I. PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki. pribadi yang mandiri, percaya diri, dan bertanggung jawab.

dokumen-dokumen yang mirip
1. PENDAHULUAN. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 mencantumkan bahwa siswa

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya menyiapkan manusia

BAB I PENDAHULUAN. sendiri baik, dan juga sebaliknya, kurang baik. sebagai individu yang sedang berkembang mencapai taraf perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah elemen penting dalam menciptakan manusia-manusia yang

PENINGKATAN SIKAP SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN BAHASA LAMPUNG DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

1. PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional No.20 tahun 2003 yang menyatakan tegas

I. PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan karena banyaknya siswa yang kurang disiplin di sekolah. Menurut

I. PENDAHULUAN. secara sadar yang dilakukan seseorang yang mengakibatkan perubahan

I. PENDAHULUAN. Faktor utama dalam menempuh hidup yang lebih baik adalah dengan. melaksanakan pembangunan berdasarkan iman dan takwa.

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan pada bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia biasanya dilaksanakan di tingkat SMP dan SMA. Bimbingan dan

BAB I PENDAHULUAN. profesionalitas dan sistem manajemen tenaga kependidikan serta pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha berkesinambungan yang dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

I. PENDAHULUAN. yang terjadi. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

I. PENDAHULUAN. teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan

I. PENDAHULUAN. menjadi kegiatan pokok bagi setiap manusia beradap. Berhasil atau tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang tidak

I. PENDAHULUAN. kehidupan karena pendidikan merupakan pengaruh, penentu, sekaligus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bimbingan dan konseling oleh siswa di SMA Negeri 1 Telaga Biru Kabupaten

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pemebelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga formal yang dapat meningkatkan kualitas belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tentang Sistem Pendidikan nasional. Edgar Dalle ( Reigeluth, 2013 : 7 )

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam konteks ini, tujuan pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok manusia dan memegang peranan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. (SISDIKNAS) No. 20 Tahun 2003 yang terdapat pada bab 2 pasal 3 yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan diharapkan mampu. mewujudkan cita-cita bangsa. Pendidikan bertujuan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia. Melalui pendidikan, peserta didik dibina untuk. perubahan jaman, bahkan mampu mengendalikannya.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan

I. PENDAHULUAN. siswa diharuskan aktif dalam kegiatan pembelajaran. dengan pandangan Sudjatmiko (2003: 4) yang menyatakan bahwa kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. dialami oleh negara lain, seperti perubahan sistim pendidikan, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Minat belajar yang tergambarkan dari motivasi belajar siswa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

I. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran di sekolah, agar memperoleh prestasi harus dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. menemukan pribadinya di dalam kedewasaan masing-masing individu secara maksimal,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Apriyanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh tingkat keberhasilan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) menyatakan bahwa. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan diantaranya adalah di bidang pendidikan. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan orang lain. Naluri untuk hidup bersama orang

BAB I PENDAHULUAN. mencerdasan kehidupan bangsa, serta membentuk generasi yang berpengetahuan

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah lembaga formal tempat dimana seorang siswa menimba ilmu dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. tanggal 1-5 Oktober 2012, rerata hasil belajar peserta didik di SD Negeri 1

BAB IV GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Singkat SMPN 13 Bandar Lampung. Kelurahan Beringin Raya Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

1. PENDAHULUAN. sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi. Pendidikan menciptakan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kondisi internal, di mana kondisi internal tersebut

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam perkembangannya memiliki suatu tugas berupa tugas. perkembangan yang harus dilalui sesuai dengan tahap perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa untuk menghadapi tantangan hidup dimasa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah. Pada

BAB I PENDAHULUAN. Individu pada usia remaja di sekolah adalah sebagai individu yang sedang

menyumbang calon tenaga kerja terdidik. Fenomena yang terjadi di masyarakat sekarang banyak pengangguran yang berasal dari orang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik yang mempunyai latar belakang yang berbeda.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu unsur konkrit yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan ini pula dapat dipelajari perkembangan ilmu dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. mendapat tempat terdepan dan terutama. Pendidikan merupakan faktor yang sangat esensial

I. PENDAHULUAN. dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikannya. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006:7) Pendidikan

I. PENDAHULUAN. ialah menyediakan lowongan untuk menyalurkan dan memperdalam. bakat dan minat yang di miliki seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kreativitas siswa. Pendidikan memegang peranan penting dalam

I. PENDAHULUAN. Peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP ) berada dalam masa

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-makhluk ciptaan Tuhan yang lain. Manusia sebagai individu dibekali akal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai peraturan perundang-undangan yang disusun guna meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal sekarang sudah merupakan bagian yang integral dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang. Sekolah merupakan wadah bagi peserta didik dalam menempuh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era globalisasi dan informasi yang ditandai oleh perubahan sosial, budaya, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, karena

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. Pendidikan menurut Undang-undang tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. daya yang terpenting adalah manusia. Sejalan dengan tuntutan dan harapan jaman

BAB II PROFIL PONDOK PESANTREN DAARUL AHSAN

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Siswa dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sehingga dapat menggali dan mengembangkan kualitas, yaitu menjadi pribadi yang mandiri, percaya diri, dan bertanggung jawab. Lembaga pendidikan berkaitan dengan fungsi yang nyata, diantaranya mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah,mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi kepentingan masyarakat, melestarikan kebudayaan, menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi. Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap guru bidang studi Bahasa Lampung di SMP Trimulya kecamatan Tanjung Bintang Lampung

2 Selatan diperoleh data bahwa masih ada siswa kelas IX yang sikap belajarnya rendah terhadap mata pelajaran Bahasa Lampung, dikarenakan sebagian besar siswa menganggap mata pelajaran tersebut kurang penting. Tentu saja hal itu sangat merugikan terhadap para peserta didik yang ada di Lampung khususnya di SMP Trimulya Kecamatan Tanjung Bintang kabupaten Lampung Selatan.Permasalahan tersebut mungkin masih dianggap remeh oleh peserta didik, namun permasalahan tersebut dapat menurunkan rasa cinta tanah air, bangsa dan negara, sehingga harus segera mendapatkan penanganan yang menyeluruh. Penanganan yang menyeluruh tersebut dapat dilakukan oleh berbagai pihak baik seperti lingkungan keluarga, sekolah, serta masyarakat umum. Adanya kesadaran cinta tanah air maka masyarakat Indonesia khususnya daerah Lampung yang banyak sekali suku bangsa yang bertempat tinggal di wilayah Lampung maka untuk mempersatukan dan mencintai daerah, dengan menggunakan Bahasa Lampung dalam kehidupan sehari-hari. Sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki peranan penting dalam usaha mengembangkan dan membina seoptimal mungkin potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Oleh karena itu, perlu adanya inovasi atau pembaharuan dalam pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan itu sendiri. Untuk menilai kualitas sebuah sekolah dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik atau siswa serta mutu lulusan dari sekolah tersebut.

3 Hasil belajar siswa di sekolah sering diindikasikan dengan permasalahan belajar dari siswa tersebut dalam memahami materi. Indikasi ini dimungkinkan karena faktor belajar siswa yang kurang efektif, bahkan siswa sendiri tidak peduli dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Akibatnya siswa kurang atau bahkan tidak memahami materi yang diberikan oleh guru tersebut. Upaya untuk meningkatkan sikap siswa terhadap mata pelajaran, khususnya pada mata pelajaran Bahasa Lampung tenaga pengajar dapat menggunakan layananan bimbingan konseling.layanan bimbingan dan konseling yang terdapat di sekolah. Sesuai dengan fungsi bimbingan dan konseling, yaitu pemahaman, pencegahan, pengentasan, pemeliharaan dan pengembangan. Didalam bimbingan dan konseling juga terdapat empat bidang bimbingan (pribadi, sosi al, belajar, dan karier) dan tujuh layanan (layanaan orientasi, informasi, penyaluran dan penempatan, penguasaan konten, konseling perorangan, konseling kelompok, dan bimbingan kelompok) yang kesemua unsur dalam bimbingan konseling dapat memfasilitasi siswa dalam meningkatkan sikapbelajarnya. Bimbingan kelompok merupakan suatu upaya bimbingan kepada individu melalui kelompok dengan memanfaatkan dinamika kelompok dalam mencapai tujuan bimbingan kelompok (Prayitno, 1995). Berdasarkan pengertian tersebut, jelas bahwa layanan bimbingan kelompok merupakan usaha pemberian bantuan kepada siswa dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Melalui dinamika kelompok setiap

4 anggota diharapkan mampu mengembangkan dirinya dalam hubungannya dengan orang lain. Selain itu melalui dinamika kelompok, masing-masing anggota kelompok akan berkontribusi, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pemecahan masalah yang ada. Layanan bimbingan kelompok merupakan salah satu jenis layanan dalam bimbingan dan konseling yang dianggap tepat untuk meningkatkan sikapbelajar siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Lampung. Berdasarkan paparan di atas, maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul peningkatan sikap siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Lampung dengan menggunakan layanan Bimbingan Kelompok di SMP Trimulya Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan pada Tahun Pelajaran 2014/2015. 2. Idetifikasi Masalah a. Ada siswa yang malas dalam mengikuti kegiatan belajar Bahasa Lampung. b. Ada siswa yang bolos saat kegiatan belajar Bahasa Lampung. c. Ada siswa yang mengatakan mata pelajaran Bahasa Lampung kurang penting untuk dipelajari. d. Ada siswa yang keluar masuk saat kegiatan belajar Bahasa Lampung. e. Ada siswa yang enggan mengerjakan tugas pelajaran Bahasa Lampung.

5 3. Pembatasan Masalah Untuk memfokuskan penelitian pada masalah yang diteliti, perlu diadakan pembatasan masalah. Berdasarkan identifikasi masalah, maka batasan masalah penelitian ini adalah Peningkatan sikap siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Lampung dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok di SMP Trimulya Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan pada Tahun pelajaran 2014/2015. 4. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini adalah sikap siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Lampung rendah. Adapun rumusan masalahnya adalah Apakah sikap siswa yang rendah terhadap mata pelajaran Bahasa Lampung dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok di SMP Trimulya Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan? B. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan sikapsiswa terhadap mata pelajaran Bahasa Lampung melalui layanan bimbingan kelompok pada siswa di SMP Trimulya Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan tahun pelajaran 2014/2015.

6 2. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam kajian bidang keilmuan bimbingan dan konseling di sekolah yaitu tentang penggunaan layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan sikap belajar siswa. 2. Secara praktis Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk memberikan sumbangan informasi dan pemikiran kepada guru bimbingan dan konseling dan tenaga kependidikan lainnya dalam meningkatkan sikap belajar siswa. C. Kerangka Pikir Dalam proses kegiatan belajar mengajar disekolah, khususnya di dalam kelas, guru mengharapkan peserta didiknya dapat menyerap bahan pelajaran yang diberikan, sehingga akan tercapai hasil belajar yang diinginkan, namun pada kenyataannya tidak semua peserta didik dapat menyerap materi pembelajaran yang diberikan. Hal ini dikarenakan sikap belajar negatif selama proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Bahasa Lampung yang berpengaruh pada proses belajar yang tidak optimal sehingga hasil belajar atau prestasi belajar pada mata pelajaran Bahasa Lampung juga tidak optimal.

7 Menurut Ahmadi (1990:179) sikap berfungsi sebagai alat untuk menyesuaikan diri,pengatur tingkah laku,alat pengatur pengalaman-pengalaman dan pernyataan pribadi. Sehingga proses belajar menjadi terarah untuk meningkatkan prestasi belajar Bahasa Lampung. Bimbingan dan konseling memiliki berbagai layanan untuk mengoptimalkan perkembangan siswa dan membantu siswa memecahkan masalahnnya, salah satunya adalah sikap belajar yang rendah, diantaranya layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, konseling individu, konseling kelompok, bimbingan kelompok, konsultasi, dan mediasi. Penggunaan masing-masing layanan disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan kearifan konselor sekolah.kearifan konselor sekolah yang dimaksud adalah mengenai pertimbangan efektifitas dan efisiensi pemberian layanan. Pertimbangan mengenai efektifitas pelaksanaan layanan disinimemperhatikan potensi keberhasilan layanan yang akan dilakukan dan kesesuaian layanan yang akan dilakukan dengan kebutuhan siswa. Sedangkan pertimbangan efisiensi biasanya berkaitan dengan waktu pelaksanaan layanan diupayakan dapat menghemat waktu karena siswa yang akan dibantu tidak hanya satu siswa, tapi masih ada siswa lain yang juga membutuhkan layanan bimbingan dan konseling. Berdasarkan permasalahan yang dihadapi siswa, kebutuhan siswa, dan efektifitas serta efisiensi pelaksanaan layanan yang akan diberikan, maka peneliti memilih menggunakan layanan bimbingan kelompok. Layanan

8 bimbingan kelompok dirasa lebih efektif dan efisien untuk meningkatkan sikap belajar siswa karena siswa yang memiliki sikap belajar rendah lebih dari satu siswa. Seperti diungkapkan oleh Hartinah (2009 :5) bimbingan kelompok dilaksanakan jika masalah yang dihadapi beberapa murid relatif memiliki kesamaan atau saling mempunyai hubungan serta mereka mempunyai kesediaan untuk dilayani secara kelompok. Melalui kegiatan bimbingan kelompok, individu yang dibimbing akan belajar melatih diri untuk mengembangkan kemampuan dirinya terutama dalam kemampuan sosialnya, meningkatkan kemampuan diri sesuai bakat, minat, dan nilai-nilai yang dianutnya. Siswa yang mengikuti bimbingan kelompok dapat secara langsung berlatih menciptakan dinamika kelompok. Dinamika kelompok menurut Shertzer dan Stone ( dalam Romlah,2006:10) merupakan kekuatan-kekuatan yang berinteraksi dalam kelompok pada waktu kelompok melakukan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuannya. Melalui dinamika kelompok diharapkan anggota kelompok dapat berinteraksi melatih diri untuk dapat mengemukakan pendapat, membahas masalah yang dialaminya secara tuntas, saling memberi saran, bertukar informasi, dapat berbagi pengalaman, dan berdiskusi sehingga itulah yang nantinya menjadi awal tumbuhnya sikap belajar siswa. Sehingga kegiatan bimbingan menunjang perkembangan pribadi siswa yang mengarah kepada peningkatan sikap siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Lampung. Bimbingan kelompok merupakan proses belajar baik pembimbing maupun individu yang dibimbing. Bimbingan kelompok dipandang tepat untuk

9 memberikan kontribusi pada siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapinya terutama masalah yang berkaitan dengan sikapsiswa terhadap mata pelajaran Bahasa Lampung yang telah menjadi masalah bersama, dan dalam pelaksanaan bimbingan kelompok, siswa sebagai anggota kelompok akan bersama-sama membahas topik masalah mengenai cara meningkatkan sikap siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Lampung. Dari uraian di atas, maka kerangka pikir pada penelitian ini digambarkan sebagai berikut. Sikap siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Lampung rendah sikap siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Lampung meningkat Layanan Bimbingan Kelompok Gambar 1.1 Kerangka Pikir Dari gambar diagram kerangka pikir di atas dapat dilihat siswa memiliki sikap belajar yang rendah terhadap mata pelajaran Bahasa Lampung dan peneliti mencoba menggunakan layanan bimbingan kelompok untuk membantu meningkatkan sikap siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Lampung yang dialami siswa. Peneliti berharap layanan bimbingan kelompok ini dapat membantu siswa dalam meningkatkan sikap siswa yang rendah terhadap mata pelajaran Bahasa Lampung, sehingga siswa dapat belajar dengan baik dan mencapai hasil yang maksimal.

10 D. Hipotesis Menurut Sugiyono (2010) bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris melalui data-data yang relevan. Berdasarkan kerangka berfikir yang telah dikemukakan di atas, maka hipotesis penelitiannya adalah sikap siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Lampung dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok. Sedangkan hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah: Ho : sikap siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Lampung tidak dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok. Ha : sikap siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Lampung dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok.