BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nilai perusahaan yaitu menggambarkan seberapa baik atau buruk manajemen mengelola kekayaannya, hal ini bisa dilihat dari pengukuran kinerja keuangan yang di peroleh. Suatu perusahaan akan berusaha untuk memaksimalkan nilai perusahaannya, peningkatan nilai perusahaan biasanya ditandai dengan naiknya harga saham di pasar. Rasio-rasio keuangan bertujuan untuk dapat mengetahui nilai pasar perusahaan yang dapat memberikan indikasi bagi manajemen mengenai penilaian para investor di masa lalu dan prospeknya di masa mendatang (Retno dan Priantinah, 2012:86). Nilai perusahaan yang tinggi merupakan tujuan jangka panjang yang seharusnya dicapai perusahaan yang tercermin dari harga pasar sahamnya karena penilaian investor terhadap perusahaan dapat diamati melalui pergerakan harga saham perusahaan yang ditransaksikan di bursa untuk perusahaan yang sudah go public. Dalam proses memaksimalkan nilai perusahaan akan menyebabkan munculnya konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham (pemilik perusahaan) yang sering disebut agency problem. Tidak jarang pihak manajemen yaitu manajer perusahaan mempunyai tujuan dan kepentingan lain yang bertentangan dengan tujuan utama perusahaan dan sering mengabaikan kepentingan pemegang saham. Perbedaan kepentingan antara manajer dan pemegang saham tersebut mengakibatkan timbulnya 7
konflik yang biasa disebut agency conflict, hal tersebut terjadi karena manajer mengutamakan kepentingan pribadi, sebaliknya pemegang saham tidak menyukai kepentingan pribadi dari manajer karena apa yang dilakukan manajer tersebut akan menambah biaya bagi perusahaan sehingga menyebabkan penurunan keuntungan perusahaan dan berpengaruh terhadap harga saham sehingga menurunkan nilai perusahaan. Menurut Nurhayati dan Medyawati (2012:4), Return On Equity menunjukkan apakah manajemen meningkatkan nilai perusahaan pada tingkat yang dapat diterima dan banyaknya keputusan yang dibuat secara terus-menerus oleh pihak manajemen perusahaan untuk mencapai suatu tujuan tertentu secara efisien dan efektif. Menurut Amri dan Untara (2012:3), Rendahnya kualitas laba akan membuat kesalahan pembuatan keputusan para pemakainya seperti investor dan kreditor, sehingga nilai perusahaan akan berkurang. Return on Equity (ROE) dan Return on Asset (ROA) adalah contoh indikator penting yang sering digunakan oleh investor untuk menilai tingkat profitabilitas perusahaan sebelum melakukan investasi. Penelitian lain mengenai faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan dilakukan oleh Wahyu (2013) dan Fadly (2012) di antara faktor tersebut adalah Net Profit Margin dan Gross Profit Margin. Penelitian Ardimas (2013:2), menunjukkan bahwa salah satu alasan manajemen melakukan pelaporan sosial adalah untuk alasan strategis. Menurut Muhammady (2012:2), Corporate Social Responsibility (CSR) menjadi wajib karena perusahaan tidak hanya berorientasi kepada pemilik modal (investor dan 8
kreditur), tetapi juga kewajiban-kewajiban terhadap pihak-pihak lain yang berkepentingan, seperti konsumen, karyawan, masyarakat, pemerintah, supplier atau bahkan competitor. Mekanisme good corporate governance meliputi banyak hal, contohnya jumlah dewan komisaris, indepedensi dewan komisaris, ukuran dewan direksi, dan keberadaan komite audit. Dengan adanya salah satu mekanisme GCG ini diharapkan monitoring terhadap manajer perusahaan dapat lebih efektif sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan nilai perusahaan. Menurut Wardoyo dan Veronica (2013:133), menyatakan adanya penerapan GCG akan mempengaruhi tercapainya nilai perusahaan. Menurut Brigham & Houston (2006: 26-31), para manajer diberi kekuasaaan oleh pemilik perusahaan, yaitu pemegang saham, untuk membuat keputusan, dimana hal ini menciptakan potensi konflik kepentingan yang dikenal sebagai teori keagenan (agency theory). Adapun maksud dari Good Corporate Governance yaitu suatu hubungan keagenan (agency relationship) terjadi ketika satu atau lebih individu, yang disebut sebagai prinsipal menyewa individu atau organisasi lain, yang disebut sebagai agen, untuk melakukan sejumlah jasa dan mendelegasikan kewenangan untuk membuat keputusan kepada agen tersebut. Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan telah dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti antara lain: Muhammady (2012) mengatakan bahwa kinerja keuangan (ROE) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan sedangkan kinerja keuangan (ROA) dan CSR tidak berpengaruh 9
signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan Nurhayanti dan Medyawati (2012) bahwa kinerja keuangan (ROE) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan sedangkan CSR dan GCG tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Amri dan Untara (2012) bahwa kinerja keuangan (ROE) dan CSR berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahan sedangkan GCG tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Retno dan Priantinah (2012) bahwa GCG berpengaruh signifikan dan positif terhadap nilai perusahaan sedangkan CSR berpengaruh positif tetapi tidak signifikan. Ardimas (2013) bahwa kinerja keuangan (ROE dan ROA) berpengaruh signifikan sedangkan CSR tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah peneliti menambahkan beberapa variabel independennya yaitu Return on Assets (ROA) dan Good Corporate Govarnance pada peneliti terdahulu seperti Muhammady (2012) meneliti 3 variabel independen yaitu ROE, ROA dan CSR. Sedangkan Nurhayanti dan Medyawati (2012) meneliti 3 variabel independen yaitu ROE, CSR dan GCG. Amri dan Untara (2012) meneliti 3 variabel independen yaitu ROE, CSR dan GCG. Retno dan Priantinah (2012) meneliti 2 variabel independen yaitu CSR dan GCG. Ardimas (2013) meneliti 3 variabel independen yaitu ROA, ROE dan CSR. Adapun kesimpulan yang dapat di ambil dari peneliti terdahulu adalah sebagian peneliti ada yang tidak memasukan variabel Return on Assets (ROA) dan Good Corporate Govarnance terhadap nilai perusahaan sehingga peneliti menambahkan kedua variabel independen tersebut untuk membandingkan perbedaan dari 2 variabel 10
independen yaitu Return on Assets (ROA) dan Good Corporate Govarnance berpengaruh terhadap nilai perusahaan, sampel perusahaan yang diteliti dan hasil yang sudah di olah berdasarkan periode selama 4 tahun (2011-2014). Perbedaan yang lainnya ialah peneliti terdahulu menggunakan perusahaan perbankan dan perusahaan manufaktur sebagai objek penelitian sementara peneliti menggunakan perusahaan perkebunan. Berdasarkan latar belakang di atas dan adanya perbedaan hasil penelitian serta perbedaan pengukuran, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berjudul Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan, Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Govarnance Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : Apakah kinerja keuangan, pengungkapan Corporate Social Responsibility, dan Good Corporate Governance terhadap nilai perusahaan berpengaruh secara parsial maupun simultan pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)? 11
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini sebagai berikut : Untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan, pengungkapan Corporate Social Responsibility, dan Good Corporate Governance terhadap nilai perusahaan berpengaruh secara parsial maupun simultan pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 1.3.2 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, antara lain : 1. Bagi Peneliti Sebagai wadah mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teori yang dipelajari selama kuliah, menambah wawasan dan khususnya mengenai faktor faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan. 2. Bagi Investor atau calon investor Dapat digunakan sebagai masukan serta alat bantu dalam melakukan analisis dan pengambilan keputusan investasinya di pasar modal. 12
3. Bagi Perusahaan Sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan nilai perusahaan dan masukan dalam memprediksi rasio keuangan sehingga manajer perusahaan dapat menentukan strategi untuk meningkatkan nilai perusahaan. 4. Bagi Akedemis Dapat menambahkan wawasan dan pengetahuan untuk mengetahui apakah CSR dan GCG sebagai variabel yang nantinya akan memperkuat atau memperlemah hubungan kinerja perusahaan terhadap nilai perusahaan karena ketidakkonsistenan pengaruh kinerja perusahaan terhadap nilai perusahaan perkebunan tersebut. 13