2 : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah;

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SIGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 10 TAHUN 2010 T E N T A N G

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 05 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BUPATI TEMANGGUNG BUPATI TEMANGGUNG,

PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 77 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI MADIUN BUPATI MADIUN,

PERAT URAN DAERAH K ABUP AT EN BAT ANG NOMOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 5 TAHUN 2010

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 30 TAHUN 2008 TENTA NG

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 28 TAHUN 2008 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 39 TAHUN 2007

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 5 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KOORDINASI PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN PROVINSI JAWA BARAT

2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Luwu Timur dan Kabupaten Mamuju Utara di Provinsi Sulawesi Selatan (Lembaran Negara

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG BADAN KOORDINASI PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN PROVINSI BALI

5. Badan adalah Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Bulungan. 6. Kepala Badan adalah Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan dan

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI PAKPAK BHARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI BARAT, Menimbang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN KABUPATEN BERAU BUPATI BERAU,

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 21 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG

G U B E R N U R J A M B I

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BANJAR. BAB I KETENTUAN UMUM.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR : 31 TAHUN 2009 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN

UU Nomor 16 Tahun 2006 Tentang SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN (SP3K)

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 21 TAHUN TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TIMUR NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 554 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP4K)

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG KOMISI PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN KABUPATEN SITUBONDO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

Mengingat: Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28C, dan Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT. PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 12 TAHUN 2017 LAMPIRAN : 1 (satu) TENTANG

2018, No Menteri Pertanian sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu ditinjau kembali; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud da

PERATURAN BUPATI SAMOSIR NOMOR TAHUN 2008

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS KANTOR KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2008 NOMOR 25

BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 14 TAHUN 2012

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT. dan GUBERNUR JAWA BARAT

BUPATI BANTUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 154 TAHUN 2014 TENTANG KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2012 NOMOR 2

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 1 - PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG MEKANISME KERJA DAN METODE PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.42/Menhut-II/2012 TENTANG PENYULUH KEHUTANAN SWASTA DAN PENYULUH KEHUTANAN SWADAYA MASYARAKAT

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2008

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.13/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN PERIKANAN

SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lemb

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 54 TAHUN 2008

PEMERINTAH KABUPATEN SELUMA

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 154 TAHUN 2014 TENTANG KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR PER. 13/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN PERIKANAN

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG

RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PELAKSANA PENYULUHAN KABUPATEN BANTUL

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

Menimbang : a. bahwa untuk membantu kelancaran tugas dan fungsi Dinas Pendidikan, Pemuda

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 22 TAHUN 2008

WALIKOTA TASIKMALAYA

Transkripsi:

Mengingat 2 : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah; BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN Menimbang BUPATI SUKOHARJO, : a. bahwa dalam pelaksanaan revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan sebagai tindak lanjut ketentuan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan perlu dibentuk landasan hukum bagi terselenggaranya sistem penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan; b. bahwa untuk meningkatkan evektifitas pelaksanaan sistem Penyuluhan sebagaimana dimaksud huruf a perlu dibentuk Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sukoharjo; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu penetapan Peraturan Bupati; 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nommor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nommor 3890); 3. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nommor 4433); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

3 6. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4660); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 10. Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 11 Tahun 2001 tentang Pembentukan, Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Susunan Organisasi Dinas Pertanian Kabupaten Sukoharjo (Lembaran Daerah Kabupaten Sukoharjo Tahun 2001 Nomor 15, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 67). MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PELAKSANAAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN. 4 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Sukoharjo. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 3. Bupati adalah Bupati Sukoharjo. 4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Sukoharjo. 5. Badan Pelaksana Pertanian, Perikanan dan Kehutanan adalah Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sukoharjo. 6. Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan adalah Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Sukoharjo. 7. Kelompok Jabatan Fungsional adalah kelompok Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. 8. Komisi penyuluhan adalah kelembagaan independen yang dibentuk oleh Bupati Sukoharjo yang terdiri dari para pakar dan atau praktisi yang mempunyai keahlian dan kepedulian dalam bidang penyuluhan atau pembangunan pedesaan. 9. Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan yang selanjutnya disebut penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakseskan informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya lainnya sebagai

5 upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. 10. Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kecamatan adalah lembaga pelaksana penyuluhan di tingkat Kecamtan. 11. Pos Penyuluhan Desa/Kelurahan adalah merupakan unit kerja non struktural yang dibentuk dan dikelola secara partisipatif oleh pelaku utama. 12. Pertanian yang mencakup tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan yang selanjutnya disebut pertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi usaha hulu, usaha tani, agro industri, pemasaran, dan jasa penunjang pengelolaan sumber daya alam hayati dalam agro ekosistem yang sesuai dan berkelanjutan, dengan bantuan teknologi, modal, tenaga kerja, manajemen untuk mendapatkan manfaat sebesarbesarnya bagi kesejahteraan masyarakat. 13. Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya secara berkelanjutan mulai dari pra produksi, produksi, pengelohan, sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan. 14. Kehutanan adalah sistem pengurusan yang bersangkut paut dengan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan yang diselenggarakan secara terpadu dan berkelanjutan. 15. Pelaku utama kegiatan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan yang selanjutnya disebut pelaku utama adalah masyarakat di dalam dan di sekitar 6 kawasan hutan, petani, pekebun, peternak, pembudidaya ikan, pengolah ikan, beserta keluarga inti. 16. Masyarakat di dalam atau di sekitar kawasan hutan adalah penduduk yang bermukim didalam dan di sekitar kawasan hutan yang memiliki kesatuan komunitas sosial dengan kesamaan mata pencaharian yang bergantung pada hutan dan aktivitasnya dapat berpengaruh terhadap ekosistem hutan. 17. Petani adalah perorangan Warga Negara Indonesia beserta keluarganya atau korporasi yang mengelola usaha di bidang pertanian, wanatani, minatani, agro pasture, penangkaran satwa dan tumbuhan, di dalam dan di sekitar hutan, yang meliputi usaha hulu, usaha tani, agro industri, pemasaran, dan jasa penunjang. 18. Pelaku usaha adalah perorangan Warga Negara Indonesia atau korporasi yang dibentuk menurut hukum Indonesia yang mengelola usaha Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. 19. Kelembagaan petani, pekebun, peternak, pembudidaya ikan, pengolah ikan dan masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan hutan adalah lembaga yang ditumbuhkembangkan dari, oleh dan untuk pelaku utama. 20. Penyuluh Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut Penyuluh PNS adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, kewenangan, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang pada satuan organisasi lingkup Pertanian, Perikanan dan Kehutanan untuk melakukan kegiatan penyuluhan.

7 21. Penyuluh Swasta adalah penyuluh yang berasal dari dunia usaha dan/atau lembaga yang mempunyai kompetensi dalam bidang penyuluhan. 22. Penyuluh Swadaya adalah pelaku utama yang berasal dalam usahanya dan warga masyarakat lainnya dengan kesadarannya sendiri mau dan mampu menjadi penyuluh. 23. Program penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan yang selanjutnya disebut program penyuluhan adalah rencana tertulis yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan. BAB II PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI Bagian Kesatu Pembetukan Pasal 2 Dengan Peraturan Bupati ini dibentuk Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sukoharjo Pasal 3 Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan adalah Lembaga Non Struktural yang menyelenggarakan kegiatan penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. Bagian Kedua Susunan Organisasi Pasal 4 8 (1) Susunan Organisasi Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan terdiri atas : a. Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan; b. Sekretaris terdiri atas: 1. urusan umum; 2. urusan teknologi dan kelembagaan; 3. urusan perencanaan, evaluasi dan pelaporan; 4. urusan program dan program penyuluhan; c. Kelompok Jabatan Fungsional; d. Balai Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kecamatan; dan e. Pos Penyuluhan Desa/Kelurahan. (2) Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. (3) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dipimpin oleh seorang sekretaris yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepadan Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. (4) Masing-masing urusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b angka 1, angka 2, angka 3, dan angka 4 dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Sekretaris Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.

9 (5) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dipimpin oleh seorang Koordinator Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan yang berada dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. (6) Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. (7) Susunan Organisasi Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sukoharjo sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran Peraturan Bupati ini. BAB III KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 5 Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan merupakan unsur pendukung tugas pelaksana penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan di tingkat Kabupaten Sukoharjo. Bagian Kedua Tugas dan Fungsi Paragraf 1 10 Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Pasal 6 Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan mempunyai tugas sebagai pendukung dan membantu Bupati dalam penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. Pasal 7 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan mempunyai fungsi: a. menyusun kebijakan dan program penyuluhan Kabupaten Sukoharjo yang sejalan dengan kebijakan dan program penyuluhan provinsi dan nasional; b. melaksanakan penyuluhan dan pengembangan mekanisme, tata kerja dan meteode penyuluhan; c. melaksanakan pengumpulan, pengolahan, pengemasan dan penyebaran materi penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan bagi pelaku utama dan pelaku usaha; d. melaksanakan pembinaan dan pengembangan kerja sama, kemitraa, pengelolaan kelembagaan, ketenagaan bagi pelaku utama dan pelaku usaha; e. menumbuhkembangkan dan memfasilitasi kelembagaan dan forum kegiatan bagi pelaku utama dan pelaku usaha; f. melaksanakan peningkatan kapasitas Penyuluh PNS, Swadaya, swasta melalui proses pembelajaran secara berkelanjutan;

11 g. melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan tugas di bidang penyelenggaraan penyuluhan; dan h. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang tugasnya. Paragraf 2 Sekretariat Pasal 8 Sekretariat mempunyai tugas membantu Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan dalam pengelolaan urusan umum, urusan teknologi dan kelembagaan, urusan perencanaan, evaluasi dan pelaporan, serta urusan program dan programa. Pasal 9 Sekretariat mempunyai fungsi: a. melaksanakan pengelolaan keuangan; b. melaksanakan pengelolaan kepegawaian; c. melaksanakan pengelolaan rumah tangga, perlengkapan, protokol, hubungan masyarakat dan surat menyurat dinas; d. mengumpulkan dan mengolah data/bahan penyusunan kebijakan dan programa penyuluhan; e. menyelenggarakan dokumentasi penyuluhan dan mengelola perpustakaan serta menyelenggarakan promosi dan pameran; f. mengumpulkan data/bahan informasi tentang harga pasar hasil Pertanian, Perikanan dan Kehutanan; g. melaksanakan pengkajian kelembagaan petani, pekebun, peternak, pembudidaya ikan, pengeloh 12 ikan, dan masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan kantor; h. melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaku utama dan pelaku usaha; i. mengumpulkan, mengolah, memantau dan mengendalikan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program kerja; j. mengelola sarana dan prasarana penyuluhan; dan k. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugasnya. Pasal 10 (1) Urusan umum mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam pengelolaan keuangan, kepegawaian, administrasi dan rumah tangga. (2) Urusan umum mempunyai fungsi : a. melaksanakan pengelolaan keuangan; b. melaksanakan pengelolaan kepegawaian; c. melaksanakan pengelolaan rumah tangga, perlengkapan, protokol, hubungan masyarakat dan surat menyurat dinas; dan d. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang tugasnya. Pasal 11 (1) Urusan teknologi dan kelembagaan mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam pengelolaan teknologi dan kelembagaan. (2) Urusan teknologi dan kelembagaan mempunyai fungsi : a. mengumpulkan dan mengolah data/bahan penyusunan kebijakan dan programa

13 Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan; b. menyelenggarakan dokumentasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan dan Pengelolaan perpustakaan serta penyelenggaraan promosi dan pameran; c. mengumpulkan data/bahan informasi tentang harga pasar hasil Pertanian, Perikanan dan Kehutanan; d. melaksanakan pengkajian kelembagaan petani, pekebun, peternak, pembudidaya ikan, pengolah ikan, dan masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan kantor; e. melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaku utama dan pelaku usaha; f. mengumpulkan, mengolah, memantau dan mengendalikan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program kerja; g. mengelola sarana dan prasarana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan; dan h. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya. Pasal 12 (1) Urusan perencanaan, evaluasi dan pelaporan mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam pengelolaan data, pelaksanaan serta pengevaluasian dan pelaporan hasil perkembangan program kerja. (2) Urusan perencanaan, evaluasi dan pelaporan mempunyai fungsi : a. mengumpulkan dan mengolah data program kerja; b. memantau dan mengendalikan pelaksanaan program kerja; 14 c. membuat bahan evaluasi dan pelaporan hasil perkembangan program kerja; d. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang tugasnya. Pasal 13 (1) Urusan programa Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam pengelolaan program dan programa penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan; (2) Urusan program dan programa Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan mempunyai fungsi : a. menyusun rencana kerja di bidang penyusunan program dan programa penyuluhan pertanian; dan b. melaksanakan pengumpulan, pengolahan data serta melaksanakan penyusunan programa Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan yang meliputi: 1. melaksanakan rekapitulasi hasil identifikasi serta menganalisa potensi/masalah programa penyuluhan pertanian di tingkat Kecamatan; 2. melaksanakan identifikasi program yang berhubungan dengan pelaksanaan penyuluhan pertanian yang disusun oleh Dinas/Unit Kerja lain yang terkait;

15 3. melaksanakan penentuan skala prioritas potensi/masalah serta melaksanakan penyusunan program penyuluhan pertanian; dan 4. menyelenggarakan sosialisasi program penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan. c. Melaksanakan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan program penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan, yang meliputi: 1. melaksanakan penyusunan serta menetapkan standar dan instrumen monitoring dan evalusi; 2. melaksanakan monitoring dan evaluasi atas penyelenggaraan program penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan; 3. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang tugasnya. Paragraf 3 KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 14 Kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf c mempunyai tugas : a. membantu Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan dalam pelaksanaan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan; dan 16 b. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang tugasnya. Paragraf 4 Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kecamatan Pasal 15 Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kecamatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf d mempunyai fungsi : a. menyusun programa penyuluhan pada tingkat kecamatan sejalan dengan programa penyuluhan kabupaten; b. melaksanakan penyuluhan berdasarkan programa penyuluhan; c. menyediakan dan menyebarkan informasi teknologi, sarana produksi, pembiayaan dan pasar; d. memfasilitasi pengembangan kelembagaan dan kemitraan pelaku utama dan pelaku usaha; e. meningkatkan peningkatan kapasitas penyuluh PNS, penyuluh swadaya, dan penyuluh swasta melalui proses pembelajaran secara berkelanjutan; dan f. melaksanakan proses pembelajaran melalui percontohan dan pengembangan model usaha tani bagi pelaku utama dan pelaku usaha. Pasal 16

17 Dengan melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kecamatan berfungsi sebagai tempat pertemuan, penyuluh, pelaku utama dan pelaku usaha. Paragraf 5 Pos Penyuluhan Desa/Kelurahan Pasal 17 (1) Pos Penyuluhan Desa/Kelurahan berfungsi sebagai tempat pertemuan para penyuluh, pelaku utama, dan pelaku usaha dalam melaksanakan kegiatan. (2) Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. menyusun programa penyuluhan; b. melaksanakan penyuluhan di desa/kelurahan; c. menginventarisasi permasalahan dan upaya pemecahannya; d. melaksanakan proses pembelajaran melalui percontohan dan pengembangan model usaha tani bagi pelaku utama dan pelaku usaha; e. menumbuhkan kepimpinan, kewirausahaan serta kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha; f. melaksanakan kegiatan rembug, pertemuan teknis, temu lapang, metode penyuluhan lain bagi pelaku utama da pelaku usaha; g. memfasilitasi layanan informasi, konsultasi, pendidikan, serta 18 pelatihan bagi pelaku utama dan pelaku usaha; dan h. memfasilitasi forum penyuluhan pedesaan. BAB IV TATA KERJA Pasal 18 (1) Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan dalam melaksanakan tugasnya berdasarkan kebijakan dan strategi penyuluhan yang ditetapkan oleh Bupati berdasarkan Peraturan Perundangundangan yang berlaku. (2) Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan berkewajiban memberikan petunjuk, membina, membimbing dan mengawasi pelaksanaan tugas Sekretarat Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kecamatan dan Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 19 Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Badan Pelaksana, Sekretariat Badan Pelaksana, Urusan Umum, Urusan Teknologi dan Kelembagaan, Urusan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan, Urusan Program dan Programa, Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kecamatan wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi vertikal dan horizontal baik di dalam lingkungan Badan Pelaksana dan

19 antara Satuan Kerja Perangkat Daerah serta Instansi Vertikal di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo sesuai d+ dengan tugasnya. Pasal 20 Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan, Sekretaris, Kepala Urusan, dan Kepala Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kecamatan diangkat oleh Bupati. Pasal 21 Untuk menetapkan kebijakan dan strategi penyuluhan, Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan mendapat masukan Komisi Penyuluhan. BAB V PEMBIAYAAN Pasal 22 Semua biaya yang timbul sebagai akibat ditetapkannya Peraturan Bupati ini dibebankan pada : a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN); b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi; dan/atau c. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 23 Diundangkan di Sukoharjo Pada tanggal 22 Mei 2008 Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH Ign. INDRA SURYA 20 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Bupati ini sepanjang mengenai teknis dan pelaksanaannya ditetapkan dengan keputusan Bupati. Pasal 24 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Sukoharjo. BERITA DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2008 NOMOR 18 Ditetapkan di Sukoharjo Pada tanggal 2 Mei 2008 BUPATI SUKOHARJO BAMBANG RIYANTO

Lampiran : Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor : 18 Tahun 2008 Tanggal : 22 Mei 2008 BAGAN SUSUNAN ORGANISASI PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KEPALA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT URUSAN UMUM BALAI PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KECAMATAN URUSAN TEKNOLOGI DAN KELEMBAGAAN URUSAN PERENCANAAN, EVALUASI DAN PELAPORAN BUPATI SUKOHARJO, URUSAN PROGRAM DAN PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN POS PENYULUHAN DESA / KELURAHAN BAMBANG RIYANTO 22

23 24