BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapinya dan mampu untuk menciptakan suatu penemuanpenemuan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

I. PENDAHULUAN. Pendidikan dan ilmu pengetahuan berperan penting dan meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. studi, kerja, hobi atau aktivitas apapun adalah minat. Dengan tumbuhnya minat dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bagi sebahagian besar orang pendidikan merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Dasar (SD). Di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepuasan yang tinggi pula terhadap aktivitas belajar (Chang, 2012), sehingga apa pun yang

BAB I PENDAHULUAN. warganya belajar dengan potensi untuk menjadi insan insan yang beradab, dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu faktor yang menentukan perkembangan suatu negara ialah

BAB I PENDAHULUAN. itu berlangsung seumur hidup dimulai dari keluarga kemudian di teruskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. internet tidak dapat dipungkiri dalam hal penyediaan informasi global. Di zaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dewasa ini sangat dominan, di negara-negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. dunia pendidikan di Indonesia. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. lebih mudah mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran, akhirnya akan berpengaruh pada hasil belajar.

BAB I PENDAHULUAN. Belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. hidup di zaman yang serba sulit masa kini. Pendidikan dapat dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN. transformasi nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Salah satu produk teknologi

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh tingkat keberhasilan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan pondasi bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia khususnya pembelajaran matematika harus. informasi, serta kemampuan memecahkan masalah.

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas zaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapinya dan mampu untuk melakukan sesuatu yang baru. untuk menunjang kemajuan kehidupan, baik bagi diri dan bangsanya.

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan terdapat nilai-nilai yang baik, luhur, dan pantas untuk dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Sugihartono dkk, 2007:3-4), Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan pada jaman ini sangat berkembang di berbagai negara. Sekolah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bidang kehidupan yang dirasakan penting

BAB I PENDAHULUAN. Kaling berpenghasilan dari hasil membuat batu bata dan karyawan. anak jadi rendah sehingga prestasi juga rendah pula.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kondisi pembelajaran awal siswa sebelum diterapkan metode pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. yang positif, baik bagi dirinya sendiri maupun lingkungannya.

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan hal-hal. tersebut secara rinci dikemukakan berikut ini.

BAB I PENDAHULUAN. mengesankan. Aktivitas belajar dapat merangsang siswa terlibat secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. BAB II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang semakin maju menuntut dunia pendidikan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. suatu hal yang mudah. Hal itu dikarenakan keberhasilan belajar sangat

I. PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup dari penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bawah kemampuannya. Belum ada definisi yang dapat diterima secara universal

ANALYSIS OF FACTORS CAUSE OF LEARNING DIFFICULTIES OF BIOLOGY CLASS VII MTsS PGAI PADANG

BAB I PENDAHULUAN. setiap anak dalam periode tertentu. Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini telah ditandai adanya proses Globalisasi. kemudian berkembang menjadi teknologi dan informasi.

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang sering terjadi di tengah-tengah masyarakat. Banyak hal yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. terduga makin mempersulit manusia untuk meramalkan atau. dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih

I. PENDAHULUAN. dan berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan SD adalah bagian dari sistem pendidikan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Internet sebagai salah satu media pembelajaran sangat dibutuhkan saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, sehingga munculah berbagai alat sebagai hasil pemanfaatan ilmu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran bukan hanya kegiatan transfer pengetahuan dari guru

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pencapaian suatu tujuan pendidikan. Oleh sebab itu,

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya belajar merupakan bagian dari pendidikan. Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Melalui pendidikan individu diharapkan mampu untuk

BAB I PENDAHULUAN. seorang individu, untuk membentuk kepribadian individu yang cakap dan kreatif,

DAMPAK TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, KESEMPATAN BELAJAR DAN AKTIVITAS BERORGANISASI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP KECAMATAN BLORA

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. diakses secara lebih mudah, cepat, dan murah. Sayangnya, internet juga membawa dampak-dampak yang negatif

BAB I PENDAHULUAN. no. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (1)

BAB I PENDAHULUAN. usaha sistematis yang terorganisasi untuk memajukan belajar, membina

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran melalui sebuah tes atau ujian yang disampaikan guru. Dari hasil

Pembelajaran tipe giving question and getting answer dengan group resume

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempercepat modernisasi di segala

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Pengetahuan ini dapat juga disebut sebagai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sendi Fauzi Giwangsa, 2015

Fariyani Eka Kusuma Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk yang paling tinggi derajatnya, makhluk yang

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut saling berinteraksi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam. mempengaruhi hasil belajar siswa (Sagala, 2003).

BAB 1 PENDAHULUAN. dan siswa dibandingkan dengan cara belajar mengajar yang konvensional.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses pembentukan kepribadian manusia. Pendidikan pada umumya bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Secara umum pendidikan dipandang sebagai faktor utama dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, sehingga menjadi seorang yang terdidik. Menurut Sagala (2009:1) Pendidikan berarti menghasilkan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. sumber daya suatu Negara dapat ditingkatkan. Dewasa ini sudah menjadi. kebutuhan di setiap Negara untuk terus berusaha meningkatkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan sebuah bangsa. Sumber daya manusia yang berkualitas akan mampu mengatasi masalahmasalah yang dihadapinya dan mampu untuk menciptakan suatu penemuanpenemuan baru. Kualitas pendidikan yang baik akan mempengaruhi kualitas sumber daya manusia menjadi baik pula. Sesuai dengan fungsi pendidikan Indonesia dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjelaskan bahwa dengan berlangsungnya pendidikan yang berkualitas akan membentuk watak, mengembangkan potensi diri siswa untuk memiliki kekuatan spiritual agama, kepribadian, keterampilan yang diperlukan untuk dirinya dan untuk masyarakat sekitar. Kualitas pendidikan yang baik akan menghasilkan hasil belajar yang baik. Hasil belajar yang baik merupakan harapan dari setiap siswa dalam proses belajar mengajar. Namun dalam kenyataannya, tidak semua siswa mendapat hasil belajar yang baik. Perbedaan hasil belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat digolongkan dalam dua faktor, yaitu internal dan eksternal. Faktor internal yang terbentuk dari dalam diri siswa itu sendiri antara lain sikap, intelegensi dan bakat, minat, motivasi, kebiasaan belajar, dan lain sebagainya, sedangkan faktor 1

2 eksternal yang berasal dari luar diri siswa itu antara lain lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, guru, dan masyarakat. Sikap siswa merupakan faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar. Sikap siswa pada pelajaran merupakan hal yang tidak dapat diabaikan dalam proses pembelajaran. Sikap siswa pada pelajaran mempengaruhi keberhasilan pembelajaran di kelas. Menurut Slamento, sikap merupakan sesuatu yang dapat dipelajari, dan sikap menentukan bagaimana individu bereaksi terhadap situasi serta menentukan apa yang dicari individu dalam kehidupan 1. Berdasarkan pra survei yang dilakukan oleh peneliti di sekolah SMA Negeri 4 Jakarta. Peneliti mendapatkan data hasil belajar ekonomi kelas X sebagai berikut : Tabel 1.1 Data Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa KELAS NILAI DIATAS KKM NILAI DIBAWAH KKM JUMLAH X IPA 1 11 Siswa 24 Siswa 35 Siswa X IPA 2 11 Siswa 24 Siswa 35 Siswa X IPA 3 7 Siswa 28 Siswa 35 Siswa X IPS 1 7 Siswa 28 Siswa 35 Siswa Sumber: Guru Ekonomi Kelas X, 2018 1 Slamento, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta, 2015),h.188.

3 Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa kelas X di SMAN 4 Jakarta masih buruk. Hal ini dapat dilihat jumlah siswa yang nilainya tidak memenuhi standar masih banyak. Dikutip dari berita bahwa: Sedangkan untuk sekolah negeri, SMA N I Pringsewu sebanyak empat orang. Mereka yang tidak lulus ini dominan siswa jurusan IPS. Mayoritas nilainya rendah di mata pelajaran ekonomi. Tak hanya ke 49 siswa tersebut, rendahnya nilai UN ekonomi tersebut juga dialami 454 siswa di tujuh SMA yang berada di Subrayon 13 Disdikbudpar Pringsewu. 2 Hal ini disebabkan oleh siswa merasa pelajaran ekonomi sulit dan akhirnya menjadi malas belajar. Sikap positif terhadap pelajaran akan memudahkan dalam mengingat pelajaran. Apabila yang terjadi adalah sikap negatif maka informasi yang diberikan tidak akan masuk dengan sempurna kedalam ingatan. Perlu guru yang kreatif dalam mengajar sehingga dapat memberikan respon positif bagi siswa untuk belajar. Rasa takut yang berlebihan terhadap mata pelajaran membuat siswa menjadi asing dan cenderung memusuhi pelajaran tersebut, akhirnya akan timbul sikap negatif. Apabila minat dan kemauan tersebut menurun, maka bahan pelajaran pun tidak menjadi perhatian siswa, akhirnya akan timbul kebosanan, sehingga berdampak pada hasil belajar yang tidak maksimal. Dengan demikian pada akhirnya berpengaruh pada hasil belajarnya 3. Selain sikap siswa, kebiasaan belajar juga mempengaruhi hasil belajar siswa. 2 http://lampung.tribunnews.com/2012/06/01/7.152-siswa-smp-lulus-un (diakses pada tanggal 10 Mei 2017, pukul 19.00 WIB). 3 Slamento, op.cit., h.189.

4 Kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar. Kebiasaan belajar yang baik akan membuat hasil belajar yang baik pula. Menurut Chatib, kebiasaan merupakan perilaku yang diulang-ulang 4. Kebiasaan belajar yaitu konsisten dan sering dilakukan kegiatan belajar secara terus menerus akan menghasilkan keefektifan peserta didik. Kebiasaan yang efektif diperlukan oleh setiap individu dalam kegiatan belajarnya karena sangat berpengaruh terhadap pemahaman dan hasil belajar yang akan diraih. Dengan kebiasaan belajar yang teratur dan berkesinambungan akan membuat siswa bersemangat dalam belajar dan akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Kebiasaan belajar yang baik bagi peserta didik dapat dilakukan dengan cara pengaturan jadwal belajar yang baik dan efektif sehingga setiap materi yan di diberikan guru dapat lebih dipahami dan juga mengerjakan setiap tugas yang diberikan oleh guru. Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan terhadap siswa yang bersangkutan, kebanyakan siswa kurang rajin dalam belajar, belajar ketika akan menghadapi ulangan saja atau bahkan tidak belajar sama sekali serta dalam menyelesaikan tugas (sekolah maupun rumah, individu maupun kelompok) yang diberikan kepada siswa, masih banyak yang mengalami keterlambatan dalam menyelesaikan/ mengumpulkan tugas tersebut. Tidak dapat dipungkiri, itulah kondisi siswa saat ini. Malas mengerjakan tugas, belajar hanya saat mau ulangan saja. Padahal saat siswa menginginkan 4 Munif Chatip, Sekolahnya Manusia (Bandung : Kaifa Mizan Pustaka, 2009), h.64.

5 hasil belajar yang maksimal, mereka harus mempunyai kebiasaan belajar yang baik. Awalnya mereka tidak mengerjakan tugas hanya sesekali, tapi saat itu dibiarkan, akan menjadikan suatu kebiasaan belajar siswa itu sendiri. Siswa menjadi tidak bertanggung jawab terhadap belajarnya. Siswa hanya belajar saat mau ujian saja menandakan tipe belajar yang instan sehingga pemahamannya hanya bersifat jangka pendek. Dikutip dalam berita bahwa: Yuniwati, warga Tana Paser, cemas terhadap kebiasaan adiknya yang suka menghabiskan waktu di warung internet (warnet). Malas belajar dan sering lupa mengerjakan PR, parahnya lagi game online yang digandrungi anakanak remaja sekarang, telah mempengaruhi perilaku adiknya. 5 Dari berita tersebut dapat dilihat bahwa kebiasaan siswa masih buruk. Siswa lebih memilih bermain di warnet dan mengabaikan semua tugas-tugasnya sebagai pelajar. Dari berita tersebut jika kejadian ini tidak dilakukan sesekali tapi sudah sering dan akhirnya menjadi sebuah kebiasaan yang buruk. Dikutip dalam berita bahwa: Hal itulah yang diungkapkan salah satu siswi, sebut saja Nana, di kelas tersebut kepada Tribun Batam, belum lama ini. Fajar mengatakan, aksi teman-teman sekelasnya itu dilakukan ketika tidak ada guru di dalam kelas. Ketiadaan guru di kelas bukannya digunakan untuk mengulang mata pelajaran, melainkan menonton adegan mesum dalam film-film porno yang sudah tersimpan di handphone sebagian siswa. 6 5 http://kaltim.tribunnews.com/2013/01/24/pelajar-smp-di-tana-paser-habiskan-rp-1-juta-di-warnet (diakses pada tanggal 7 Mei 2017, pukul 20.00 WIB). 6 http://m.tribunnews.com/regional/2014/10/09/tak-ada-guru-pelajar-smpn-ini-ramai-ramai-tontonfilm-porno-di-kelas (diakses pada tanggal 7 Mei 2017, pukul 20.00 WIB).

6 Dari berita tersebut dapat dilihat fakta yang memilukan terhadap kegiatan siswa di kelas saat tidak ada guru. Siswa lebih memilih menonton film konten dewasa dibandingkan mengulang pelajaran saat guru tidak ada. Padahal waktu kosong itu bisa dipakai untuk berdiskusi dengan teman sekelas mengenai materi pelajaran yang tidak dipahami. Pembentukan kebiasaan belajar perlu dikembangkan. Kebiasaan belajar siswa terbentuk di sekolah maupun di rumah. Selain kebiasaan belajar, sarana dan prasarana dan lingkungan keluarga merupakan hal yang penting agar proses kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Sarana dan prasarana yang baik akan meningkatkan konsentrasi siswa yang berdampak meningkatnya hasil belajar siswa. Selain itu lingkungan keluarga juga mempengaruhi hasil belajar siswa. Lingkungan keluarga yang kondusif akan mendorong siswa untuk belajar dengan baik sehingga akan mencapai hasil belajar yang baik pula. Namun bila lingkungan keluarga kurang mendukung, maka kegiatan belajar akan terganggu yang kemudian hasil belajar siswa menjadi tidak maksimal. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang Pengaruh sikap siswa dan kebiasaan belajar siswa terhadap hasil belajar siswa kelas X mata pelajaran ekonomi SMA Negeri 4 Jakarta tahun 2017/2018

7 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yang menyebabkan hasil belajar ekonomi rendah berikut ini. 1. Pengaruh sikap siswa terhadap hasil belajar ekonomi siswa 2. Pengaruh kebiasaan belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa 3. Pengaruh sarana dan prasarana terhadap hasil belajar ekonomi siswa 4. Pengaruh lingkungan keluarga terhadap hasil belajar ekonomi siswa C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah ini bertujuan untuk menjelaskan maksud dan tujuan dalam penelitian, sehingga pembahasan tidak meluas. Berhubung keterbatasan yang dimiliki peneliti dari segi antara lain: dana, waktu, maka penelitian ini dibatasi hanya pada masalah : Pengaruh sikap siswa dan kebiasaan belajar siswa terhadap hasil belajar siswa kelas X mata pelajaran ekonomi SMA Negeri 4 Jakarta tahun 2017/2018 D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka masalah dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh langsung sikap siswa terhadap hasil belajar siswa kelas X mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 4 Jakarta?

8 2. Apakah terdapat pengaruh langusng kebiasaan belajar terhadap hasil belajar siswa kelas X mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 4 Jakarta? 3. Apakah terdapat pengaruh langsung sikap siswa terhadap kebiasaan belajar siswa kelas X mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 4 Jakarta? E. Kegunaan Penelitian Dalam penelitian ini, penulis berharap semoga hasil penelitian dapat memberikan manfaat secara langsung kepada guru, siswa, dan sekolah yang berperan dalam pencapaian hasil belajar siswa agar mendapat hasil belajar yang maksimal. 1. Manfaat teoritis Secara teoritis penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut: a. Sebagai bahan informasi untuk mengambil keputusan yang diperlukan dalam rangka lebih mengefektifkan proses belajar mengajar agar hasil belajar siswa sesuai harapan. b. Sebagai pedoman guru dalam membantu meningkatkan hasil belajar siswa. c. Memperkaya hasil penelitian yang telah ada dan dapat menjadi pijakan untuk mengembangkan penelitian- penelitian lainnya.

9 2. Manfaat praktis Secara praktis penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut: a. Peneliti: Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan dan pola pikir tentang pengaruh sikap siswa dan kebiasaan belajar siswa terhadap hasil belajar siswa b. Tempat penelitian: Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi untuk meningkatkan mutu pendidikan yang berhubungan dengan faktorfaktor yang mempengaruhi hasil belajar. c. Lembaga: Penelitian ini bermanfaat untuk pembuatan program yang bertujuan untuk memperbaiki sikap siswa dan kebiasaan belajar siswa sehingga hasil belajar menjadi lebih baik.