BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dapat menampung pencari kerja, akibatnya banyak rakyat Indonesia baik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah secara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang apapun. Salah satunya dalam bidang perekonomian. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di. ide baru, berani berkreasi dengan produk yang dibuat, dan mampu

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang dimilikinya. Dengan bekerja, individu dapat melayani kebutuhan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. pencari kerja. Orang yang mencari kerja lebih banyak, sehingga banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah pengangguran di kalangan masyarakat. Pengangguran di Indonesia terjadi

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mahasiswa yang selesai menempuh jenjang pendidikan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,

BAB I PENDAHULUAN. Semakin hari penduduk dunia bertambah jumlahnya. Ini dikarenakan angka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Tingkat pengangguran terbuka penduduk usia 15 tahun ke atas menurut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL MAHASISWA TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan hidup sesorang pada dasarnya tergantung pada kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Mohamad Abdul Rasyid Ridho, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurursan Pendidikan Akuntansi

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. melakukan studi di universitas. Pada saat menjalani studi, mahasiswa diharapkan

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB I PENDAHULUAN. Semakin hari penduduk dunia bertambah jumlahnya. Ini dikarenakan angka

Menumbuhkan dan Mengembangkan Jiwa Wirausaha Mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. 1 SD ke bawah , , ,69. 2 Sekolah Menengah Pertama , ,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maka diperlukan adanya sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Riskha Mardiana, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagian pihak yang menjadikan kewirausahaan ini sebagai trend-trend-an. enggannya lulusan perguruan tinggi untuk berwirausaha.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengembangan sumber daya manusia dewasa ini telah menjadi hal yang

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya, dan belum sebanyak negara-negara lain yang telah. mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Jumlah entrepreneur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berubah menjadi maju atau lebih berkembang dengan sangat pesat, seperti

BAB I PENDAHULUAN. lulusan atau tenaga kerja baru.perkembangan perekonomian Indonesia di prediksi

BAB 1 PENDAHULUAN. mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja merupakan salah satu upaya manusia dalam memenuhi kebutuhannya.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka perlu dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasi, mengembangkan, membawa visi kedalam kehidupan. Visi ini

BAB I PENDAHULUAN. sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. 7,6%, Diploma I/II/III dengan 6,01% dan universitas sebesar 5,5%. Pada posisi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia saat ini menghadapi masalah keterbatasan kesempatan kerja

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masalah Pengangguran di Indonesia masih belum bisa diatasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mampu menciptakan peserta didik yang tidak hanya berprestasi dan

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa menjadi bibit wirausaha (Indra 2010). Pengembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Kuliah dan pekerjaan merupakan dua hal yang saling berkaitan, karena

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di

BAB I PENDAHULUAN. salah satu subtansi yang diperhatikan, karena mahasiswa merupakan penerjemah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumberdaya manusia yang berkualitas. Dengan pendidikan. mengukur, menurunkan, dan menggunakan rumus-rumus matematika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ini senada dengan pendapat Drucker (1996) bahwa kewirausahaan bukan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baru yang bermunculan dengan berbagai inovasi dan variasi terbarunya

BAB I PENDAHULUAN. berbeda (create new and different) melalui berfikir kreatif dan bertindak inovatif

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. wirausahawan menawarkan kesempatan kepada individu untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. menuju keadaan yang lebih baik pada kurun waktu tertentu dan dengan adanya. pembangunan ekonomi dari suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. global telah menciptakan multi crisis effect yang membuat perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. kerja, dunia kerja yang semula menggunakan tenaga kerja manusia pada akhirnya

BAB 1 PENDAHULUAN. komputerisasi sangat memudahkan seorang mahasiswa dalam. mengembangkan ilmu pengetahuannya. Namun, teknologi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang masalah. Setiap mahasiswa mempunyai perhatian khusus terhadap mata kuliah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya manusia yang berkualitas agar perusahaan dapat bersaing dan

(Survey di Perguruan Tinggi di Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh peserta didik (in put), pendidik, sarana dan prasarana,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai warga negara perlu mengembangkan diri untuk dapat hidup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengangguran dan kemiskinan masih menjadi masalah besar di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. sarjana dan keinginan untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya menjadi

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian dari tingkat dasar, menengah dan tinggi. Pendidikan tinggi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Minat terhadap profesi wirausaha (entrepreneur) pada masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran berpendidikan tinggi. Hal ini dimungkinkan karena sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jiwa, kepribadian serta mental yang sehat dan kuat. Selayaknya pula seorang

BAB I PENDAHULUAN. kualitas seseorang. Semakin baik hasil belajar matematika yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek kehidupan menjadi masalah nasional. Tidak hanya bidang sosial

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan tegnologi. menciptakan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Randi Rizali, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian Indonesia di era globalisasi ini masih mengalami keterpurukan. Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia memberi dampak pada sisi kehidupan masyarakat, baik masyarakat lapisan atas maupun lapisan bawah. Pengangguran merupakan salah satu dampak dari krisis ekonomi yang sedang dialami saat ini. Salah satu penyebab tingginya tingkat pengangguran adalah kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia, sedangkan jumlah angkatan kerja yang setiap tahunnya mengalami peningkatan. Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Mei 2015 merilis, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Februari 2015 sebesar 5,81% menurun dibandingkan TPT Agustus 2014 (5,94%), dan meningkat dibandingkan TPT Februari 2014 (5,70%). Meskipun angka pengangguran menurun 0,13% penduduk yang bekerja masih didominasi oleh mereka yang berpendidikan SD ke bawah sebesar 45,19%, sementara penduduk yang bekerja dengan pendidikan Sarjana ke atas hanya sebesar 8,29% (Berita Resmi Badan Pusat Statistik Indonesia, Mei 2015). Meskipun angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurun, namun angka angkatan kerja jenjang Sarjana lebih rendah dibandingkan dengan angkatan kerja jenjang SD. Hal ini menunjukkan bahwa pengangguran yang terjadi di Indonesia didominasi oleh lulusan sarjana. Pada umumnya lulusan sarjana dipersiapkan untuk mencari pekerjaan sesuai dengan bidang yang ditekuni, dari pada menciptakan lapangan pekerjaan. Namun kurikulum pendidikan di Indonesia khususnya untuk Pendidikan Tinggi, kurang mendorong mahasiswanya untuk terjun di dunia bisnis dan menjadi pengusaha dan lebih memaksakan mereka menjadi peneliti atau pekerja profesionalitas (Arif Satria, Dekan Fakultas Ekologi Manusia IPB, dikutip dari Majalah SWA online). 1

2 Untuk menjadi negara maju, sebuah negara paling tidak harus memiliki 2% wirausahawan dari banyaknya jumlah penduduk yang ada. Di Amerika misalnya, memiliki sekitar 11% wirausahawan dari jumlah penduduk, di Singapura sendiri sekitar 7% wirausahawan dari jumlah penduduk yang ada, sedangkan di Indonesia baru mencapai angka sekitar 0,18% wirausahawan dari jumlah penduduk. (Artikel Publikasi Pendidikan Jogjakarta). Minat pada dasarnya merupakan penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu dari luar diri seseorang (Slameto 2010:180). Sedangkan kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju kesuksesan (Suryana 2003: 1). Minat berwirausaha merupakan keinginan, kecenderungan atau ketertarikan seseorang untuk memulai usaha baru. Gaya hidup bebas seperti memprioritaskan kumpul dengan teman dan membelanjakan uang untuk hal-hal di luar kebutuhan pokok di kalangan mahasiswa, lebih dilirik para mahasiswa dibandingkan dengan minat untuk merintis suatu usaha yang sejatinya mampu menghasilkan banyak uang yang dapat dinikmati hasilnya di kemudian hari. Minat berwirausaha memerlukan faktor pendukung untuk menunjang berhasilnya suatu karya atau ide yang diciptakan. Keberhasilan usaha juga dipengaruhi oleh kecerdasan setiap individunya. Kecerdasan terdiri dari kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual, dan kecerdasan emosional. Salah satu faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha yaitu kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri serta kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan hubungan dengan orang lain (Goleman, 1999: 512). Banyaknya kegagalan yang sering terjadi dikalangan wirausahawan, sering dianggap hal yang biasa dalam dunia bisnis. Beberapa hal yang menjadi penyebabnya yaitu, kurangnya kesadaran dan tanggungjawab mahasiswa pendidikan akuntansi dalam mengerjakan tugas praktek kewirausahaan yang mengajarkan akan pentingnya mengikuti mata kuliah kewirausahaan yang berlangsung dikampus, kurangnya kemampuan

3 dalam mengenali potensi sebagai calon akuntan untuk memanfaatkan peluang menjadi seorang wirausahawan dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki, serta sumber daya yang ada di lingkungan sekitarnya, dan lemahnya kemampuan dalam menjalin kerjasama dan berinteraksi dengan dosen mata kuliah kewirausahaan untuk memperdalam wawasan menjadi seorang wirausahawan yang sukses. Hal tersebut menunjukkan bahwa kecerdasan emosional sangat diperlukan dalam membangun dan mengembangkan sebuah usaha. Dalam dunia bisnis, kecerdasan emosional saat ini sedang terapkan para manajer, terutama dalam merekrut tenaga kerja. Oleh karena itu kecerdasan emosional sangat diperlukan dalam mendukung minat seseorang untuk merintis suatu usaha, sehingga mencapai suatu keberhasilan usaha. Jika seseorang mampu mengendalikan emosionalnya, maka diyakini dapat memotivasi timbulnya minat berwirausaha. Selain kecerdasan emosional, keterampilan berpikir kreatif dapat mempengaruhi minat berwirausaha mahasiswa. Seorang wirausahawan berani memulai usahanya disaat dia memiliki minat, keberanian, serta keterampilan yang memadai dalam merintis usahanya. Keterampilan sangat dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan usaha yang sedang dirintis atau mulai dirintis. Keterampilan berpikir kreatif dapat membangun minat berwirausaha seseorang melalui pola berpikir yang mampu menghadapi segala bentuk resiko yang terjadi. Berpikir kreatif adalah berpikir yang kondusif terhadap keputusan dituntun oleh konteks, self transcending dan sensitif terhadap kriteria (Tilaar, 2012: 59). Namun saat ini masih banyak mahasiswa pendidikan akuntansi yang telah dibekali ilmu akuntansi dan kewirausahaan yang kurang memanfaatkan keterampilan tersebut. Mereka mempunyai banyak peluang di bidangnya, tetapi mereka enggan mengambil peluang tersebut karena kurangnya rasa ingin tahu mereka akan dampak menjadi seorang wirausaha. Maka dari itu keterampilan berpikir kreatif sangat mendukung keberhasilan suatu usaha, karena melalui keterampilan berpikir kreatif para wirausahawan mampu mengembangkan ideide kreatif yang mereka punya untuk menciptakan suatu produk yang memiliki

4 nilai jual yang tinggi, serta mampu mendorong rasa ingin tahu mereka sehingga tumbuh minat untuk berwirausaha. Mahasiswa Progam Studi Pendidikan Akuntansi Semester VI Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun Akademik 2013/2014 telah mendapatkan mata kuliah atau pembelajaran mengenai kewirausahaan. Sehubungan dengan hal tersebut, melalui mata kuliah kewirausahaan ini para lulusan sarjana ini diharapkan memiliki dorongan atau minat untuk berwirausaha melalui kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif yang mereka miliki, sehingga mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain dan mampu membawa perubahan pada perekonomian di Indonesia. Berdasarkan paparan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF MAHASISWA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA PROGAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI SEMESTER VI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2013/2014. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan paparan latar belakang masalah diatas, banyak faktor yang berpengaruh terhadap minat berwirausaha, baik faktor intern maupun ekstern. Sehubungan dengan latar belakang tersebut, maka masalah-masalah yang teridentifikasi antara lain : a. Rendahnya minat berwirausaha dikalangan mahasiswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya kurikulum pendidikan yang diterapkan di bangku perkuliahan kurang mendorong mahasiswanya untuk terjun ke dunia bisnis dan menjadi seorang pengusaha. b. Lemahnya kesadaran mahasiswa terhadap pentingnya berwirausaha, serta kurangnya kemampuan untuk memotivasi diri-sendiri untuk berwirausaha

5 terjadi karena kurangnya kemampuan para mahasiswa dalam mengendalikan kecerdasan emosional yang dimiliki. c. Proses pembelajaran mata kuliah kewirausahaan yang kurang mendorong mahasiswanya untuk mengembangkan keterampilan berpikir kreatif yang dimiliki untuk dijadikan modal awal berwirausaha. C. Pembatasan Masalah Agar supaya penelitian ini lebih terpusat dan mencapai tujuan maka diperoleh batasan-batasan masalah yang berhubungan dengan kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif mahasiswa., antara lain : a. Kecerdasan emosional dibatasi pada kemampuan mahasiswa dalam mengenali emosi diri sendiri, kemampuan mengenali emosi orang lain (berempati), kemampuan memotivasi diri sendiri untuk berwirausaha, kemampuan mengelola emosi dengan baik, kemampuan untuk menjalin kerjasama yang baik dengan orang lain, dan kemampuan untuk berempati. b. Keterampilan berpikir kreatif dibatasi pada kemampuan mahasiswa dalam menciptakan sesuatu yang baru untuk mendorong minat berwirausaha mahasiswa. D. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini berdasarkan paparan latar belakang serta identifikasi dan permasalahan yang ada, adalah : a. Adakah Pengaruh kecerdasan emosional terhadap minat berwirausaha mahasiswa Progam Studi Pendidikan Akuntansi semester VI Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun akademik 2013/2014? b. Adakah Pengaruh keterampilan berpikir kreatif terhadap minat berwirausaha mahasiswa Progam Studi Pendidikan Akuntansi semester VI Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun akademik 2013/2014?

6 c. Adakah Pengaruh kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif terhadap minat berwirausaha mahasiswa Progam Studi Pendidikan Akuntansi semester VI Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun akademik 2013/2014? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional terhadap minat berwirausaha mahasiswa Progam Studi Pendidikan Akuntansi semester VI Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun akademik 2013/2014. b. Untuk mengetahui pengaruh keterampilan berpikir kreatif terhadap minat berwirausaha mahasiswa Progam Studi Pendidikan Akuntansi semester VI Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun akademik 2013/2014. c. Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif terhadap minat berwirausaha mahasiswa Progam Studi Pendidikan Akuntansi semester VI Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun akademik 2013/2014. F. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Manfaat Teoritis Penelitian ini dapat menjelaskan pentingnya kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif terhadap minat berwirausaha.

7 b. Manfaaat Praktis 1) Bagi Progam Studi Pendidikan Akuntansi Bagi Progam Studi Pendidikan Akuntansi dalam pelaksanaan pembelajaran mata kuliah kewirausahaan, untuk meningkatkan minat berwirausaha mahasiswa diharapkan dapat diikuti dengan kegiatan di luar lapangan seperti berlatih menjadi seorang wirausaha dengan mendirikan usaha kecil-kecilan di sekitar kampus. 2) Bagi Dosen Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dosen pengampu mata kuliah kewirausahaan untuk memberikan perkuliahan yang mampu mengembangkan minat berwirausaha mahasiswa. 3) Bagi Mahasiswa Penelitian ini dapat dijadikan sebagai motivasi mahasiswa untuk menggali potensi yang dimiliki sehingga mampu untuk terjun ke dunia wirausaha.