Factors Associated with Active of Integrated Service Post (Posyandu) Cadre in Work Area of Tamalanrea Primary Health Center Tamalenrea District Makassar. Kamariana 1,Umrah 1 1 School of Health Science (STIK) Makassar, Indonesia ABSTRACT The number of Posyandu in Indonesia in the year 2013 was 280 225. From the data the number of pratama Posyandu (7,0 %), madya (29.1 %), purnama (9.9 %), and independent (mandiri) as much as 8.3 %. While the number of cadres in Indonesia in the year 2013 there was 336 586 cadres (MOH, 2013 ). The aim of this study is to know association between knowledge, motivation, training and active of posyandu cadre in work area of Tamalanrea PHC Tamalanrea district Makassar year 2015. This was analytic research wit cross sectional design. The number of population was 72 people and sample was 45 respondents. sampling technique was accidental sampling. data was analyzed using chi square test and Fisher exact as alternative Study results showed that there were association between cadre's knowledge (p=0.033), cadre's motivation ( ρ = 0.001), training ( ρ = 0.002) and cadre s participation in work area of Tamalanrea PHC. Cadre's knowledge, cadre's motivation and training are associated with cadre's participation. Keyword: Posyandu, cadre, knowledge, motivation, training. PENDAHULUAN Kesehatan merupakan hak pundamental setiap warga. Hal ini telah ditetapkan oleh Konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO 1948), Undang- Undang Dasar 1945 pasal 28 H. undangundang kesehatan nomor 36 tahun 2009 dimana setiap individu, keluarga, dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan Negara bertanggungjawab mengatur agar masyarkat terpenuhi hak hidup sehatnya (Adisasmito Wiku. 2014). Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai ujung tombak pembangunan kesehatan mengemban misi untuk mendorong kemandirian masyarakat dalam hal hidup sehat melalui pemberdayaan masyarakat. Wujud nyata dari upaya pemberdayaan masyarakat adalah hadirnya berbagai bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) disetiap wilayah kerja Puskesmas. UKBM yang memiliki peran nyata dan telah mampu berkembang ditengah masyarakat yaitu Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) (Kemenkes RI. 2011). Posyandu merupakan suatu kesatuan organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok. Berdasarkan atas pengertian tersebut, maka dewasa ini peranan puskesmas adalah sebagai pengembangan upaya kesehatan, pembinaan upaya kesehatan, dan upaya pelayanan kesehatan (Perasetyawati Arista Eka. 2011). Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan di suatu wilayah kerja puskesmas, dimana program ini dapat dilaksanakan di balai dusun, balai kelurahan, maupun tempat-tempat lain
yang mudah didatangi oleh masyarakat (Ismawati Cahyo. 2010). Menurut Subagyo (2010), agar dalam pelaksanaan kegiatan posyandu terarah dan berhasil maka posyandu disetiap kegiatannya dibantu oleh kader-kader yang dibimbing dan diarahkan oleh puskesmas. Kader-kader tersebut memiliki pendidikan formal yang bervariasi dan sebagian diantaranya juga sudah mengikuti pelatihan khusus. Selain itu, dibutuhkan pula partisipasi aktif masyarakat sehingga kegiatan posyandu dapat berjalan lancar dan mampu mencapai efektivitas yang tinggi. Kontribusi posyandu dalam meningkatkan kesehatan bayi dan anak balita sangat besar, namun sampai saat ini kualitas pelayanan posyandu masih perlu ditingkatkan. Keberadaan kader dan sarana yang ada merupakan modal dalam keberlanjutan posyandu, oleh karena itu keberadaan posyandu harus terus ditingkatkan (Mubarak. 2012). Kader kesehatan mempunyai peran yang besar dalam upaya meningkatkan kemampuan masyarakat menolong dirinya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Selain itu, kader ikut serta dalam membina masyarakat dibidang kesehatan melalui kegiatan yang dilakukan di posyandu. Dengan terbentuknya kader kesehatan, maka pelayanan kesehatan yang selama ini dikerjakan oleh petugas kesehatan saja dapat dibantu oleh masyarakat. Dengan demikian, masyarakat bukan hanya merupakan objek pembangunan, tetapi juga merupakan mitra pembangunan itu sendiri. Selanjutnya, dengan adanya kader maka pesan-pesan yang disampaikan dapat diterma dengan sempurna, jelaslah bahwa pembentukan kader adalah perwujudan pembangunan dalam bidang kesehatan (Efendi Ferry. 2013). Jumlah posyandu di indonesia pada tahun 2013 terdapat 280.225. dari data tersebut jumlah posyandu pratama sebanyak 32,7%, madya sebanyak 29,1%, purnama sebanyak 9,9%, dan mandiri sebanyak 8,3%. Sedangkan jumlah kader di indonesia pada tahun 2013 terdapat 336.586 kader (Depkes. 2013). Persentase kader aktif adalah 69,2% dan angka drop-out kader sekitar 30,% (Adisasmito Wiku. 2014). Pada tahun 2014 mandangi meytha, melakukan penelitian di wilayah kerja Puskesmas Talawan Kecamatan Talawan Minahasa Utara, dengan judul faktorfaktor yang berhubungan dengan keaktifan kader posyandu memperoleh hasil statistik terbukti bahwa terdapat hubungan antara pelatihan dengan keaktifan kader posyandu dengan hasil 95% kader posyandu aktif dengan kategori pernah mengikuti pelatihan, serta 25,7% kader posyandu yang kurang aktif dengan kategori tidak pernah mengikuti pelatihan. Sedangkan berdasarkan peran sertanya dalam pelaksanaan kegiatan posyandu pada umumnya kader aktif pada tingkat motivasi tinggi dengan hasil penelitian menunjukkan 89,7% kader posyandu yang aktif dengan kategori motivasi yang baik dan 66,7% kader posyandu yang kurang aktif dengan kategori motivasi yang kurang baik sebagai kader posyandu. Berarti semakin tinggi tingkat motivasi seorang kader semakin aktif pula dalam pelaksanaan kegiatan posyandu. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hasan (2010). Hasil penelitian Prang Rewanti (2013) di kota manado terdapat 78,45% kader posyandu yang aktif dengan kategori pengetahuan yang baik serta 72,2% kader posyandu yang kurang aktif dengan kategori pengetahuan yang kurang baik. Akhirnya dapat disimpulkan terdapat hubungan antara pengetahuan kader posyandu dengan keaktifan kader posyandu. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011 jumlah posyandu sebanyak 962 buah dengan jumlah kader 4.550 orang. Rasio posyandu per kelurahan sebesar 6,3%. Pada tahun 2012 jumlah posyandu sebanyak 972 buah dan jumlah kader 8.125 orang sedangkan
jumlah kader yang aktif 5.013 dengan persentase 61,7% dan yang tidak aktif sebanyak 3.112 dengan persentase 38,3% (Dinkes Kota Makassar. 2011-2012). Jumlah posyandu yang tercatat di Puskesmas Tamalanrea Makassar untuk tahun 2015 sebanyak 18 posyandu dengan jumlah kader 72 orang. Kader yang aktif 57 orang dan yang tidak aktif sebanyak 15 orang. Dari data tersebut memperlihatkan ada kader yang aktif dan tidak aktif yang masing-masing memberikan pengaruh kepada kegiatan pelayanan kesehatan. Oleh karena itu penulis penting untuk melakukan penelitian dengan judul Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keaktifan Kader Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalanrea Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakasanakan pada tanggal 23 Maret samai 13 Aril 2015. Jenis penelitian yang digunakan adalah Survey analitik dengan pendekatan kuantitatif untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keaktifan keder posyandu di wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar. Populasi pada penelitian ini adalah kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tekhnik Accidental sampling adalah pasien yang ditemui atau datang pada saat penelitian berlangsung. Sampel pada penelitian ini sebanyak 45 kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar. Tekhnik pengumpulan data yang digunakan merupakan data primer dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Data yang diperoleh tersebut diolah denganmetode statistic dengan menggunakkan SPSS. HASIL DAN EMBAHASAN a. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Tabel 1 Umur di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalanrea Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar Tahun 2015 Umur n % (Tahun) 30-39 15 33,3 40-49 22 48,9 50-59 8 17,8 Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 45 responden dengan kelompok umur 30-39 Tahun sebanyak 15 responden (33,3%), kelompok umur 40-49 Tahun sebanyak 22 responden (48,9%), kelompok umur 50-59 Tahun sebanyak 8 responden (17,8%). b. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Tabel 2 Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalanrea Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar Tahun 2015 Pendidikan n % SD 2 4,4 SMP 10 22,2 SMA 27 60,0 D3 3 6,7 S1 3 6,7 Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 45 responden latar belakang pendidikan yang terbanyak yaitu SMA sebanyak 27 responden (60,0%). Dan latar belakang penddikan dengan
jumlah terkecil yaitu SD sebanyak 2 responden (4,4%). 1. Analisa Univariat Analisa univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian yang menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel yang diteliti. a. Pengetahuan Tabel 3 Pengetahuan di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalanrea Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar Tahun 2015 Pengetahuan n % Kurang 5 11,1 Cukup 40 88,9 Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 45 responden yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 5 responden (11,1%) dan yang mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 40 responden (88,9%) b. Motivasi Tabel 4 Motivasi di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalanrea Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar Tahun 2015 Motivasi n % Kurang 10 22,2 Baik 35 77,8 Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 45 responden yang motivasi kurang sebanyak 10 responden (22,2%) dan yang motivasi baik sebanyak 35 responden (77,8%). c. Pelatihan Pelatihan merupakan hasil yang didapat dari dua kriteria yaitu pernah mengikuti pelatihan dan tidak pernah mengikuti pelatihan. Tabel 5 Pelatihan di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalanrea Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar Tahun 2015 Pelatihan n % Tidak Pernah 5 11,1 Pernah 40 88,9 Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 45 responden yang tidak pernah mengikuti pelatihan sebanyak 5 responden (11,1%) dan yang pernah mengikuti pelatihan sebanyak 40 responden (88,9%). d. Keaktifan Keaktifan merupakan hasil yang didapatkan dari dua kriteria yaitu tidak aktif dan aktif. Tabel 6 D i s t r i bus i Re spo n d en Ber dasar kan Keaktif a n di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalanrea Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar Tahun 2015 Keaktifan n % Tidak Aktif 8 17,8 Aktif 37 82,2 Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 45 responden yang tidak aktif sebanyak 8 responden (17,8%) dan
yang aktif sebanyak 37 responden Hubungan ini akan terlihat dari ρ (82,2%). value yang akan dihasilkan dari tabel e. Analisa Bivariat analisis SPSS. Dimana dinyatakan Analisa bivariat ini untuk melihat ada hubungan bermakna apabila ρ apakah ada hubungan antara variabel value kurang dari 0,05 (ρ < 0,05) independen dengan variabel dependen. a. Hubungan Pengetahuan Dengan Keaktifan Kader Tabel 7 Hubungan Pengetahuan Dengan Keaktifan Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas TamalanreaKecamatan Tamalanrea Kota Makassar Tahun 2015 Pengetahuan Keaktifan Jumlah Uji Tidak Aktif Aktif Statistik (nilai ρ ) n % n % n % Kurang 3 6,7 2 4,4 5 100,0 Cukup 5 11,1 35 77,8 40 100,0 0,033 Jumlah 8 17,8 37 82,2 45 100,0 Hasil yang diperoleh dari tabel 7 menunjukkan bahwa dari 5 responden dengan pengetahuan kurang, 3 responden (6,7%) yang tidak aktif dan 2 responden (4,4%) yang aktif. Sedangkan dari 40 responden dengan pengetahuan cukup, 5 responden (11,1%) yang tidak aktif dan 35 responden (77,8%) yang aktif. Berdasarkan hasil analisa dari penelitian ini yang menggunakan uji Chi-Square dan uji alternatifnya Fisher's Exact untuk melihat hubungan antara pengetahuan kader dengan keaktifan kader posyandu diperoleh nilai ρ = 0,033 lebih kecil dari α = 0,05. Secara statistik hipotesis penelitian diterima. Ini berarti ada hubungan pengetahuan dengan keaktifan kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar.
b. Hubungan Motivasi Dengan Keaktifan Kader Tabel 8 Hubungan Motivasi dengan Keaktifan Kader Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalanrea Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar Tahun 2015 Motivasi Keaktifan Jumlah Tidak Aktif Aktif n % n % n % Uji Statistik (nilai ρ) Kurang 6 13,3 4 8,9 10 100,0 Baik 2 4,4 33 73,3 35 100,0 0,001 Jumlah 8 17,8 37 82,2 45 100,0 Hasil yang diperoleh dari tabel 8 Chi-Square dan uji alternatif menunjukkan bahwa dari 10 Fisher's Exact untuk melihat responden dengan motivasi kurang, 6 hubungan motivasi kader dengan responden (13,3%) yang tidak aktif keaktifan kader posyandu diperoleh dan 4 responden (8,9%) yang aktif. nilai ρ = 0,001 lebih kecil dari α = Sedangkan dari 35 respoden dengan 0,05. Secara statistik hipotesis motivasi baik, 2 responden (4,4%) penelitian diterima. Ini berarti ada yang tidak aktif dan 33 responden hubungan motivasi dengan keaktifan (73,3%) yang aktif. kader posyandu di wilayah kerja Berdasarkan hasil analisa dari Puskesmas Tamalanrea Kecamatan penelitian ini yang menggunakan uji Tamalanrea Kota Makassar. c. Hubungan Pelatihan Dengan Keaktifan Kader Tabel 9 Hubungan Pelatihan dengan Keaktifan Kader Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalanrea Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar Tahun 2015 Pelatihan Keaktifan Uji Jumlah Statistik Tidak Aktif Aktif (nilai ρ) n % n % n % Tidak Pernah 4 4,4 1 6,7 5 100,0 Pernah 4 13,3 36 75,6 40 100,0 Jumlah 37 17,8 8 82,2 45 100,0 0,002
Hasil yang diperoleh dari tabel 9 menunjukkan bahwa dari 5 responden tidak pernah mengikuti pelatihan, 4 responden (4,4%) yang tidak aktif dan 1 responden (6,7%) yang aktif. Sedangkan dari 40 responden pernah mengikuti pelatihan, 4 responden (13,3%) yang tidak aktif dan 36 responden (75,6%) yang aktif. Berdasarkan hasil analisa dari penelitian ini yang menggunakan uji Chi-Square dan uji alternatif Fisher's Exact untuk melihat hubungan antara pelatihan kader dengan keaktifan kader posyandu diperoleh nilai ρ = 0,002 lebih kecil dari α = 0,05. Secara statistik hipotesis penelitian diterima. Ini berarti ada hubungan pelatihan dengan keaktifan kader posyandu di wilayah kerja puskesmas tamalanrea kecamatan Tamalanrea Kota Makassar. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Dari hasil penelitian Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keaktifan Kader Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalanrea Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar, dapat disimpulkan : 1. Ada hubungan pengetahuan dengan keaktifan kader posyandu 2. Ada hubungan motivasi dengan keaktifan kader posyandu 3. Ada hubungan pelatihan dengan keaktifan kader posyandu B. Saran 1. Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi kepada kader posyandu tentang faktor yang dapat meningkatkan keaktifan kader 2. Bagi kader posyandu, dapat meningkatkan motivasi kerjanya dalam kegiatan posyandu 3. Diharapkan kader dapat mengikuti pelatihan dengan baik agar dapat melakukan kegiatan posyandu dengan baik DAFTAR PUSTAKA Adisasmito Wiku. 2014. System Kesehatan. Jakarta : P.T Raja Grafindo Persada. Dahlan Sopiyudin. 2013. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika. Depkes. 2013. Profil Kesehatan Indonesia. (online), (http://depkes.go.id/ resources/download/pusdatin/profil -kesehatan-indonesia-2013.pdf, diakses 20 Februari 2015). Dinkes Kota Makassar. 2011-2012. Data Dinas Kesehatan Kota Makassar. (online), (http://dinkeskotamakassar.net, Diakses 20 Februari 2015). Effendi Ferry. 2013. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta : Salemba Medika. Hasanah. 2012. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Kader Posyandu di Kecamatan Bukit Kabuaten Bener Mariah. Jurnal Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan U'budayah Indonesia Banda Aceh Rogram Studi Kesehatan Masyarakat. Hasan Muhammad. 2010 Peran Kader dalam Kegiatan Posyandu. Dinas Kesehatan Balongan Provinsi Gorontalo, Gorontalo. Hidayat Aziz Alimul. 2011. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika. Ismawati Cahyo. 2010. Posyandu dan Desa Siaga. Yogyakarta : Nuha Medika. Kemenkes RI. 2011. Buku Panduan Kader Posyandu. Jakarta.
Mandangi Meytha. 2014. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keaktifan Kader Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Talawan Kecamatan Talawan Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal Universitas Sam Ratulangi Manado Ilmu Kesehatan Masyarakat, (online), ( http://unsrat.ac.id, diakses 1 September 2014). Mubarak. 2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Salemba Medika. Moekijat. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : C.V. Mandar Maju. Notoadmojo Soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta : P.T. Rineka Cipta. Pawenrusi Esse Puji, dkk. 2015. Pedoman Penulisan Skripsi Edisi II. Makassar. Prang Rewanti. 2013. Factor-Faktor yang Berhubungan dengan Keaktifan Kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Tareran Kecamatan Tareran Kabupaten Minahasa Selatan. Jurnal Universitas Sam Ratulangi Manado Ilmu Kesehatan Masyarakat, (online), (http://unsrat.ac.id, diakses 1 September 2014). Pelatihan, Pengetahuan Gizi, dan Sikap Kader Posyandu dengan Perilaku Penyampaian Informasi Tentang Pesan Gizi Seimbang. Artikel Penelitian. (online), ( http://undip.ac.id), diakses 24 Februari 2015). Saryono. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta : Nuha Medika. Subagiyo Mukhadiono. 2010. Kemampuan Kader dan Partisipasi Masyarakat Pada Pelaksanaan Program Posyandu Di Karangpucung Porwokerto Selatan Kabupaten Banyumas, Jurnal keperawatan Poltekkes Semarang, (online), Vol 1-4 ( http://jos.unsoed.ac.id, diakses 10 Februari 2015). Suyanto. 2009. Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan di Rumah Sakit. Yogyakarta : Mitra Cendikia. Walyani SW. 2014. Kebidanna Komunitas. Yogyakarta : P.T. Pustaka Baru. Wawan, dan Dewi. 2011. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika. Widyanto Faisalado. 2014. Keperawatan Komunitas. Yogyakarta : Nuha Medika Prasetyawati Arista Eka. 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat Untuk Kebidanan Holistik. Yogyakarta: Nuha Medika. Pudiastuty R D. 2011. Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Nuha Medika. Sandiyani Risqa Amalia. 2011. Lama Menjadi Kader, Frekuensi