KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DN PERUMAHAN RAKYAT NSPK PENGELENGGARAAN PERUMAHAN UU NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN UU NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN
DESKRIPSI Mata pelatihan norma, standar, prosedur dan kriteria (NSPK) bidang penyelenggaraan perumahan memberikan pemahaman kepada peserta pelatihan mengenai UU 1/2011 tentang Perumahan Dan Kawasan Permukiman dan UU 20/2011 tentang Rumah Susun serta UU Tabungan Perumahan Rakyat. Peserta pelatihan mempelajari keseluruhan modul ini dengan cara yang berurutan. Pemahaman setiap materi pada modul ini sangat diperlukan karena materi ini menjadi dasar pemahaman sebelum mengikuti pembelajaran modul-modul berikutnya. Hal ini diperlukan karena masing-masing modul saling berkaitan. Setiap kegiatan belajar dilengkapi dengan latihan atau evaluasi. Latihan atau evaluasi ini menjadi alat ukur tingkat penguasaan peserta diklat setelah mempelajari materi dalam modul ini.
PERSYARATAN Dalam mempelajari modul ini peserta pelatihan dilengkapi dengan peraturan perundangan dan pedoman yang terkait dengan materi norma, standar, prosedur dan kriteria bidang penyelenggaraan perumahan.
METODE Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah dengan kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh pemberi materi (narasumber). Dalam kegiatan pembelajaran juga diberikan kesempatan tanya jawab, curah pendapat, bahkan diskusi.
TUJUAN PEMBELAJARAN Peserta Diklat memahami peraturan perundang-undangan terkait perumahan dan kawasan permukiman serta rumah susun
AMANAT PACASILA DAN KONSTITUSI Rumah: Sarana Perwujudan keimanan kepada Tuhan, upaya untuk mewujudkan kemanusiaan, prasyarat persatuan bangsa, perwujudan kedaulatan rakyat, dan tujuan bagi kesejahteraan sosial, Pasal 28H UUD 1945, yang antara lain menyebutkan, bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat. HAM: Setiap warga negara berhak mendapatkan kesempatan untuk mencapai kesamaan dan keadilan
PENYAJIAN UU 1/ 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman; a. sistematika b. penyelenggaraan PKP c. perbaikan, pemeliharaan, pencegahan dan peningkatan kualitas d. pendanaan e. peran serta masyarakat UU 20/ 2011 tentang Rumah Susun a. jenis rumah susun b. Pembangunan rumah susun c. Penyediaan tanah d. Penyelenggaraan rumah susun e. Kelembagaan
UU NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
AZAS-AZAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN MELIPUTI a. kesejahteraan; b. keadilan dan pemerataan; c. kenasionalan; d. keefisienan dan kemanfaatan; e. keterjangkauan dan kemudahan; f. kemandirian dan kebersamaan; g. kemitraan; h. keserasian dan keseimbangan; i. keterpaduan; j. kesehatan; k. kelestarian dan keberlanjutan; dan l. keselamatan, keamanan, ketertiban, dan keteraturan.
TUJUAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN UNTUK: Memberikan kepastian hukum dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman. Mendukung penataan dan pengembangan wilayah serta penyebaran penduduk yang proporsional melalui pertumbuhan lingkungan hunian dan kawasan permukiman sesuai dengan tata ruang untuk mewujudkan keseimbangan kepentingan, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Meningkatkan daya guna dan hasil guna sumber daya alam bagi pembangunan perumahan dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan, baik di kawasan perkotaan maupun kawasan perdesaan. Memberdayakan para pemangku kepentingan bidang pembangunan perumahan dan kawasan permukiman; Menunjang pembangunan di bidang ekonomi, sosial, dan budaya, dan Menjamin terwujudnya rumah yang layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, teratur, terencana, terpadu, dan berkelanjutan.
LINGKUP PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN a. pembinaan; b. tugas dan wewenang; c. penyelenggaraan perumahan; d. penyelenggaraan kawasan permukiman; e. pemeliharaan dan perbaikan; f. pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh; g. penyediaan tanah; h. pendanaan dan pembiayaan; i. hak dan kewajiban; dan j. peran masyarakat.
SISTEMATIKA UNDANG-UNDANG PKP BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI BAB VII BAB VIII BAB IX BAB X BAB XI BAB XII BAB XIII BAB XIV BAB XV BAB XVI BAB XVII BAB XVIII Ketentuan Umum Asas, Tujuan, Dan Ruang Lingkup Pembinaan Tugas Dan Wewenang Penyelenggaraan Perumahan Penyelenggaraan Kawasan Permukiman Pemeliharaan Dan Perbaikan Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh Dan Permukiman Kumuh Penyediaan Tanah Pendanaan Dan Sistem Pembiayaan Hak Dan Kewajiban Peran Serta Masyarakat Larangan Penyelesaian Sengketa Sanksi Administrasi Ketentuan Pidana Ketentuan Peralihan Ketentuan Penutup
PEMBINAAN PEMBINAAN Negara bertanggung jawab atas penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman yang pembinaannya dilaksanakan oleh pemerintah. DILAKUKAN OLEH TINGKAT PUSAT OLEH MENTERI TINGKAT PROVINSI OLEH GUBERNUR TINGKAT KABUPATEN KOTA OLEH BUPATI/WALIKOTA MELIPUTI PERENCANAAN; PENGATURAN; PENGENDALIAN; DAN PENGAWASAN PP 88 TEHUN 2014 Pasal 10
PEMERINTAH Pemerintah melaksanakan pembinaan penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman mempunyai tugas dan wewenang TUGAS DAN WEWENANG : 1. PEMERINTAH; 2. PEMERINTAH PROVINSI; 3. PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
Perencanaan Perumahan Pemerintah, Pemda dan Masyarakat Pembangunan Perumahan Pemanfaatan Perumahan Perorangan dan Badan Hukum Pengendalian Perumahan
PERKOTAAN DAN PERDESAAN 1. PERENCANAAN 2. PEMBANGUNAN 3. PEMANFAATAN 4. PENGENDALIAN MEWUJUDKAN WILAYAH YANG BERFUNGSI SEBAGAI LINGKUNGAN HUNIAN DAN TEMPAT KEGIATAN YANG MENDUKUNG PERIKEHIDUPAN DAN PENGHIDUPAN YANG TERENCANA, MENYELURUH, TERPADU, DAN BERKELANJUTAN SESUAI DENGAN RENCANA TATA RUANG. MEMENUHI HAK WARGA NEGARA ATAS TEMPAT TINGGAL YANG LAYAK DALAM LINGKUNGAN YANG SEHAT, AMAN, SERASI, DAN TERATUR SERTA MENJAMIN KEPASTIAN BERMUKIM. DILAKUKAN MELALUI: 1. PENGEMBANGAN YANG TELAH ADA; 2. PEMBANGUNAN BARU; ATAU 3. PEMBANGUNAN KEMBALI. Pasal 58
RUMAH PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS UMUM DI PERUMAHAN, PERMUKIMAN, LINGKUNGAN HUNIAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DILAKUKAN OLEH: 1. SETIAP ORANG 2. PEMERINTAH, DAN/ATAU 3. PEMERINTAH DAERAH RUMAH PSU
MENINGKATKAN MUTU KEHIDUPAN DAN PENGHIDUPAN MASYARAKAT PENGHUNI DILAKUKAN UNTUK MENCEGAH TUMBUH DAN BERKEMBANGNYA PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH BARU SERTA UNTUK MENJAGA DAN MENINGKATKAN KUALITAS DAN FUNGSI PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN. DILAKUKAN OLEH SETIAP ORANG, PEMERINTAH, DAN/ATAU PEMERINTAH DAERAH BERDASARKAN PADA PRINSIP KEPASTIAN BERMUKIM YANG MENJAMIN HAK SETIAP WARGA NEGARA UNTUK MENEMPATI, MENIKMATI, DAN/ATAU MEMILIKI TEMPAT TINGGAL. 1. PENCEGAHAN 2. PENINGKATAN KUALITAS a. PENETAPAN LOKASI b. PEMUGARAN c. PEREMAJAAN d. PEMUKIMAN KEMBALI e. PENGELOLAAN
Dilakukan oleh pemerintah dan pemerintah daerah dan penetapannya di dalam rtrw yang merupakan tanggung jawab pemerintah daerah melalui: 1. Pemberian hak atas tanah terhadap tanah yang langsung dikuasai negara; 2. Konsolidasi tanah oleh pemilik tanah; 3. Peralihan atau pelepasan hak atas tanah oleh pemilik tanah; 4. Pemanfaatan dan pemindahtanganan tanah barang milik negara atau milik daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 5. Pendayagunaan tanah negara bekas tanah terlantar; dan/atau 6. Pengadaan tanah untuk pembangunan kepentingan umum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
PENDANAAN DAN PEMBIAYAAN PENDANAAN SISTEM PEMBIAYAAN APBN APBD DAN/ATAU SUMBER DANA LAINNYA SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN LEMBAGA PEMBIAYAAN DIMAKSUDKAN UNTUK MEMASTIKAN KETERSEDIAAN DANA DAN DANA MURAH JANGKA PANJANG YANG BERKELANJUTAN UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN RUMAH, PERUMAHAN, PERMUKIMAN, SERTA LINGKUNGAN HUNIAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN. PENGERAHAN & PEMUPUKAN DANA PEMANFAATAN SUMBER BIAYA DILAKUKAN BERDASARKAN PRINSIP KONVENSIONAL DAN SYARIAH MELALUI: 1. PEMBIAYAAN PRIMER PERUMAHAN 2. PEMBIAYAAN SEKUNDER PERUMAHAN KEMUDAHAN ATAU BANTUAN PEMBIAYAAN
HAK DAN KEWAJIBAN 1. MENJAGA KEAMANAN, KETERTIBAN, KEBERSIHAN, DAN KESEHATAN DI PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN; 2. TURUT MENCEGAH TERJADINYA PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN YANG MERUGIKAN DAN MEMBAHAYAKAN KEPENTINGAN ORANG LAIN DAN/ATAU KEPENTINGAN UMUM; 3. MENJAGA DAN MEMELIHARA PRASARANA LINGKUNGAN, SARANA LINGKUNGAN, DAN UTILITAS UMUM YANG BERADA DI PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN; DAN 4. MENGAWASI PEMANFAATAN DAN BERFUNGSINYA PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS UMUM PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN. 1. MENEMPATI, MENIKMATI, DAN/ATAU MEMILIKI/MEMPEROLEH RUMAH YANG LAYAK DALAM LINGKUNGAN YANG SEHAT, AMAN, SERASI, DAN TERATUR; 2. MELAKUKAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN; 3. MEMPEROLEH INFORMASI YANG BERKAITAN DENGAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN; 4. MEMPEROLEH MANFAAT DARI PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN; 5. MEMPEROLEH PENGGANTIAN YANG IAYAK ATAS KERUGIAN YANG DIALAMI SECARA LANGSUNG SEBAGAI AKIBAT PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN; DAN 6. MENGAJUKAN GUGATAN PERWAKILAN KE PENGADILAN TERHADAP PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN YANG MERUGIKAN MASYARAKAT.
PERAN MASYARAKAT 1. PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN; 2. PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN; 3. PEMANFAATAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN; 4. PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN; DAN/ATAU 5. PENGENDALIAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN; MEMBENTUK FORUM FUNGSI DAN TUGAS 1. INSTANSI PEMERINTAH YANG TERKAIT DALAM BIDANG PERUMAHA N DAN KAWASAN PERMUKIMAN; 2. ASOSIASI PERUSAHAAN PENYELENGGARA PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN; 3. ASOSIASI PROFESI PENYELENGGARA PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN; 4. ASOSIASI PERUSAHAAN BARANG DAN JASA MITRA USAHA PENYELENGGARA PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN; 5. PAKAR DI BIDANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN; DAN/ATAU 6. LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT DAN/ATAU YANG MEWAKILI KONSUMEN YANG BERKAITAN DENGAN PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN. PERAN MASYARAKAT 1. MENAMPUNG DAN MENYALURKAN ASPIRASI MASYARAKAT; 2. MEMBAHAS DAN MERUMUSKAN PEMIKIRAN ARAH PENGEMBANGAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN; 3. MENINGKATKAN PERAN DAN PENGAWASAN MASYARAKAT; 4. MEMBERIKAN MASUKAN KEPADA PEMERINTAH; DAN/ATAU 5. MELAKUKAN PERAN ARBITRASE DAN MEDIASI DI BIDANG PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN.
UU 20/ TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN
Jenis Rusun: Rumah Susun Rumah Susun Umum Rumah Susun Khusus Rumah Susun Negara Rumah Susun Komersil Untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah Untuk Kebutuhan Khusus Untuk Penunjang Pelaks. Tugas / Pegawai Negeri Untuk Mendapatkan Keuntungan Kemudahan Pemerintah Kemudahan Pemerintah 2.2. Penguasaan: Milik Sewa Beli Sewa Pinjam pakai 2.3. Fungsi Rusun: Rumah Susun Hunian Campuran
PEMBANGUNAN RUSUN A Di atas tanah hak milik Selain A, B dan C Pemanfaatan BMN/D berupa tanah Pendayagunaan tanah wakaf Di atas tanah hak guna bangunan atau hak pakai atas tanah negara B Di atas tanah hak guna bangunan atau hak pakai di atas hak Pengelolaan C Sewa *) KSP *) Jangka waktu sewa 60 tahun
PENYEDIAAN TANAH UNTUK RUSUN dapat dilakukan melalui: a. Pemberian hak atas tanah terhadap tanah yang langsung dikuasai negara; b. Konsolidasi tanah oleh pemilik tanah; c. Peralihan atau pelepasan hak atas tanah oleh pemegang hak atas tanah; d. Pemanfaatan barang milik negara atau barang milik daerah berupa tanah; e. Pendayagunaan tanah wakaf; f. Pendayagunaan sebagian tanah negara bekas tanah terlantar; dan/atau g. Pengadaan tanah untuk pembangunan bagi kepentingan umum.
RUMAH SUSUN, wajib memiliki: 1. Sertipikat Hak Tanah 2. Akta Perjanjian 3. IMB 4. Sertifikat Layak Fungsi 5. Gambar Denah Lantai 6. Pertelaan Proporsional Note: RUSUN diatas aset BMN/BMD tidak dapat diterbitkan SHM Sarurun (hanya dibuktikan dg SKBG) 29
FASILITASI PEMDA DALAM RANGKA PERCEPATAN PEMBANGUNAN RUSUNA BAGI MBR KEMUDAHAN PERIZINAN BANTUAN TEKNIS/ PENDAMPINGAN PEROLEHAN TANAH SUMBER DANA BAHAN BANGUNAN / TEKNOLOGI KONSTRUKSI PENINGKATAN PENGETAHUAN & KETRAMPILAN STIMULAN BAGI MASYARAKAT KURANG MAMPU
TUJUAN PENYELENGARAAN RUMAH SUSUN 1. Mewujudkan rumah susun layak huni dan terjangkau. 2. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan ruang dan tanah. 3. Menyelesaikan pemukiman kumuh. 4. Memenuhi kebutuhan perumahan dan permukiman. 5. Memberdayakan pemangku kepentingan dibidang pembangunan rumah susun. 6. Memenuhi kebutuhan rumah susun yang layak dan terjangkau. 7. Pemberian kepastian hukum
PENYELENGGARAAN RUMAH SUSUN 1. Perencanaan Lembaga 2. Pembangunan Penjamin 3. Penguasaan dan pemanfaatan 4. Pengelolaan 5. Pemeliharaan dan perawatan 6. Pengendalian 7. Kelembagaan 8. Pendanaan dan sistem pembiayaan 9. Peran masyarakat Badan Pelaksana (Pasal 72) FUNGSI Pelaksanaan pembangunan Pengalihan kepemilikan Distribusi (terkoordinasi & terintegrasi) RUSUN UMUM & RUSUN KHUSUS TUGAS & WEWENANG Pemerintah PemProv PemKab/Kot MBR KEBIJAKAN Menetapkan Melaksanakan Mengawasi Memfasilitasi (Pasal 79-Pasal 85) 32
DELEGASI UU NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN TERHADAP PERATURAN DAERAH Pembangunan RUSUN Pelaku Pembangunan Harus mendapatkan izin dari Bupati/Walikota. Persyaratan meliputi : Administratif Teknis Ekologis Rencana Fungsi & Pemanfaatan Rusun Pengubahan Fungsi & Pemanfaatan Rusun PERATURAN DAERAH Pasal 24 33
LANJUTAN Peningkatan Kualitas RUSUN Pemilik Sarusun Harus mendapatkan izin dari Bupati/Walikota. meliputi : 1. Tidak laik fungsi & tidak dapat diperbaiki 2. Dapat menimbulkan bahaya dalam pemanfaatan bangunan/lingkungan KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH Dapat diprakarsai oleh : Pemilik sarusun (Rusun Umum) PPPSRS (Rusun Komersial) Pemerintah,Pemda/ Pemilik (Rusun Sewa & Khusus) Pemeintah/Pemda (Rusun Negara) 34
KELEMBAGAAN BADAN PELAKSANA KELEMBAGAAN PPPSRS (Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Sarusun) 35
BADAN PELAKSANA Pemerintah menugasi membentuk Badan Pelaksana bertujuan : LANJUTAN a. mempercepat penyediaan rumah susun umum dan khusus, terutama diperkotaan; b. Menjamin bahwa rumah susun umum hanya dimiliki dan dihuni oleh MBR; c. Menjamin tercapainya asas manfaat rumah susun; dan d. Melaksanakan berbagai kebijakan dibidang rumah susun umum dan khusus. berfungsi : Sebagai pelaksana pembangunan, pengalihan kepemilikan, dan sitribusi rumah susun umum dan rumah susun khusus secara terkoordinasi dan terintegrasi. 36
PPPSRS Didalam Pasal 72 ayat (1) dikatakan pemilik sarusun wajib membentuk PPPSRS; PPPSRS merupakan perhimpunan yang beranggotakan dari pemilik atau penghuni yang mendapat kuasa dari pemilik sarusun; PPPSRS merupakan Badan Hukum 37
RANGKUMAN Penyelenggaraan PKP Penyelenggaraan rumah susum Pendanaan Kelembagaan Hak dan wewenang pemerintah dan pemda
ASAS DAN TUJUAN PASAL 2 TAPERA DIKELOLA DENGAN BERASASKAN: a. kegotongroyongan; b. kernanfaatan; c. nirlaba; d. kehati-hatian; keterj angkauan dan kemudahan; kemandirian; keadilan; keberlanjutan; akuntabilitas; keterbukaan; portabilitas; dan dana amanat.
PASAL 3, TUJUAN TAPERA Tapera bertujuan untuk : menghimpun dan menyediakan dala murah jangka panjang yang berkelanjutan untuk pembiayaan perumahan dalam rangka memenuhi kebutuhan rumah yang layak dan terjangkau bagi Peserta.
PASAL 4 (1) Pengelolaan Tapera dilakukan untuk menjamin tercapainya tqiuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 secara efektif dan efisien. (2 ) Pengelolaan Tapera sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan memperhatikan kebijakan di bidang perumahan dan kawasan permukiman.
PASAL 5 PENGELOLAAN TAPERA MELIPUTI: a. pengerahan Dana Tapera; b. pemupukan Dana Tapera; dan c. pemanfaatan Dana Tapera.
KEPESERTAAN TAPERA PASAL 7 (1) Setiap Pekerja dan Pekerja Mandiri yang berpenghasilan paling sedikit sebesar upah minimrr.r, wajib menjadi Peserta. (2 ) Pekerja Mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang berpenghasilan di bawah upah minimum- dapat menjadi Peserta. (3) Peserta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) telah berusia paling rendah 20 (dua pututrj tatrun atau sudah kawin pada saat mendaftar.
BESARAN SIMPANAN DAN MEKANISME PENYETORAN SIMPANAN PASAL 17 (1) Simpanan Tapera dibayar oleh pemberi Kerja dan Pekerja. (2 ) Ketentuan mengenai besaran Simpanan Tapera sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalamperaturan Pemerintah.
PEMUPUKAN DANA TAPERA PASAL 21 (1) Pemupukan Dana Tapera dilakukan untuk meningkatkan nilai Dana Tapera. (2) Pemupukan DanaTapera sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan prinsip konvensional atau prinsip syariah.
PEMANFAATAN DANA TAPERA PASAL 24 (1) Pemanfaatan Dana Tapera dilakukan untuk pembiayaan perumahan bagi Peserta. (2) Pemanfaatan Dana Tapera sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan bagi Peserta warga negara asing. (3) Pembiayaan perumahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Bank atau Perusahaan Pembiayaan.
PASAL 25 PEMBIAYAAN PERUMAHAN UNTUK: (1) Pembiayaan perumahan bagi Peserta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 meliputi pembiayaan: a. pemilikan rumah; b. pembangunan rumah; atau c. perbaikan rumah. (2) Pembiayaan perumahan bagi Peserta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai ketentuan: a. merupakan rumah pertama; b. hanya diberikan 1 (satu) kali; dan c. mempunyai nilai besaran tertentu untuk tiap-tiap pembiayaan perrrmahan. (2) Rumah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa rumah tunggal, rumah deret, rumah susun, atau penyebutan lain yang setara.
PEMBENTUKAN, STATUS, DAN KEDUDUKAN BP TAPERA Pasal 32 (1) Berdasarkan Undang-Undang ini dibentuk Bp Tapera. (2) BP Tapera adalah badan hukum berdasarka UndangUndang ini. (3) BP Tapera bertanggung jawab kepada Komite Tapera. Pasa1 33 (1) BP Tapera berkedudukan di ibu kota negara Republik Indonesia (2) BP Tapera dapat membuka kantor perwakilan di daerah sesuai dengan kebutuhan.
MODAL AWAL PASAL 34 (1) BP Tapera memperoleh modal awal yang bersumber dari nggaran pendapatan dan belanja negara dan merupakan kekayaan negara yang dipisahkan. (2) Besaran modal awal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
FUNGSI, TUGAS,WEWENANG, SERTA HAK DAN KEWAJIBAN BP TAPERA Fungsi Pasal 36 BP Tapera berfungsi mengatur, tindak turun tangan terhadap melindungi kepentingan Peserta.mengawasi, dan melakukan pengelolaan Tapera untuk
PASAL 37 BP TAPERA DALAM MELAKSANAKAN FUNGSI SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 36 MEMILIKI TUGAS UNTUK: a. menetapkan kebijakan operasional pengelolaan Tapera; b. melindungi kepentingan Peserta; c. menetapkan pihak yang menjadi Manajer Investasi, Bank Kustodian, dan Bank atau Perusahaan pembiayaan; d. membuat pedoman perjanjian bagi lembaga yang terlibat dalam pengelolaan Tapera yang memuat paling sedikit hak dan kewajiban setiap pihak; e. memastikan Pekerja Mandiri menyetor Simpanan yang menjadi kewajibannya; f. memastikan Pemberi Kerja menyetor Simpanan yang lenjadi kewajibannya dan Simpanan yang menjadi kewajiban Pekerjanya yang menjadi peserta g. melakukan pengawasan atas pelaksanaan tugas Manajer Investasi, Bank Kustodian, dan Bank atau perusahaan Pembiayaan sesuai dengan kontrak;
h. menggunakan biaya operasional Bp Tapera secara efisien; i. melakukan evaluasi atas pengelolaan Tapera; j. besaran alokasi dana pemupukan, pemanfaatan, dan cadangan; dan k. dapat melakukan penyediaan tanah dengan risiko yang terkawal.
53