA 66 Vol. 10, No. 02, Agustus 2018