CPL-PRODI KEWAJIBAN MATAKULIAH

dokumen-dokumen yang mirip
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

UNIVERSITAS HASANUDDIN

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Unsur-Unsur Tindak Pidana. Belanda yaitu strafbaar feit yang terdiri dari tiga kata, yakni straf

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebagaimana diuraikan dalam bab sebelumnya dapat dikemukakan kesimpulan

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM GARIS-GARIS BESAR POKOK PENGAJARAN (GBPP) : HUKUM PIDANA

S I L A B I A. IDENTITAS MATA KULIAH KODE MATA KULIAH : 10 JUMLAH SKS : 4 SEMESTER SAJIAN B. DESKRIPSI MATA KULIAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peraturan perundangan undangan yang berlaku dan pelakunya dapat dikenai

BAB III SANKSI PIDANA ATAS PENGEDARAN MAKANAN TIDAK LAYAK KONSUMSI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

KONSISTENSI HAKIM MENJATUHKAN PUTUSAN DALAM HAL TERJADI PERBARENGAN TINDAK PIDANA (CONCURCUS REALIS) PENULISAN HUKUM

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) HUKUM PIDANA

I. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pidana yang bersifat khusus ini akan menunjukan ciri-ciri dan sifatnya yang khas

BAB III PENUTUP. terdahulu, maka penulis menyimpulkan beberapa hal yaitu :

Lex et Societatis, Vol. V/No. 1/Jan-Feb/2017

Lex Crimen Vol. VI/No. 6/Ags/2017

Lex Crimen Vol. V/No. 2/Feb/2016. PENJATUHAN PIDANA TERHADAP PERBUATAN PERCOBAAN MELAKUKAN TINDAK PIDANA 1 Oleh: Magelhaen Madile 2

Ahmad Afandi /D Kata Kunci : Penyertaan Dalam Tindak Pidana Perusakan Hutan

BAB V PENUTUP tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Informasi

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA DAN PENADAHAN. dasar dari dapat dipidananya seseorang adalah kesalahan, yang berarti seseorang

DAFTAR PUSTAKA. A. Buku-Buku Adami Chazawi, 2011, Pelajaran Hukum Pidana I, Jakarta, Raja Grafindo Persada

TINJAUAN MATA KULIAH...

ABSTRAK ACHMAD IMAM LAHAYA, Nomor Pokok B , Tinjauan Yuridis Terhadap Penyertaan Tindak

Makalah Daluwarsa Penuntutan (Hukum Pidana) BAB I PENDAHULUAN

I. TINJAUAN PUSTAKA. suatu pengertian yuridis, lain halnya dengan istilah perbuatan jahat atau kejahatan. Secara yuridis

DAFTAR PUSTAKA. Andi Hamzah, Asas - Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 2008.

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI PERBANDINGAN PENJATUHAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PERTAMA DAN RESIDIVIS.

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PELAKU TINDAK PIDANA PENIPUAN (STUDI KASUS PADA PENGADILAN NEGERI DI SURAKARTA)

I. PENDAHULUAN. yang bersangkutan telah dinyatakan lulus dan menyelesaikan semua persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. hukum Indonesia, hal seperti ini telah diatur secara tegas di dalam Kitab Undangundang

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pertanggungjawaban Pidana Korporasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. umur harus dipertanggungjawabkan. Dalam hukum pidana konsep responsibility

Lex Administratum, Vol. IV/No. 3/Mar/2016

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Achmad, Menguak Realitas Hukum: Rampai Kolom Dan Artikel Pilihan Dalam Bidang Hukum, (Jakarta: Kencana, 2008).

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang terdiri dari kesengajaan (dolus atau opzet) dan kelalaian (culpa). Seperti

BAB I PENDAHULUAN. suatu perkara disandarkan pada intelektual, moral dan integritas hakim terhadap

ANALISIS TERHADAP VOORGEZETTE HANDELING

Lex et Societatis, Vol. V/No. 3/Mei/2017

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

DAFTAR PUSTAKA. A. Abidin, Farid, Zainal, 1995, Hukum Pidana I, Jakarta: Sinar Grafika.

Reni Jayanti B ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA. perbuatan yang telah dilakukan, yaitu perbuatan yang tercela oleh masyarakat dan

BAB III PENUTUP. a. Kesimpulan. 1. Pertanggungjawaban pidana menyangkut pemidanaannya sesuai dengan

BAB IV PENUTUP A. Simpulan

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran nama baik, maupun serangan seperti halnya pencurian identitas, dan

I. PENDAHULUAN. yang melakukan tindak pidana. Dengan lahirnya konsepsi baru dalam hukum pidana modern,

Lex Crimen Vol. VI/No. 7/Sep/2017

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Dasar Pertimbangan Hakim dalam Menjatuhkan Pidana. Bagaimanapun baiknya segala peraturan perundang-undangan yang siciptakan

BAB III PENUTUP. a. Faktor kemandirian kekuasaan kehakiman atau kebebasan yang. pengancaman pidana di dalam undang-undang.

BAB II AKIBAT HUKUM ORANG YANG MENGGADAIKAN MOBIL DALAM STATUS SEWA Gambaran Kasus Orang Yang Menggadaikan Mobil (Studi Kasus

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) HUKUM PIDANA

DAFTAR PUSTAKA. Buku:

PELAKSANAAN SANKSI PIDANA DENDA PADA TINDAK PIDANA PSIKOTROPIKA

Lex Crimen Vol. V/No. 5/Jul/2016

I. PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 Perubahan ke-4 Undang-Undang Dasar Hal ini. tindakan yang dilakukan oleh warga negara Indonesia.

Modul 8 Sistem Pemidanaan. Modul 6 Melawan Hukum. Modul 3 Perbuatan Pidana

BAB I PENDAHULUAN. tercipta pula aturan-aturan baru dalam bidang hukum pidana tersebut. Aturanaturan

DAFTAR PUSTAKA. A. Buku-buku Sianturi, S.R., 1996, Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya, Jakarta: Alumni Ahaem-Patahaem.

UNIVERSITAS HASANUDDIN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

MOTIF PELAKU DALAM TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN BERENCANA MENURUT PASAL 340 KITAB UNDANG UNDANG HUKUM PIDANA

PENYELESAIAN MEDIASI PENAL OLEH PIHAK KEPOLISIAN DALAM TINDAK PIDANA PENCABULAN (SEBAGAI TINDAK PIDANA ADUAN)

Lex Privatum Vol. V/No. 3/Mei/2017

PENEGAKAN HUKUM DALAM TINDAK PIDANA PEMALSUAN MATA UANG DOLLAR. Suwarjo, SH., M.Hum.

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK DIBAWAH UMUR YANG MENJADI KORBAN TINDAK PIDANA PENCABULAN

BAB I PENDAHULUAN. tertentu, bagi siapa yang melanggar larangan tersebut. umumnya maksud tersebut dapat dicapai dengan menentukan beberapa elemen,

II.TINJAUAN PUSTAKA. Tindak pidana merupakan pengertian dasar dalam hukum pidana (yuridis

DAFTAR PUSTAKA. Achmad Ali, Menguak Realitas Hukum, Rampai Kolom dan Artikel Pilihan dalam. Bidang Hukum, Prenada Media Group, Jakarta, 2008.

Bab II TINJAUAN PUSTAKA

Lex Privatum, Vol. IV/No. 7/Ags/2016

II. TINJAUAN PUSTAKA. diancam dengan pidana. Pembentuk undang-undang menggunakan perkataan

Berlin Nainggolan: Hapusnya Hak Penuntutan Dalam Hukum Pidana, 2002 USU Repository

DAFTAR PUSTAKA. Adolf, Huala, 2002, Aspek-aspek Negara Dalam Hukum Internasional, Jakarta: Rajawali Pers: Cetakan Ketiga Edisi Revisi.

Tindak pidana adalah kelakuan manusia yang dirumuskan dalam undang-undang, melawan

I. PENDAHULUAN. dengan alat kelamin atau bagian tubuh lainnya yang dapat merangsang nafsu

II. TINJAUAN PUSTAKA. wajib untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Pertanggungjawaban

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

DAFTAR PUSTAKA. Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, Pelajaran Hukum Pidana Bagian I, Raja Grafindo Persada,

BAB III PENUTUP. di atas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB IV PENUTUP A. Simpulan

Lex Privatum Vol. V/No. 6/Ags/2017

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pengertian perbuatan pidana tidak termasuk hal. pelaku tindak pidana mempunyai kesalahan atau tidak. Apabila orang yang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERTANGGUNG JAWABAN PIDANA. Pertanggung Jawaban pidana dalam istilah asing tersebut juga dengan

I. PENDAHULUAN. Pembunuhan berencana dalam KUHP diatur dalam pasal 340 adalah Barang

Lex Crimen Vol. V/No. 3/Mar/2016. KAJIAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PERJUDIAN (PENERAPAN PASAL 303, 303 BIS KUHP) 1 Oleh: Geraldy Waney 2

ANALISA RESTORATIVE JUSTICE SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PENYELESAIAN TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN PENULISAN HUKUM. Oleh :

Catatan Kuliah "Hukum Pidana" Oleh : Rudi Pradisetia Sudirdja ( ) FH UNPAS

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya aktivitas manusia tersebut harus didukung oleh fasilitas pendukung

BAB IV SIMPULAN A. SIMPULAN

TAWURAN DARI SUDUT PASAL 170 DAN PASAL 358 KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA 1 Oleh: Hendy Pinatik 2

BAB III PENUTUP. penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Perbuatan yang oleh hukum pidana dilarang dan diancam dengan pidana

DAFTAR PUSTAKA. (jilid 1), Penerbit PT.Prestasi pustakaraya, Jakarta, Ismu Gunadi W, Jonaedi Efendi, Yahman, Cepat & mudah memahami Hukum

BAB I PENDAHULUAN. ketidakadilan yang dilakukan oleh hakim kepada pencari keadilan. Disparitas. hakim dalam menjatuhkan suatu putusan.

perundang-undangan tentang pemberantasan tindak pidana korupsi serta tugas dan wewenang Kejaksaan, maka dapat disimpulkan bahwa:

II. TINJAUAN PUSTAKA. perbuatan jahat atau kejahatan. Secara yuridis formal, tindak kejahatan

BAB I PENDAHULUAN. menyimpang dirumuskan oleh Saparinah Sadli sebagai tingkah laku yang dinilai

Lex Crimen Vol. VI/No. 7/Sep/2017

BAB III PENUTUP. bentrokan yang tajam dan kekacauan yang besar di kalangan masyarakat dan juga alat

II. TINJAUAN PUSTAKA

I.PENDAHULUAN. Pembaharuan dan pembangunan sistem hukum nasional, termasuk dibidang hukum pidana,

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis terhadap data yang berhasil dikumpulkan melalui

Transkripsi:

Nama Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS HASANUDDIN Nama Fakultas : HUKUM Nama Departemen : ILMU HUKUM Nama Prodi : S1 ILMU HUKUM RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) MATA KULIAH KODE MK SKS Status Bagian SM HUKUM PIDANA 106B1224 4 WN HPID II OTORISASI DOSEN PENGEMBANG RPS Wakil Dekan Bid. Akademik & P Tanda Tangan Tanda Tangan S1 KU1 KU2 KU3 P2 P4 Prof. Dr. H.M. Said Karim, S.H.,M.H.,M.Si.,CLA CPL-PRODI KEWAJIBAN MATAKULIAH Memiliki integritas dan etika profesi berdasarkan nilai-nilai Pancasila Mampu berpikir secara kritis, logis dan sistematis Mampu berkomunikasi secara lisan dan tulisan Mampu bekerja secara individu dan kolektif Menguasai konsep teoritis mengenai dasar-dasar keilmuan Menguasai konsep teoritis mengenai materiil CP-MATAKULIAH (CP-MK) / SASARAN BELAJAR Prof. Dr. Ahmadi Miru, SH, MH Setelah mempelajari mata kuliah ini, mahasiswa memiliki integritas dan etika profesi, sehingga mampu berpikir secara kritis, logis, sistematis dan mampu berkomunikasi secara lisan dan tulisan, mampu bekerja secara individu dan kolektif tentang konsep teoritis dasar-dasar keilmuan pidana.

DESKRIPSI SINGKAT MATAKULIAH Mata Kuliah ini mempelajari tentang pemahaman dasar pidana materiil, ruang lingkup asas legalita, tindak pidana dan pemidanaan, konstruksi dalam pidana (percobaan, penyertaan, pembantuan, gabungan tindak pidana, dan pengulangan tindak pidana) serta pemahaman tentang gugurnya hak untuk menuntut dan menjalankan pidana sehingga dengan menguasai mata kuliah ini mahasiswa dapat menguasai konsep pidana materiil dan memberikan saran dan penyelesaian masalah pidana. Andi Zainal Abidin Farid dan Andi Hamzah, 2008, Bentuk-Bentuk Khusus Perwujudan Delik (Percobaan, Pernyertaan Dan Gabungan Delik) Dan Buku Acuan: 1 Andi Hamzah, 2004, Asas-Asas Hukum,, Rineka Cipta, Jakarta, 2 Andi Zainal Abidin Farid, 2007, Hukum Bagian Pertama, Sinar Grafika, Jakarta 3 Raja Grafindo Persada, Jakarta 4 Adami Chazawi, 2002, Pelajaran Hukum Bagian 1, Rajawali Pers, Jakarta Leden Marpaung, 2012, Asas Teori Praktek Hukum, Sinar Grafika, Jakarta 6 Moeljatno, 2008, Asas-Asas Hukum, Rineka Cipta, Jakarta 7 Muladi, 198, Lembaga Bersyarat, Alumni, Bandung 8 P.A.F. Lamintang, 1997, Dasar-Dasar Hukum Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung 9 R. Soesilo, 1984, Pokok-Pokok Hukum Peraturan Khusus, Politeia, Bogor 10 Schafmeister, D.N. Keijzer dan E.P.H Sitorus, Hukum, Liberty, Yogyakarta 11 S.R. Sianturi, 1989. Asas-Asas Hukum Dan Penerapannya Di Indonesia, Alumni AHM PTHM, Jakarta 12 Wirjono Prodjodikoro, 2003, Asas-Asas Hukum Di Indonesia, Refika Aditama, Jakarta 13 Dan lain-lain. NO Pertemuan Ke Kemampuan Akhir yang Diharapkan/Sasaran Pembelajaran Bahan Kajian/Materi Pembelajaran Metode Pembelajaran Indikator/Kriteria penilaian 1 2 3 4 6 7 1 1 (Pert 1 & 2) menguraikan dan menganalisis makna pidana pembagian, sifat, sumber dan sejarah pidana serta mampu menelaah ilmuilmu yang dapat Pengantar Hukum Hukum Pembagian Hukum Sifat Hukum Sumber Hukum Penelusuran bahan pustaka Ketepatan menguraikan subtansi pidana Kemampuan analisis Jumlah penelusuran pustaka BOBOT (%)

membantu pidana dalam penyelesian kasus Sejarah Hukum Ilmu Pembantu Hukum Ketepatan 2 2 (Pert 3 & 4) merumuskan makna asas legalitas sebagai pedoman untuk mencapai tujuan kepastian dalam pidana Asas legalitas Sejaran dan Landasan Filsafat Asas Legalitas Makna Asas Legalitas Asas Legalitas Dalam Hukum Indonesia Pengaturan Asas Legalitas di beberapa Negara Kemampuan analisis Ketepatan 1 2 3 4 6 7 3 3 (Pert & 6) menguraikan dan menganalisis kapan, di mana dan dalamhal apa pidana Indonesia dapat diberlakukan terhadap kasus tertentu yang terjadi Berlakunya Hukum Berlakunya Hukum Menurut Waktu (Tempus delicti) Berlakunya Hukum menurut Tempat (Locus delicti) Teori Locus delicti kelompok Tugas kelompok Ketepatan Kemampuan bekerjasama dalam tim Kemampuan analisis 4 4 menentukan Kausalitas Ketepatan

(Pert 7 & 8) pertanggungjawaban pidana atas perbuatan yang menimbulkan akibat melalui teori-teori kausalitas Kausalitas Delik Yang Memerlukan Ajaran Kausalitas Teori Kausalitas Kemampuan analisis 1 2 3 4 6 7 (Pert 9 & 10) Mahasiswa mampumengintegrasikan metode penafsiran dalam upaya mencari makna istilah atau unsur delik Penafsiran dalam Pentingnya Penafsiran dalam Hukum Metode penafsiran Dalam Penafsiran menurut Dotrin/Ilmu Pengatahuan Penafsiran Analogi Bertentangan Dengan Asas Kepastian Hukum (Asas Legalitas) Ketepatan Kemampuan analisis 6 6 (Pert 11 & 12) menguraikan subtansi pidana, tujuan pemidanaan, jenis-jenis pidana dan prinsip penjatuhan pidana (Straf) dan Pemidanaan Teori Tujuan Pemidanaan Jenis-Jenis Prinsip Penjatuhan Ketepatan Kemampuan analisis 7 7 (Pert 13 & 14) mengidentifikasi unsur dan syarat-syarat untuk dapat dipidanannya perbuatan serta mampu membedakan jenis-jenis delik agar dapat Tindak (Strafbaarfeit) Istilah Tindak Unsur Tindak Aliran Monisme dan Dualisme Tentang Unsur Ketepatan Kemampuan bekerjasama dalam tim Kemampuan analisis 7,

mempermudah pemahaman esensi delik dalam hubungannya dengan penegakan pidana Tindak (Delik) Jenis-Jenis Tindak Teknik perumusan delik dalam UU 8 8 (Pert 1) 9 8-9 (Pert 16 & 17) menelaah, menganalisis unsur actus reus (perbuatan dan melawan ) dalam setiap perbuatan pidana Unsur Perbuatan MID TES Unsur objektif Perbuatan Aktif/Pasif Unsur Melawan Hukum (Wederrechtelijkheid) Rumusan Melawan Hukum dalam Delik (Tegas/Diam- Diam) Melawan Hukum Formil dan Materil Ketepatan Kemampuan analisis 7, 10 9-10 (Pert 18 & 19) menelaah, menganalisi, membedakan unsur mens rea (sengaja dan lalai) dalam pidana sebagai unsur pertanggungjawaban pidana Kemampuan Bertanggung Jawab Syarat Kesalahan (Schuld) Sengaja (Dolus) Teori Kesengajaan Gradasi Kesengajaan Rumusan Sengaja Dalam Delik Ketepatan Kemampuan analisis 7, Alpa/Lalai (Culpa)

Jenis Perbedaan Culpa lata dan Culpa levis, Culpa lata yg disadari dan Culpa lata yg tidak disadari, Delik dolus dan delik culpa, Dolus eventualis dan culpa lata 11 10-11 (Pert 20 & 21) menguraikan, mengidentifikasi dan membedakan alasan penghapusan, pengurangan dan penambahan pidana yang dapat dijadikan pertimbangan dalam putusan hakim Alasan Penghapus Makna Dan Pembagian Alasan Penghapus Teori tentang Alasan Penghapus Alasan Pemaaf (Ps 44, 48, 49 ayat 2, 1 ayat 2) Alasan Pembenar (Ps 49 ayat 1, 0, 1 ayat 1) Alasan Pengurangan penelusuran putusan hakim Ketepatan Kemampuan analisis putusan hakim dan argumentasi Usia Belum Dewasa (UU No 11/2012) Percobaan (Ps 3) Pembantuan(Ps 6) Alasan Penambahan Pegawai Negeri Melanggar Kewajiban dari jabatannya (Ps 2) Menggunakan Bendera Kebangsaan pd wkt Melak kej (Ps 2 a) Residive Concursus 12 11-12 (Pert 22 & menganalisis unsur percobaan, jenis-jenis Percobaan (Poging) Dasar Pemidanaan kelompok Ketepatan Kemampuan analisis

23) percobaan, pemidanaannya serta mampu mengaplikasikan dalam kasus pidana Percobaan Unsur-Unsur Percobaan Percobaan Mampu dan Tidak Mampu Pemidanaan Terhadap Percobaan Case Studi kasus dan argumentasi Kemampuan bekerja dalam tim 13 12-13 (Pert 24 & 2) menganalisis dan membedakan setiap bentuk penyertaan dan pembantuan dan mengintegrasikan dalam kasus pidana Penyertaan (Deelneming) Pentingnya Ajaran penyertaan dalam Hukum Bentuk-Bentuk Penyertaan (pleger, Doenpleger, medepleger, uitlokker) kelompok Role Play (Permainan peran) Ketepatan Kemampuan analisis kasus dan argumentasi Kemampuan bekerja dalam tim 7, Pembantuan (Medeplichtige) Syarat-Syarat Pembantuan Bentuk-Bentuk pembantuan Pertanggungjawaban Pembantu Perbedaan Pembantuan dengan Bentuk Penyertaan lainnya Konstruksi Berganda Pada Penyertaan 14 13-14 (Pert 26 & 27) Mahasiswa mampumenguraikan, mengganalisis dan membedakan setiap bentuk-bentuk concursus serta mampu mengaplikasikan dalam Perbarengan Tindak (Concursus) Dasar Perhitungan Perbarengan Perbarengan Tindak Dalam KUHP dan Case studi Ketepatan Kemampuan analisis kasus dan argumentasi Kemampuan perhitungan stelsel 7,

kasus pidana RKUHP Bentuk-Bentuk Perbarengan Tindak (Concursus Idealis, Perbuatan Berlanjut dan Concursus Realis) pemidanaan 1 14-1 (Pert 28 & 29) menguraikan makna, syarat residive serta mampu membedakan antara residive dengan concursus sehingga dapat mengkonstruksikannya dalam kasus pidana Pengulangan Tindak (Residive) Penggolongan Residive Syarat Residive Case studi Ketepatan Kemampuan analisis kasus dan argumentasi 16 1-16 (Pert 30 & 31) menguraikan dan mengidentifikasi alasan gugurnya hak menuntut dan menjalankan pidana serta mampu mengaplikasikannya dalamkasus pidana Gugurnya Hak Menuntut Dan Gugurnya Hukuman Gugurnya Hak Menuntut (Ne bis in idem, meninggal dunia, daluarsa, pembayaran denda damai) Gugurnya Hukuman (meninggal dunia, daluarsa) Ketepatan Kemampuan analisis 16 (Pert 32) FINAL TEST 7,

Makassar, Desember 2017 PJMK, Prof. Dr. H. M. Said Karim, S.H.,M.H.,M.Si.,CLA