RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PENGELOLAAN TUNJANGAN BAHAYA NUKLIR

dokumen-dokumen yang mirip
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Tunjangan. Pengamanan Pesandian. Pencabutan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

: 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur. batan. Menimbang : a Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik

-4- MEMUTUSKAN: Pasal 1

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PENYESUAIAN/INPASSING JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 77, Tamba

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG

2015, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan G

2014, No

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang. Fungsional melalui Penyesuaian/ Inpassing, perlu

2016, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2906); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran N

No.1240, 2014 BKN. Gaji Pokok. PNS. Penyesuaian. Pelaksanaan. Ketentuan Teknis.

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG KETENTUAN BATAS USIA PENSIUN BAGI PEJABAT FUNGSIONAL SANDIMAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55/KEPMEN-KP/2013 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PER. 02 Tahun 2009 TENTANG

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2012, No

KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER-709/K/JF/2009

SALINAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 07/E/2010 TENTANG

BUPATI BELITUNG KEPUTUSAN BUPATI BELITUNG NOMOR : / 109 /KEP/BKD/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENGANGKATAN, KENAIKAN PANGKAT/JABATAN, PEMBEBASAN SEMENTARA, PENGANGKATAN KEMBALI, DAN PEMBERHENTIAN DALAM DAN DARI

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentan

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Nasional tentang Tata Cara Pengangkatan Pelaksana Tugas di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan

2016, No Birokrasi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Pranata Nuklir dan Angka Kreditnya; Mengingat : 1. Undang-

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG PENYESUAIAN JABATAN FUNGSIONAL GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BERSAMA MENTERI PERTANIAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 54/Permentan/OT.210/11/2008 NOMOR 23 A TAHUN 2008

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Nege

2016, No Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 5

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG NAMA DAN KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (L

PERATURAN KEPALA BKN NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010

2016, No Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 1 Tahun 2010 tentang Kesiapsiagaan dan Penanggulangan Kedaruratan Nuklir; 5.

2016, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966 tentang Pemberhentia

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG HARGA SATUAN STANDAR BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

2018, No Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lemb

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tamba

2017, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsiona

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG

IV. ANALIS KEPEGAWAIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Pola Karier. Pedoman.

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR TAHUN 2018 TENTANG

2017, No Republik Indonesia Nomor 3676); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

2 Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Peraturan

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

PERATURAN BERSAMA MENTERI SEKRETARIS NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2007 NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG

2014, No

2016, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 02/V/PB/2010 NOMOR 13 TAHUN 2010

Badan Pusat Statistik

PERATURAN BERSAMA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 39 TAHUN 2014 NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

BATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2018, No Nomor 1473) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Per

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 23, Tam

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG UJIAN PENYESUAIAN IJAZAH BAGI PEGAWAI NON TUGAS BELAJAR

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PERMEN-KP/2013 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR: KEP. 08 TAHUN 2012

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 0100 TAHUN 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

- 1 - RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PENGELOLAAN TUNJANGAN BAHAYA NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, Menimbang : a. bahwa dengan banyaknya peraturan terkait tunjangan bahaya nuklir berpotensi terjadi disharmonisasi; b. bahwa untuk mengurangi potensi disharmonisasi perlu penataan terhadap peraturan tunjangan bahaya nuklir agar sesuai dengan perkembangan hukum yang ada; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional tentang Pengelolaan Tunjangan Bahaya Nuklir; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3676); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji PNS sebagaimana telah beberapa kali

- 2 - diubah, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 123); 4. Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2013 tentang Badan Tenaga Nuklir Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 113); 5. Keputusan Presiden Nomor 71 Tahun 2001 tentang Pendirian Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir; 6. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2004 tentang Tunjangan Bahaya Nuklir Bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Badan Tenaga Nuklir Nasional; 7. Peraturan Kepala Badan Kepegawaiaan Negara Nomor 27 Tahun 2004 tentang Tata Cara Permintaan, Pemberian, dan Penghentian Tunjangan Bahaya Nuklir bagi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Badan Tenaga Nuklir Nasional; 8. Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor 14 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Tenaga Nuklir Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1650) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor 16 Tahun 2014 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2035); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL TENTANG PENGELOLAAN TUNJANGAN BAHAYA NUKLIR. Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Badan ini yang dimaksud dengan: 1. Tunjangan Bahaya Nuklir yang selanjutnya disingkat TBN, adalah tunjangan khusus yang diberikan kepada Pegawai yang diangkat dan ditugaskan secara penuh di Badan Tenaga Nuklir Nasional. 2. Pegawai adalah Pegawai Negeri Sipil dan Calon Pegawai Negeri Sipil. 3. Pejabat yang berwenang adalah pejabat yang mempunyai kewenangan mengangkat, memindahkan, dan

- 3 - memberhentikan pegawai dalam dan dari jabatan atau pejabat yang lain yang ditunjuk olehnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 4. Pengelola adalah pegawai yang tugas dan fungsinya bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan instalasi nuklir dan/atau kegiatan/eksperimen nuklir sesuai dengan persyaratan nasional dan internasional serta bertanggung jawab atas penyiapan rencana dan upaya penanggulangan kedaruratan nuklir dalam lingkup nasional. 5. Pengawas adalah pegawai yang tugas dan fungsinya bertanggungjawab atas pelaksanaan pengawasan dan pembimbingan aspek teknis, manajerial dan regulasi bagi terselenggaranya keselamatan dan keamanan kegiatan instalasi nuklir dan/atau kegiatan/eksperimen nuklir serta bertanggung jawab atas penyiapan rencana dan penanggulangan kedaruratan nuklir dalam lingkup kawasan. 6. Supervisor adalah pegawai yang tugas dan fungsinya bertanggung jawab atas bimbingan teknis atau administrasi bagi terselenggaranya keselamatan dan keamanan instalasi nuklir dan/atau kegiatan/eksperimen nuklir serta sebagai pelaksana upaya penanggulangan kedaruratan nuklir. 7. Operator adalah pegawai tugas dan fungsinya bertanggung jawab atas pengoperasian serta pengendalian peralatan/fasilitas instalasi nuklir dan/atau kegiatan/eksperimen nuklir dalam batas keselamatan dan keamanan yang ditetapkan. 8. Teknisi adalah pegawai yang tugas dan fungsinya sebagai pelaksana atau pembantu operator/supervisor untuk pengkondisian, pengecekan, pengoperasian atau pengawasan dan penginventarisasian dokumen operasi peralatan/fasilitas instalasi nuklir dan/atau kegiatan/eksperimen nuklir. 9. Petugas Keselamatan adalah pegawai yang tugas dan fungsinya bertanggung jawab dalam pengukuran,

- 4 - pemantauan, pengevaluasian dan penginventarisasian dokumen keselamatan pekerja, peralatan/fasilitas instalasi nuklir dan/atau kegiatan/eksperimen nuklir serta pelaksanaan upaya penanggulangan kedaruratan nuklir. 10. Laboran adalah pegawai yang tugas dan fungsinya secara berkala atau sewaktu-waktu diperlukan dalam transportasi alat/bahan, pengoperasian peralatan/fasilitas instalasi nuklir dan/atau kegiatan/eksperimen nuklir atau dalam penanggulangan kedaruratan nuklir. 11. Pegawai Tugas Belajar yang selanjutnya disingkat PTB adalah Pegawai yang mengikuti tugas belajar sesuai dengan kompetensinya dan dikategorikan dibidang nuklir dan/atau mendukung program pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir. Pasal 2 Maksud dan tujuan ditetapkannya Peraturan Kepala Badan ini adalah: a. sebagai acuan dalam pelaksanaan permintaan, pemberian, mutasi, dan pemberhentian TBN bagi Pegawai; dan b. agar pelaksanaan penetapan nilai, tingkat, dan besaran TBN dapat ditentukan secara obyektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 3 TBN diberikan kepada Pegawai yang ditugaskan secara penuh di Badan Tenaga Nuklir Nasional, dan ditetapkan dengan keputusan pejabat yang berwenang. Pasal 4 (1) TBN dibayarkan terhitung mulai tanggal 1 (satu) pada bulan berikutnya setelah Pegawai secara nyata melaksanakan tugas yang dinyatakan dengan Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas dari Pejabat yang berwenang.

- 5 - (2) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mencantumkan penetapan nilai, tingkat, dan besaran TBN. (3) Surat pernyataan melaksanakan tugas dari Pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran Huruf A, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Badan ini. Pasal 5 (1) Penetapan pemberian, mutasi, dan penghentian/penghentian sementara TBN dilakukan oleh Pejabat yang berwenang atas usulan Kepala unit kerja. (2) Setiap usulan penetapan pemberian, mutasi, dan penghentian/penghentian sementara TBN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diverifikasi oleh Unit Kerja yang membidangi sumber daya manusia. (3) Usulan penetapan pemberian, mutasi dan penghentian/penghentian sementara TBN dilengkapi dengan dokumen pendukung yang diperlukan. (4) Bentuk penetapan pemberian, mutasi, dan penghentian/penghentian sementara TBN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan daftar kelengkapan dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tercantum dalam Lampiran Huruf B sampai dengan huruf I, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Badan ini. Pasal 6 Pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) adalah: a. Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional, untuk menandatangani keputusan penetapan TBN pemberian baru, mutasi, dan penghentian/penghentian sementara TBN tingkat I; b. Sekretaris Utama, untuk menandatangani keputusan penetapan TBN pemberian baru, mutasi, dan penghentian/penghentian sementara TBN tingkat II;

- 6 - c. Kepala Unit Kerja yang membidangi sumber daya manusia, untuk menandatangani keputusan penetapan TBN pemberian baru, mutasi, dan penghentian/pengehentian sementara TBN tingkat III; dan d. Kepala Bagian yang membidangi kesejahteraan pegawai, untuk menandatangani keputusan penetapan TBN pemberian baru, mutasi, dan penghentian/penghentian sementara TBN tingkat IV sampai dengan tingkat VII. Pasal 7 (1) Tingkat dan besaran TBN ditetapkan dengan menjumlahkan nilai atas unsur: a. Risiko bahaya nuklir; b. Tingkat keahlian atau keterampilan; dan c. Tanggung jawab keselamatan nuklir. (2) Tingkat dan besaran, serta unsur penilaian TBN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran J sampai dengan Huruf M, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Badan ini. Pasal 8 (1) Risiko bahaya nuklir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf a, dinilai berdasarkan waktu lamanya bekerja di daerah radiasi dan nilai kumulatif risiko bahaya radiasi yang diterima. (2) Lamanya bekerja di daerah radiasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinilai berdasarkan masa kerja Pegawai di Badan Tenaga Nuklir Nasional. Pasal 9 Nilai kumulatif risiko bahaya radiasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) ditetapkan berdasarkan daerah kerja: a. tinggi, untuk daerah kerja yang mempunyai nilai kumulatif risiko radiasi lebih besar dari 15-50 msv. b. sedang, untuk daerah kerja yang mempunyai nilai kumulatif risiko radiasi lebih besar dari 5-15 msv.

- 7 - c. rendah, untuk daerah kerja yang mempunyai nilai kumulatif risiko radiasi 1-5 msv. Pasal 10 (1) Tingkat nilai kumulatif risiko pegawai di kawasan nuklir Serpong dan kawasan nuklir Bandung yang berada di kawasan pagar kuning pada tingkat tinggi. (2) Tingkat nilai kumulatif risiko pegawai yang bertugas dibidang ketatausahaan pada kawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tingkat sedang. (3) Tingkat nilai risiko pegawai di kawasan nuklir Serpong yang berada diluar kawasan pagar kuning dan pegawai di kawasan nuklir Yogyakarta tingkat sedang. (4) Tingkat nilai kumulatif risiko pegawai yang bertugas dibidang ketatausahaan pada kawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah tingkat rendah. (5) Tingkat nilai kumulatif risiko pegawai di kawasan nuklir Pasar Jumat yang bertugas di bidang pendidikan, sosialisasi dan diseminasi, bidang yang mendukung administrasi, pendidikan tinggi ketenaganukliran dan unit kerja di kawasan nuklir Kantor Pusat adalah tingkat rendah. (6) Tingkat nilai kumulatif risiko bagi anggota gugus keamanan nuklir adalah tingkat sedang. Pasal 11 (1) Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional dapat menetapkan nilai kumulatif risiko bahaya radiasi bagi Pegawai yang mendapat penugasan khusus menjadi satu tingkat lebih tinggi dari semula. (2) Nilai kumulatif risiko Pegawai yang dialihtugaskan ke daerah kerja dengan nilai kumulatif risiko yang berbeda mengikuti ketentuan yang berlaku untuk daerah kerja yang baru. (3) Nilai kumulatif risiko bagi Pegawai yang dialihtugaskan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan pada bulan berikutnya.

- 8 - Pasal 12 (1) Tingkat keahlian atau keterampilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b ditetapkan berdasarkan golongan ruang yang dimiliki Pegawai. (2) Nilai tingkat keahlian atau keterampilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperhitungkan sejak tanggal mulai berlakunya golongan ruang yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang atau pejabat lain yang ditunjuk. Pasal 13 Tanggung jawab keselamatan nuklir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf c terdiri atas: a. Pengelola; b. Pengawas; c. Supervisor; d. Operator; e. Teknisi; f. Petugas Keselamatan; dan g. Laboran. Pasal 14 (1) Pengelola dan Pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf a dan huruf b ditetapkan oleh Kepala BATAN. (2) Supervisor, Operator, Teknisi, Petugas Keselamatan, dan Laboran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf c sampai dengan huruf g ditetapkan oleh Kepala unit kerja masing-masing. Pasal 15 (1) Dalam hal seorang Pegawai dikategorikan sebagai pemegang beberapa jabatan dalam tanggung jawab keselamatan nuklir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, jabatan yang harus ditetapkan adalah jabatan yang memiliki tanggung jawa keselamatan nuklir paling tinggi.

- 9 - (2) Nilai jabatan dalam tanggung jawab keselamatan nuklir diperhitungkan sejak tanggal yang bersangkutan ditetapkan sebagai pemegang jabatan. Pasal 16 (1) Pembayaran TBN dihentikan terhitung tanggal 1 (satu) bulan berikutnya, apabila pegawai: a. meninggal dunia; b. diberhentikan sebagai PNS; c. pindah ke instansi lain; d. dijatuhi hukuman penjara atau kurungan berdasarkan keputusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap; e. diperbantukan atau dipekerjakan secara penuh pada instansi lain di dalam maupun di luar negeri; f. dijatuhi hukuman disiplin tingkat ringan berupa pernyataan tidak puas secara tertulis atau hukuman disiplin yang lebih berat; g. menjalani cuti besar; atau h. menjalani cuti di luar tanggungan negara. (2) Pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin berat berupa pemberhentian dengan hormat atau tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil, TBN tetap dihentikan walaupun Pegawai mengajukan banding ke Badan Pertimbangan Kepegawaian. (3) TBN sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibayarkan kembali setelah ada keputusan dari Badan Pertimbangan Kepegawaian yang menganulir hukuman disiplin yang ditetapkan. (4) Pembayaran kembali TBN sebagaimana dimaksud pada ayat (3) setelah dibuat surat pernyataan telah melaksanakan tugas kembali oleh Pejabat yang berwenang. (5) Surat pernyataan telah melaksanakan tugas kembali oleh Pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tercantum Lampiran Huruf N, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Badan ini.

- 10 - Pasal 17 (1) PTB memiliki tanggung jawab keselamatan nuklir sebagai Laboran. (2) Kepala Unit Kerja dari PTB mengajukan usul mutasi penurunan tingkat TBN kepada Kepala Unit Kerja yang bertanggung jawab di bidang sumber daya manusia. (3) Mutasi penurunan TBN bagi PTB adalah tanggal 1 bulan berikutnya sejak PTB mulai melaksanakan tugas belajar. Pasal 18 (1) PTB yang tidak dapat menyelesaikan tugas belajar sesuai dengan waktu yang ditentukan, pembayaran TBN dihentikan sementara sampai dengan PTB menyelesaikan tugas belajar. (2) Pembayaran kembali TBN kepada PTB yang tidak dapat menyelesaikan tugas belajar dimulai pada tanggal 1 bulan berikutnya setelah dinyatakan aktif bekerja kembali. Pasal 19 (1) TBN Pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf f, dihentikan sementara selama: a. 1 (satu) bulan bagi Pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin tingkat ringan berupa pernyataan tidak puas secara tertulis; b. 3 (tiga) bulan bagi Pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang; dan c. 6 (enam) bulan bagi Pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat berupa penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun, pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah, atau pembebasan dari jabatan. (2) Dalam hal Pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan penurunan tingkat TBN, maka Kepala unit kerja dimana Pegawai tersebut bekerja, mengajukan usulan mutasi

- 11 - penurunan tingkat TBN kepada Kepala Unit Kerja yang bertanggung jawab di bidang sumber daya manusia. (3) Mutasi penurunan TBN berlaku sejak tanggal 1 bulan berikutnya setelah pegawai dijatuhi hukuman disiplin. Pasal 20 CPNS diberikan TBN 80% (delapan puluh per seratus) sesuai dengan nilai, tingkat, dan besaran TBN yang telah ditetapkan. Pasal 21 Pada saat Peraturan Kepala Badan ini mulai berlaku: a. Keputusan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor 216/KA/V/2004 tentang Tata Cara Penilaian dan Penetapan Tingkat Tunjangan Bahaya Nuklir Bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Badan Tenaga Nuklir Nasional; b. Keputusan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor 285/KA/VI/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tunjangan Bahaya Nuklir di Lingkungan Badan Tenaga Nuklir Nasional sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor 384/KA/X/2005 tentang Perubahan Kedua Pasal 10 Keputusan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor 285/KA/VI/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tunjangan Bahaya Nuklir di Lingkungan Badan Tenaga Nuklir Nasional; c. Keputusan Kepala Badan Tanaga Nuklir Nasional Nomor 245/KA/VI/2004 tentang Penunjukan Pejabat Pembuat dan Penandatangan Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas, Surat Pernyatan Telah Melaksanakan Tugas, dan Surat Pernyataan Masih Melaksanakan tugas; dan d. Keputusan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor 012/KA/II/2006 tentang Pemberian Kuasa Untuk menandatangani Keputusan Penetapan Tunjangan Bahaya Nuklir, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.

- 12 - Pasal 22 Peraturan Kepala Badan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, DJAROT SULISTIO WISNUBROTO Diundangkan di Jakarta pada tanggal DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 NOMOR

- 13 - LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PENGELOLAAN TUNJANGAN BAHAYA NUKLIR A. SURAT PERNYATAAN MELAKSANAKAN TUGAS SURAT PERNYATAAN MELAKSANAKAN TUGAS NOMOR:... Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama :... NIP :... Pangkat/Golongan ruang :... Jabatan :... Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa : Nama :... NIP :... Pangkat/golongan ruang :... Berdasarkan Surat Keputusan... Nomor... tanggal... terhitung mulai Tanggal..., telah nyata melaksanakan tugas dan diberi Tunjangan Bahaya Nuklir dengan Nilai..., Tingkat...sebesar Rp... (...) sebulan terhitung mulai tanggal... Demikian surat peryataan ini saya buat dengan sesungguhnya dengan mengingat Sumpah jabatan/pegawai Negeri Sipil. Apabila dikemudian hari isi surat pernyataan ini ternyata tidak benar, yang mengakibatkan kerugian terhadap Negara, maka saya bersedia menanggung kerugian tersebut. Asli surat pernyataan ini disampaikan kepada Kepala Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara......,... Pejabat yang membuat pernyataan... NIP:... Tembusan: 1. Kepala Badan Kepegawaian Negara up. Deputi Bidang Informasi Kepegawaian; 2. Pejabat Pembuat Daftar Gaji yang bersangkutan; 3. Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan; 4. Pejabat lain yang dipandang perlu.

- 14 - B. KEPUTUSAN PEMBERIAN TBN KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR:... TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN BAHAYA NUKLIR KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL Menimbang : a. bahwa Sdr.... NIP.... telah bekerja secara penuh di Badan Tenaga Nuklir Nasional; b. bahwa berdasarkan penilaian dari Biro Sumber Daya Manusia dan Organisasi atas usulan Nilai, Tingkat dan Besaran Tunjangan Bahaya Nuklir dari Kepala...(Unit Kerja), pegawai BATAN tersebut pada huruf a mempunyai nilai sebesar... dengan demikian kepadanya perlu ditetapkan Tingkat Tunjangan Bahaya Nuklir; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997; 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014; 3. Keputusan Presiden Nomor 71 Tahun 2001; 4. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2004; 5. Keputusan Presiden Nomor 72/M Tahun 2012; 6. Peraturan Kepala BKN Nomor 27 Tahun 2004; 7. Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor... Tahun...; MEMUTUSKAN: Menetapkan: : KESATU : Memberikan Tunjangan Bahaya Nuklir kepada : Nama :... NIP :... Pangkat/Golongan Ruang :... Jabatan/Pekerjaan :... Unit Kerja :... Tingkat Tunjangan Bahaya Nuklir, a. Nilai :... b. Tingkat :... KEDUA : Kepada pegawai tersebut dalam diktum KESATU diberikan Tunjangan Bahaya Nuklir sebesar Rp...- (...) terhitung mulai bulan... KETIGA : Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan dan perhitungan kembali sebagaimana mestinya.

- 15 - Asli Keputusan ini disampaikan kepada yang berkepentingan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di... pada tanggal... a.n. KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL*... **... NIP.... Tembusan: 1. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan; 2. Kepala Badan Kepegawaian Negara up. Deputi Bidang Informasi Kepegawaian; 3. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara di Jakarta; 4. Pejabat Pembuat Daftar Gaji... di...; 5. Kepala... BATAN ; 6. Bagian Mutasi dan Kesejahteraan Pegawai BSDMO BATAN di Jakarta. * dalam hal yang menetapkan Kepala BATAN penulisan a.n. ditiadakan ** isi dengan Pejabat Yang Berwenang

- 16 - C. USUL PENETAPAN TINGKAT TBN USUL PENETAPAN TINGKAT TUNJANGAN BAHAYA NUKLIR 1 Nama 2 NIP 3 Pangkat, Golongan, tmt 4 Jabatan, Pekerjaan/Fungsional/Umum, tmt 5 TMT Calon Pegawai 6 TMT Melaksanakan tugas di BATAN Yth. Kepala BSDMO di Jakarta 7 Masa Kerja...Tahun...Bulan 8 Pendidikan 9 Tingkat Risiko Bahaya Radiasi 10 Nilai 11 a) Risiko Bahaya Radiasi b) Tingkat Keahlian/Ketrampilan c) Tanggung Jawab Keselamatan Nuklir 12 Jumlah Nilai 13 Tingkat/Besar TBN 14 TMT TBN 15 Keterangan...,... Kepala Pusat/Biro/Inspektur/Ketua STTN * *Pilih salah satu... NIP:...

- 17 - D. KEPUTUSAN MUTASI TBN KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR:... TENTANG MUTASI TUNJANGAN BAHAYA NUKLIR KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, Menimbang : a. bahwa Sdr...NIP...berdasarkan Keputusan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor... tanggal... yang bersangkutan memiliki Tunjangan Bahaya Nuklir Tingkat... dengan tunjangan sebesar Rp... (...) sebulan terhitung mulai tanggal...; b. bahwa berhubung ada perubahan tanggung jawab keselamatan nuklir yang bersangkutan, oleh sebab itu perlu ditetapkan kenaikan tingkat Tunjangan Bahaya Nuklir yang bersangkutan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997; 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014; 3. Keputusan Presiden Nomor 71 Tahun 2001; 4. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2004; 5. Keputusan Presiden Nomor 72/M Tahun 2012; 6. Peraturan Kepala BKN Nomor 27 Tahun 2004; 7. Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor... Tahun...; 8. Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor... Tanggal... ; Menetapkan : MEMUTUSKAN: KESATU : Pegawai Negeri Sipil Badan Tenaga Nuklir Nasional : Nama :... NIP :... Pangkat/Golongan Ruang :... Jabatan/Pekerjaan :... Unit Kerja :... Tingkat Tunjangan Bahaya Nuklir (LAMA), a. Nilai :... b. Tingkat :... c. Berlaku sejak :... d. Besarnya : Rp.... Tingkat Tunjangan Bahaya Nuklir (BARU), a. Nilai :... b. Tingkat :... KEDUA KETIGA : Mencabut Tunjangan Bahaya Nuklir yang diberikan berdasarkan Keputusan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor... tanggal... : Kepada Pegawai Negeri Sipil tersebut dalam diktum KESATU diberikan Tunjangan Bahaya Nuklir setiap bulan sebesar Rp.... (...) terhitung mulai bulan...

- 18 - KEEMPAT : Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan dan perhitungan kembali sebagaimana mestinya. Asli Keputusan ini disampaikan kepada yang berkepentingan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di... pada tanggal... a.n. KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL*... **... NIP.... Tembusan: 1. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan; 2. Kepala Badan Kepegawaian Negara Up. Deputi Bidang Informasi Kepegawaian; 3. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara di Jakarta; 4. Pejabat Pembuat Daftar Gaji... di...; 5. Kepala... BATAN ; 6. Bagian Mutasi dan Kesejahteraan Pegawai BSDMO BATAN di Jakarta. * dalam hal yang menetapkan Kepala BATAN penulisan a.n. ditiadakan ** isi dengan Pejabat Yang Berwenang

- 19 - E. USUL MUTASI TINGKAT TBN USUL MUTASI TINGKAT TUNJANGAN BAHAYA NUKLIR Yth. Kepala BSDMO di Jakarta 1 Nama 2 NIP 3 Pangkat, Golongan, tmt 4 Jabatan,Pekerjaan/Fungsional/Umum, tmt 5 TMT Calon Pegawai 6 TMT Melaksanakan tugas di BATAN 7 Masa Kerja Tahun. Bulan 8 Pendidikan 9 Tingkat Risiko Bahaya Radiasi 10 Nilai Lama Baru 11 a) Risiko Bahaya Radiasi b) Tingkat Keahlian/Ketrampilan c) Tanggung Jawab Keselamatan Nuklir 12 Jumlah Nilai 13 Tingkat/Besar TBN 14 TMT TBN 15 Keterangan...,... Kepala Pusat/Biro/Inspektur/Ketua STTN * *Pilih salah satu... NIP:...

- 20 - F. KEPUTUSAN PENGHENTIAN TBN KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR:... TENTANG PENGHENTIAN TUNJANGAN BAHAYA NUKLIR KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL Menimbang : a. bahwa Sdr...NIP...berdasarkan Keputusan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor...tanggal... yang bersangkutan memiliki Tunjangan Bahaya Nuklir Tingkat...dengan tunjangan sebesar Rp...,- (...); b. bahwa berdasarkan surat Kepala Pusat/Biro...Nomor... tanggal... Sdr.... mengalami mutasi kepegawaian berupa... terhitung mulai tanggal...; c. bahwa berhubung dengan itu pembayaran Tunjangan Bahaya Nuklir bagi Saudara tersebut diatas dihentikan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997; 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014; 4. Keputusan Presiden Nomor 71 Tahun 2001; 4. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2004; 5. Keputusan Presiden Nomor 72/M Tahun 2012; 6. Peraturan Kepala BKN Nomor 27 Tahun 2004; 7. Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor... Tahun...; 8. Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor... Tanggal...; Menetapkan : MEMUTUSKAN: KESATU : Memberikan Tunjangan Bahaya Nuklir kepada : Nama :... NIP :... Pangkat/Golongan Ruang :... Jabatan/Pekerjaan :... Unit Kerja :... Tingkat Tunjangan Bahaya Nuklir, a. Nilai :... b. Tingkat :... KEDUA KETIGA : Tunjangan Bahaya Nuklir Tingkat... dengan Tunjangan sebesar Rp.... (...) bagi Pegawai Negeri Sipil tersebut pada Diktum KESATU pembayarannya dihentikan terhitung mulai tanggal...; : Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan dan perhitungan kembali sebagaimana mestinya.

- 21 - Asli Keputusan ini disampaikan kepada yang berkepentingan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di... Pada tanggal... a.n. KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL*...* *... NIP.... Tembusan: 1. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan; 2. Kepala Badan Kepegawaian Negara Up. Deputi Bidang Informasi Kepegawaian; 3. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara di Jakarta; 4. Pejabat Pembuat Daftar Gaji... di...; 5. Kepala... BATAN ; 6. Bagian Mutasi dan Kesejahteraan Pegawai BSDMO BATAN di Jakarta. * dalam hal yang menetapkan Kepala BATAN penulisan a.n. ditiadakan ** isi dengan Pejabat Yang Berwenang

- 22 - G. KEPUTUSAN PENGHENTIAN SEMENTARA TBN KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR:... TENTANG PENGHENTIAN SEMENTARA TUNJANGAN BAHAYA NUKLIR KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL Menimbang : a. bahwa Sdr...NIP...berdasarkan Keputusan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor...tanggal... yang bersangkutan memiliki Tunjangan Bahaya Nuklir Tingkat...dengan tunjangan sebesar Rp...,- (...); b. bahwa berdasarkan surat Kepala Pusat/Biro...Nomor... tanggal... Sdr.... mengalami mutasi kepegawaian berupa... terhitung mulai tanggal...; c. bahwa berhubung dengan itu pembayaran Tunjangan Bahaya Nuklir bagi Saudara tersebut diatas dihentikan sementara; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997; 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014; 5. Keputusan Presiden Nomor 71 Tahun 2001; 4. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2004; 5. Keputusan Presiden Nomor 72/M Tahun 2012; 6. Peraturan Kepala BKN Nomor 27 Tahun 2004; 7. Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor... Tahun...; 8. Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor... Tanggal...; Menetapkan : MEMUTUSKAN: KESATU : Memberikan Tunjangan Bahaya Nuklir kepada : Nama :... NIP :... Pangkat/Golongan Ruang :... Jabatan/Pekerjaan :... Unit Kerja :... Tingkat Tunjangan Bahaya Nuklir, a. Nilai :... b. Tingkat :... KEDUA KETIGA KEEMPAT : Tunjangan Bahaya Nuklir Tingkat... dengan Tunjangan sebesar Rp.... (...) bagi Pegawai Negeri Sipil tersebut pada Diktum KESATU pembayarannya dihentikan terhitung mulai tanggal...; : Tunjangan Bahaya Nuklir Tingkat... bagi Pegawai Negeri Sipil tersebut dalam diktum KESATU dibayarkan kembali sebesar...,- (...) mulai bulan... : Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan dan perhitungan kembali sebagaimana mestinya.

- 23 - Asli Keputusan ini disampaikan kepada yang berkepentingan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di... Pada tanggal... a.n. KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL*...* *... NIP.... Tembusan: 1. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan; 2. Kepala Badan Kepegawaian Negara Up. Deputi Bidang Informasi Kepegawaian; 3. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara di Jakarta; 4. Pejabat Pembuat Daftar Gaji... di...; 5. Kepala... BATAN ; 6. Bagian Mutasi dan Kesejahteraan Pegawai BSDMO BATAN di Jakarta. * dalam hal yang menetapkan Kepala BATAN penulisan a.n. ditiadakan ** isi dengan Pejabat Yang Berwenang

- 24 - H. USULAN PENGHENTIAN/PEMBERHENTIAN SEMENTARA TBN USULAN PENGHENTIAN/PENGHENTIAN SEMENTARA TBN Yth. Kepala BSDMO di Jakarta 1 Nama 2 NIP 3 Pangkat, Golongan, tmt 4 Jabatan,Pekerjaan/Fungsional/Umum, tmt 5 TMT Calon Pegawai 6 TMT Melaksanakan tugas di BATAN 7 Masa Kerja.Tahun Bulan 8 Pendidikan 9 Tingkat TBN 10 Jumlah Nilai 11 Nomor SK TBN 12 Tgl SK TBN 13 Besar TBN 14 TMT TBN 15 Keterangan...,... Kepala Pusat/Biro/Inspektur/Ketua STTN * *Pilih salah satu... NIP:...

- 25 - I. KELENGKAPAN USULAN PENETAPAN PEMBERIAN, MUTASI, DAN PENGHENTIAN/PENGHENTIAN SEMENTARA TBN DOKUMEN KELENGKAPAN USULAN PENETAPAN PEMBERIAN, MUTASI, DAN PENGHENTIAN/PENGHENTIAN SEMENTARA TBN Berkas Kelengkapan No Jenis Usul TBN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 Pemberian TBN 2 Mutasi TBN 3 Penghentian Sementara TBN 4 Penghentian TBN Keterangan: 1. Usulan dari Unit Kerja 2. SK Pengangkatan CPNS 3. SK PNS 4. SK Kenaikan Pangkat 5. SK Jabatan Stuktural 6. SK Jabatan Fungsional 7. SK Tanggung Jawab Keselamatan Nuklir 8. Surat Izin Cuti Besar 9. SK Hukuman Disiplin 10. SK CLTN 11. SK dipekerjaakan di Instansi lain

- 26 - J. BESARAN TBN Besaran TBN No. Tingkat Bahaya Nuklir Akumulasi Nilai Besar Tunjangan 1. Bahaya Nuklir Tingkat I >=855 Rp. 1.150.000,00 2. Bahaya Nuklir Tingkat II 676-854 Rp. 950.000,00 3. Bahaya Nuklir Tingkat III 500-675 Rp. 750.000,00 4. Bahaya Nuklir Tingkat IV 300-499 Rp. 425.000,00 5. Bahaya Nuklir Tingkat V 250-299 Rp. 300.000,00 6. Bahaya Nuklir Tingkat VI 150-249 Rp. 225.000,00 7. Bahaya Nuklir Tingkat VII 90-149 Rp. 150.000,00 K. UNSUR RISIKO BAHAYA NUKLIR Unsur Risiko Bahaya Nuklir No. Nilai Kumulatif Risiko Waktu lamanya Sangat bekerja di Tinggi Sedang Rendah tinggi daerah radiasi >15-50 m Sv >5-15 msv >1-5 msv > 50 msv 1. 0-4 tahun 110 100 90 80 2. > 4-8 tahun 120 110 100 90 3. > 8-12 tahun 145 135 120 110 4. > 12-16 tahun 180 165 155 145 5. > 16-20 tahun 245 220 200 180 6. > 20-24 tahun 345 300 265 235 7. > 24-28 tahun 445 390 335 280 8. > 28 tahun 445 390 335 280 L. UNSUR KEAHLIAN/KETERAMPILAN Unsur Keahlian/Keterampilan No. Keahlian/keterampilan Golongan/ruang Nilai 1. Pembina ahli IV/d, IV/e 340 2. Pembina Madya IV/a, IV/b, IV/c 300 3. Pembina Muda III/c, III/d 200 4. Penata Terampil III/a, III/b 150 5. Penata II/b, II/c, II/d 100 6. Pelaksana Terampil II/a 60 7. Pelaksana I/a, I/b, I/c, I/d 35

- 27 - M. UNSUR TANGGUNGJAWAB KESELAMATAN NUKLIR Unsur Tanggung Jawab Keselamatan Nuklir No. Tanggung Jawab Keselamatan Nuklir Jabatan 1. Pengelola Kepala BATAN, Deputi/Sestama, dan Kepala unit kerja yang bertanggung jawab terhadap reaktor G.A. Siwabessy, reaktor Triga 2000, reaktor Kartini, instalasi radiometalurgi 1MCi, dan instalasi pengelolaan limbah radioaktif. 2. Pengawas Kepala Unit Kerja (kecuali Kepala Unit Kerja sebagaimana dalam angka 1) dan Pejabat Fungsional Utama. 3. Supervisor supervisor reaktor G.A. Siwabessy, Supervisor reaktor Triga 2000, supervisor instalasi radiometalurgi 1MCi, supervisor instalasi pengelolaan limbah radioaktif, Petugas Proteksi Radiasi reaktor G.A. Siwabessy, Petugas Proteksi Radiasi reaktor Triga 2000, Petugas Proteksi Radiasi hot cell produk fisi, Petugas Proteksi Radiasi proses pengolahan limbah radioaktif, Penanggung jawab bidang di instalasi nuklir, Pejabat eselon III, Pejabat Fungsional Madya, dan Pembantu Ketua STTN. 4. Operator Supervisor reaktor Kartini dan instalasi nuklir lainnya, Operator reaktor G.A. Siwabessy, Operator reaktor Triga 2000, Operator instalasi radiometalurgi 1MCi, Operator instalasi pengelolaan limbah radioaktif, Petugas Proteksi Radiasi reaktor Kartini dan instalasi nuklir lainnya, Penanggung jawab Subbidang di instalasi nuklir, Pejabat eselon IV lainnya, Pejabat Fungsional Muda, Koordinator Penelitian, Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan STTN. 5. Teknisi Operator reaktor Kartini dan instalasi nuklir lainnya, Perawat reaktor G.A. Siwabessy, Perawat reaktor Triga 2000, Supervisor tracer nuklir, Radiografer level 3, Pejabat Fungsional Penyelia dan Pejabat Fungsional Pertama 6. Petugas Perawat reaktor Kartini dan instalasi nuklir lainnya, Keselamatan Petugas tracer nuklir, Radiografer level 1 dan level 2, Pejabat Fungsional Pelaksana Lanjutan/Mahir, Dokter, Perawat, Analis Keselamatan dan Kesehatan, dan anggota Gugus Keamanan Nuklir 7. Laboran Pejabat Fungsional Pelaksana/Pemula, Pegawai yang tidak mempunyai jabatan baik struktural maupun fungsional/fungsional umum, Pegawai Tugas Belajar dan calon pegawai negeri sipil golongan III Nilai 340 300 275 250 200 150 75

- 28 - N. SURAT PERNYATAAN MELAKSANAKAN TUGAS KEMBALI PERNYATAAN MELAKSANAKAN TUGAS KEMBALI NOMOR:... Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama :... NIP :... Pangkat/Golongan ruang :... Jabatan :... Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa : Nama :... NIP :... Pangkat/golongan ruang :... Telah nyata melaksanakan tugas kembali terhitung mulai tanggal...dan berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2004 Sdr...berhak menerima Tunjangan Bahaya Nuklir sebesar Rp...(...) sebulan terhitung mulai tanggal... Demikian surat peryataan ini saya buat dengan sesungguhnya dengan mengingat Sumpah jabatan/pegawai Negeri Sipil. Apabila dikemudian hari isi surat pernyataan ini ternyata tidak benar, yang mengakibatkan kerugian terhadap negara, maka saya bersedia menanggung kerugian tersebut. Asli surat pernyataan ini disampaikan kepada Kepala Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara......,... Pejabat yang membuat pernyataan... NIP:... Tembusan: 1. Kepala Badan Kepegawaian Negara up. Deputi Bidang Informasi Kepegawaian ; 2. Kepala Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara; 3. Pejabat Pembuat Daftar Gaji yang bersangkutan; 4. Pegawai Negeri yang bersangkutan; 5. Pejabat lain yang dipandang perlu. KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, DJAROT SULISTIO WISNUBROTO