BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tata kelola korporat adalah salah satu aspek perusahaan yang kerap menjadi sorotan para pemangku kepentingan. Ketika suatu perusahaan memiliki kinerja yang buruk, maka kualitas tata kelola korporat di perusahaan tersebut akan dipertanyakan. Sebagai contoh, dalam kasus Enron, Worldcom, dan Parmalat, ketidakefektifan tata kelola korporat perusahaan dianggap sebagai salah satu penyebab terjadinya skandal (Kang, Cheng, dan Gray, 2007; Adams, Hermalin, dan Weisbach, 2010). Ini juga berlaku pada perusahaan yang memiliki kinerja keuangan atau operasional buruk, terlepas dari ada atau tidaknya praktik kecurangan dalam perusahaan tersebut. Singkat kata, tata kelola korporat akan selalu menjadi suatu hal yang penting dalam perusahaan. Perusahaan perlu memberikan perhatian pada tata kelola korporat yang mereka miliki. Tata kelola korporat yang baik dapat mengurangi kemungkinan terjadinya konflik dan mencegah terjadinya skandal yang merugikan. Selain itu, tata kelola korporat juga dapat berperan dalam mengurangi masalah keagenan dan membentuk goal congruence antara pemilik dan manajer perusahaan. Dengan adanya goal congruence, maka perusahaan akan lebih mudah dalam mencapai tujuannya. Terakhir, tata kelola korporat juga dapat memengaruhi berbagai aspek kinerja perusahaan, baik itu kinerja keuangan maupun kinerja nonkeuangan. 1
Pentingnya tata kelola korporat dapat dilihat dari adanya berbagai peraturan serta rekomendasi mengenai praktik tata kelola korporat yang baik. Sarbanes-Oxley Act yang dikeluarkan pada tahun 2002 bertujuan untuk memperkuat tata kelola korporat pada perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat demi mencegah terulangnya skandal Enron dan Worldcom. Sebelumnya, terdapat pula Cadbury Report yang berisi rekomendasi best practice untuk tata kelola korporat dan dikeluarkan pada tahun 1992 di Inggris. Di Indonesia, terdapat KNKG (Komite Nasional Kebijakan Governance) yang bertugas untuk meningkatkan efektivitas penerapan tata kelola korporat. Menurut Cadbury (1992) tata kelola korporat dapat didefinisikan sebagai sebuah sistem yang digunakan untuk mengarahkan dan mengontrol perusahaan. Tanggung jawab tata kelola ini berada di tangan board 1 setiap perusahaan. Thomsen dan Conyon (2012) menyatakan bahwa tata kelola korporat dapat diartikan sama dengan board. Hal ini dikarenakan inti dari setiap mekanisme tata kelola korporat terletak pada board-nya. Board adalah salah satu aspek dalam mekanisme tata kelola korporat yang sering dijadikan objek penelitian. Selain karena board merupakan inti dari tata kelola korporat, board juga memiliki peran dan tugas yang berhubungan erat dengan aktivitas perusahaan. Berdasarkan Warsono, Amalia, dan Rahajeng (2009), tugas board dalam perusahaan di antaranya adalah membantu mengarahkan dalam pembuatan strategi perusahaan, mengawasi jalannya perusahaan, mengatasi 1 Pada konteks penelitian ini, yang dimaksud dengan board adalah Dewan Komisaris (Board of Commisioners). 2
masalah-masalah yang timbul akibat perbedaan kepentingan, dan memantau pelaksanaan proses tata kelola. Peran dan tugas ini dapat memengaruhi kinerja perusahaan. Salah satu kinerja yang dapat terpengaruh oleh board adalah kinerja keuangan, yang biasanya diukur melalui rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas yang sering digunakan untuk menguji pengaruh board terhadap kinerja keuangan adalah ROA (return on asset). Berdasarkan penelitian, perusahaan dengan komposisi board yang sesuai dengan rekomendasi dalam Cadbury Report memiliki kenaikan ROA yang signifikan. Rata-rata ROA mengalami kenaikan dari 7,76% menjadi 9,71% (Dahya & McConnell, 2007). Meski demikian, pengaruh board terhadap profitabilitas perusahaan tidak selamanya positif. Penelitian-penelitian lain menunjukkan bahwa board dapat memengaruhi kinerja profitabilitas secara negatif maupun tidak berpengaruh sama sekali. Hal ini menunjukkan bahwa hasil penelitian mengenai pengaruh board terhadap kinerja keuangan perusahaan masih saling bertentangan. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti ingin menganalisis pengaruh karakteristik board terhadap kinerja keuangan perusahaan pada konteks Indonesia. Faktor-faktor board yang dapat memengaruhi kinerja perusahaan antara lain adalah diversity, ukuran, dan frekuensi board meeting. Penelitian ini akan menguji pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap kinerja profitabilitas perusahaan sektor keuangan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013 2015. 3
1.2 Rumusan Masalah Board merupakan komponen penting dalam mekanisme tata kelola korporat. Karakteristik board adalah suatu hal yang patut mendapat perhatian karena board dapat memengaruhi kinerja perusahaan. Akibatnya, faktor-faktor yang berhubungan dengan board menjadi suatu objek penelitian yang menarik. Beberapa faktor yang selama ini telah diteliti adalah board diversity (kewarganegaraan dan jenis kelamin), ukuran board, dan frekuensi board meeting. Meskipun demikian, hasil dari penelitian-penelitian tersebut masih bertentangan atau menimbulkan pro-kontra. Selain itu, penelitian mengenai pengaruh board terhadap kinerja keuangan perusahaan di negara berkembang seperti Indonesia juga belum terlalu sering dilakukan. Padahal, penting bagi perusahaan untuk mengetahui bagaimana pengaruh karakteristik board terhadap kinerja keuangan, khususnya dalam hal kinerja profitabilitas perusahaan. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, maka peneliti menentukan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Apakah board diversity (kewarganegaraan, jenis kelamin, umur, dan latar belakang pendidikan) berpengaruh terhadap kinerja profitabilitas perusahaan? 2. Apakah ukuran board berpengaruh terhadap kinerja profitabilitas perusahaan? 4
3. Apakah frekuensi board meeting berpengaruh terhadap kinerja profitabilitas perusahaan? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menguji pengaruh board diversity (kewarganegaraan, jenis kelamin, umur, dan latar belakang pendidikan) terhadap kinerja profitabilitas perusahaan. 2. Menguji pengaruh ukuran board terhadap kinerja profitabilitas perusahaan. 3. Menguji pengaruh frekuensi board meeting terhadap kinerja profitabilitas perusahaan. 1.5 Motivasi Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh karakteristik board terhadap kinerja keuangan perusahaan di Indonesia. Selama ini, board senantiasa dianggap sebagai suatu komponen yang penting dalam mekanisme tata kelola korporat. Berbagai macam rekomendasi serta peraturan mengenai board telah dikeluarkan, dengan tujuan menciptakan board yang lebih baik dan meningkatkan kinerja perusahaan. Penelitian ini juga dimaksudkan untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh board terhadap kinerja profitabilitas di negara berkembang, khususnya pada perusahaan sektor keuangan. Seiring dengan diadopsinya rekomendasi praktik 5
tata kelola korporat oleh negara-negara berkembang, timbul ketertarikan mengenai penerapan tata kelola korporat di negara-negara tersebut (Mahadeo, Soobaroyen, dan Hanuman, 2012). Ini dikarenakan penelitian-penelitian terdahulu cenderung masih terbatas pada konteks Amerika Serikat, sehingga tidak dapat digeneralisasi pada negara-negara lain. (Kang, Cheng, dan Gray, 2007). Tidak hanya itu, penelitian mengenai pengaruh board terhadap kinerja keuangan perusahaan sektor keuangan juga masih jarang dilakukan. Terakhir, penelitian terdahulu mengenai pengaruh karakteristik board terhadap kinerja keuangan perusahaan masih menimbulkan pro-kontra. Ini dikarenakan hasil penelitian yang ada masih bervariasi, yaitu berpengaruh positif, negatif, maupun tidak berpengaruh sama sekali. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menguji bagaimana pengaruh karakteristik board terhadap kinerja keuangan, khususnya pada perusahaan sektor keuangan di Indonesia. 1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu: a. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris mengenai board dan pengaruhnya terhadap kinerja keuangan, khususnya profitabilitas perusahaan. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kondisi board di Indonesia. b. Manfaat praktik 6
Penelitian ini diharapkan dapat mendorong perusahaan untuk senantiasa memperhatikan dan meningkatkan kualitas board sehingga kinerja perusahaan pun dapat turut mengalami peningkatan. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pembuatan kebijakan tata kelola korporat, khususnya dalam hal penentuan komposisi board dan penerapannya. 1.7 Kontribusi Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi sebagai berikut: 1. Bagi akademisi Penelitian ini dapat berkontribusi untuk menambah pengetahuan dalam studi mengenai board di Indonesia dan pengaruhnya terhadap kinerja keuangan. 2. Bagi pembuat kebijakan Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi terhadap kebijakan tata kelola korporat yang telah ada di Indonesia, khususnya dalam hal board. 1.8 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mencari bukti empiris mengenai pengaruh karakteristik board terhadap kinerja profitabilitas perusahaan di Indonesia. Objek penelitian ini adalah perusahaan sektor keuangan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan asumsi bahwa perusahaan yang telah terdaftar di bursa efek memiliki mekanisme tata kelola korporat yang baik. Perusahaan sektor keuangan 7
dipilih karena sektor ini masih jarang dijadikan objek penelitian, khususnya jika berhubungan dengan board. Faktor-faktor sehubungan dengan board yang diteliti adalah board diversity (umur, jenis kelamin, latar belakang pendidikan, dan kewarganegaraan), ukuran board, dan frekuensi board meeting. Kinerja profitabilitas perusahaan diukur dengan menggunakan rasio ROA (Return on Asset). Terdapat dua batasan dalam penelitian ini. Pertama, sampel penelitian ini hanya mencakup satu sektor saja. Hal ini dilakukan dengan tujuan mempermudah proses interpretasi dan penarikan kesimpulan penelitian. Kedua, belum semua faktor yang berhubungan dengan board bisa diukur secara kuantitatif. Oleh karena itu, penelitian ini hanya memasukkan faktor-faktor yang dapat diukur saja. Meski demikian, batasan-batasan ini tidak menghalangi dilakukannya penelitian. 1.9 Sistematika Penulisan Untuk lebih memahami penelitian ini, maka peneliti telah menyusun sistematika penelitian yang terdiri dari lima bab, yaitu: Bab I Pendahuluan berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, manfaat penelitian, kontribusi penelitian, ruang lingkup dan batasan penelitian, serta sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka dan Pengembangan Hipotesis berisi landasan teori, ringkasan penelitian terdahulu, pengembangan hipotesis, dan kerangka berpikir penelitian. 8
Bab III Metode Penelitian berisi metode yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian dan melakukan analisis data. Bab ini terdiri dari desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, definisi operasional dan pengukuran variabel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan berisi deskripsi mengenai hasil analisis data serta pembahasan hasil penelitian. Bab V Penutup berisi kesimpulan, keterbatasan penelitian, serta saran dan implikasi dari penelitian ini untuk penelitian yang akan datang. 9