BAB II GAMBARAN UMUM. Provinsi Jawa Tengah (Semarang), yang terletak diantara 110º,50-111º,15. : Kabupaten Rembang dan Laut Jawa

dokumen-dokumen yang mirip
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Badan Pertanahan Nasional Kota Binjai

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/INSTANSI

Badan Pertanahan Nasional yang kemudian dipimpin oleh Ir.Soni Harsono. Pada saat itu terjadi perubahan yang signifikan karena merupakan awal

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Sejarah Singkat Badan Pertanahan Nasional (BPN)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat Badan Pertanahan Nasional Provinsi Lampung

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. 1. Sejarah Singkat Badan Pertanahan Nasional (BPN)

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/INSTANSI. A. Sejarah Berdirinya Badan Pertanahan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Berisi: 1.1 Pemerintahan 1.2 Kepegawaian 1.3 Kondisi Geografis Daerah 1.4 Gambaran Umum Demografi 1.

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN PATI DAN BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN PATI

BUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 80 TAHUN 2017

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIS UTAMA INSPEKTORAT UTAMA SEKOLAH TINGGI PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BAB III PROFIL PERUSAHAAN Sejarah Badan Pertanahan Nasional. pembentukan Badan Pertanahan Nasional.Badan ini merupakan peningkatan dari

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2013, No Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang P

BADAN PUSAT STATISTIK Kabupaten Pati

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/INSTANSI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III DESKRIPSI PLA DAN PELAKSANAAN PLA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PERUBAHAN KODE IDENTIFIKASI UNIT KERJA UNTUK PENOMORAN PADA NASKAH DINAS DI KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL

Bab I PENDAHULUAN. dikoordinasikan oleh kantor menteri Agraria BPN. pertanahan berdasarkan kebijakan yang ditetapkan Presiden.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GAMBARAN WILAYAH PEGUNUNGAN KENDENG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Total Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. dilaksanakan BPN dikoordinasikan oleh kantor menteri Agraria BPN.

PROSES PEMECAHAN SERTIFIKAT TANAH HAK MILIK DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN JEPARA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

WALIKOTA BATAM PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERTANAHAN

MENTERI DALAM NEGERI

PETUNJUK PENGARAH SURAT TENTANG SINGKATAN ARAHAN SURAT SERTA PENOMORAN KEPUTUSAN YANG DITANDA TANGANI UNIT PENGOLAH A.N. KBPN

3.1.2 Sejarah Kantor Pertanahan Kabupaten Subang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

MEMUTUSKAN : Sambil menunggu penyerahan kewenangan di bidang pertanahan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

-1- URAIAN JABATAN FUNGSIONAL UMUM DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL DAN KANTOR PERTANAHAN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERTANAHAN KABUPATEN MALANG NOMOR: 188.4/ /KEP/ /2016 TENTANG

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 PRAKIRAAN PENCAPAIAN TAHUN 2010 RENCANA TAHUN 2010

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BAB II KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN NASIONAL. Kantor Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan

RENCANA KERJA DAN RENCANA ANGGARAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 63 Tahun : 2016

BAB III. Deskripsi Tempat Program Latihan Akademik dan Pelaksanaan Program Latihan Akademik

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI KUTAI KARTANEGARA

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 58 TAHUN 2016

BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU

: 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

PROSES PENDAFTARAN TANAH WAKAF YANG BERASAL DARI TANAH NEGARA DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN JEPARA

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

PERTANAHAN KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS)

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 6188/Kpts-II/2002. Tentang

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 534 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan Lakip BKPPP A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum

Urusan Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden yang pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian negara dan pe

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. untuk meningkatkan kemandirian lokal dalam rangka membangun daya saing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan tanah dewasa ini semakin meningkat sejalan dengan

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

Lampiran I Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor : 923/KEP-3.4.3/XI/2013 Tanggal : 22 November 2013

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI JEPARA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 30 TAHUN 2008

MEMUTUSKAN : / BAB I...

Walikota Tasikmalaya

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Sekretariat Daerah Bappeda A. LEGALISASI RAPERDA RTRW B. PERWUJUDAN STRUKTUR RUANG. program :

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. mengenai objek penelitian yaitu Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2008

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

RENCANA UMUM PENGADAAN KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI RIAU TAHUN ANGGARAN 2014

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 51 TAHUN 2016 TENTANG

Pasal 11 Kepala Sub Bagian Perencanaan mempunyai uraian tugas : a. menyiapkan bahan program kerja perencanaan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

Formulir 1 TARGET PEMBANGUNAN TAHUN BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SUMBAWA.

c. memantau, mengevaluasi dan menilai hasil kerja bawahan dalam

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 35 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERMUKIMAN, TATA RUANG DAN LINGKUNGAN HIDUP BUPATI TASIKMALAYA

BUPATI LUMAJANG PROPINSI JAWA TIMUR

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 72 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 31 TAHUN 2008

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

Transkripsi:

22 BAB II GAMBARAN UMUM 2.1 Kabupaten Pati 2.1.1 Letak Geografis Kabupaten Pati berada pada bagian utara wilayah Provinsi Jawa Tengah dan berada pada wilayah pantai utara Pulau Jawa ± 75 km dai ibu kota Provinsi Jawa Tengah (Semarang), yang terletak diantara 110º,50-111º,15 Bujur Timur dan 6º,25-7º,00 Lintang Selatan, yang letaknya berbatasan dengan : Sebelah Utara Sebelah Timur Sebelah Selatan Sebelah Barat : Kabupaten Jepara dan Laut Jawa : Kabupaten Rembang dan Laut Jawa : Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Blora : Kabupaten Kudus dan Kabupaten Jepara 2.1.2 Iklim Rata curah hujan di Kabupaten Pati sebanyak 192 mm dengan 60 hari hujan selama setahun. Kecamatan Pati sebagai pusat ibu kota Kabupaten,,memiliki curah hujan 1.231 mm dengan hari hujan sebanyak 132 hari. Sedangkan Kecamatan yang berada di sekitar gunung muria memiliki curah

23 hujan yang cukup tinggi yaitu : Kecamatan Gembong dengan curah hujan 2.785 mm, Kecamatan Gunungwungkal 3.313 mm dan Kecamatan Cluwak 3.744 mm. 2.1.3 Ketinggian Wilayah Dengan ketinggian rata-rata ketinggian wilayah terendah adalah Kecamatan Gabus dengan rata-rata ketinggian setinggi 3,92 m diatas permukaan laut. Kemudian Kecamatan Juwana 4,86 m dan rata-rata tertinggi adalah Kecamatan Gembong setinggi 219 m diatas permukaan laut. Kecamatan yang memiliki daerah daerah ketinggian tertinggi adalah Kecamatan Tlogowungu setinggi 642 m diatas permukaan laut. Kemudian Kecamatan Gunungwungkal setinggi 600 m dan wilayah terendah berada di Kecamatan Tayu 1 m diatas permukaan laut 2.1.4 Kepadatan Penduduk Luas Kabupaten Pati sebesar 1.503.68 Km² dengan penduduk 1.207.399 jiwa. Maka kepadatan penduduk Kabupaten Pati berada di kisaran 802.96 jiwa/km². Kepadatan terbesar di Kecamatan Pati sebesar 2.448,84,10 jiwa/km² dan Kecamatan Juwana sebesar 1.632,08 jiwa/km², terendah di Kecamatan Puncakwangi sebesar 340,02 jiwa/km².

24 2.1.5 Administrasi Wilayah Kabupaten Pati Kabupaten Pati mempunyai luas wilayah sekitar 150.368 ha dengan jumlah penduduk sekitar 1.256.182 jiwa. Di Kabupaten Pati terdiri dari 21 Kecamatan, 5 Kelurahan, 400 Desa, sedangkan luas wilayah budidaya berjumlah 58.789 ha, dan luas wilayah non budidaya berjumlah 91.584 ha. Penduduk Kabupaten Pati cukup tanggap tentang sertipikat tanah sudah ada sekitar 372.367 bidang tanah yang bersertipikat. Gambar 2.1 Grafik Jumlah Sekolah SD, SLTP, SLTA di Kabupaten Pati Tahun 2009-2013 1000 800 600 400 200 0 2008 2009 2010 2011 2012 2013 SD SLTP SLTA Sumber : Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Pati 2014 Pada gambar 2.1 menunjukkan di tahun 2013 meningkatnya jumlah sekolah SD, SLTP, SLTA di Kabupaten Pati.

25 Gambar 2.2 Grafik Jumlah Murid SD, SLTP, SLTA di Kabupaten Pati Tahun 2009-2013 150000 100000 50000 SD SLTP SLTA 0 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Sumber : Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Pati 2014 Pada gambar 2.2 di tahun 2013 mengalami peningkatan jumlah murid SD, SLTP, SLTA di Kabupaten Pati. Gambar 2.3 Jumlah Guru SD, SLTP, SLTA di Kabupaten Pati Tahun 2009-2013 12000 10000 8000 6000 4000 2000 0 2008 2009 2010 2011 2012 2013 SD SLTP SLTA Sumber : Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Pati 2014

26 Pada gambar 2.3 di tahun 2013 menunjukan peningkatan jumlah guru SD, SLTP, SLTA di Kabupaten Pati. Tabel 2.1 Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Pati Menurut Kecamatan Kecamatan Jumlah Penduduk 2011 Jumlah Penduduk 2013 Laju Pertumbuhan Penduduk (%) Sukolilo 82.240 86.043 0.93 Kayen 70.309 70.749 0.62 Tambakromo 48.127 48.492 0.75 Winong 49.399 49.881 0.97 Puncakwangi 41.371 41.765 0.94 Jaken 42.382 42.794 0.96 Batangan 41.040 41.265 0.55 Juwana 90.447 91.282 0.91 Jakenan 40.145 40.403 0.64 Pati 103.425 104.051 0.60 Gabus 51.984 52.470 0.93 Margorejo 56.327 56.731 0.71

27 Gembong 42.471 42.785 0.73 Tlogowungu 49.206 49.533 0.66 Wedarijaksa 57.874 58.294 0.72 Trangkil 59.658 59.946 0.48 Margoyoso 70.601 71.029 0.60 Gunungwungkal 35.132 35.357 0.64 Cluwak 42.501 42.818 0.74 Tayu 64.589 65.022 0.67 Dukuhseti 56.301 56.689 0.68 Jumlah 1.198.529 1.207.399 0.73 Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pati 2014 Pada tabel 2.1 jumlah dan laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Pati tahun 2011 sampai tahun 2013 mengalami peningkatan. Peningkatan tertinggi mencapai 0.97% di Kecamatan Winong, sedangkan peningkatan terendah mencapai 0.48% di Kecamatan Trangkil. 2.2 Profil Kantor Pertanahan Kabupaten Pati Kantor Pertanahan Kabupaten Pati memiliki letak yang cukup strategis karena berada pada satu jalur dengan kantor pemerintah lainnya dan merupakan jalur utama administrasi karena tepat pada jalan raya Pati Kudus

28 Km 3,5 sehingga memudahkan masyarakat dalam menjangkaunya. Kantor Pertanahan Kabupaten Pati ini memiliki luas wilayah 2.900 m², pembangunan dimulai sejak tahun 1996 dengan luas bangunan 1.242 m² yang terdiri dari 2 lantai dan luas halaman 658 m². Status Bangunannya Milik Sendiri dengan asal perolehan dari APBN. 2.2.1 Visi dan Misi Kantor Pertanahan Kabupaten Pati Visi : Terselenggaranya pengelolaan dan pelayanan berkualitas yang mampu mendorong peran serta masyarakat. Misi : 1. Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan pertanahan. 2. Meningkatkan profesionalisme aparatur pertanahan. 3. Meningkatkan pengaturan, penguasaan, pemilikan, penggunaan, pemanfaatan, serta pemeliharaan dan lingkungan hidup. 4. Meningkatkan pengolahan administrasi pertanahan. 5. Meningkatkan upaya penyelesaian masalah pertanahan.

29 2.2.2 Tujuan, Sasaran, Tugas Pokok serta Fungsi Kantor Pertanahan Kabupaten Pati Tujuan organisasi Kantor Pertanahan Kabupaten Pati : 1. Terwujudnya catur tertib Pertanahan, yaitu tertib administrasi pertanahan, tertib hukum pertanahan, tertib penggunaan tanah dan tertib pemeliharaan tanah dan lingkungan hidup. 2. Terwujudnya percepatan penetapan hubungan hukum dan pendaftaran tanah yang transparan, efektif, dan efisien. 3. Terwujudnya tertib pengaturan dan pengendalian, penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah yang berkeadilan sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pati. 4. Berkurangnya permasalahan dan sengketa pertanahan secara berkeadilan. 5. Tersedianya informasi pertanahan yang akurat dan mudah diakses bagi keperluan pemerintah, masyarakat, pembangunan, dan investasi. 6. Terwujudnya kelembagaan pertanahan yang kuat dengan didukung sumber daya yang professional. 7. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan pertanahan sebagai subyek dan mitra kerja. 8. Meningkatkan kinerja aparat pertanahan sehingga efektif dan efisien.

30 Sasaran Strategis organisasi Kantor Pertanahan Kabupaten Pati : 1. Terciptanya peran aktif masyarakat dalam rangka implementasi peraturan-peraturan pertanahan untuk meningkatkan pelayanan di bidang pertanahan kepada masyarakat itu sendiri. 2. Tewujudnya sistem informasi pertanahan. 3. Meningkatkan kualitas penatagunaan tanah dengan melibatkan partisipasi masyarakat. 4. Menurunnya jumlah tanah-tanah terlantar. 5. Terwujudnya peningkatan penerimaan negara bukan pajak. Tugas pokok serta fungsi Kantor Pertanahan Kabupaten Pati : Tugas pokoknya yaitu sebagai instansi yang vertical yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional melalui Kepala Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan membantu tugas dari Presiden dalam mengelola dan mengembangkan peraturan pertanahan yang ada dan diatur dalam UUPA maupun perundang-undangan lain yang berkaitan dengan peraturan penguasaan tanah, pengurusan tanah, dan peralihan hak. Kantor Pertanahan ini memiliki kewenangan dan kewajiban untuk melayani masyarakat di bidang pertanahan.

31 2.2.3 Kepegawaian Salah satu unsur terpenting dalam suatu instansi yaitu sumber daya manusia, karena kedudukan dan kepegawaian sangatlah penting untuk keberlangsungan organisasi. Sistem kepegawaian di Kantor Pertanahan Kabupaten Pati, penulis melihat dari sudut jabatan, golongan, maupun pendidikan. Jumlah Sumber Daya Manusia di Kantor Pertanahan Kabupaten Pati sebanyak 71 orang yang terdiri dari 51 laki laki dan 20 wanita, dengan rincian sebagai berikut :

32 TABEL 2.2 STRUKTUR ORGANISASI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN PATI ( PERATURAN Ka. BPN RI No. 4 / 2009 ) KEPALA KANTOR KEPALA SUB BAG TU KAUR PERENCANAAN DAN KEU KAUR UMUM DAN KEPEG KEPALA SEKSI SURVEY, PENGUKURAN & PEMETAAN KEPALA SEKSI HAK TANAH & PENDAFTARAN TANAH KEPALA SEKSI PENGATURAN & PENATAAN PERTANAHAN KEPALA SEKSI PENGENDALIAN & PEMBERDAYAAN KEPALA SEKSI SENGKETA, KONFLIK & PERKARA KEPALA SUB SEKSI PENGUKURAN & PEMETAAN KEPALA SUB SEKSI TEMATIK & POTENSI TANAH KEPALA SUB SEKSI PENETAPAN HAK TANAH KEPALA SUB SEKSI PENGATURAN TANAH PEMERINTAH KEPALA SUB SEKSI PENDAFTARAN HAK KEPALA SUB SEKSI PENATAGUN AAN TANAH & KAWASAN TERTENTU KEPALA SUB SEKSI LANDREFORM & KONSOLIDASI TANAH KEPALA SUB SEKSI PENGENDALIAN PERTANAHAN KEPALA SUB SEKSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KEPALA SUB SEKSI SENGKETA & KONFLIK PERTANAHAN KEPALA SUB SEKSI PERKARA PERTANAHAN KEPALA SUB SEKSI PERALIHAN, PEMBEBANAN HAK & PPAT Sumber: Kantor Pertanahan Kabupaten Pati, 2013

33 1) Jumlah Pegawai Berdasarkan Penempatan : Sub Bagian Tata Usaha Seksi Survey, Pengukuran dan Pemetaan Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan Seksi Pengendalian Pertanahan dan Pemberdayaan Seksi Sengketa, Konflik, dan Perkara : 11 Orang : 19 Orang : 28 Orang : 4 Orang : 5 Orang : 4 Orang 2) Jumlah Pegawai Menurut Golongan : Golongan I Golongan II Golongan III Golongan IV : 1 Orang : 20 Orang : 49 Orang : 1 Orang 3) Jumlah Pegawai Berdasarkan Eselon : Eselon III Eselon IV Eselon V Fungsional : 1 Orang : 6 Orang : 13 Orang : 13 Orang 4) Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan : Pendidikan SMP Pendidikan SMA Pendidikan D3 Pendidikan D4 : 2 Orang : 43 Orang : 2 Orang : 11 Orang

34 Pendidikan S1 Pendidikan S2 : 11 Orang : 2 Orang 2.2.4 Tugas dan Wewenang 1. Kepala Kantor Pertanahan Mempunyai Tugas a. Menentukan kebijaksanaan teknis pertanahan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. Membina dan melaksanakan kerjasama di bidang pertanahan dengan Depertemen dan Lembaga Pemerintahan lainnya baik di Pusat maupun di Daerah. 2. Sub Bagian Tata Usaha Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas memberikan pelayanan administrasi kepada semua satuan organisasi kantor pertanahan, serta menyiapkan bahan evaluasi kegiatan, penyusunan program dan peraturan perundang-undangan. Dalam menyelenggarakan tugas Sub Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi :

35 a. Pengelolaan data dan informasi. b. Penyusunan rencana program dan anggaran serta laporan akuntabilitas kinerja pemerintah. c. Pelaksanaan urusan kepegawaian. d. Pelaksanaan urusan keuangan dan anggaran. e. Pelaksanaan urusan tata usaha, rumah tangga, sarana dan prasarana. f. Penyiapan bahan evaluasi kegiatan dan penyusunan program. Kepala Sub Bagian Tata Usaha membawahi : a. Kepala Urusan Perencanaan dan Keuangan. b. Kepala Urusan Umum dan Kepegawaian. Tugas dan Wewenang : a. Kepala Urusan Perencanaan dan Keuangan Mempunyai tugas menyiapkan penyusunan rencana, program dan anggaran serta laporan akuntabilitas kinerja pemerintah, keuangan dan penyiapan bahan evaluasi.

36 b. Kepala Urusan Umum dan Kepegawaian Mempunyai tugas melakukan urusan surat menyurat, kepegawaian, perlengkapan, rumah tangga, saran dan prasarana serta pengelolaan data dan informasi. 3. Seksi Survey, Pengukuran dan Pemetaan Seksi Survey, Pengukuran dan Pemetaan mempunyai tugas melakukan survey, pengukuran dan pemetaan bidang tanah, ruang dan perairan, perempatan kerangka dasar, pengukuran batas kawasan atau wilayah, pemetaan tematik dan survey potensi tanah, penyiapan pembinaan surveyor berlisensi dan pejabat penilai tanah. Dalam menyelenggarakan tugasnya, Seksi Survey Pengukuran dan Pemetaan mempunyai fungsi : a. Pelaksanaan survey, pengukuran dan pemetaan bidang tanah, ruang dan perairan, perapatan kerangka dasar, pengkuran batas wilayah atau kawasan, pemetaan tematik dan survei potensi tanah, pembinaan surveyor berlisensi. b. Perapatan kerangka dasar orde 4 dan pengukuran batas kawasan atau wilayah. c. Pengukuran perpetaan, pembukuan bidang tanah, ruang dan perairan.

37 d. Survey, pemetaan, pemeliharaan dan pengembangan pemetaan tematik dan potensi tanah. e. Pelaksanaan kerjasama teknis surveyor berlisensi dan pejabat penilai tanah. f. Pemeliharaan peralatan teknis. Kepala Seksi Survey, Pengukuran dan Pemetaan membawahi : a. Subseksi Pengukuran dan Pemetaan. b. Subseksi Tematik dan Potensi Tanah. Tugas dan Wewenang : a. Subseksi Pengukuran dan Pemetaan Subseksi Pengukuran dan Pemetaan mempunyai tugas menyiapkan perapatan kerangka dasar orde 4, penempatan batas bidang tanah dan pengukuran bidang tanah, batas kawasan atau wilayah, bekerjasama teknis surveyor berlisensi, pembinaan surveyor berlisensi dan memelihara para pendaftaran, daftar tanah, peta bidang tanah, gambar ukur dan daftar-daftar lainnya di bidang pertanahan.

38 b. Subseksi Tematik dan Potensi Tanah Subseksi Tematik dan Potensi Tanah mempunyai tugas menyiapkan survey, pemetaan, pemeliharaan dan pengembangan pemetaan tematik, survey potensi tanah, pemeliharaan peralatan teknis komputerisasi dan pembinaan pejabat penilai tanah. 4. Seksi Hak Atas Tanah dan Pendaftaran Tanah Seksi Hak Atas Tanah dan Pendaftaran Tanah mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melakukan hak dalam rangka pemberian, perpanjangan, dan pembeharuan hak tanah, pengadaan tanah, perijinan, pembebanan ha katas tanah serta pembinaan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT). Dalam menyelenggarakan tugasnya, seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah mempunyai fungsi : a. Pelaksanaan pengaturan dan pemetaan di bidang hak tanah. b. Penyiapan rekomendasi pelepasan, penaksiran harga dan tukar menukar, saran dan pertimbangan serta melakukan kegiatan perijinan, saran dan pertimbangan usulan penetapan hak pengelolaan tanah. c. Pelaksanaan pemberian rekomendasi perpanjangan jangka waktu pembayaran uang pemasukan atau pendaftaran hak.

39 d. Pengadministrasian atas tanah yang dikuasai dan atau milik negara, daerah bekerjasama dengan pemerintah, termasuk tanah badan hukum pemerintah. e. Pendataan dan penerbitan tanah bekas tanah hak. f. Pelaksanaan pendaftaran hak dan komputerisasi pelayanan pertanahan. g. Pelaksanaan penegasan dan pengakuan hak. h. Pelaksanaan peralihan pembebanan hak atas tanah dan pembinaan PPAT. Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah membawahi : a. Sub Seksi Penetapan Hak. b. Sub Seksi Pengaturan Tanah Pemerintah. c. Sub Seksi Pendaftaran Hak. d. Sub Seksi Peralihan dan Pembebanan Hak dan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT). Tugas dan Wewenang : a. Sub Seksi Penetapan Hak Tanah mempunyai tugas menyiapkan pelaksanaan pemeriksaan. Saran dan pertimbangan penetapan Hak Milik, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai ; perpanjangan jangka waktu, pembaharuan hak, perijinan, peralihan hak atas tanah ;

40 penetapan dan rekomendasi perpanjangan jangka waktu pembayaran uanga pemasukan dan atau pendaftaran hak tanah perseorangan. b. Sub Seksi Pengaturan Tanah Pemerintah mempunyai tugas menyiapkan pelaksanaan pemeriksaan, saran dan pertimbangan mengenai penetapan Hak Milik, Hak Guna Bangunan dan Hak Pengelolaan bagi instansi pemerintah, badan hukum pemerintah, perpanjangan jangka waktu, pembaharuan hak, perijinan, peralihan hak atas tanah ; rekomendasi dan tukar menukar tanah pemerintah. c. Pendaftaran Hak mempunyai tugas menyiapkan pelaksaan pendaftaran ha katas tanah, pengakuan dan penegasan konversi hak-hak lain, Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun, Tanah Hak Pengelolaan, tanah wakaf, data yuridis lainnya data fisik bidang tanah, data komputerisasi pelayanan pertanahan serta memelihara daftar buku tanah, daftar nama, daftar hak atas tanah dan warkah, serta daftar lainnya di bidang pertanahan. d. Peralihan, Pembebanan Hak dan Pejabat Pembuat Akta Tanah mempunyai tugas menyiapkan pelaksanaan pendaftaran, peralihan pembebanan hak atas tanah, pembebanan hak tanggungan dan bimbingan PPAT serta sarana daftar isian di bidang pendaftaran rumah.

41 5. Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melakukan penatagunaan tanah, landreform, konsolidasi tanah, penataan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan dan wilayah tertentu lainnya. Dalam menyelenggarakan tugasnya, Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan mempunyai fungsi : a. Pelaksanaan penatagunaan tanah, landreform, konsolidasi tanah dan penataan pertanahan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan dan wilayah tertentu lainnya, penetapan kriteria kesesuaian penggunaan dan pemanfaatan tanah serta penguasaan dan pemilikan tanah dalam rangka perwujudan fungsi kawasan atau zoning, penyesuaian penggunaan tanah dan pemanfaatan tanah, penerbitan ijin perubahan penggunaan tanah, penataan tanah bersama untuk peremajaan kota, daerah bencana dan daerah bekas konflik serta pemukiman kembali. b. Penyusunan rencana persediaan, peruntukan, penggunaan dan pemeliharaan tanah, neraca penatagunaan tanah kabupaten atau kota dan kawasan lainnya. c. Pemeliharaan basis data penatagunaan tanah kabupaten atau kota dan kawasan.

42 d. Pemantauan dan evaluasi pemeliharaan tanah, perubahan penggunaan dan pemanfaatan tanah pada setiap fungsi kawasan atau zoning dan redistribusi tanah, pelaksanaan konsolidasi tanah, pemberian tanah obyek landreform dan pemanfaatan bersama serta penerbitan administrasi landreform. e. Pengusulan penetapan atau penegasan tanah menjadi obyek landreform. f. Pengambil alihan dan atau penerimaan penyerahan tanah-tanah yang terkena landreform. g. Penguasaan tanah-tanah obyek landreform. h. Pemberi ijin peralihan ijin peralihan hak atas tanah pertanian dan ijin redistribusi tanah dengan luasan tertentu. i. Penyiapan usulan penetapan surat keputusan redistribusi tanah dan pengeluaran tanah obyek landreform. j. Penyiapan usulan ganti kerugian tanah obyek landreform dan penegasan obyek konsolidasi tanah. k. Penyediaan tanah untuk pembangunan. l. Pengelolaan sumbangan tanah untuk pembangunan. m. Pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan dokumentasi data landreform.

43 Kepala Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan membawahi : a. Sub Seksi Penatagunaan Tanah dan Kawasan Tertentu. b. Sub Seksi Landreform dan Konsolidasi Tanah. Tugas dan Wewenang : a. Sub Seksi Penatagunaan Tanah dan Kawasan tertentu mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan rencana persediaan, peruntukan, pemeliharaan dan penggunaan tanah, rencana penataan kawasan, pelaksanaan koordinasi, monitoring dan evaluasi pemeliharaan tanah, perubahan penggunaan dan pemanfaatan tanah pada setiap fungsi kawasan atau zoning, penerbitan pertimbangan teknis penatagunaan tanah, penerbitan ijin perubahan penggunaan tanah, penyusunan neraca penatagunaan tanah, penetapan penggunaan tanah dan pemanfaatan tanah, penyesuaian penggunaan dan pemanfaatan tanah, serta melaksanakan pengumpulan dan pengolahan dan pemeliharaan data tekstual dan spasial. b. Sub Seksi Landreform dan Konsolidasi Tanah mempunyai tugas menyiapkan bahan usulan penetapan atau penegasan tanah menjadi obyek landreform ; penguasaan tanah tanah objek landreform ; pemberian ijin peralihan hak atas tanah dan ijin redistribusi tanah luasan tertentu ; usulan penerbitan surat keputusan redistribusi

44 tanah dan pengeluaran tanah dari objek landreform ; monitoring dan evaluasi redistribusi tanah, ganti kerugian, pemanfaatan tanah bersama dan penertiban administrasi landreform serta fasilitas bantuan keuangan atau permodalan, teknis dan pemasaran ; usulan penegasan objek penataan tanah bersama untuk peremajaan pemukiman kumuh, daerah bencana dan daerah daerah bekas konflik serta pemukiman kembali ; penyediaan tanah dan pengelolaan sumbangan tanah untuk pembangunan ; pembangunan teknik dan metode ; promosi dan sosialisasi ; pengorganisasian dan pembimbingan masyarakat ; kerjasama fasilitasi ; pengelolaan basis data dan informasi ; monitoring dan evaluasi serta koordinasi pelaksanaan konsolidasi tanah. 6. Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melakukan kegiatan pengendalian pertanahan, pengelolaan tanah negara, tanah terlantar dan tanah iritis serta pemberdayaan masyarakat. Dalam menyelenggarakan tugasnya, Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan mempunyai fungsi :

45 a. Pelaksanaan pengendalian pertanahan, pengelolaan tanah negara, tanah, tanah terlantar dan tanah kritis serta pembardayaan masyarakat. b. Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi pemenuhan hak dan kewajiban pemegang hak atas tanah, pemantauan dan evaluasi penerapan kebijakan dan program sektoral, pengelolaan tanah negara, tanah terlantar dan tanah kritis. c. Pengkoordinasian dalam penyiapan rekomendasi, pembinaan, peringatan, harmonisasi dan pensinergian kebijakan dan program pertanahan dan sektoral dalam pengelolaan tanah negara, penanganan tanah terlantar dan tanah kritis. d. Penyiapan saran tindak dan langkah-langkah penanganan serta usulan rekomendasi, pembinaan, peringatan, harmonisasi dan pensinergian kebijakan dan program pertanahan dan sektoral dalam pengelolaan tanah negara, penanganan tanah terlantar dan tanah kritis. e. Inventarisasi potensi masyarakat marginal, asistensi dan pembentukan kelompok masyarakat, fasilitas dan peningkatan akses ke sumber produktif. f. Peningkatan partisipasi masyarakat, lembaga swadya masyarakat dan mtra kerja teknis pertanahan dalam pemberdayaan masyarakat.

46 g. Pemanfaatan tanah negara, tanah terlantar, dan tanah kritis untuk pembangunan. h. Pengelolaan basis data hak atas tanah, tanah negara, tanah terlantar, dan tanah kritis serta pemberdayaan masyarakat. i. Penyiapan usualan keputusna pembatalan dan penghentian hubungan hukum atas tanah terlantar. Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan membawahi : a. Sub Seksi Pengendalian Pertanahan. b. Sub Seksi Pemberdayaan Masyarakat. Tugas dan Wewenang : a. Sub Seksi Pengendalian Pertanahan mempunyai tugas menyiapkan pengelolaan basis data, dan melakukan inventarisasi dan identifikasi, penyusunan saran tindak dan langkah penanganan serta menyiapkan bahan koordinasi usulan penertiban dan pendayagunaan dalam rangka penegakan hak dan kewajiban pemegang hak atas tanah ; pemantauan, evaluasi, harmonisasi dan pensinergian kebijakan dan program pertanahan dan sektoral dalam pengelolaan tanah negara, penanganan tanah terlantar dan tanah kritis.

47 b. Sub Seksi Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas menyiapkan bahan inventarisasi potensi, asistensi, fasilitas dalam rangka penguatan penguasaan, dan melaksanakan pembinaan partisipasi masyarakat, lembaga masyarakat, mitra kerja teknis dalam pengelolaan pertanahan, serta melakukan kerjasama pembersayaan di kabupaten atau kota, lembaga keuangan dan dunia usaha serta bimbingan dan pelaksanaan kerjasama pemberdayaan. 7. Seksi Sengketa, Konflik, dan Perkara Seksi Sengketa, Konflik, dan Perkara mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melakukan kegiatan penanganan sengketa, konflik, dan perkara pertanahan. Dalam menyelenggarakan tugasnya, Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara mempunyai fungsi : a. Pelaksanaan penanganan sengketa, konflik dan perkara pertanahan. b. Pengkajian masalah, sengketa dan konflik pertanahan. c. Penyiapan bahan dan penanganan sengketa. Kepala Seksi Sengketa, Konflik, dan Perkara membawahi : a. Sub Seksi Sengketa dan Konflik Pertanahan. b. Sub Seksi Perkara Pertanahan.

48 Tugas dan Wewenang : a. Sub Seksi Sengketa dan Konflik Pertanahan mempunyai tugas menyiapkan pengkajian hukum, social, budaya, ekonomi, politik terhadap sengketa dan konflik pertanahan, usulan rekomendasi pembatalan dan penghentian hubungan hukum antara orang dan atau badan hukum dengan tanah, pelaksanaan alternatif penyelesaian sengketa melalui mediasi, fasilitasi dan koordinasi penanganan sengketa dan konflik. b. Sub Seksi Perkara Pertanahan mempunyai tugas menyiapkan penanganan dan penyelesaian perkara, koordinasi penanganan perkara, usulan rekomendasi pembatalan dan penghentian hubungan hukum antara orang dan atau badan hukum dengan tanah sebagai pelaksanaan putusan lembaga peradilan. 2.2.5 Tata Kerja Tata Kerja Badan Pertanahan Nasional baik Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional maupun Kantor Pertanahan Kabupaten atau Kota diatur dalam Pasal 56 Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2006 dimana disebutkan bahwa di dalam pelaksanaan tugas kesehariannya, semua unsur baik di lingkungan Kantor Wilayah maupun Kantor Pertanahan Kabupaten atau Kota wajib menerapkan

49 prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi baik dalam lingkungan Kantor Wilayah maupun Kantor Pertanahan Kabupaten atau Kota sendiri maupun dalam hubungan antar instansi pemerinta di daerah. 1. Setiap pemimpin suatu organisasi di lingkungan Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan wajib melaksanakan system pengendalian intern di lingkungan masingmasing yang memungkinkan terlaksananya mekanisme uji silang. 2. Setiap pemimpin suatu organisasi di lingkungan Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahan masingmasing dan memberikan pengarahan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan. 3. Setiap pemimpin suatu organisasi di lingkungan Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggungjawab pada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan secara berkala tepat pada waktunya.