7 BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Hakekat Latihan Variasi a. Pengertian Latihan Latihan adalah penerapan dari suatu perencanaan untuk meningkatkan kemampuan olahraga yang berisikan materi dan praktek, metode dan aturan pelaksanaan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang akan di capai. Latihan itu di peroleh dengan cara menggabungkan tiga faktor yang terdiri atas itensitas, frekuensi dan lama latihan.(suhendro 2002:504). Selagi penggunaan kedua kata tersebut dalam bahasa Indonesia belum baku, maka kata training dan latihan dalam pengertian yang berbeda. Hal ini dilandasi oleh interprestasi terhadap batasan-batasan atau definisidefinisi yang dikemukakan para ahli keolahragaan (Syafruddin 2013:19) Menurut Rothig dalam Syafruddin (2013:20) Training adalah suatu proses aksi/tindakan/perbuatan yang kompleks dari pengaruh yang terencana dan objektif dengan tujuan meningkatkan prestasi olahraga. Sedangkan Hare dalam Syafruddin (2013:20) mendefinisikan training sebagai persiapan atlet secara fisik. Teknik, taktik dan mental dengan bantuan latihan fisik (pembebanan fisik). Menurut Martin dalam Syafruddin (20013:20) mendifinisikan training merupakan suatu proses yang dikendalikan secara terencana melalui pendekatan materi,metode, dan pengorganisasian pada proses tersebut dapat dikembangkan tujuan yang diinginkan, 7 7
8 perubahan-perubahan keadaan kemampuan prestasi yang kompleks, kemampuan sikap, dan perilaku. Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa training merupakan seluruh proses persiapan atlet secara fisik,taktik dan mental (psikis) yang direncanakan secara teratur dan sistematis guna meningkatkan kemampuan prestasi prestasi olahraga atlet tersebut. Kemudian yang di maksud dengan seluruh proses persiapan adalah meliputi proses yang dimulai dari menyusun suatu perencanaan latihan, mengimplementasikan program latihan yang telah dibuat dan mengevaluasi hasil proses latihan yang diberikan kepada atlet.(syafruddin 2013:20) Sementara itu yang dimaksud dengan latihan adalah suatu proses pengolahan atau penerapan materi latihan seperti keterampilan-keterampilan gerakan dalam bentuk pelaksanaan berulang-ulang dan melalui tuntutan yang bervariasi (Rothig dalam syafruddin 2013 : 21). Dalam pengertian lain juga dinyatakan bahwa latihan menunjukan pelaksanaan yang berulang-ulang dari keterampilan-keterampilan yang terotomatisasi melalui tuntutan-tuntutan yang semakun dipersulit guna memperbaiki kemampuan fisik. Hal ini berarti latihan merupakan realisasi atau implementasi dari materi atau bentuk-bentuk latihan yang telah direncanakan sebelumnya (Syafruddin 2013 : 21). Latihan adalah proses penyempurnaan berolahraga melalui pendekatan ilmiah, khususnya prinsip-prinsip pendidikan, secara teratur dan terencana sehingga mempertinggi kemampuan dan kesiapan olahragawan.(hare dalam Akmarbumi, 2007:1).Menurut Bompa dalam Syafruddin (2013:24) Latihan adalah program
9 pengembangan atlet untuk bertanding, dimana penguasaan teknik yang baik akan dapat membantu menghemat penggunaan tenaga. Ini berarti bahwa semakin hemat dalam pemakaian tenaga yang dikeluarkan. Selain itu, penguasaan teknik yang baik akan dapat menghemat dan mengoptimalkan penggunaan kondisi fisik. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka terlihat jelas perbedaan antara training dan latihan. Training merupakan semua semua proses persiapan atlet mulai dari menyusun suatu perencanaan latihan, merealisasikan, mengontrol, dan mengevaluasi semua kegiatan yang dilakukan atau dengan kata lain merupakan rangkaian proses yang dimulai dari menyusun program latihan sampai ke proses evaluasi kemajuan prestasi atlet. Sedangkan latihan merupakan realisasi atau pelasanaan/penerapan dari materi-materi latihan yang telah direncanakan sebelumnya, atau dengan kata lain merupakan bagian dari pada training. Selain perbedaan yang dikemukakan di atas juga terdapat persamaan dari kedua pengertian tersebut yaitu sama-sama bertujuan untuk meningkatkan prestasi orang yang berlatih. Menurut Ambarukmi (2007:50) kalau latihan jadi membosankan, maka latihan itu bisa membahayakan karena di lakukan dengan konsentrasi yang rendah dan hasilnya tentu mengecewakan. Dari pendapat di atas diketahui bahwa betapa pentingnya kreativitas seorang pelatih dalam merancang program agar atlet atau siswa yang dilatih tidak merasa bosan atau jenuh. Dari pernyataan di atas dapat di simpulkan bahwa seorang pelatih harus merancang program latihan yang dapat menambah kemampuan atlet melalui proses berlatih yang berulang-ulang dan jumlah beban kian bertambah. Namun hal ini bisa
10 menjadi hambatan karena proses yang berulang-ulang dapat menimbulkan kebosanan pada atlet. Dalam merancang program latihan seorang pelatih harus memperhatikan prinsip prinsip latihan. Adapun prinsip-prinsip latihan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Pertisipasi aktif. Pencapaian prestasi merupakan usaha atlet itu sendiri dan kerja keras pelatih, sehingga terdapat pelaksanaan program latihan untuk menghasilkan prestasi yang tinggi. Pelatih berkewajiban untuk mendidik atlet agar memiliki sikap bertanggung jawab, disiplin dan mandiri. 2. Perkembangan Multirateral Prestasi yang tangguh perlu dipersiapkan melalui peletakan dasar bangunan prestasi yang dilaksanakan pada tahap dasar yakni perkembangan multirateral.tahap perkembangan multirateral di letakkan pada awal program pembinaan sebelum memasuki tahapan spesialisasi, yakni pada anak usia 6-10 tahun, bertujuan untuk mengembangkan dan mengoreksi gerak dasar (jalan, lari, lompat, loncat, lempar, tangkap). Aktivitas latihan berupa semua jenis olahraga dan aktivitas bermain yang mengandung gerakan : jalan, lari, lompat, loncat, memanjat, meniti, merangkak, melempar, dan menangkap. 3. Individual Setiap atlet memiliki potensi yang berbeda-beda dan berkarakter unik, Setiap latihan menimbulkan respon yang berbeda pula. Untuk itu dalam
11 penyususun program latihan, pelatih pwerlu mempertimbangkan perbedaan individual berupa faktor : a. Keturunan, pada umumnya atlet mewarisi sifat fisik, mental dan emosi orangtuanya b. Umur perkembangan, kematangan (umur biologis) setiap atlet tidak selalu sejalan dengan umur kronologisnya. Ada atlet yang lebih matang dibanding atlet lainnya pada usia yang sama. c. Umur latihan,setiap atlet memiliki kebugaran dan kualitas biomotor berbeda bergantung kepada lama latihan yang telah diikutinya 4. Overload Untuk meningkatkan kemampuan atlet perlu latihan dengan beban lebih (overload), yakni beban yang cukup menantang atau benar-benar membebani pada wilayah ambang batas kemampuan atlet (critical point).beban tersebut akan menimbulkan respon awal tubuh berupa kelelahan bila pembebanan dihentikan maka akan terjadi proses pemulihan (recovery), selanjutnya tubuh akan beradaptasi terhadap beban tersebut berupa peningkatan kemampuan (Superkompensasi). Beban yang terlalu ringan tidak akan meningkatkan kemampuan atlet sehingga prestasi akan tetap (plato), sebaliknya beban yang terlalu beratakan menyebabkan penurunan kemampuan atlet, prestasi menurun (involusi) dan dapat mengakibatkan terjadinya overtraining.
12 b. Latihan Variasi Latihan bervariasi adalah bentuk latihan dengan penyajian atau pelaksanaan kegiatan latihan dengan berbagai bentuk atau metode guna mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai suatu tujuan latihan sebaiknya digunakan bebrapa cara, agar dalam latihan tidak timbul kebosanan (Irawadi, 2011: 32). Dengan penjelasan ahli tersebut terlihat jelas bahwa latihan yang bervariasi adalah suatu cara atau metode guru atau pelatih dalam memberikan latihan yang bermacam-macam untuk menghindari latihan yang monoton sehingga akan memunculkan model latihan yang bervariasi yang mampu meningkatkan pengalaman anak dalam berlatih. Untuk kegiatan olahraga yang memiliki unsur variasi yang minim akan membuat atlet cepat merasa bosan dalam melakukannya. Kebosanan dalam latihan akan merugikan terhadap kemajuan prestasinya. Seorang pelatih harus kreatif dalam menyajikan program latihan, pelatih harus pandai mencari dan menerapkan variasi dalam latihan, misalnya dengan menggunakan alat bantu lain yang berbeda dari biasanya, menggunakan lapangan yang berbeda dan sebagainya (Tangkudung 2006: 55). Salah satu prinsip latihan di perhatikan seorang pelatih adalah latihan variasi. Pelatih harus dapat menyiapkan latihan yang bervariasi untuk tujuan latihan yang sama. Selain untuk menghindari kebosanan dan kejenuhan latihan, latihan variasi juga penting agar motivasi dan rangsangan minat berlatih tetap tinggi. Adapun yang termasuk latihan variasi adalah sebagai berikut : 1. Sesi latihan yang keras harus diikuti oleh sesi latihan mudah / ringan. 2. Kerja keras harus diikuti oleh istirahat dan pemulihan.
13 3. Latihan yang berlangsung lama harus diikuti oleh sesi latihan yang singkat. 4. Latihan yang intensitas tinggi diikuti oleh latihan yang memberikan relaksasi. 5. Berlatih ditempat latihan yang berbeda, pindah tempat latihan. Rencanakanlah pertandingan persahabatan. 6. Latihlah atlet dari / dengan berbagai aspek prestasi (Ambarukmi,2007: 51 ). Berdasarkan uraian di atas dapat di jelaskan bahwa latihan bervariasi sangat berguna dalam proses belajar di sekolah maupun ekstrakurikuler sehingga tercapai tujuan pembelajaran dan hasil dari latihan yang di terapkan sesuai prinsip prinsip latihan. Dari beberapa pernyataan di atas dan melihat ciri ciri dari latihan variasi dapat disimpulkan bahwa latihan variasi adalah suatu teknik penyajian latihan yang menggunakan bentuk latihan yang beraneka ragam dengan tujuan agar tidak timbul kebosanan latihan. c. Tujuan Latihan Variasi Menurut pendapat Harsono ( 2015 : 39 ) tujuan serta sasaran utama dari latihanadalah untuk membantu atlet untuk meningkatkan keterampilan dan prestasinya semaksimal mungkin. Untuk mencapai hal itu ada 4 aspek latihan yang perlu di perhatikan dan di latih secara seksama oleh, yaitu (1) latihan fisik, (2) latiham teknik, (3) latihan taktik, dan (4) latihan mental. Rothig juga mengatakan bahwa pembuatan program latihan mempunyai beberapa tujuan latihan yaitu : (1) meningkatkan kualitas kemampuan fisik (2) memelihara kemampuan fisik yang sudah dimiliki (3) mengoptimalkan kemampuan kondisi fisik ( Irawadi,2011 : 17 ). Dari pendapat tersebut dapat di simpulkan bahwa
14 tujuan latihan variasi adalah untuk meningkatkan mental siswa dalam bermain bolavoli dan untuk menghindari timbulnya kejenuhan siswa dalam berlatih. Sehingga tujuan dalam berlatih dapat tercapai dengan baik. d. Bentuk Latihan Variasi Dalam pembelajaran penjaskes, terdapat beberapa bentuk atau model latihan variasi dalam passing atas, yaitu : 1. Passing atas bergerak maju,mundur dan menyamping. Cara melakukan : a. Bola dilambungkan oleh teman b. Dilakukan berpasangan Gambar 1 : Passing atas bergerak maju,mundur dan menyamping Roji (2007:17)
15 2. Passing atas menggunakan dua buah bolavoli Cara melakukan a. Bola di lambungkan oleh teman b. Di lakukan secara bergantian dan berpasangan Gambar 2 :Passing atas menggunakan dua buah bolavoli Roji(2007:18) 3. Passing atas dalam bentuk barisan berbanjar berhadapan Cara melakukan a. Bentuk dua berbanjar dengan jarak 3 meter b. Siswa kelompok A melakukan passing atas ke siswa kelompok B c. Siswa yang telah melakukan passing lari kebarisan paling belakang
16 Gambar 3 : Passing atas dalam bentuk barisan berbanjar berhadapan Roji(2007:19) 4. Passing atas dalam bentuk lingkaran Cara melakukan a. Siswa yang telah melakukan passing, bergerak pindah dari tengah ke pinggir lingkaran dari pinggir lingkaran ke tengah Gambar 4 :Passing atas dalam bentuk lingkaran Roji(2007:19)
17 5. Passing atas melewati net Cara melakukan a. Siswa melakukan passing melewati net secara langsung dalam formasi berbanjar b. Siswa yang telah melakukan passing bergerak lari berpindah kebarisan di hadapannya ke bagian belakang Gambar 5 : Passing atas melewati net Roji(2007:20) 6. Passing atas untuk melakukan umpan jarak jauh Cara melakukan a. Lakukan latihan dengan 4 orang siswa baris berbanjar saling berhadapan. b. Umpan tinggi dan umpan yang jelas ke arah teman di depannya, setelah siswa melakukan passing pindah tempat kebelakang.
18 Gambar 6 : Passing atas untuk melakukan umpan jarak jauh Subroto(2010:80) 2.Hakekat Passing Atas a. Pengertian Passing Atas Dalam olahraga bolavoli bermacam-macam teknik yang di gunakan dalam bermain, di antaranya yaitu teknik passing atas. Menurut Subroto (2010:47), Passing adalah cara memainkan bola pertama setelah bola berada dalam permainan akibat dari serangan lawan, service lawan, atau permainan net (cover spike dan cover block). Passing atas adalah cara memainkan bola dengan di atas depan dahi dengan menggunakan kedua jari tangan. Passing atas biasanya digunakan untuk memainkan bola yang datang baik dari lawan maupun dari kawan seregu, yang memiliki ciri melambung dan kecepatannya mudah diprediksi. Di samping itu, passing atas juga sering digunakan untuk memainkan bola yang mementingkan ketepatan seperti umpan spike dan tipuan ke lawan.
19 Menurut Ahmadi (2007:22) passing atas adalah upaya seorang pemain dengan mengarahkan tangan ke atas dengan bola untuk memberikan bola kepada teman seregunya untuk di mainkan di lapangan sendiri. Sedangkan menurut Mahardika (2015:6), passing atas bolavoli adalah jari-jari tangan terbuka lebar dan kedua tangan membentuk mangkuk hamper saling berhadapan. Sebelum menyentuh bola, lutut sedikit ditekuk sehingga tangan berada di muka setinggi hidung. Sudut antara siku dan badan kurang lebih 45º. Bola disentuhkan dengan cara meluruskan kedua kaki dengan lengan. Berdasarkan kutipan di atas dapat di simpulkan bahwa passing atas dalam bolavoli merupakan hal yang sangat penting dalam latihan maupun pertandingan. Karena passing atas ini disamping membuat pola penyerangan juga bisa memberikan poin kepada tim dengan gerakan tipuan passing atas. Passing atas juga digunakan untuk memberi umpan kepada teman seregu untuk di smash ke pihak lawan. b. Teknik passing atas Teknik adalah prosedur yang telah dikembangkan berdasarkan praktek, dan bertujuan mencari penyelesaian suatu masalah pergerakan tertentu dengan cara yang paling ekonomis dan berguna ( Beutelstahl, 2009 : 8 ). Teknik dasar bermain memberikan inspirasi yang lebih segar kepada siswa yang sedang mempelajari permainan bolavoli. Model mengajar ini memungkinkan siswa untuk menyadari keterkaitan antara bakat, minat, dan kemampuan sewaktu melakukan permainan bolavoli terhadap prestasi belajar yang ia miliki. Pendekatan ini menekankan
20 pengalaman pada siswa untuk melihat dan bahkan merasakan relevansi keterampilan teknik pada situasi bermain bolavoli yang sebenarnya. Cara melakukan passing atas adalah sebagai berikut: (Subroto 2010: 48) Sikap permulaan Posisi siap normal, yaitu berdiri menghadap kearah bola,kaki dibuka selebar bahu, salah satu kaki ke depan, berat badan bertumpu pada tapak kaki bagian depan, lutut agak sedikit ditekuk dengan badan sedikit membungkuk, segera bergerak kearah jatuhnya bola, kedua tangan diangkat lebih tinggi dari dahi, kedua jari tangan dibuka lebar membentuk setengah bulatan bola, ibu jari dan telunjuk membentuk segi tiga. Pelaksanaan Tepat saat bola berada di atas depan dahi, luruskan kedua lengan dengan gerakan agak melencut (eksplosif) untuk segera mendorong bola. Perkenaan bola pada bagian ujung jari tangan,terutama ujung jari ibu jari, telunjuk, dan jari tengah. Ujung jari lainnya membantu menahan bola. Pada waktu perkenaan, ujung jari ditegangkan, kemudian diikuti dengan gerak fleksi perdelangan tangan.
21 Gerak lanjutan Setelah bola memantul dengan baik, lanjutkan dengan meluruskan kedua lengan ke depan atas dan lutut sebagai gerak lanjutan, diikuti dengan memindahkan berat badan ke depan, dan segera kembali ke posisi siap normal.
22 c. Faktor Yang mempengaruhi Hasil Passing Atas Bola Voli Passing atas merupakan salah satu bentuk keterampilan yang memiliki unsur gerakan yang cukup kompleks. Kompleksnya gerakan passing atas tersebut dapat mengakibatkan siswa sering melakukan kesalahan. Menurut Barbara (2004: 54) faktor penghambat pemain dalam melakukan passing atas adalah : (1) Pemain tidak menempatkan dirinya di belakang bola dengan bahu sejajar dengan sasaran sebelum menerima bola (2) Pemain mencoba untuk menerima bola dengan tangan dan kaki yang lurus. Adapun kesalahan-kesalahan dalam melakukan passing atas yang sering di lakukan oleh pemain adalah :(1) Bola menyentuh telapak tangan dan tertahan (2) Bola bergerak ke atas, bukan meninggi ke depan (3) Mengalami kesulitan dalam mengarahkan bola ke arah sasaran (4) Bola berputar terlalu keras (5) Umpan menyeberangi net ke arah daerah lawan (6) Bola bergerak ke net (7) Bola tidak sampai ke pinggir lapangan (8) Mengumpan bola terlalu rendah. (Barbara 2004: 55) B. Kerangka Pemikiran Passing atas merupakan proses pengoperan bola pada pengumpan tim yang bertujuan untuk membentuk serangan ke tim lawan. Passing atas merupakan tindakanyang dilakukan oleh pemain untuk memberikan umpan kepada teman seregu untuk melakukan serangan kelawan atau menyerang lawan.passing atas dilakukan dengan cara membuka jari-jari tangan menghadap keatas dan kaki agak ditekuk sedikit.
23 Untuk mendapatkan passing atas yang baik, diperlukan kelenturan jari-jari tangan yang baik.karena kelenturan jari-jari tangan sangat berperan penting dalam melakukan passing atas dalam permainan bolavoli.passing atas bisa dilatih dengan memberikan berbagai bentuk latihan variasi, dan dengan penguasaan teknik yang baik dan benar. Dengan latihan variasi yang terprogram dan sistematis serta dengan penguasaan teknik yang baik dan benar tentu akan berpengaruh terhadap hasil passing atas seseorang atau pemain. Passing atas bisa ditingkatkan dengan memberikan berbagai bentuk latihan variasi terutama latihan variasi yang berhubungan dengan passing atas. Berdasarkan asumsi diatas penulis dapat mengemukakan kerangka penelitian sebagai berikut semakin banyak latihan variasi yang diberikan makan akan berpengaruh terhadap kemampuan passing atas permainan bolavoli siswa ekstrakurikuler di SMPN 1 Gunung Sahilan Kabupaten Kampar. C. Hipotesis Penelitian Berdasarkan gambaran di atas, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut :Terdapat pengaruh latihan variasi terhadap kemapuan passing atas permainan bolavoli siswa ekstrakurikuler di SMPN 1 Gunung Sahilan Kabupaten Kampar.