BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain :

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan untuk penelitian material komposit ini adalah:

LAMPIRAN. 3). 94% Resin, 3% Serat Pelepah Salak, dan 3% Serat Glass. 4). 94% Resin, 4% Serat Pelepah Salak, dan 2% Serat Glass.

Gambar 3.2. Polyeseter dan MEKPO.

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KEKUATAN BENDING DAN TARIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI DENGAN MATRIK UREA FORMALDEHIDE

KARAKTERISASI KOMPOSIT MATRIK RESIN EPOXY BERPENGUAT SERAT GLASS DAN SERAT PELEPAH SALAK DENGAN PERLAKUAN NaOH 5%

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Gambar 3.1. Serat kenaf.

Gambar 3.1. Alat Uji Impak Izod Gotech.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Material, Laboratorium

BAB III PENGUJIAN SIFAT MEKANIK MATERIAL

III. METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pemilihan panjang serat rami di Laboratorium Material Teknik Jurusan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin,

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3 bulan. Tempat pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Program Teknik Mesin,

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik

Djati Hery Setyawan D

Upaya Peningkatan Kualitas Sifat Mekanik Komposit Polyester Dengan Serat Bundung (Scirpus Grossus) Erwin a*, Leo Dedy Anjiu a

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Mulai

BAB IV DATA HASIL PENELITIAN

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

STUDI PERLAKUAN SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DAN PEMBUATAN KOMPOSIT POLIMER BUSA SERTA ANALISA UJI LENTUR

PRESENTASI TUGAS AKHIR PENGARUH SIFAT MEKANIK TERHADAP PENAMBAHAN BUBBLE GLASS, CHOPPED STRAND MAT DAN WOVEN ROVING PADA KOMPOSIT BENTUK POROS

STUDI FRAKSI VOLUME SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT POLYESTER BERPENGUAT SERAT POHON AREN (IJUK)

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, seiring dengan meningkatnya penggunaan bahan tersebut yang

PENGARUH PENAMBAHAN PROSENTASE FRAKSI VOLUME HOLLOW GLASS MICROSPHERE KOMPOSIT HIBRIDA SANDWICH TERHADAP KARAKTERISTIK TARIK DAN BENDING

TUGAS AKHIR. PENGARUH WAKTU RENDAM BAHAN KIMIA NaOH TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERAT BULU KAMBING SEBAGAI FIBER DENGAN MATRIK POLYESTER

Pengaruh Fraksi Volume Dan Panjang Serat Pelepah Lontar (Borassus Flabellifer) Terhadap Kekuatan Tarik Dan Kekuatan Impak Komposit Bermatrik Epoksi

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Persen Serat dengan Matriks. Luas penampang B1L : 60 mm x 88 mm = 5280 mm²

Jurnal Einstein 3 (2) (2015): Jurnal Einstein. Available online

BAB III METODE PENELITIAN. Diagram alir penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah ini.

ANALISA PENGARUH KETEBALAN INTI (CORE) TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT SANDWICH

Kekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. alur penelitian seper yang terdapat pada gambar flow chart seperti pada gambar

TUGAS AKHIR. PENGARUH PROSENTASE BAHAN KIMIA 4%, 5%, 6%, 7% NaOH TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERAT BULU KAMBING DENGAN MATRIK POLYESTER

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Persiapan dan perlakuan serat ijuk di Laboratorium Material Teknik Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di dua tempat, yaitu sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT IJUK DENGAN MATRIK EPOXY

PENGARUH KOMPOSISI RESIN POLIYESTER TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT YANG DIPERKUAT SERAT BAMBU APUS

ANALISIS PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT POLIESTER DENGAN FILLER ALAMI SERABUT KELAPA MERAH

LAMPIRAN 1. Perbandingan fraksi volume serat dan matriks 20% : 80% Fraksi volume serat kenaf/ E-glass 70/30 Volume cetakan, V c

Studi Eksperimental Pengaruh Jumlah Lapisan Stainless Steel Mesh dan Posisinya Terhadap Karakteristik Tarik dan Bending Komposit Serat Kaca Hibrida

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

JUDUL TUGAS AKHIR STUDI PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT POLIESTER SERAT RAMI

ANALISA KEKUATAN LENTUR STRUKTUR KOMPOSIT BERPENGUAT MENDONG/ EPOKSI BAKALITE EPR 174

STUDI PENGARUH PENAMBAHAN SERAT TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR ATAP SERAT BULU AYAM

III. METODE PENELITIAN. Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut: 2. Pengujian kekuatan tarik di Institute Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Identifikasi Masalah, Kajian Pustaka.

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya menjadikan beras sebagai makanan pokoknya, serta. produksi berasnya merata di seluruh tanah air.

Bahan yang digunakan pada pembuatan panel kayu sengon laut ini adalah:

ANALISIS KEKUATAN IMPACT PADA BAHAN KOMPOSIT SERAT ALAM DENGAN ORIENTASI SUDUT BER MATRIK POLIMER POLYESTER

PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEAUSAN, KEKUATAN TARIK DAN IMPACT KOMPOSIT SERAT AMPAS TEBU BERMATRIK POLYESTER

TUGAS AKHIR PENGARUH FRAKSI VOLUME KOMPOSIT HYBRID BAMBU DAN SERAT E-GLASS BERMATRIK POLYÉSTER 157 BQTN TERHADAP BEBAN TARIK DAN BENDING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH SAMBUNGAN MEKANIK TIPE BOLTED BONDED TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA KOMPOSIT POLYESTER SERAT BATANG PISANG

JTM. Volume 03 Nomor 03 Tahun 2015, 32-39

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN BENDING BAHAN KOMPOSIT SERAT BAMBU TALI (GIGANTOCHLOA APUS) BERMATRIKS POLYESTER

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. uji raw material, komposit sandwich untreatment dan komposit sandwich

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perbedaan cara pembuatannya yaitu spesimen uji tarik dengan kode VI-1, VI-2

TUGAS AKHIR PENGARUH FILLER NANO PARTIKEL WHITE KARBON AKTIF KULIT BAMBU TERHADAP STRUKTUR (PHOTO MAKRO & SEM) DAN KEKUATAN TARIK KOMPOSIT POLYESTER

Uji Karakteristik Sifat Fisis dan Mekanis Komposit Serat Acak Cieba Pentandra (Kapuk Randu) Dengan Fraksi Berat Serat 10%, 20% dan 30%

ANALISA TEKNIS PENGGUNAAN SERAT DAUN NANAS SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN KOMPOSIT PEMBUATAN KULIT KAPAL DITINJAU DARI KEKUATAN TARIK, BENDING DAN IMPACT

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK SERAT KARBON ANTARA METODE MANUAL LAY- UP DAN VACUUM INFUSION DENGAN PENGGUNAAN FRAKSI BERAT SERAT 60%

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KARAKTERISASI KUAT TARIK KOMPOSIT HIBRID LAMINAT KENAF E- GLASS/POLYPROPYLENE (PP) DENGAN VARIASI PERBANDINGAN SERAT DAN MATRIKS TUGAS AKHIR

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen,

Gambar 2.6 Kerangka Konsep BAB III METODE PENELITIAN. atau laksanakan di Bengkel dan Laboratorium produksi Universitas Medan Area.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan komposit semakin berkembang, baik dari segi

PRAKTIKUM UJI KETANGGUHAN BAHAN

TUGAS AKHIR BIDANG TEKNIK PRODUKSI PEMBENTUKAN DAN MATERIAL

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di empat tempat, yaitu sebagai berikut : Laboratorium Material Universitas Lampung.

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK SERTA STRUKTUR MIKRO KOMPOSIT RESIN YANG DIPERKUAT SERAT DAUN PANDAN ALAS (Pandanus dubius)

Rancang Bangun Alat Uji Impak Metode Charpy

ANALISA PENGUJIAN TARIK SERAT AMPAS TEBU DENGAN STEROFOAM SEBAGAI MATRIK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan pelaksanaan percobaan serta analisis sebagai berikut:

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME, TEMPERATUR DAN WAKTU POST-CURING TERHADAP KARAKTERISTIK TARIK KOMPOSIT POLYESTER PARTIKEL HOLLOW GLASS MICROSPHERES

BAB III METODE PENELITIAN

Perubahan Sifat Mekanis Komposit Hibrid Polyester yang Diperkuat Serat Sabut Kelapa dan Serat Ampas Empulur Sagu

III. METODE PENELITIAN. waktu pada bulan September 2015 hingga bulan November Adapun material yang digunakan pada penelitian ini adalah:

SIFAT FISIS DAN MEKANIS AKIBAT PERUBAHAN TEMPERATUR PADA KOMPOSIT SERAT BATANG PISANG YANG DICUCI DENGAN K(OH) MENGGUNAKAN MATRIK VINYLESTER REPOXY

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen pengujian mekanik. Dalam penelitian ini, digunakan serat salak sebagai campuran komposit resin polyester. Tujuan yang ingin diperoleh adalah untuk mengetahui nilai kekuatan atau sifat mekanik komposit berpenguat serat salak. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan diagram alir seperti pada gambar 3.1. START Study Literatur Persiapan Bahan dan Alat Penentuan Komposisi Komposit dengan perbandingan fiber dan resin: 60:40, 50:50, 40:60, 30:70 In Work Inspection Pengujian Impak Pengujian Tarik Analisa Data Kesimpulan FINISH Gambar 3.1 Diagram alir Proses Penelitian 26

27 3.2 Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium teknik mesin Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Malang. 3.3 Persiapan Bahan dan Alat Dalam pembuatan komposit maka harus dilakukan persiapan bahan dan alat yang akan digunakan. Berikut ini yang perlu di persiapkan : 1. Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah : a. Serat Salak Serat salak yang di gunakan adalah serat pelepah pohon salak. Langkah untuk mendapatkan serat tersebut dengan memotong pelepah salak 5-10 cm. Kemudian dibelah dan direndam dalam air. Setelah direndam, pelepah disikat untuk mendapatkan seratnya. b. Resin Polyester Sebagai matriks, pada penelitian ini menggunakan resin polyester. c. Katalis Katalis yang digunakan memiliki senyawa MEKPO Methyl Ethyl Keton Peroksid. 2. Alat Beberapa perlatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Timbangan digital b. Gelas ukur c. Gelas dan sendok pengaduk d. Alat Pendukung yang digunakan diantaranya pisau, sikat gigi, ember, spidol, penggaris, kuas, dan lain-lain. e. Cetakan spesimen 3.4 Penentuan Komposisi Spesimen Komposisi dari resin dan serat secara langsung mempengaruhi sifat-sifat komposit. Rasio glass to resin adalah perbandingan prosentase serat terhadap

28 resin. Rasio ini dapat ditinjau dari volume atau berat komposit. Sifat-sifat komposit sangat ditentukan oleh proporsi kedua komponen. Resin Content (RC) adalah prosentase kandungan resin dalam komposit. Sedangkan Fiber Content (FC) adalah presentase kandungan fiber dalam komposit. Sekarang, nilai fraksi volume yang umum digunakan oleh pabrikan adalah 40% RC dan 60% FC. Komposisi unsur unsur penyusun komposit polimer penguat (serat) ditentukan dengan menggunakan fraksi volume. Salah satu faktor penting dalam menentukan karakteristik material komposit adalah kandungan atau persentase antara matriks dan serat. Sehingga sebelum pembuatan komposit dilakukan desain komposisi antara polimer dan penguat (serat). 3.4.1 Perhitungan Komposisi Komposit Uji Impak Perhitungan komposit ini berdasarkan perhitungan volume total cetakan. Ukuran cetakan yang dipergunakan adalah 12.7 x 1.27 x 1.27 cm 3. Dengan fraksi volume serat sebagai berikut: 1) 70% Resin, dan 30% Serat Pelepah Salak. 2) 60% Resin, dan 40% Serat Pelepah Salak. 3) 50% Resin, dan 50% Serat Pelepah Salak. 4) 40% Resin, dan 60% Serat Pelepah Salak. Berikut ini adalah perhitungan yang dilakukan, menghitung volume cetakan dengan asumsi yang dipakai volume cetakan = volume komposit, sehingga perhitungannya adalah : Volume cetakan (Vc) Vc = p x l x t =12.7 x 1.27 x 1.27 = 20.48 cm 3 Untuk menentukan volume dan massa resin dan serat, digunakan rumus: 1) 70% Resin, dan 30% Serat Pelepah Salak. Volume fiber (Vf) Vf =

29 =6.15 cm 3 Massa fiber (Mf) =6.15 x 0.078 = 0.48 gr Volume matrik (Vmatrik) = 14.34 cm 3 Massa matrik (M matrik) = 14.34 x 1.9 = 27.24 gr 2) 60% Resin, dan 40% Serat Pelepah Salak Volume fiber (Vf) Vf = = 8.19 cm 3 Massa fiber (Mf) =8.19 x 0.078 = 0.63 gr Volume matrik (Vmatrik) = 12.29 cm 3

30 Massa matrik (M matrik) = 12.29 x 1.9 = 23.35 gr 3) 50% Resin, dan 50% Serat Pelepah Salak. Volume fiber (Vf) = 10.24 cm 3 Massa fiber (Mf) =10.24 x 0.078 = 0.79 gr Volume matrik (Vmatrik) = 10.24 cm 3 Massa matrik (M matrik) = 10.24 x 1.9 = 19.46 gr 4) 40% Resin, dan 60% Serat Pelepah Salak. Volume fiber (Vf) Vf = = 12.29 cm 3 Massa fiber (Mf) =12.29 x 0.078 = 0.95 gr Volume matrik (Vmatrik)

31 = 8.19 cm 3 Massa matrik (M matrik) = 8.19 x 1.9 = 15.57 gr Hasil dari penghitungan diatas kemudian dijadikan data tabel seperti berikut: Tabel 3.1 Komposisi Resin dan Fiber pada Spesimen Uji Impak Volume Volume Massa Volume Massa Fiber Resin Density katalis cetakan fiber fiber matrik matrik (%) (%) fiber (ml) (cm 3 ) (cm 3 ) (gr) (cm 3 ) (gr) 30 70 20.48 6,15 0,48 14,34 27,24 0,078 0,27 40 60 20.48 8,19 0,63 12,29 23,35 0,078 0,23 50 50 20.48 10,24 0,79 10,24 19,46 0,078 0,19 60 40 20.48 12,29 0,95 8,19 15,57 0,078 0,16

32 3.4.2 Perhitungan Komposisi Komposit Uji Tarik Perhitungan komposit ini berdasarkan perhitungan volume total cetakan. Ukuran cetakan yang dipergunakan adalah 0.7 x 16.5 x 1.9 cm 3. Dengan fraksi volume serat sebagai berikut: 5) 70% Resin, dan 30% Serat Pelepah Salak. 6) 60% Resin, dan 40% Serat Pelepah Salak. 7) 50% Resin, dan 50% Serat Pelepah Salak. 8) 40% Resin, dan 60% Serat Pelepah Salak. Berikut ini adalah perhitungan yang dilakukan, menghitung volume cetakan dengan asumsi yang dipakai volume cetakan = volume komposit, sehingga perhitungannya adalah : Volume cetakan (Vc) Vc = 18.36 cm 3 Untuk menentukan volume dan massa resin dan serat, digunakan rumus: 5) 70% Resin, dan 30% Serat Pelepah Salak. Volume fiber (Vf) Vf = = 5.51 cm 3 Massa fiber (Mf) =5.51 x 0.078 = 0.43 gr Volume matrik (Vmatrik) = 12.85 cm 3 Massa matrik (M matrik)

33 = 12.85 x 1.9= 24.41 gr 6) 60% Resin, dan 40% Serat Pelepah Salak Volume resin (Vf) Vf = = 7.34 cm 3 Massa resin (Mf) = 7.34 x 0.078 = 0.57 gr Volume matrik (Vmatrik) = 11.01 cm 3 Massa matrik (M matrik) = 11.01 x 1.9 = 20.93 gr 7) 50% Resin, dan 50% Serat Pelepah Salak. Volume fiber (Vf) = 9.18 cm 3 Massa fiber (Mf) =9.18 x 0.078 = 0.71 gr Volume matrik (Vmatrik)

34 = 9.18 cm 3 Massa matrik (M matrik) = 9.18 x 1.9 = 17.44 gr 8) 40% Resin, dan 60% Serat Pelepah Salak. Volume fiber (Vf) Vf = = 11.01 cm 3 Massa fiber (Mf) =11.01 x 0.078 = 0.85 gr Volume matrik (Vmatrik) = 7.34 cm 3 Massa matrik (M matrik) = 7.34 x 1.9 = 13.95 gr

35 Hasil dari penghitungan diatas kemudian dijadikan data tabel seperti berikut: Tabel 3.2 Komposisi Resin dan Fiber pada Spesimen Uji Tarik Volume Volume Massa Volume Massa Fiber Resin Density katalis cetakan fiber fiber matrik matrik (%) (%) fiber (ml) (cm 3 ) (cm 3 ) (gr) (cm 3 ) (gr) 30 70 18.36 5,51 0,43 12,85 24,41 0,078 0,24 40 60 18.36 7,34 0,57 11,01 20,93 0,078 0,21 50 50 18.36 9,18 0,71 9,18 17,44 0,078 0,17 60 40 18.36 11,01 0,85 7,34 13,95 0,078 0,14 3.5 Pembuatan Spesimen Komposit Pada pengujian impak dan pengujian tarik, dibutuhkan spesimen sesuai dengan ketentuan standar uji ASTM. Spesimen uji tarik dibuat berdasarkan ASTM D-638-02a. Sedangkan spesimen uji impak dibuat menurut ASTM D6110-04. Pembuatan spesimen dilakukan dengan metode hand lay-up. Langkah-langkah pembuatan spesimen adalah sebagai berikut: 1. Menimbang berat resin sesuai dengan presentase resin content. 2. Menyiapkan cetakan spesimen sesuai jenis pengujian, lalu meratakan resin ke dalam cetakan dengan kuas. Gambar 3.2 Spesimen Uji Tarik ASTM D-638-02a

36 Tabel 3.3. Dimensi Uji Tarik ASTM D-638-02a Dimensi Panjang (mm) Toleransi (mm) W = Width of narrow section 13 ± 0.5 L = Length of narrow section 57 ± 0.5 W 0 = Width overall 19 ± 6.4 L 0 = Length overall 165 no max G = Gage length 50 ± 0.25 D = Distance between grips 115 ± 5 R = Radius of fillet 76 ± 1 Gambar 3.3 Spesimen Uji Impak ASTM D 6110-04 3. Menata serat dalam orientasi 0 o -90 o dalam cetakan, lalu memasukkan sisa resin ke dalam cetakan. Usahakan tidak tercipta void. 4. Biarkan hingga benar-benar kering, lalu lepaskan dari cetakan. 5. Setelah spesimen jadi, ratakan permukaan dan sisi-sisi spesimen dengan menggunakan amplas atau kikir. Setelah menyelesaikan langkah-langkah tersebut, spesimen siap diuji. 3.6 Uji Impak Pengujian dilakukan untuk mengukur ketahanan bahan terhadap beban kejut. Standar uji yang digunakan adalah ASTM D 6110-04. Prosedur pengujian sesuai standar uji meliputi tahap-tahap berikut ini. 3.5.1 Persiapan Spesimen Uji a. Menyiapkan spesimen uji sesuai ketentuan ASTM D 6110-04

37 b. Membuat takikan sedalam 0.25 ± 0.05 mm 3.5.2 Persiapan Alat Uji a. Mengecek kelengkapan dan kondisi mesin. Pengujian ini dilakukan menggunakan alat uji impak model JB-300 dengan pembebanan 150 Joule dari RRC. 3.5.3 Pengujian Spesimen a. Mengecek kondisi spesimen dalam grup sampel. b. Mengukur dan mencatat lebar dari setiap spesimen setelah penakikan. c. Mengukur dan mencatat kedalaman material yang tersisa di bawah takikan setiap spesimen. d. Menempatkan spesimen uji secara horisontal pada support, sehingga spesimen akan ter-impak pada permukaan yang berlawanan dengan takik. e. Mengangkat dan menyangga pendulum pada mekanisme pelepas. Nol kan indikasi energi terserap. f. Melepaskan pendulum. Membuat ujung pendulum menghantam specimen. Catat breaking energy yang terindikasi. g. Hasil dari spesimen yang tidak patah harus dibuang. Spesimen yang tidak patah seutuhnya menjadi 2 atau lebih potongan tidak dianggap patah. h. Hitung nilai Impact Resistance masing-masing spesimen, dalam J/m i. Hitung rata-rata Impact Resistance grup spesimen. Nilai yang didapat dari spesimen yang tidak rusak tidak dimasukkan dalam rata-rata. j. Menghitung standar deviasi grup spesimen. 3.7 Uji Tarik Pengujian dilakukan untuk mengetahui kekuatan tarik saat di beri beban tarik. Standar uji yang digunakan adalah ASTM D 638-02a. Prosedur pengujian sesuai standar uji meliputi tahap-tahap berikut ini. 3.5.1 Persiapan Spesimen Uji a. Menyiapkan spesimen uji sesuai ketentuan ASTM D 638-02a 3.5.2 Persiapan Alat Uji a. Mengecek kelengkapan dan kondisi mesin. Pengujian menggunakan Universal Testing Machine produk SHIMADZU model UH-300kNx C1

38 380 V dengan kapasitas 300kN. 3.5.3 Pengujian Spesimen a. Mengecek kondisi spesimen dalam grup sampel. b. Mengukur dan mencatat ketebalan dan lebar specimen menggunakan micrometer yang sesuai dengan toleransi ±0.025 mm sepanjang narrow section. c. Menempatkan spesimen uji pada grip alat uji. Berhati-hati untuk menyelaraskan sumbu panjang spesimen dan grip. Kencangkan grips secara merata seperlunya untuk menghindari kemungkinan licin spesimen selama pengujian, tetapi tidak sampai menghancurkan spesimen. d. Menarik kearah memanjang secara perlahan. e. Selama penarikan, setiap saat tercatat dengan grafik yang tersedia pada mesin sampai spesimen patah. f. Mengamati dan mencatat gaya pada titik luluhnya dan titik ultimate-nya juga pertambahan panjang dari spesimen setelah patah. 3.8 Metode Analisa Data Data yang telah diperoleh setelah pengujian, kemudian akan diolah dan dianalisa untuk mendapatkan hasil penelitian. Langkah-langkah dalam proses tersebut adalah: a. Data yang diperoleh dari uji impak digunakan untuk mencari nilai ketangguhan komposit serat pelepah salak dalam menerima beban kejut atau beban impak. b. Data dari proses uji tarik digunakan untuk menghitung nilai kekuatan tarik dan modulus elastisitas komposit serat pelepah salak. c. Hasil olahan data pengujian tersebut kemudian diubah menjadi data grafik yang kemudian dianalisa menggunakan metode deskriptif. d. Kemudian menganalisa pengaruh kenaikan resin content terhadap kekuatan tarik dan impak komposit polimer berpenguat serat pelepah salak. e. Menyimpulkan hasil penelitian.