BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas ini yaitu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. Tinjauan Pustaka. respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORITIS. berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui pengetahuan yang baik tentang pentingnya dan manfaat kolostrom

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III.Materi penyuluhan a. Pengertian nifas b. Tujuan perawatan nifas c. Hal-hal yang perlu diperhatikan masa nifas d. Perawatan masa nifas

BAB 1 : PENDAHULUAN. kontasepsi, asupan nutrisi. Perawatan payudara setelah persalinan (1-2) hari, dan

BAB II TINJAUAN TEORI

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA IBU POST PARTUM. Mimatun Nasihah* Dina Mahaijiran** ABSTRAK

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melindunginya dalam melawan serangan penyakit. Keseimbangan zat zat gizi

Melindungi kesehatan ibu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SATUAN ACARA PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung antibodi dan lebih dari 100 zat gizi, seperti AA, DHA taurin, dan

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ASI Ekslusif 6 Bulan

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional salah satu tujuannya yaitu membangun sumber

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan ibu memberi Air Susu Ibu (ASI) tidak datang secara tiba-tiba. Ada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.

RINA HASNIYATI, SKM, M.Kes

KARAKTERISTIK MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RB MULIA KASIH BOYOLALI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan berkembang menjadi anak yang sehat dan cerdas (Depkes RI, 1996).

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RUMAH BERSALIN MULIA KASIH BOYOLALI

PENGERTIAN MASA NIFAS

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, antibodi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kolostrum merupakan air susu yang pertama kali keluar seringkali berwarna

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laktosa dan garam-garam organik yang di sekresi oleh kedua kelenjar

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PRODUKSI ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NANGGALO PADANG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja kepada bayi berumur 0 6 bulan tanpa

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kolostrum adalah, cairan pelindung yang kaya akan zat anti infeksi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. reproduksi kembali ke keadaan sebelum masa hamil (Reeder, 2011). Masa ini

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah

BAB II TINJAUAN TEORI. A. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif. tim, kecuali vitamin, mineral dan obat (Prasetyono, 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Perilaku Bidan dalam pemberian Asuhan ASI Eksklusif. suatu organisme yang dapat diamati bahkan dapat dipelajari.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengetahui dengan objek yang diketahui. Namun dalam pertemuan ini subjek tidak

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. penuh perjuangan bagi ibu yang menyusui dan bayinya (Roesli, 2003).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. tergantng dari motif yang dimiliki (Taufik, 2007). menggerakkan kita untuk berperilaku tertentu. Oleh karena itu, dalam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde Munin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MENGAPA IBU HARUS MEMBERIKAN ASI SAJA KEPADA BAYI

1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman lain atau disebut dengan ASI Eksklusif dapat memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. garam organik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara ibu

Tujuan pendidikan kesehatan

TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan oleh ketersediaan zat gizi dalam jumlah cukup dan dalam. penyerapan, dan penggunaan zat-zat tersebut (Triaswulan, 2012)

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makanan utama bayi. Pada awal kehidupan, seorang bayi sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses alami bayi untuk menyusu,

Referat Fisiologi Nifas

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan terpisah satu sama lain oleh jaringan lemak. Tiap lobus terdiri dari lobuli

BAB 1 PENDAHULUAN. Colostrum merupakan bagian dari ASI yang penting untuk diberikan pada

LAMPIRAN KUESIONER Identitas Pengetahuan

Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 98 kematian per kelahiran hidup. Tingginya angka kematian bayi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Perilaku manusia adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan

AKPER HKBP BALIGE. Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns

PDF Create! 3 Trial. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Air Susu Ibu ( ASI ) 1. Pengertian ASI Eksklusif

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Masa nifas (puerperium), berasal dari bahasa latin, yaitu puer yang artinya bayi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN KASUS. menyusu sendiri pada ibu dalam satu jam pertama kelahirannya (Roesli,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air susu Ibu (ASI) merupakan pemberian air susu kepada bayi yang langsung

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut laporan WHO (2014) angka kematian ibu di Indonesia menduduki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pengetahuan (Knowledge) seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo : 2003 : 127).

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Masa Nifas (Puerperium) Masa Nifas (Puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6 8 minggu (Mochtar, 1998). Selama masa nifas paling sedikit dilakukan 4 kali kunjungan. Untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir, dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi (Prawirohardjo, 2002). Masa nifas dibagi menjadi 3 periode yaitu : a. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. b. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu. c. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan, atau tahunan (Mochtar, 1998). B. Pengertian Kolostrum Kolostrum (susu jolong) yaitu cairan emas, cairan pelindung yang kaya zat anti infeksi dan berprotein tinggi yang pertama di sekresi oleh kelenjar payudara dari hari pertama sampai hari ke 3-5 (Roesli, 2008). 5

Tetapi ada pula pendapat yang mengatakan kolostrum adalah cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar payudara dari hari pertama sampai hari ke-4 / ke-7 (Roesli, 2007). C. Komposisi Air Susu Asi adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi (Soetjiningsih, 1997). Komposisi asi ini ternyata tidak konstan dan tidak sama dari waktu ke waktu. Faktor-faktor yang mempengaruhi komposisi Air Susu Ibu adalah : 1. Stadium Laktasi 2. Ras 3. Keadaan nutrisi 4. Diit Ibu Komposisi Air Susu menurut stadium laktasi adalah : a. Kolostrum adalah cairan emas, cairan pelindung yang kaya zat anti infeksi dan berprotein tinggi. Merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar payudara dari hari pertama sampai hari ke-4 / ke-7. Cairan emas yang encer dan seringkali berwarna kuning atau dapat pula jernih ini lebih mernyerupai darah dari pada susu, sebab mengandung sel hidup yang menyerupai sel darah putih yang dapat membunuh kuman penyakit. Kolostrum merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan zat yang tidak dipakai dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan makanan bayi bagi makanan yang akan datang. Kolostrum lebih banyak mengandung protein dibandingkan dengan asi yang matang.

Kolostrum mengandung zat anti-infeksi 10-17 kali lebih banyak dibanding asi yang matang. Volume kolostrum antara 150-300 ml/ 24 jam. Kolostrum harus diberikan pada bayi. b. Asi Transisi/ Peralihan Asi peralihan adalah asi yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum menjadi asi yang matang, sejak hari ke-4 / ke-7 sampai hari ke-10/ke-14. c. Air Susu Matur/ asi matang Merupakan asi yang disekresi setelah hari ke-14. Pada ibu yang sehat dengan produksi asi cukup, asi merupakan makanan satu-satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan (Roesli, 2000). D. Komposisi Kolostrum Komposisi kandungan kolostrum berbeda dari asi matur. Kolostrum mengandung lebih banyak protein. Kandungan protein yang tinggi sangat kaya akan imunoglobulin yang diperlukan untuk pertahanan tubuh terhadap infeksi, terutama imunoglobulin A. Kolostrum memfasilitasi keberadaan lactobacillus bifidus dalam saluran cerna, yang berperan dalam memberi perlindungan usus terhadap infeksi. Kolostrum mengandung antioksidan yang diperlukan tubuh untuk mengatasi reaksi inflamasi yang terjadi sebagai respon tubuh terhadap adanya infeksi. Kolostrum memfasilitas pengeluaran mekonium, yakni kotoran bayi baru lahir (http://www.anakku.net/content, diperoleh tanggal 10 Januari 2007).

E. Kandungan Vitamin dan Mineral dalam Kolostrum Kandungan vitamin dan mineral dalam kolostrum sangat diperlukan untuk metabolisme tubuh. Vitamin A pada asi matur hanya sepertiga jika dibandingkan dengan kandungan rata-rata vitamin A dalam kolostrum pada hari ke-3 setelah melahirkan. Kandungan karotene yang menyebabkan kolostrum berwarna kekuningan, sebesar 10 kali lipat dibandingkan dengan asi matur. Vitamin E dalam kolostrum memiliki kadar 2-3 kali lebih tinggi dari asi matur, demikian pula dengan mineral, natrium, klorida dan magnesium (http://www.anakku.net/content, diperoleh tanggal 10 Januari 2007). F. Kandungan Gizi dalam Kolostrum Kolostrum adalah konsentrasi tinggi karbohidrat, protein dan zat kebal tubuh. Zat kebal yang ada antara lain adalah IgA dan sel darah putih. Kolostrum amat rendah lemak. Lemak kolostrum lebih banyak mengandung kolesterol dan lisotin sehingga bayi sejak dini sudah terlatih mengolah kolesterol. 1 sendok teh kolostrum memiliki nilai gizi sesuai dengan kurang lebih 30 cc susu formula. Usus bayi dapat menyerap 1 sendok teh kolostrum tanpa ada yang terbuang, sedangkan untuk 30 cc susu formula yang diisapnya, hanya 1 sendok teh sajalah yang dapat diserap ususnya. Kolostrum memiliki kadar protein yang lebih tinggi dari asi matur. Jenis protein globulin membuat konsistensi kolostrum menjadi pekat ataupun padat sehingga bayi lebih lama merasa kenyang meskipun hanya mendapat sedikit kolostrum (Purwanti, 2004).

G. Perbedaan komposisi ASI dari menit ke menit Asi yang keluar pada 5 menit pertama dinamakan foremilk. Foremilk mempunyai komposisi yang berbeda dengan asi yang keluar kemudian (hindmilk). Foremilk lebih encer. Hindmilk mengandung lemak 4-5 kali lebih banyak dibanding foremilk. Diduga hindmilk inilah yang mengenyangkan bayi (Roesli, 2000). H. Pemberian asi segera setelah lahir Segera susui bayi maksimal setengah jam pertama setelah persalinan. Hal ini merupakan titik awal yang penting apakah bayi nanti akan cukup mendapatkan asi atau tidak. Ini didasari oleh peran hormon pembuat asi, antara lain hormon prolaktin. Hormon prolatin dalam peredaran darah ibu akan menurun setelah satu jam persalinan yang disebabkan oleh lepasnya plasenta (Purwanti, 2004). Sebagai upaya untuk tetap mempertahankan prolaktin dalam kadar darah ibu sebelum setengah jam pertama setelah persalinan, segera posisikan bayi untuk mengisap puting susu ibu secara benar. Isapan bayi ini akan memberi rangsangan pada hipofisis untuk mengeluarkan hormon oksitosin. Hormon oksitosin bekerja merangsang otot polos untuk memeras asi yang ada pada alveoli, lobus, serta duktus yang berisi asi yang dikeluarkan melalui puting susu. Keadaan ini akan memaksa hormon prolaktin untuk terus memproduksi asi. Kosongnya simpanan asi mengakibatkan semakin besar produksinya untuk mengisi kembali lumbung. Asi yang kosong dan hormon prolaktin akan terus tinggi dalam peredaran darah. Apabila bayi tidak mengisap puting susu setengah jam setelah persalinan, hormon prolaktin akan turun dan sulit merangsang prolaktin sehingga asi baru akan keluar pada hari ketiga atau lebih. Hal ini akan

memaksa bidan memberi makanan pengganti ASI karena bayi yang tidak mendapat asi cukup dan akan menyebabkan bayi rewel (Purwanti, 2004). Dengan memberi pengganti asi setelah bayi lahir berarti akan menekan pengeluaran asi. Bayi yang sudah mendapatkan susu tambahan akan tertidur dan tidak akan terjadi rangsangan pada putting susu. Dengan tidak adanya rangsangan pada putting susu berarti membiarkan kadar hormon oksitosin turun secara perlahan dalam peredaran darah sehingga asi dalam lobus tidak terperas yang mengakibatkan hormon prolaktin akan turun dan hilang dari peredaran darah. Keadaan ini akan menyebabkan asi yang keluar sedikit bahkan mungkin berhenti setelah bayi lahir atau asi akan keluar sedikit, dan berhenti sebelum bayi berumur enam bulan. Menurut Purwanti (2004) ada 5 keuntungan dengan memberikan asi kepada bayi dalam waktu kurang dari setengah jam pasca persalinan. 1. Bayi mendapat terapi psikologis berupa ketenangan dan kepuasan. Terpenuhinya rasa aman dan nyaman akibat kelelahan selama proses persalinan karena kepala bayi harus melewati pintu atas panggul, panggul dalam, dasar panggul dan panggul luar yang buat bayi sangat stres. Dengan menemukan puting susu, bayi mendapatkan ketenangan kembali. Pelukan ibu membuat bayi mendapatkan rasa aman atau nyaman seperti didalam rahim ibu. Hal ini merupakan terapi bayi-bayi yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan psikologi bayi karena ia mendapatkan modal pertama pembentukan kepercayaan diri terhadap lingkungan. 2. Tertanamnya kepercayaan akan lingkungan, berarti ibu sudah membangun dasar kepercayaan (psikologi) yang akan terus berkembang pada masa dewasa, yaitu kepercayaan dan ketenangan dalam menghadapi tiap permasalahan (gelisah/ sakit dirasakan akan ada akhirnya) dan akan diperoleh kenyamanan kembali.

3. Kadar hormon prolaktin tidak sempat turun dalam peredaran darah ibu sehingga kolostrum untuk hari pertama akan lebih cepat keluar. Bayi tidak gelisah ataupun rewel. Dengan demikian, untuk hari selanjutnya asi dapat dipertahankan. 4. Dengan isapan bayi yang benar, oksitosin akan keluar lebih banyak. Hal ini sangat menguntungkan karena otot polos rahim akan terus berkontraksi. Artinya, rahim akan berkontraksi lebih kuat. Perdarahan pascapartum dapat dicegah yang dapat mengurangi angka anemia pada ibu habis bersalin. 5. Oleh karena kontraksi yang baik dari hasil kerja hormon oksitosin, proses involusio akan lebih cepat terjadi. Dengan cepatnya proses involusio, lukabekas persalinan cepat menutup. Alat reproduksi antara lain uterus, vagina akan segera kembali normal dan kemungkinan terjadinya infeksi pascapartum dapat dihindari. I. Manfaat Kolostrum : 1. Kolostrum berkhasiat khusus untuk bayi dan komposisinya mirip dengan nutrisi yang diterima bayi selama di dalam rahim. 2. Kolostrum bermanfaat untuk mengenyangkan bayi pada hari-hari pertama hidupnya. 3. Seperti imunisasi, kolostrum memberi antibodi kepada bayi (perlindungan terhadap penyakit yang sudah pernah dialami sang ibu sebelumnya). 4. Kolostrum juga mengandung sedikit efek pencahar untuk menyiapkan dan membersihkan sistem pencernaan bayi dari mekonium. 5. Kolostrum juga mengurangi konsentrasi bilirubin (yang menyebabkan bayi kuning) sehingga bayi lebih terhindar dari jaundice.

6. Kolostrum juga membantu pembentukan bakteri yang bagus untuk pencernaan (http://asuh, wikia.com/wiki/kolostrum, diperoleh tanggal 23 Mei 2006). J. Keunggulan Kolostrum Asi Asi yang keluar pada 96 jam pertama setelah ibu melahirkan, yang kekuningan adalah kolostrum. Selain tidak mengandung zat-zat membuat alergi pada bayi, kolostrum juga rendah lemak, tapi kaya protein, serta banyak mengandung antibodi yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Kolostrum dapat membantu pengeluaran mekonium bayi, yakni kotoran yang berwarna hitam kehijauan. Mekonium harus segera dikeluarkan karena mangandung bilirubin, yang dapat mengakibatkan sakit kuning. Dalam kolostrum tersimpan lebih dari 20 jenis antibodi alami, menaklukkan mikroorganisme penyebab penyakit, seperti E. Coli, Sterptococcus, Staphlococcus. Jadi dengan kolostrum bayi akan lebih tahan terhadap berbagai serangan penyakit dibandingkan bayi yang tidak mendapatkan asi pada 96 jam pertama kelahirannya. Selain itu mampu memacu tumbuh kembang bayi, membantu pembentukan jaringan saraf, kulit dan organ-organ tubuh; sekaligus membantu kerusakan jaringan. Dan paling penting disini, terbukti bahwa kontrol emosi lebih baik (Dinas Kesehatan-Jawa Timur, 2006). K. Perilaku Robert Kwick (1974) menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. Didalam proses pembentukan dan atau perubahan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor yang

berasal dari dalam dan dari luar individu itu sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain susunan saraf pusat, persepsi, motivasi, proses belajar dan lingkungan. Susunan saraf pusat memegang peranan penting dalam perilaku manusia karena merupakan bentuk perpindahan dari rangsangan yang masuk menjadi perbuatan atau tindakan. Perpindahan ini dilakukan oleh susunan saraf pusat, dengan unit-unti dasarnya yang disebut neuron. Perubahan-perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui panca indera. Setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda-beda, meskipun mengamati obyek yang sama. Motivasi yang diartikan sebagai suatu dorongan untuk bertindak untuk mencapai suatu tujuan juga dapat terwujud dalam bentuk perilaku. Perilaku juga dapat timbul karena emosi. Belajar diartikan sebagai suatu proses perubahan perilaku yang dihasilkan dari praktek-praktek dalam lingkungan kehidupan. Belajar adalah satu perubahan perilaku yang didasari oleh perilaku terdahulu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perilaku itu dibentuk melalui suatu proses dan berlangsung dalam interaksi manusia dan lingkungannya (Zulkifli & Eddy, S, 1999). L. Ranah perilaku Benyamin Bloom (1908), seorang ahli psikologi pendidikan, membagi perilaku itu kedalam 3 domain (ranah/ kawasan). Ketiga domain ini diukur dari : a. Pengetahuan (Knowledge) b. Sikap (Attitude) c. Praktek atau tindakan (Practice)

a) Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Dari pengalaman, dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan dan pengalaman akan lebih langgeng dari pada perilaku yang hanya didasari oleh pengetahuan. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden. (1) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. (2) Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. (3) Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi kondisi real (sebenarnya). (4) Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

(5) Sintesis (Synthesis) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. (6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau obyek, penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada (Zulkifli & Eddy, S, 1999). b) Sikap Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek. Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. (1) Menerima (Receiving) Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek). (2) Merespon (Responding) Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. (3) Menghargai (Valuing) Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah. (4) Bertanggung Jawab (Responsible) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang ditelah dipilihnya dengan segala resiko (Zulkifli & Eddy, S, 1999).

Allport (1945) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen yaitu: 1. Kepercayaan (keyakinan) ide dan konsep terhadap suatu objek. 2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. 3. Kecenderungan untuk bertindak (tren to behave) seperti halnya dengan pengetahuan. c) Praktek atau tindakan (Practice) Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan. (1) Persepsi (Perception) Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama. (2) Respon terpimpin (Guided response) Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat dua. (3) Mekanisme (Mecanism) Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu yang benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan maka ia sudah mencapai praktek tingkat tiga. (4) Adaptasi (Adaptation) Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.