BAB I: PENDAHULUAN. dasar bagi kehidupan di bumi. Tanpa air berbagai proses kehidupan tidak dapat berlangsung.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. oleh makhluk lain misalnya hewan dan tumbuhan. Bagi manusia, air diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup. Dengan demikian menyediakan air

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat langsung diminum (Rumondor et al., 2014). Air minum yang. mengurangi daya kerja serta daya produksi (Widarto, 1996).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi-segi yang ada pengaruhnya

BAB I PENDAHULUAN. yang dimasak, kini masyarakat mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU).

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan yang terjadi sekarang ini adalah berkurangnya ketersediaan air

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi air minum sehari-hari. Berkurangnya air bersih disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN. disebut molekul. Setiap tetes air yang terkandung di dalamnya bermilyar-milyar

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia (Sumantri, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan morbiditas dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RENCANA TINDAK LANJUT

V. KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum 1. Pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan. Tanpa air kehidupan di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari provinsi Gorontalo yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan kualitas yang baik. Kehidupan tidak akan berlangsung tanpa air.

PENGARUH JARAK ANTARA SUMUR DENGAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA TALUMOPATU KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan hidup manusia sehari-harinya berbeda pada setiap tempat dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia, air diperlukan untuk menunjang kehidupan, antara lain dalam kondisi yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air. Air juga digunakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. selama hidupnya selalu memerlukan air. Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air.

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bertahan hidup tanpa air. Sebanyak 50 80% di dalam tubuh manusia terdiri

I. PENDAHULUAN. dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pendatang terutama pelajar. mencapai Rp /galon (Athena, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. kimia fisika dan radio aktif (Menteri Kesehatan RI, 2010). Air di dalam tubuh

UJI BAKTERIOLOGIS AIR MINUM BEBERAPA RUMAH MAKAN DI KOTA PADANG SKRIPSI SARJANA BIOLOGI OLEH ANDREW VALENTINO B.P

BAB I PENDAHULUAN. Sumberdaya air bersifat dinamis dalam kualitas dan kuantitas, serta dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan dasar setiap manusia. Untuk pemenuhan kebutuhan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bohulo. Desa Talumopatu memiliki batas-batas wilayah sebelah Utara berbatasan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam mengkonsumsinya. Seperti diketahui 2/3 dari tubuh manusia berisi cairan, oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan komponen utama untuk kelangsungan hidup manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan. Air

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa sumber air untuk kebutuhan sehari-hari antara lain sumur dangkal,

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk air minum (Meidhitasari, 2007). Air minum aman untuk

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat menyebabkan setiap orang memiliki bermacam-macam kebutuhan

I. PENDAHULUAN. di muka bumi. Tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan kemampuan bagi setiap orang agar tewujud derajat kesehatan yang optimal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan materi essensial di dalam kehidupan. Tidak ada satu pun

BAB I PENDAHULUAN. sanitasi dan air untuk transportasi, baik disungai maupun di laut (Arya, 2004: 73).

BAB I PENDAHULUAN. untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Manusia menggunakan air untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan

BAB 1 PENDAHULUAN. Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak satupun makluk hidup

HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUMUR DENGAN KELUHAN KESEHATAN DAN PEMERIKSAAN KUALITAS AIR SUMUR PADA PONDOK PESANTREN DI KOTA DUMAI TAHUN

I. PENDAHULUAN. bagi manusia. Bagi kelangsungan hidupnya, manusia membutuhkan air baik

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Repository.Unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. keperluaan air minum sangatlah sedikit. Dari total jumlah air yang ada, hanya

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kebutuhan air kita menyangkut dua hal. Pertama, air untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari air. Pada tubuh orang dewasa, sekitar % berat badan terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkungan untuk kelangsungan hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment)

UJI BAKTERIOLOGI AIR BAKU DAN AIR SIAP KONSUMSI DARI PDAM SURAKARTA DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat. Gangguan kesehatan yang dapat terjadi pada masa anak-anak dapat

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

I. PENDAHULUAN. Bagi manusia kebutuhan air akan sangat mutlak karena sebagian besar tubuh

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar 1945 (UU RI No. 36 Tahun 2009 pasal 48). Setiap orang berkewajiban menghormati hak orang lain dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk transportasi, baik di sungai maupun di laut (Wardhana, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Penyakit diare merupakan salah satu penyebab. mortalitas dan morbiditas anak di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. manusia berkisar antara % dengan rincian 55 % - 60% berat badan orang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I. PENDAHULUAN. Kebutuhan air semakin lama semakin meningkat sejalan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan sangat vital bagi mahkluk hidup. Air yang

ANALISIS KUALITAS AIR PADA SUMBER MATA AIR DI DESA KARYA BARU KECAMATAN DENGILO KABUPATEN POHUWATO. Nelpidin Nusi, Dian Saraswati, Ramly Abudi 1

BAB I PENDAHULUAN. Air tidak pernah lepas dari segala aspek kehidupan manusia, mulai dari hal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu

SUMMARY GAMBARAN KUALITAS AIR SUMUR GALI PENDERITA PENYAKIT KULIT DI DESA AYUHULA KECAMATAN BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. Muka bumi yang luasnya ± juta Km 2 ditutupi oleh daratan seluas

BAB I PENDAHULUAN. prasarana kesehatan saja, namun juga dipengaruhi faktor ekonomi,

BAB 1 : PENDAHULUAN. Keadaan higiene dan sanitasi rumah makan yang memenuhi syarat adalah merupakan faktor

Safrudin J Mohamad, Sunarto Kadir 1, Lia Amalia 2

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kegiatan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

Peran Perempuan dalam. Air, Sanitasi dan Higiene. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. persyaratan kesehatan baik persyaratan fisik, kimia, bakteriologis, dan radioaktif.

Air menjadi kebutuhan utama bagi makhluk hidup, tak terkecuali bagi manusia. Setiap hari kita mengkonsumsi dan memerlukan air

I. PENDAHULUAN. terkontaminasi baik secara bakteriologis, kimiawi maupun fisik, agar

I. PENDAHULUAN. dengan tidak mengorbankan kelestarian sumberdaya alam itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan pertumbuhan penduduk dan aktifitas ekonomi masyarakat, kebutuhan air juga mengalami peningkatan hal ini mengakibatkan sumber daya air dunia menjadi salah satu kekayaan yang paling penting. (1) Air merupakan salah satu kebutuhan hidup dan merupakan dasar bagi kehidupan di bumi. Tanpa air berbagai proses kehidupan tidak dapat berlangsung. Oleh karena itu, penyediaan air merupakan salah satu kebutuhan utama bagi manusia untuk kelangsungan hidup dan menjadi faktor penentu dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia. (2) Kebutuhan air bagi makhluk hidup terutama bagi manusia sangatlah vital. Manusia membutuhkan air untuk minum, memasak, mencuci, mandi, menyiram bunga dan berbagai aktifitas lainnya. Kebutuhan air ini tidak dapat digantikan. Sel tubuh manusia juga memerlukan air yang cukup banyak. Setiap hari tubuh manusia memerlukan air kurang lebih 2 liter atau 8 sampai 10 gelas. (3) Beberapa data Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa volume kebutuhan air bersih bagi penduduk rata rata di dunia berbeda. Di negara maju, air yang dibutuhkan adalah lebih kurang 500 liter seorang tiap hari (lt/or/ha) sedangkan di Indonesia (kota besar) sebanyak 200-400 lt/or/ha. Kebutuhan akan air pun berubah ubah. (4) Diperkirakan penduduk dunia pada tahun 2050 mencapai 10 miliar per orang memerlukan tambahan kebutuhan air yang cukup besar. Kedepan diprediksi akan terjadi kelangkaan air yang disebabkan oleh beberapa hal seperti kerusakan lingkungan, konversi lahan dan perubahan iklim. (5)

Krisis air bersih menjadi fenomena yang disebabkan penanganan lingkungan dan aset alam yang tidak terkendali. Pengelolaan sumber-sumber air bersih yang tidak terkendali menyebabkan terjadinya penurunan kualitas dan ketersediaan sumber air bersih. (6) Penyebab susahnya mendapatkan air bersih karena adanya pencemaran air yang disebabkan oleh limbah industri, rumah tangga dan limbah pertanian, selain itu adanya pembangunan dan penjarahan hutan menyebabkan berkurangnya kualitas air dari pegunungan karena banyak tercampur dengan lumpur yang terkikis terbawa aliran air sungai. Akibatnya, air bersih terkadang menjadi barang langka. (7) Hasil riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa proporsi rumah tangga di Indonesia yang memiliki akses terhadap sumber air minum sebesar 66,8 % dimana membeli air kemasan atau isi ulang (30,7%), sumur gali yang terlindung (22,5%), PDAM (13,5%), sumur bor (12,8%), mata air yangterlindung (7,6%), PAH (2,9%), dan sumber air tidak sehat (10%).Pada kelompok yang menggunakan air kemasan atau isi ulang, proporsi masing-masing sebesar 9,7% dan 21%. Data ini menunjukkan bahwa penggunaan air minum isi ulang merupakan proporsi terbesar setelah sumur gali terlindung. (8) Perkembangan zaman dan teknologi serta meningkatnya gaya hidup masyarakat telah mempengaruhi pola fikir manusia yang ingin serba praktis sehingga hampir semua kalangan masyarakat lebih memilih mengkonsumsi air kemasan. Konsumen memiliki berbagai alasan untuk membeli air minum kemasan, misalnyarasa, kenyamanan, gaya hidup, dan praktis. Namun bagi sebagian konsumen keamanan dan manfaat kesehatan menjadi bahan pertimbangan. (9) Air minum isi ulang harganya jauh lebih murah, dibandingkan dari produk air minum kemasan bahkan air minum yang dimasak dulu. (10) Tidak mengherankan bila banyak masyarakat

konsumen beralih pada layanan air minum isi ulang, menyebabkan depot air minum di berbagai kota di Indonesia berkembang pesat. Dibalik murahnya harga air minum isi ulang ternyata menyimpan banyak risiko. Air minum isi ulang sebenarnya sudah diolah sehingga dapat langsung diminum tanpa pengolahan lebih lanjut. Namun demikian masih ada keraguan masyarakat mengenai kualitas air minum isi ulang ini, terutama tentang hygiene sanitasi, dan perizinan. (10) Air minum isi ulang hanya bertahan selama satu hari sehingga konsumen seharusnya dapat menghabiskan satu galon air tersebut dalam sehari. Jika tidak habis dalam satu hari, maka air tersebut harus direbus kembali. Air isi ulang berdasarkan riset yang dilakukan mengandung bakteri E.coli yang berkembang saat air disimpan selama dua hari. Apabila tetap diminum dalam waktu dua hari maka akan menimbulkan rasa pusing dan dapat memicu terjadinya diare. (10) Sedangkan menurut Permenkes No 43 tahun 2014 tentang hygiene sanitasi depot air minum isi ulang dijelaskan dalam pasal 3 ayat 3e bahwa wadah atau galon yang telah diisi air minum harus langsung diberikan kepada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam. (11) Dari pasal di atas menunjukan bahwa air minum isi ulang harus segera dihabiskan dalam waktu 1x24 jam. Penyimpanan di depot dalam kondisi tertutup atau disegel tidak dibolehkan, apalagi jika disimpan di rumah dalam kondisi segel yang sudah dibuka sehingga terjadi kontaminasi oleh lingkungan. Ini disebabkan karena pada umumnya desinfeksi yang digunakan oleh depot hanya menggunakan Ultra Violet (UV) yang hanya mampu menonaktifkan bakteri yang ada dalam air minum produk depot. Selain itu UV tidak mempunyai sisa seperti sisa Klor yang dapat menjaga air dari kontaminasi lingkungan. Menurut penelitian Hidayati dkk diketahui bahwa lama penyimpanan air mempengaruhi kadar zat organik air tersebut. Dari tiga galon air isi ulang yang diambil dari tiga depot yang

berbeda dan disimpan selama satu hingga empat minggu mengakibatkan terjadinya peningkatan kadar zat organik. (12) Hal ini sejalan dengan penelitian Alang dimana dari tiga air galon yang diambil dari tiga depot setelah dilakukan penyimpanan selama empat hari ditemukan bakteri Coliform pada ketiga air galon tersebut. (10) Penelitian yang dilakukan oleh Yushananta dkk menunjukkan bahwa terdapat pengaruh waktu pemaparan sinar ultraviolet (UV) terhadap peningkatan jumlah coliform. Peningkatan jumlah coliform terjadi setelah menit ke-180 pemaparan. Akan tetapi pada penelitian tersebut tidak terdapat pengaruh intensitas sinar UV terhadap jumlah coliform maupun E.coli. (13) Air minum yang aman bagi kesehatan adalah air minum yang memenuhi persyaratan secara fisik, mikrobiologis, kimia, dan radioaktif. Secara fisik, air minum yang sehat adalah tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna serta memiliki total zat padat terlarut, kekeruhan dan suhu sesuai ambang batas yang ditetapkan. Secara mikrobiologis, air minum faktor yang sehat harus bebas dari bakteri E.coli dan total bakteri koliform. Secara kimia air minum harus bebas dari zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan (14) Air yang tidak sehat merupakan salah satu faktor utama berkembangnya penyakit yang ditularkan melalui air seperti diare, hepatitis, tifus, dan sebagainya. Menurut WHO diperkirakan bahwa terdapat sekitar 500 juta penderita diare setiap tahunnya dan sebagian besar kasusnya menyerang anak-anak dibawah umur 5 tahun di beberapa negara di Asia, Afrika, dan Amerika. dan sebanyak 3-4 % mengakibatkan kematian (15) Di Kota Padang pada tahun 2017 terdapat 7800kasus diare,dengan prevalensi 8,4 per 1000 penduduk.dalam tahun 2016 terdapat1,1 per 1000 penduduk. (16, 17) Dari data diatas terjadi peningkatan prevalensi kasus diare di Kota Padang.

Menurut data Puskesmas Lubuk Buaya kasus diare pada tahun 2017 tercatat sebesar 10,4 per 1000 penduduk. Keadaan ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2016 dimana (18, 19) terdapat 9,9 per 1000 penduduk Pada tahun 2016 terdapat 657 depot di Kota Padang setelah dilakukan pemeriksaan kualitas air terhadap 631 depot ditemukan 93 % yang memenuhi syarat. Sedangkan pada 2017 dari 646 depot yang ada terdapat 82,3% depot yang memenuhi syarat. (16, 17) Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan persentase pencapaian depot yang memenuhi syarat kesehatan pada tahun 2017. Pada Tahun 2016 dari 47 total depot yang ada, sebanyak 37 depot yang dilakukan pengawasan kualitas airnyadan terdapat 31depot yang memenuhi syarat, dan padatahun 2017 dilakukan pemeriksaan kualitas air depot sebanyak 57 depot yang ada terdapat 50 (87,7 %) depot (18, 19) yang memenuhi syarat. Jadi ada sekitar 12,3 % yang tidak memenuhi syarat. Berdasarkan hasil observasi penelitisebagian besar rumah tangga khususnya di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya menyimpan air isi ulang lebih dari satu hari. Selama ini petugas sanitarian hanya melakukan pengawasan terhadap depot yang dilakukan satu kali dalam setahun. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa lama penyimpanan air minum isi ulang dapat mempengaruhi kesehatan sistem pencernaan.oleh karena itu peneliti tertarik meneliti Bagaimana Pengaruh Lama Penyimpanan dalam Suhu Ruang terhadap Kualitas Bakteriologis dan Kimia Air Minum Isi Ulang di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Tahun 2018. 1.2 Perumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah pengaruh lama penyimpanan dalam suhu ruang terhadap kualitas bakteriologis dan kimia air minum isi ulang di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya tahun 2018?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui pengaruh lama penyimpanan dalam suhu ruang terhadap kualitas bakteriologis dan kimia air minum isi ulang di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya tahun 2018. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui kualitas bakteriologis dan kimia air minum isi ulang pada hari 0 2. Untuk mengetahui kualitas bakteriologis dan kimia air minum isi ulang setelah 1 hari 3. Untukmengetahui kualitas bakteriologis dan kimia air minum isi ulang setelah 2 hari 4. Untuk mengetahui kualitas bakteriologis dan kimia air minum isi ulang setelah 3 hari 5. Untuk mengetahui kualitas bakteriologis dan kimia air minum isi ulang setelah 4 hari 6. Untuk mengetahui kualitas bakteriologis dan kimia air minum isi ulang setelah 5 hari 7. Untuk mengetahui kualitas bakteriologis dan kimia air minum isi ulang setelah 6 hari 8. Untuk mengetahui pengaruh lama penyimpanan dalam suhu ruangterhadap kualitas bakteriologis dan kimia air minum isi ulang.

1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti terutama tentang kualitas bakteriologi dan kimia air minum isi ulang setelah disimpan selama beberapa hari. 2. Bagi Peneliti Lain Sebagai bahan masukan untuk penelitian lebih lanjut untuk pengembangan ilmu pengetahuan. 3. Bagi Kesehatan Masyarakat Hasil penelitian ini dapat dijadikan literatur sehingga dapat bermanfaat bagi mahasiswa yang membutuhkan. 4. Bagi Dinas Kesehatan Kota Padang Sebagai bahan edukasi bagi masyarakat tentang kualitas bakteriologis dan kimia air minum isi ulangapabila telah disimpan selama beberapa hari dalam suhu ruangapakah memenuhi syarat atau tidak. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian eksperimen yang bertujuan untuk melihat pengaruh lama penyimpanan dalam suhu ruang terhadap kualitas bakteriologis dan kimia air minum isi ulang. Pada penelitian ini akan dilakukan pemeriksaan kualitas air minum isi ulang setelah disimpan dalam suhu ruang pada 0 (kontrol), 1,2,3,4,5 dan 6 hari. Sampel air tersebut diambil dari empat depot yang mempunyai hygiene sanitasi yang memenuhi syarat dan yang tidak memenuhi syarat berdasarkan hasil inspeksi sanitasi yang dilakukan petugas sanitarian puskesmas. Parameter Bakteriologis yang diperiksa adalah angka E.coli dan Total Coliform dan parameter kimia yang dilakukan pemeriksaan adalah kadar Nitrit dan ph air minum isi ulang. Untuk parameter kimia disini pertimbangan mengambil

parameter nitrit karna dari 8 parameter kimia yang berhubungan langsung dengan kesehatan hanya nitrit yang mungkin akan mengalami peningkatan kadarnya setelah penyimpanan.