SIMPULAN DAN SARAN. Pemerintahan FISIP Unila pada pemilu legislatif tahun 2014, didapat beberapa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (selanjutnya disebut Pemilu) adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Warga negara sangat berperan dalam menentukan masa depan negara.

I. PENDAHULUAN. Politik merupakan proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat

TINJAUAN PUSTAKA. dan dilaksanakan oleh pemerintah menyangkut dan mempengaruhi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. antara lain karena Indonesia melaksanakan sejumlah kegiatan politik yang

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data antara lain: - Tinjauan Pustaka : Buku Mengapa Kami Memilih Golput.

MODEL C 1 DPR UKURAN PLANO

I. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan

I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum.

xiv digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan pemilu merupakan agenda politik yang diadakan oleh negara setiap

BAB I. PENDAHULUAN. oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang. memegang kekuasaan tertinggi (Gatara, 2009: 251).

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUNCULNYA GOLPUT SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dukungan teknik-teknik marketing, dalam pasar politik pun diperlukan

PANDUAN WAWANCARA. Panduan wawancara ini bersifat terbuka sebagai penuntun di lapangan penelitian, untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Negara yang menganut paham demokrasi, pemikiran yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Juanda, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian juta 66,9 juta (67 juta) Golput atau suara penduduk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum dapat dikatakan bahwa Partai Politik merupakan sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum (Pemilu) adalah suatu sarana yang berfungsi sebagai

2015 HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP KAMPANYE DI MEDIA MASSA DENGAN PARTISIPASI POLITIK PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

SAMBUTAN KETUA UMUM FKPPI DALAM ACARA RAPIMPUS FKPPI 2014 "POLA PIKIR FKPPI DALAM MENGABDI PADA KEPENTINGAN RAPAT PIMPINAN PUSAT FKPPI 2014

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan sebuah negara dengan sistem pemerintahan

DAFTAR PUSTAKA. Masyarakat. Jakarta: CV Multiguna. Utama. Rustan, Surianto. (2009). Mendesain Logo. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan politik di landasi oleh Undang-Undang No 2 Tahun 2011 Tentang

V. PENUTUP. seterusnya. Partai NasDem sebagai satu-satunya partai baru yang dinyatakan

BAB V. Kesimpulan. pemilu legislatif tahun 2009 menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN. masyarakatnya heterogen. Salah satu ciri sistem demokrasi adalah adanya

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2014 ini diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif (DPR,

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi dan juga sebagai cerminan. menyampaikan hak nya sebagai warganegara. Pemilihan umum merupakan

LAPORAN PENELITIAN ANALISIS PENYEBAB MASYARAKAT TIDAK MENGGUNAKAN HAK PILIHNYA DALAM PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF TAHUN 2014 DI KABUPATEN TEGAL Oleh:

LOMBA MENULIS SURAT KEPADA WAKIL RAKYAT BAGI PEMILIH PEMULA SE JAWA, BALI DAN MADURA

BAB I PENDAHULUAN. peran-peran pihak terkait, dengan prosedur yang telah ditentukan dalam. dewan perwakilan rakyat daerah (Mashudi, 1993:23).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. LANDASAN TEORI. A. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilih Tidak Hadir Dalam

I. PENDAHULUAN. oleh Unang Sunardjo yang dikutip oleh Sadu Wasistiono (2006:10) adalah

URGENSI UNDANG-UNDANG PEMILU DAN PEMANTAPAN STABILITAS POLITIK 2014

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan umum (Pemilu). Budiardjo (2010: 461) mengungkapkan bahwa dalam

BAB I PENDAHULUAN. teknologi baru untuk memuaskan kebutuhan. Untuk dapat beradaptasi dengan perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

MEKANISME PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JATENG DAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KUDUS TAHUN 2018

LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bali dikenal sebagai daerah dengan ragam budaya masyarakatnya yang

BAB I PENDAHULUAN. Keterbukaan informasi akan mendorong partisipasi publik karena dengan

Peranan Partai Politik Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu dan Pilkada. oleh. AA Gde Putra, SH.MH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, setiap individu terkait

KOMUNIKASI POLITIK DALAM MEDIA MASSA

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu kelompok yang memiliki kepentingan yang sama serta cita-cita yang

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara yang sekiranya bisa menarik masyarakat untuk memilih. calonnya, calon pasangan kepala daerah untuk Wilayah Kabupaten

PERATURAN KPU TENTANG SOSIALISASI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI, DAN/ATAU WALIKOTA

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah setelah runtuhnya Orde Baru, di era reformasi saat ini, media dengan

I. PENDAHULUAN. Ada hal yang berbeda pada pelaksanaan pilpres tahun 2014, dimana kita

BAHAN RATAS RUU PENYELENGGARAAN PEMILU SELASA, 13 SEPTEMBER 2016

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran

DAFTAR PUSTAKA. Dieter, Roth.2008.Studi Pemilu Empiris, Sumber, Teori-teori, Instrumen dan Metode. Jakarta: Friedrich-Nauman-Stiftung Die Freiheit.

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) di Negara Indonesia merupakan sarana pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA PANGKALPINANG. NOMOR : 10/Kpts/KPU-Kota /2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. mengantarkan keputusan-keputusan politik secara partisipatif oleh individuindividu

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara dimana saja kelompok manusia berada, sebab

2015 MODEL REKRUTMEN PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU 2014 (STUDI KASUS DEWAN PIMPINAN DAERAH PARTAI NASDEM KOTA BANDUNG)

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan, sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara takkan terlepas dari

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis data merupakan proses mengatur aturan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satu uraian dasar.

BAB V PENUTUP. dipilih melalui pemilihan umum. DPR memegang kekuasaan membentuk. undang-undang. Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh DPR dan

Lampiran 1 Pernyataan Terkait Pemidanaan Golput

BAB I PENDAHULUAN. putra-putri terbaik untuk menduduki jabatan-jabatan politik dan pejabatpejabat

Caroline Paskarina. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dafin Nurmawan, 2014 Gema Hanura sebagai media pendidikan politik

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR. NOMOR : 13 /Kpts-K/KPU-Kab-012.

BAB IV PERILAKU PEMILIH DALAM PEMILIHAN UMUM PRESIDEN TAHUN Secara umum partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggotanya

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut ( Dalam prakteknya secara teknis yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sosialisasi yang dilaksanakan di Madrasah Aliyah Sukasari Desa Cibeureum Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. oleh masyarakat menunjukkan bahwa Indonesia sudah menjadi negara yang telah

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kepentingan rakyat harus didasarkan pada kedaulatan rakyat. Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

RANCANGAN PERATURAN KPU TENTANG TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM TAHUN 2019

Judul Penelitian : Oleh. Hendra Fauzi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. anggota masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara

BAB I PENDAHULUAN. Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari

PELANTIKAN ANGGOTA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN (PPK) SE-KABUPATEN KULONPROGO

DAFTAR INVENTARIS MASALAH RANCANGAN UNDANG-UNDANG PEMILIHAN UMUM DAN MASALAH KETERWAKILAN PEREMPUAN PDIP PPP PD

I. PENDAHULUAN. Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (Pemilu) merupakan sarana pesta demokrasi dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. bentuk perwujudan dan bentuk partisipasi bagi rakyat Indonesia.

BAB VII PENUTUP Kesimpulan. kualitas dan kuantitas pemilih dalam menggunakan hak pilihnya. Relawan

BAB I PENDAHULUAN. dimana adanya pemberian kebebasan seluas-luasnya. untuk berpendapat dan membuat kelompok. Pesatnya

Hakikat Sosialisasi Politik

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan dengan adanya pemilihan umum yang telah diselenggarakan pada

MEKANISME DAN MASALAH-MASALAH KRUSIAL YANG DIHADAPI DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG. Oleh : Nurul Huda, SH Mhum

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perpolitikan di Indonesia mengalami perkembangan pesat bila ditinjau dari segi

Transkripsi:

VI. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan peneliti, mengenai fenomena golongan putih dikalangan mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP Unila pada pemilu legislatif tahun 2014, didapat beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Mahasiswa yang tidak menggunakan hak pilihnya pada hari pemungutan suara (golput) termasuk dalam karakter yang dikemukakan oleh Adnan (1999: 131) yang meliputi: a. Kelompok idealis konfrontatif Yang dimaksud idealis konfrontatif pada penelitian ini adalah mahasiswa yang aktif dalam kelompok diskusi, kritis terhadap perkembangan politik, ekonomi, sosial dan budaya. Mereka juga ikut aktif dalam aksi-aksi demonstrasi memperjuangkan hak-hak rakyat yang tertindas. Mereka menilai pemerintah tidak menjalankan wewenang sesuai norma, keadilan, dan prinsip demokrasi. Pada penelitian ini, peneliti mendapatkan dua mahasiswa yang termasuk dalam karakter idealis konfrontatif. Mereka mengikuti organisasi karena peduli terhadap masalah kenegaraan, mereka juga turut aktif

112 dalam berbagai kegiatan memperjuangkan hak rakyat dan ikut dalam aksi demonstrasi. b. Kelompok idealis realistis Mahasiswa dengan karakter ini memiliki ciri yang hampir serupa dengan idealis konfrontatif. Mereka juga aktif dalam diskusi terkait persoalan politik, ekonomi, sosial dan budaya yang sedang terjadi. Tetapi, berbeda dengan idealis konfrontatif yang non kooperatif, kelompok ini lebih memilih untuk mencari jalan tengah terhadap persoalan-persoalan yang ada. Empat dari 14 informan mahasiswa termasuk dalam kategori ini. Mereka sering bertukar pikiran dengan anggota organisasi lainnya membahas isu-isu yang sedang terjadi serta mencari jalan keluarnya. c. Kelompok oportunis Mahasiswa yang termasuk dalam golongan ini adalah mahasiswa yang pro terhadap pemerintah. Mahasiswa yang menganggap bahwa semua kebijakan pemerintah merupakan kebijakan yang tepat yang dapat mengatasi masalah-masalah yang ada. Hanya satu informan yang termasuk dalam kategori ini. d. Kelompok profesional Mereka adalah para mahasiswa yang berorientasi profesionalisme dan kurang berminat terhadap masalah-masalah ekonomi dan politik bangsa. Mereka memilih untuk menyelesaikan studi secepatnya, kemudian memperoleh pekerjaan yang dapat menjamin masa depannya. Terdapat lima mahasiswa yang sesuai dengan karakter ini,

113 Dilihat dari jawaban atas pertanyaan yang diajukan peneliti, dapat diketahui bahwa mereka tidak memiliki ketertarikan dengan isu pemilu, mereka menganggap pemilu bukanlah event penting yang harus mereka ikuti. e. Kelompok glamour Kelompok ini sama seperti kelompok keempat, yang kurang berminat terhadap masalah-masalah sosial dan politik bangsa. Perbedaannya mereka memiliki kecenderungan rekreatif, ciri yang menonjol dari mereka ialah kemampuan berbusana yang cenderung glamour dan gaya hidup yang sangat mengikuti mode. Terdapat dua informan yang termasuk kelompok ini. 2. Perilaku golput mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP Unila dianalisis melalui tiga kategori seperti yang dikemukakan Saefullah dalam Efriza (2012: 546) yaitu: a. Golput Teknis. Golput dalam kategori ini adalah golput yang disebabkan masalah teknis, baik yang sengaja dilakukan maupun tidak. b. Golput Politis. Golput politis merupakan wujud ekspresi politik mahasiswa terhadap pelaksanaan pemilu, sistem politik dan pihakpihak yang memiliki kaitan dengan penyelenggaraan pemilu. c. Golput Ideologis. Golput ideologis tak percaya pada mekanisme demokrasi (liberal) dan tak mau terlibat didalamnya entah karena alasan nilai-nilai agama atau alasan politik-ideologi lain.

114 3. Status mahasiswa sebagai penduduk pendatang mengakibatkan sebagian mahasiswa tidak menggunakan hak pilihnya dikarenakan masalah-masalah teknis. Merosotnya kepercayaan mahasiswa terhadap pihak-pihak yang terkait pada penyelenggaraan pemilu juga berdampak pada keputusan mahasiswa memilih golput. Sedangkan mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan tidak termasuk dalam kategori golput ideologis. Hal itu dikarenakan mahasiswa-mahasiswa tersebut tidak menganut ideologi atau paham tertentu dan bukan merupakan fundamentalis agama tertentu. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, peneliti memberikan saran sebagai berikut: 1. Mahasiswa harus berperan aktif dan mempunyai inisiatif untuk mencari informasi terkait penyelenggaraan pemilu. 2. KPU sebagai penyelenggara memberikan informasi dan sosialisasi secara keseluruhan. Menumbuhkan kesadaran bagi masyarakat mengenai pentingnya menyumbangkan hak suara pada pemilu. 3. Penyelenggara memberikan kemudahan bagi pemilih yang berada di luar daerah dalam menggunakan hak pilihnya. 4. Mekanisme penyelenggaraan pemilu lebih disederhanakan agar masyarakat tertarik untuk menyumbangkan hak pilihnya. 5. Partai politik dapat lebih selektif dalam melakukan pengkaderan bagi bakal calon legislatif agar calon-calon yang akan dipilih dapat menarik

115 simpati masyarakat terutama mahasiswa dan nantinya dapat mengemban amanah rakyat. 6. Pemilu dengan menggunakan KTP Elektronik dapat mengurangi golput teknis. 7. Kerjasama dari seluruh masyarakat Indonesia sangat diperlukan untuk menekan angka golput di Indonesia.