Suparman 1 SMP Negeri 11 Kota Bekasi

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani

PROGRAM PELAKSANAAN UJIAN PRAKTIK MATA PELAJARAN PENJASKES SMP NEGERI 1 TAJURHALANG

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2 : Hal , Desember 2015

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

BAB I PENDAHULUAN. jasmani bukan aktivitas jasmani itu sendiri, tetapi untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. belajar tertentu memberikan prestasi belajar yang baik. Untuk mendapat hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang. dengan menggunakan tenaga manusia kini sudah banyak diganti dengan

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup digemari dan diminati serta seringkali dipertandingkan antar kelas maupun

BAB I PENDAHULUAN. rasa kebanggaan terhadap negara melalui capaian prestasi olahraga itu sendiri.

I. PENDAHULUAN. fisik, intelektual, emosional, sosial dan moral-spiritual. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKNIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan pada umumnya. Pendidikan jasmani merupakan usaha untuk. Pendidikan jasmani berperan sebagai sarana pembinaan dan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING

BAB I PENDAHULUAN. usaha penciptaan lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas X, Semester 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas/Semester : IX / 1 (Ganjil ) : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani. Pendidikan

85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

BAB I PENDAHULUAN. olahraga bola basket telah dipertandingkan pada PON I di kota Solo.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PENJELAJAHAN GERAK PADA SISWA KELAS V SDN 19 BOKAT KABUPATEN BUOL

BAB I PENDAHULUAN. basket terbuka antar klub di setiap wilayah yang rata-rata pemainnya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010) 53-57

TEKNIK DASAR PERMAINAN BOLA BASKET. Agus Sultoni

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan secara keseluruhan. Bertujuan mengembangkan aspek

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

I. PENDAHULUAN. maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan. kemampuan, keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan

PENGARUH PENGGUNAAN RING SESUNGGUHNYA DAN MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN TEKNIK DASAR LAY UP SHOOT PADA SISWA SMKN 1 GROGOL TAHUN 2015 S K R I P S I

KUSNAN. Pendahuluan. Abstrak:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah :... Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : VIII / I

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dianggap belum memenuhi tujuan utama pembelajaran. Tujuan utama pembelajaran dalam pendidikan jasmani tidak hanya untuk

ARTIKEL MODEL KOOPERATIF GI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK BOLA BASKET. Oleh Gede Arya Andreawan NIM

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI SPRINT

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KUTAMENDALA 02.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. dan memperluas pengetahuan yang berkaitan dengan kemampuan masingmasing

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. penghayatan nilai - nilai (sikap mental emosional sportivitas spiritual

I. PENDAHULUAN. Permainan adalah salah satu cabang olahraga yang paling kompleks, karena

BAB I PENDAHULUAN. baik jasmani maupun rohani (Trisnowati tamat, 2007:1.5). Pendidikan jasmani

I. PENDAHULUAN. berkualitas adalah melalui pendidikan. Pendidikan adalah upaya yang. negara. Pada negara-negara yang baru berkembang pendidikan

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DRIBBLING

aktifitas fisik,demikian pula halnya dalam belajar passing dengan kaki bagian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan suatu aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan

PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bahwa mutu pendidikan sangat tergantung pada kualitas guru dan model

IMPLEMENTASI KOOPERATIF TPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

MATA PELAJARAN PENJASORKES

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PENGGUNAAN MODIFIKASI BOLA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta

ZANUAR BUDIANTO K

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ARTIKEL IMPLEMENTASI KOOPERATIF GI MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING CONTROL SEPAK BOLA. Oleh I Putu Pranatha NIM

MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA MATERI AJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM SEPAK BOLA. Untung

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Tanamodindi Dalam Memukul Bola Kasti dengan Menggunakan Modifikasi Alat Bantu Pemukul dan Bola

Jurnal Pendidikan MIPA Pancasakti

I. PENDAHULUAN. penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial),

Mudtrisman Sekolah Dasar Negeri 1 Kalisari UPTD Pendidikan Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan

BAB I PENDAHULUAN. Teknik menembak dalam olahraga Bolabasket merupakan salah satu teknik yang

Lay-up Shoot Permainan Bolabasket

I. PENDAHULUAN. banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Permainan bola basket memiliki

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI BANTUAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS VIII DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. melalui aktifitas jasmani, olahraga dan kesehatan.

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KLASIKAL DENGAN INDIVIDU TERHADAP HASIL BELAJAR LAY UP. (Jurnal) Oleh I PUTU WISNU OCTAVERNANDA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS PERMAINAN BOLA VOLI DENGAN PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS VI SDN BATOKERBUY 2 TAHUN AJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat disetiap kegiatan-kegiatan olahraga. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Prestasi bangsa Indonesia dibidang olahraga saat ini belum dapat memberikan

BAB I PENDAHULUAN. aktif di dalam prosesnya dan gurulah yang menjadi center utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Soreang. Meskipun

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. agar kurikulum tingkat satuan pendidikan dikembangkan sesuai dengan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 346

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

STUDI TENTANG PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN PADA SISWA SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

I. PENDAHULUAN. Melalui penjas yang diarahkan dengan baik, anak-anak akan mengembangkan

Transkripsi:

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LAY UP SHOOT PERMAINAN BOLABASKET MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW SISWA KELAS 8 SMP NEGERI 11 KOTA BEKASI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Suparman 1 SMP Negeri 11 Kota Bekasi suparman.pman@gmail.com Abstrak Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar bola basket siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subyek 43 Siswa Kelas 8 SMP Negeri 11 Kota Bekasi Tahun Pelajaran 2013/2014. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat disimpulkan: (1) Pada Siklus I diperoleh skor rata-rata hasil belajar sebesar 61,9, terdapat 9 siswa (20,9%) tuntas, dan 34 siswa (79,1%) belum tuntas, (2) Pada Siklus II di peroleh skor rata-rata tes uji coba sebesar 73,95, terdapat 35 siswa (81,4%) tuntas dan 8 siswa (18,6%) belum tuntas. Kata Kunci: lay up shoot, bolabasket, model pembelajaran kooperatif, jigsaw. Mutu pendidikan mempunyai banyak dimensi belajar dan mutu hasil belajar merupakan ujung tombak pendidikan. Upaya-upaya peningkatan kualitas pendidikan, sesungguhnya bukan merupakan persoalan yang sederhana, melainkan demikian kompleks. Oleh karena itu upaya-upaya dimaksud memerlukan penanganan secara multidimensional dan dengan melibatkan berbagai pihak yang terkait. Dalam konteks ini kualitas pendidikan yang diharapkan bukan hanya terpusat pada pencapaian target kurikulum semata, melainkan menyangkut semua aspek yang secara langsung maupun tidak langsung terciptanya manusia-manusia pembangunan yang seutuhnya. Menyadari hal itu para pendiri Negara Indonesia melalui pembukaan UUD 1945 Aliena IV, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Pernyataan ini diperkuat oleh pasal 31 UUD 1945 yaitu; 1) tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran dan 2) pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu system pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam rangka mewujudkan pelaksanaan pasal 31 UUD 1945 tersebut, pemerintah telah menetapkan UU nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Dalam sistem pendidikan nasional, salah satu kegiatan pendidikan yang harus dilaksanakan adalah program pendidikan jasmani dan kesehatan. Dengan kata lain, kajian pendidikan jasmani dan kesehatan merupakan salah satu wahana untuk mencapai tujuan pendidikan dalam keseluruhan komponen sistem pendidikan nasional. 1 Suparman: Guru PJOK SMP Negeri 11 Kota Bekasi 174

Penjaskes sebagai salah satu subsistem pendidikan yang wajib diajarkan di sekolah memiliki peran penting yang sangat sentral dalam pembentukan manusia Indonesia seutuhnya. Standar Isi Pendidikan Jasmani untuk SMP/MTs menyebutkan bahwa pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional (BNSP, 2006: 197). Demi terciptanya manusia Indonesia seutuhnya haruslah bekerja keras dengan memanfaatkan potensi yang ada, terutama sumber manusia yang berkualitas yaitu mencakup intelektualitas dalam ilmu pengetahuan dan teknologi maka diperlukan pisik yang sehat. Secara teknis untuk mencapai tujuan dimaksud pada pendidikan jasmani di tingkat SMP terdiri dari berbagai cabang olahraga, untuk pengembangan dan pelaksanaan pendidikan jasmani antara lain terdiri dari atletik, senam, permainan,olahraga air dan bela diri. Pelajaran olahraga permainan seperti cabang olahraga bolabasket telah masuk pada kurikulum sekolah menengah pertama. Materi bolabasket diajarkan mulai dari kelas 7, 8 dan 9. Untuk meningkatkan ketrampilan siswa dalam melakukan teknik dasar bolabasket perlu adanya latihan-latihan, strategi dan model pengajaran pada pelajaran olahraga bolabasket terutama pada teknik menggiring (dribble) dilanjutkan melompat dan menembak atau memasukkan bola ke dalam keranjang (lay up shoot). Tembakan lay up shoot merupakan salah satu teknik yang sering di praktikkan selama bermainbolabasket. Adapun yang dimaksud dengan lay up shoot adalah tembakan dari jarak dekat sekali dengan keranjang, sehingga seolah-olah bola itu di letakkan ke dalam keranjang yang didahului dengan gerakan melangkah lebar dan melompat setinggi-tingginya, (Abdul Rohim, 2010: 24-25) Berdasarkan hasil observasi/ pengamatan pada kegiatan belajar mengajar masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam melakukan bermain bolabasket terutama pada saat lay up shoot atau memasukkan bola sambil melayang di udara ke keranjang basket (ring basket). Untuk mencapai hasil yang diharapkan perlu adanya perubahan strategi dan pendekatan belajar mengajar di kelas dengan menggunakan model pengajaran yang efektif. Model pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah kooperatif tipe jigsaw yang merupakan salah satu tipe strategi pembelajaran yang kooperatif dan fleksibel. Dalam pembelajaran tipe jigsaw, siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok yang anggotanya mempunyai karakteristik 175

heterogen. Masing-masing siswa bertanggungjawab untuk mempelajari topik yang ditugaskan dan mengajarkan pada anggota kelompoknya, sehingga mereka dapat saling berinteraksi dan saling bantu. (M. A. Hertiavi, H. Langlang, S. Khanafiyah, 2010: 53-57) Riset yang berkaitan dengan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw banyak dilakukan salahsatunya adalah pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terbukti dapat meningkatkan kemampuan akademik siswa (Carol, 1989). METODE Metode yang digunakan dalam penelitianini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Mukhlis (2000: 5) PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan. Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki/meningkatkan pratek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru (Mukhlis, 2000: 5) karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Tempat penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 11 Kota Bekasi pada siswa kelas 8.1 semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan jumlah 43siswa dengan rincian: 29 siswa putri dan14 siswa putra. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus - September Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014. Adapun rancangan penelitian, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran, yaitu : (1) Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, (2) Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat, (3) Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya. Adapun Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 1. Rubrik Penilaian Unjuk Kerja Permainan Bolabasket Indikator Aspek yang di nilai Skor Nilai - Kombinasi teknik dasar passing dada, pantul dan dari atas kepala - Gerakan dasar passing dari dada, pantul dan atas kepala - Kombinasi teknik dasar - Gerakan dasar menggiring mengiring, shoot (dua tangan dari atas depan kapala dan lay up) - Gerakan dasar menembak - Gerakan dan teknik lay up shoot 176

- Bermain dengan peraturan yang dimodifikasi untuk memupuk kerja sama Jumlah skor max : 50 Indikator penilaian: (1) Setiap aspek diberi skor 1 5 - Bermain dengan peraturan yang dimodifikasi Jumlah nilai (2) Nilai Akhir = Tabel 2. Rubrik Penilaian Pengamatan Sikap Permainan Bolabasket Indikator Perilaku yang diharapkan Skor Nilai - Kombinasi teknik dasar passing dada, - Bekerja sama dengan pantul dan dari atas kepala teman satu tim - Kombinasi teknik dasar mengiring, shoot - Berani menembus (dua tangan dari atas depan kapala dan pertahanan lawan lay up) - Mentaati peraturan - Bermain dengan peraturan yang - Menghormati wasit dimodifikasi untuk memupuk kerja sama - Sikap sportif Jumlah nilai Jumlah skor max : 5 Indikator penilaian: (1) Setiap aspek diberi skor 1 (2) Nilai Akhir = Tabel 3. Rubrik Penilaian Pemahaman Konsep Permainan Bolabasket Indikator Pertanyaan yang diajukan Skor Nilai - Kombinasi teknik dasar passing - Sebutkan beberapa teknik dasar dada, pantul dan dari atas kepala passing dlm permainan bola basket - Kombinasi teknik dasar - Sebutkan posisi kaki pada saat mengiring, shoot (dua tangan melakukan teknik menangkap bola dari atas depan kapala dan lay sambil bergerak up) - Sebutkan tujuan bermain bola - Bermain dengan peraturan yang basket dengan peraturan yang dimodifikasi untuk memupuk disederhanakan kerja sama Jumlah nilai Jumlah skor max : 45 177

Indikator penilaian: (1) Setiap aspek diberi skor 1-5 (2) Nilai Akhir = dibawah ini: Adapun hasil dari penilaian pada aspek psikomotor, afeksi dan kognisi diakumulasi melalui rubric Tabel 4. Analisis Ketuntasan Belajar Indikator - Kombinasi teknik dasar passing dada, pantul dan dari atas kepala - Kombinasi teknik dasar mengiring, shoot (dua tangan dari atas depan kapala dan lay up) - Bermain dengan peraturan yang dimodifikasi untuk memupuk kerja sama Penilaian Psikomotor Afeksi Kognisi JML Keterangan Hasil penelitian PTK disajikan melalui analisis statistik deskriptif dan grafik ketuntasan siswa (Memet Muhamad & Aridhotul Haqiyah, 2015: 15). HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengolahan data maka hasil belajar lay up shoot bolabasket pada siklus I adalah sebagai berikut: Tabel 5. Data Prosentase Ketuntasan Siswa Dalam Pembelajaran Bolabasket-Siklus I Jumlah Rata-rata Nilai Nilai Yang mencapai KKM < 75 Siswa Tertinggi Terendah Frekuensi (%) 43 61,98 75 50 9 20,9 Berdasarkan tabel di atas, maka prosentase hasil belajar siswa pada siklus I dapat diuraikan sebagai berikut : Skor rata-rata tes uji coba sebesar 61,9, terdapat 9 siswa (20,9%) yang telah tuntas, dimana siswa tersebut sudah berhasil mencapai nilai diatas KKM sebesar 75. Sedangkan 34 siswa (79,1%) yang belum tuntas atas pencapaian KKM. Pada siklus ini kesalahan yang paling banyak 178

dalam melakukan teknik lay up shootdikarenakan oleh teknik yang tidak sempurna dan kurang konsentrasi. Secara lebih jelas dapat dilihat pada diagram dibawah ini: Persentase Ketuntasan Siklus I 20,9% Tuntas Belum Tuntas 79,1% Gambar 1. Grafik Prosentase Keberhasilan Siswa Melakukan Praktek Lay Up Shoot Pada Siklus I Sedangkan ketuntasan hasil belajar lay up shoot siswa pada siklus II hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 6. Data Prosentase Ketuntasan Siswa Dalam Pembelajaran Bolabasket-Siklus II Jumlah Rata-rata Nilai Nilai Yang mencapai KKM < 75 Siswa Tertinggi Terendah Frekuensi (%) 43 73,95 80 60 35 81,4 Berdasarkan tabel di atas, maka prosentase hasil belajar siswa pada siklus II dapat diuraikan sebagai berikut : Skor rata-rata tes uji coba sebesar 73,95, terdapat 35 siswa (81,4%) yang telah tuntas, dimana siswa tersebut sudah berhasil mencapai nilai diatas KKM sebesar 75. Sedangkan 8 siswa (18,6%) yang belum tuntas atas pencapaian KKM. Pada siklus ini dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan ketuntasan hasil belajar yang sangat signifikan melaluimetodekoperatifjigsaw. Secara lebih jelas dapat dilihat pada diagram dibawah ini: 179

Persentase Ketuntasan Siklus II 18,6% Tuntas Belum Tuntas 81,4% Gambar 2. Grafik Prosentase Keberhasilan Siswa Melakukan Praktek Lay Up Shoot Pada Siklus II Berdasarkan hasil peneilitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.hal ini dapat dilihat dari semakin baiknya pemahaman dan penguasaan siswa pada data ketuntasan siswa pada siklus I diperolehskor rata-rata tes uji coba sebesar 61,9, terdapat 9 siswa (20,9%) yang telah tuntas, dimana siswa tersebut sudah berhasil mencapai nilai diatas KKM sebesar 75. Sedangkan 34 siswa (79,1%) yang belum tuntas atas pencapaian KKM. Pada siklus ini kesalahan yang paling banyak dalam melakukan teknik lay up shoot dikarenakan oleh teknik yang tidak sempurna dan kurang konsentrasi. Hasil pelaksanaan siklus I yang diamati.setelah melihat rata hasil latihan siswa ternyata tinhgkat kesulitan ada pada saat melakukan gerak langkah, disusul saat menembak/memasukkan bola ke dalam keranjang/ ring. Pada siklus II hasil menunjukkan bahwa secara klasikal telah mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena siswa yang sudah bisa mambantu siswa yang kurang mampu dalam mata pelajaran yang mereka pelajari. Disamping itu adanya kemampuan guru yang mulai meningkat dalam proses belajar mengajar.polapembelajaranlay up shoot pada siklus ke II inidirubah, intensitas jarak latihan dari papan pantul/ ring basket ditambah dari 3 meter menjadi 6 meter, dan diperoleh Skor rata-rata tes uji coba sebesar 73,95, terdapat 35 siswa (81,4%) yang telah tuntas, dimana siswa tersebut sudah berhasil mencapai nilai diatas KKM sebesar 75. Sedangkan8 siswa (18,6%) yang belum tuntas atas pencapaian KKM. 180

Aktivitas siswa dalam proses pendekatan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Karena siswa yang sudah bisa mambantu siswa yang kurang mampu dalam mata pelajaran yang mereka pelajari. Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda seperti gerakan menggiring, menggiring bola dari atas kepala dan gerakan langkah kaki melakukan tembakan /shoot..anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian lay up shoot yang sama bertemu dan dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan hasil latihan tersebut mereka. Siswa mampu melakukan untuk mengkombinasikan teknik dasar lay up shoot (menggiring, menggiring bola, dan dari atas kepala), secara berpasangan dalam kelompok dari jarak yang ditentukan 3 m dari ring basket dan berulang-ulang. Hal ini berdampak positif terhadap peningkatan hasil belajar siswa dan penguasaan materi pelajaran yang telah diterima selama ini, yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan. SIMPULAN Berdasarkan penelitian dan hasil analisis yang telah dilakukan, diperolehsimpulanbahwa: (1) Pada Siklus I diperolehskor rata-rata thasilbelajarsebesar 61,9, terdapat 9 siswa (20,9%) tuntas, dan 34 siswa (79,1%) belum tuntas, (2) Pada Siklus II diperoleh skor rata-rata tes uji coba sebesar 73,95, terdapat 35 siswa (81,4%) tuntas dan 8 siswa (18,6%) belum tuntas. DAFTAR PUSTAKA BNSP. 2006. Buku Standar Isi untuk SMP/MTs. Jakarta Carrol, D W. 1986. Use Of The Jigsaw Technique In Laboratory And Discussion Classes. Journal of Teaching and Psychology. 13: 208 210 M. A. Hertiavi, H. Langlang, S. Khanafiyah. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, (6) :53-57 Muhamad, M., & Haqiyah, A. 2015. Diktat Statistik Pendidikan. FKIP: UNISMA Bekasi. Mukhlis, Abdul. (Ed). 2000. Penelitian Tindakan Kelas (Makalah Panitia Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah untuk Guru-guru se-kabupaten Tuban). Rohim, Abdul. 2010. Olahraga Bolabasket. Semarang: Aneka Ilmu. 181