SiIMO Engenering Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Vol. 1, Desember 2017 DIMENSI SALURAN PRIMER PADA DAERAH IRIGASI WERA KECAMATAN DOLO BARAT K

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN DIMENSI SALURAN PRIMER EKSISTING DAERAH IRIGASI MUARA JALAI KABUPATEN KAMPAR. Abstrak

KAJIAN DIMENSI SALURAN PRIMER EKSISTING DAERAH IRIGASI SUNGAI TANANG KABUPATEN KAMPAR. Abstrak

PERENCANAAN IRIGASI DAN BANGUNAN AIR YOGI OKTOPIANTO

BAB VII PERENCANAAN JARINGAN UTAMA

EFISIENSI PENGALIRAN JARINGAN IRIGASI MALAKA (STUDI KASUS DAERAH IRIGASI MALAKA KIRI)

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan, dan perbaikan sarana irigasi. seluruhnya mencapai ± 3017 Ha di Kabupaten Deli Serdang, Kecamatan P. Sei.

KAJIAN EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI SALURAN SEKUNDER DAERAH IRIGASI BEGASING

STUDI ANALISIS PENGGERUSAN DI HILIR BENDUNG TIPE USBR III DENGAN MODEL FISIK DAN KEMIRINGAN DASAR SALURAN 2% ABSTRAK

CAPACITY CALCULATION OF RIVER FOR PADDY FIELDS SECTIONAL KECAMATAN KOTA BANGUN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

OPTIMALISASI PEMELIHARAAN SALURAN KENCONG TIMUR JARINGAN IRIGASI PONDOK WALUH DI WILAYAH SUNGAI BONDOYUDO BEDADUNG KABUPATEN JEMBER

STUDI PERENCANAAN TEKNIS BANGUNAN PENANGKAP SEDIMEN PADA BENDUNG INGGE KABUATEN SARMI PAPUA ABSTRAK

ANALISIS EFISIENSI DAN KEHILANGAN AIR PADA JARIRINGAN UTAMA DAERAH IRIGASI AIR SAGU. Wilhelmus Bunganaen *)

PERENCANAAN DRAINASE KOTA SEBA

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI. a. Peninjauan pustaka mengenai teori-teori ataupun rumus-rumus yang. acuan penulisan dan pembuatan program,

SUSUTAN MUKA AIR TANAH PADA LAHAN GAMBUT NON PASANG SURUT AKIBAT PENAMBAHAN SALURAN SUB TERSIER

Studi Optimalisasi Saluran Sekunder Reijam Kabupaten Karawang menggunakan Perangkat Lunak HECRAS

KAJIAN SALURAN IRIGASI TERSIER DI DESA NAMU UKUR UTARA DAERAH IRIGASI NAMU SIRA SIRA KECAMATAN SEI BINGEI KABUPATEN LANGKAT SKRIPSI

KAJIAN SALURAN IRIGASI TERSIER DI DESA SEI BERAS SEKATA DAERAH IRIGASI SEI KRIO KECAMATAN SUNGGAL KEBUPATEN DELI SERDANG

EFEKTIFITAS SALURAN INDUK DAN SEKUNDER KANAN D.I KEDUNGLIMUS ARCA

KEHILANGAN AIR AKIBAT REMBESAN KE DALAM TANAH, BESERTA PERHITUNGAN EFFISIENSINYA PADA SALURAN IRIGASI SEKUNDER REJOAGUNG I DAN II

PERENCANAAN HIDROLIS BANGUNAN PENGUKUR DEBIT PADA DAERAH IRIGASI WANGUNDIREJA JAWA BARAT ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP INFRASTRUKTUR JARINGAN DRAINASE KOTA RANTEPAO

BAB III METODE PENELITIAN

1 BAB VI ANALISIS HIDROLIKA

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI BERDASARKAN HUJAN EFEKTIF DI DESA REMPANGA - KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

Kecamatan Lembang Jaya di Kabupaten Solok merupakan daerah. pertanian karena sekitar 24,86 % dari luas wilayahnya atau 2.

ANALISIS EFISIENSI PEMBERIAN AIR DI JARINGAN IRIGASI PADA SALURAN SEKUNDER DI. CIHERANG TESIS MAGDALENA TANGA NIM :

KAJIAN DRAINASE TERHADAP BANJIR PADA KAWASAN JALAN SAPAN KOTA PALANGKARAYA. Novrianti Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya ABSTRAK

EVALUASI SISTEM JARINGAN DRAINASE DI JALAN SOEKARNO HATTA MALANG

SIMULASI INDEKS PENGGUNAAN AIR (IPA) GUNA PENGHEMATAN AIR IRIGASI DI D.I. SONOSARI DAN D.I. PAKIS KABUPATEN MALANG

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI SEKUNDER DAERAH IRIGASI LEBAK SEMENDAWAI KABUPATEN OKU TIMUR PROVINSI SUMATERA SELATAN LAPORAN AKHIR.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum. Bendung adalah suatu bangunan yang dibangun melintang sungai

PERENCANAAN DRAINASE KELURAHAN KAMPUNG PONDOK KECAMATAN PARIAMAN TENGAH KOTA PARIAMAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pencapaian penelitian secara optimal sangat ditentukan pada kadar pemahaman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Daerah irigasi merupakan kesatuan wilayah atau daerah yang mendapat air dari

ABSTRAK. Kata kunci: saluran, aliran, saluran terbuka, permukaan, atmosfir, parameter, variasi, penampang. vii

BAB V ANALISIS HIDROLIKA DAN PERHITUNGANNYA

PERENCANAAN BENDUNG UNTUK DAERAH IRIGASI SULU

Perancangan Saluran Berdasarkan Konsep Aliran Seragam

BAB VI ANALISIS DEBIT BANJIR RENCANA DAN DIMENSI SALURAN DRAINASE

EVALUASI KAPASITAS SALURAN GUNA MENANGANI MASALAH BANJIR DI JALAN BENDUNGAN SUTAMI KOTA MALANG

PERTEMUAN 7 A. Kompetensi Mahasiswa memahami proses perencanaan saluran irigasi dan menghitung kapasitas saluran irigasi.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IDENTIFIKASI POTENSI BANJIR PADA JARINGAN DRAINASE KAWASAN PERUMAHAN NASIONAL (PERUMNAS) LAMA JALAN RAJAWALI PALANGKA RAYA

BAB I PENDAHULUAN. kita tidak dapat dipisahkan dari senyawa kimia ini. Berdasarkan UU RI No.7

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi Ketersediaan dan Kebutuhan Air Daerah Irigasi Namu Sira-sira.

Studi Evaluasi Sistem Saluran Sekunder Drainase Tambaksari kota Surabaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I - 1

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE KECAMATAN PELALAWAN

JURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya ISSN Volume 14 Nomor 1, Juni 2016

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Kata kunci: saluran, aliran, saluran terbuka, saluran tertutup, hidrostatik, hidraulika. vii Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS TERHADAP PENGARUH PENGGERUSAN DI HILIR BENDUNG TIPE USBR III DENGAN MODEL FISIK ABSTRAK

Pengembangan Sistem Panen Hujan dan Aliran Permukaan untuk Mengurangi Risiko Kekeringan Mendukung Ketahanan Pangan

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Azwar Wahirudin, 2013

ANALISIS PERENCANAAN ULANG PEMBERIAN AIR IRIGASI DI D.I. ANDONG BANG CILONGOK BANYUMAS SKRIPSI

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE SEGOROMADU 2 GRESIK

Studi Ketelitiaan Bukaan Pintu Air dan Efisiensi Aliran pada Daerah Irigasi

RC MODUL 2 KEBUTUHAN AIR IRIGASI

BAB III METODA ANALISIS. desa. Jumlah desa di setiap kecamatan berkisar antara 6 hingga 13 desa.

ANALISA DEBIT DAN SEDIMEN PADA SALURAN SEKUNDER IRIGASI PASANG SURUT DI LOKASI DESA TELANG SARI KECAMATAN TANJUNG LAGO KABUPATEN BANYUASIN

EXECUTIVE SUMMARY PENGEMBANGAN IRIGASI PERPIPAAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

DISAIN SALURAN IRIGASI. E f f e n d y Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Sriwijaya Jln. Srijaya Negara Bukit Besar Palembang 30139

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SALURAN IRIGASI TERBUKA DI BALAI BESAR PENELITIAN TANAMAN PADI (SUBANG, JAWA BARAT) AHMAD SIDIK

BAB I PENDAHULUAN. Sewon untuk diolah agar memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan sebelum

PENGARUH VARIASI LAPISAN DASAR SALURAN TERBUKA TERHADAP KECEPATAN ALIRAN ABSTRAK

Perencanaan Saluran Irigasi Primer di Desa Maroko Kabupaten Yahukimo Provinsi Papua

PERENCANAAN DRAINASE KAWASAN KELURAHAN NUNANG KECAMATAN PAYAKUMBUH BARAT

1.3. Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui pola jaringan drainase dan dasar serta teknis pembuatan sistem drainase di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dihasilkan dibawa oleh udara yang bergerak.dalam kondisi yang

TINJAUAN PERENCANAAN DRAINASE KALI GAJAH PUTIH KODIA SURAKARTA

Staf Pengajar Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung komunikasi penulis,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bali memiliki sumberdaya air yang dapat dikembangkan dan dikelola secara

EVALUASI KINERJA KANTONG LUMPUR DAN SALURAN PRIMER BENDUNG NOTOG DALAM MELAYANI KEBUTUHAN IRIGASI

EVALUASI KINERJA KANTONG LUMPUR DAN SALURAN BENDUNG NOTOG DALAM MELAYANI KEBUTUHAN IRIGASI

Cara Mengukur dan Menghitung Debit Saluran

KOMPARASI PEMBERIAN AIR IRIGASI DENGAN SISTIM CONTINOUS FLOW DAN INTERMITTEN FLOW. Abstrak

ABSTRAK. Kata kunci : Saluran irigasi DI. Kotapala, Kebutuhan air Irigasi, Efisiensi. Pengaliran.

ANALISIS SEDIMENTASI DI MUARA SUNGAI PANASEN

Perencanaan Sistem Drainase Perumahan Grand City Balikpapan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE DI KAWASAN KOMPLEK PERUMAHAN JAYA SETIA DI KABUPATEN BUNGO PROVINSI JAMBI

Jurnal Rancang Bangun 3(1)

Pertemuan 3. PSDA! Indradi Wijatmiko


RC TEKNIK IRIGASI PETAK TERSIER

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE SEGOROMADU 2,GRESIK

ANALISIS PERUBAHAN LUASAN AREAL PERTANAMAN DAERAH IRIGASI UPT-1 SUNGAI PAKU BERDASARKAN DEBIT AIR PADA SALURAN PRIMER BENDUNGAN SUNGAI PAKU

PEDOMAN TEKNIS PERENCANAAN PENGELOLAAN ASET IRIGASI

METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Studi dan Waktu Penelitian Lokasi Studi

INVENTARISASI PARKIR JAKABARING BERDASARKAN GPS ANDROID

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan I 1

Pengaturan Pintu Irigasi Mrican Kanan Dalam Pengoperasian kebutuhan Air Irigasi

FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

Transkripsi:

DIMENSI SALURAN PRIMER PADA DAERAH IRIGASI WERA KECAMATAN DOLO BARAT KABUPATEN SIGI Overview of Dimensions Line Primer on Irrigation Area Wera District of West Dolo Sigi Sulfiati Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah tekniksulfiati@yahoo.co.id ABSTRAC The review of the primary channels on irrigated area Wera is one of the efforts to improve the optimization function of irrigation networks, considering the age of the channel that is long enough and the circumstances climate of uncertainty so that it can be easily damaged, which is one of the causes is the scouring continually on the channel walls and excessive sediment so that the flow of water in the channel is not optimal in serving the irrigated plots. In this review used data collection methods, both primary and secondary, primary data by direct observation in the field and secondary data by collecting data from relevant agencies trustworthy validity. then the data is processed and analyzed to produce a theoretical data, namely: the value of discharge (Q) = 0.466 m ^ 3 / s, the channel base width (b) = 0.85 m, height of primary air duct (h) = 0, 72 m. by the calculation of the channel bottom slope (I) = 0.00019. While the dimensions of the existing primary channel, the channel base width (b) = 0.80 m and height of water (h) = 0.80 m, with the same discharge value. Keywords : Primary Channels and Secondary Channels, Existing Primary Channel and Existing Secondary Channel, Irrigated Area 1

PENDAHULUAN Salah satu upaya pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Sigi sebagai salah satu lumbung pangan di Propinsi Sulawesi Tengah, adalah menggalakan pembangunan di bidang pertanian dengan meningkatkan sarana dan prasarana penunjang khususnya irigasi. Pembangunan saluran irigasi sebagai penunjang penyediaan bahan pangan nasional tentu sangat diperlukan, sehingga ketersediaan air di lahan akan terpenuhi walaupun lahan tersebut berada jauh dari sumber air permukaan. Oleh karena itu, langkah yang dapat ditempuh pemerintah dalam rangka optimalisasi fungsi jaringan irigasi tersebut adalah dengan melakukan peninjauan kembali jaringan irigasi yang ada, yang dalam penelitian ini difokuskan pada jaringan irigasi Wera khususnya pada saluran induk (primer), mengingat umur saluran yang sudah cukup lama dan keadaaan iklim yang tidak menentu sehingga dapat dengan mudah mengalami kerusakan. Salah satu penyebab kerusakan pada jaringan irigasi Wera adalah terjadinya gerusan secara terus menerus pada dinding saluran maupun endapan yang berlebihan sehingga debit air pada saluran tidak optimal dalam melayani petak-petak irigasi. Dengan melakukan peninjauan kembali terhadap dimensi saluran primer pada daerah irigasi Wera diharapkan agar dapat diperoleh perbandingan dimensi saluran antara hasil perhitungan secara teoritis dengan dimensi existing dari segi efisiensi bagi bangunan saluran itu sendiri dan lebih optimal dalam memenuhi kebutuhan petak-petak irigasi yang ada BAHAN DAN METODE Jenis penelitian adalah kuantitatif dan bersifat penelitian berdasarkan batasan masalah yang diteliti. Penelitian ini dilaksanakan di Daerah Jaringan Irigasi Wera Kecamatan Dolo Barat, Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah, yang dimulai bulan Desember 2017. Gambar 1. Peta Lokasi Bendungan Wera (Sumber Google Earth, 2017) 2

Alat dan bahan penelitian untuk melakukan tinjauan dimensi saluran pada daerah Jaringan Irigasi Wera menggunakan alat sederhana yaitu meter, camera digital, pelampung dan stopwatch. Prosudur penelitian adalah merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, data yang diperoleh melalui penelitian adalah data empiris (teramati) dengan kriteria valid, reliabel dan obyektif. Data penelitian berasal dari Data sekunder dan Data Primer. Data sekunder penelitian merupakan data-data yang diperoleh dari instansi-instansi terkait penelitian ini. Adapun data sekunder yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Data Master Plan Irigasi 2. Peta Kontur Daerah Irigasi 3. Skema Jaringan, dan 4. Data Bendung Daerah Irigasi Wera. Sedang data primer penelitian ini adalah data yang diambil secara langsung di lokasi penelitian dengan cara pengamatan langsung. Pengelolaan data penelitian ini dilakukan dengan melalui beberapa tahapan, sebagai berikut : 1. Menetapkan peta topografi/ meninjau skema jaringan daerah irigasi Wera. 2. Menetapkan pembagian saluran 3. Menghitung debit aliran a. Menghitung dimensi teoritis b. Menghitung luas penampang basah c. Menghitung keliling basah saluran d. Menghitung jari-jari hidrolis e. Menghitung rumus pengaliran 4. Menghitung dimensi lapangan a. Mengukur dimensi saluran di lapangan 5. Mengolah data a. Menghitung luas penampang basah b. Menghitung keliling basah saluran c. Menghitung jari-jari hidrolis d. Menghitung rumus pengaliran e. Menghitung dimensi lapangan 3

6. Mengontrol dimensi saluran primer dengan membandingkan dimensi teoritis dan dimensi saluran existing HASIL Berdasarkan tinjauan yang dilakukan peneliti, maka hasil perhitungan untuk Dimensi Teoritis Saluran Primer, Dimensi Teoritis Saluran Sekunder, Dimensi Existing Saluran Primer dan Dimensi Existing Saluran Sekunder, adalah sebagai berikut : 1. Dimensi Teoritis Saluran Primer a. Nama Saluran SW.0 W.1 b. Luas Areal (A) Berdasarkan skema jaringan irigasi, nilai A = 290 Ha. c. Panjang Saluran (L) Berdasarkan skema, nilai L = 134 m d. Debit Saluran (Q) Berdasarkan skema jaringan irigasi, nilai Q = 0,466 m 3 /det Untuk debit (Q) = 0,466 m 3 /det, maka pada tabel 3.3 diperoleh nilai n = 1,17 (interpolasi); m = 1 dan tinggi jagaan (w) = 0,20 m e. Kecepatan (V) Pada lampiran tabel data profil saluran di garis A grafik perencanaan saluran diperoleh nilai kecepatan dengan cara interpolasi (v) = 0,411 m/det. f. Karakteristik Saluran (k) Untuk saluran pasangan batu ditentukan nilai karakteristik saluran (k) = 60 m 1/3 /det. g. Turunan Rumus Stickler Untuk memperoleh nilai h dan b, maka dilakukan langkah-langkah perhitungan, sebagai berikut : 1) n = b/h, maka b = 1,17 h 2) Hitung Penampang Basah Saluran (A) A = (b + mh ) h = (1,17h + 1. h ) h = 2,17h 2 3) Menghitung Keliling Penampang Basah P 4

P P = 4,00 h 4) Menghitung Jari-jari Hidrolis R = A / P R = 2,17 h 2 / 4,00 h R = 0,54 h 5) Menghitung Nilai h dengan rumus Debit (Q) A = Q / V 2,17h 2 = 1.137 h = 0,72 m 6) Lebar Dasar Saluran b = 1,17 h b = 1,17 (0,72) b = 0,847 m 0,85 m 7) Luas penampang basah saluran A = 2,17 h 2 A = 2,17 (0,72) 2 A = 1,14 m 2 8) Jari-jari Hidrolis Saluran R = 0,54 h R = 0,54 (0,72) = 0,42 m 9) Keliling Penampang Basah Saluran P = 4,00 h P = 4,00 (0,72) P = 2,89 m 3 /det. 10) Kemiringan saluran Mencari kemiringan saluran dengan rumus kecepatan (V) V = k. R 2/3. I 1/2 0,41 = 60. (0,42) 2/3.(I) 1/2 I = 0,000103 5

2. Dimensi Teoritis Saluran Sekunder Untuk perhitungan saluran sekunder selanjutnya dilakukan dengan cara table baris yang disajikan pada tabel Rekapitulasi Perhitungan Dimensi Saluran Sekunder (pada lampiran), dengan menggunakan rumus yang sama pada penghitungan dimensi teoritis saluran primer. 3. Dimensi Existing Saluran Primer a. Nama Bangunan BW.0 W.1 b. Luas Areal (A) Luas areal yang diairi pada skema jaringan irigasi, A = 290 Ha. c. Panjang saluran pada skema jaringan irigasi, L = 134 m d. Debit aliran pada skema jaringan irigasi, Q = 0.466 m 3 /det e. Lebar dasar saluran diukur langsung di lapangan b = 0,80 m f. Tinggi muka air di saluran diukur langsung di lapangan h = 0.80 m g. Tinggi jagaan diukur langsung di lapangan w = 0,20 m h. Kemiringan Saluran (I) Ditentukan beda tinggi saluran H = 0,02, dengan L = 134 m, maka diperoleh kemiringan dengan rumus I = H / L, maka diperoleh I = 0,00014 4. Dimensi Existing Saluran Sekunder Untuk perhitungan saluran sekunder selanjutnya dilakukan dengan cara table baris yang disajikan pada tabel Rekapitulasi Perhitungan Dimensi Saluran Sekunder Existing (pada lampiran), dengan menggunakan rumus yang sama pada penghitungan dimensi teoritis saluran primer. PEMBAHASAN Dari hasil penghitungan dimensi pada saluran primer Daerah Irigasi Wera menunjukkan bahwa dimensi saluran secara teoritis dan dimensi saluran secara existing dengan menggunakan debit yang sama yaitu Q = 0,466 /det, dan menggunakan kecepatan saluran yang sama V = 0,411 m/det. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat selisih ukuran dimensi saluran, yaitu pada lebar dasar saluran (b) dan tinggi air (h) di saluran, tetapi selisih tersebut sangat kecil. Adapun perbedaan dimensi saluran primer tersebut dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini : 6

Tabel 1. Perbandingan Dimensi Saluran Primer Teoritis dan Existing Panjang Dimensi Debit Saluran Luas Saluran b h w (Q) Primer (Ha) M I (m) (m) (m) (m) m 3 /det Teoritis 290 134 0,85 0,72 0,20 1 0.00019 0,466 Existing 290 134 0,8 0,8 0,20 1 0,00014 0,466 Sumber : Hasil Perhitungan Data, 2017 Perhitungan tinggi air di saluran digunakan kontrol debit dengan cara mencoba memasukan nilai-nilai tertentu untuk mencari tinggi air yang sesuai untuk mendapatkan nilai debit yang ada sehingga mendapatkan nilai yang ada pada tabel di atas. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil peninjauan dan analisis data yang telah dilakukan dengan melihat hasil perhitungan dimensi pada saluran primer Daerah Irigasi Wera diperoleh perbandingan secara teoritis dengan nilai Q = 0,466 m3/det, v = 0,411 m/det dan h = 0,72 m, sedangkan secara existing nilai Q = 0,46 m3/det, v = 0,42 m/det dan h = 0,7 m dengan lebar dasar saluran yang sama yaitu b = 0,85 m 3 /det. Hasil tersebut menunjukkan bahwa dimensi saluran secara teoritis hampir sama dengan dimensi saluran existing, juga menunjukkan bahwa hasil tinjauan secara existing sesuai dengan data-data sekunder yang diperoleh sehingga belum diperlukan perencanaan ulang terhadap dimensi saluran yang ada karena dimensi saluran yang ada masih cukup efisien menampung debit aliran dalam menyalurkan air kesaluran-saluran sekunder dan tersier hingga ke petak-petak irigasi. Oleh karena itu untuk memperoleh hasil yang lebih optimal sebaiknya mempertahankan dimensi saluran yang sudah ada dan menjaganya dari kerusakan dengan meningkatkan kinerja petugas Operasi dan Pemeliharaan, peran pemerintah serta mengajak masyarakat setempat untuk dapat berperan serta dalam memelihara jaringan irigasi. DAFTAR PUSTAKA 1. BPS, Kabupaten Sigi. Sigi Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Kabupaten Sigi. 2015. 2. Dinas PU, Kabupaten Sigi. Inventarisasi Aset Irigasi Daerah Irigasi Wera. Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sigi. 2015. 3. Dirjen SDA, Dep. PU. Kriteria Perencanaan Bagian Jaringan Irigasi KP-01. Direktorat Jendral Sumber Daya Air Departemen Pekerjaan Umum. 2010. 7

4. Dirjen SDA, Dep. PU. Kriteria Perencanaan Bagian Jaringan Irigasi KP-03. Direktorat Jendral Sumber Daya Air Departemen Pekerjaan Umum. 2010. 5. Dirjen SDA, Dep. PU. Kriteria Perencanaan Bagian Jaringan Irigasi KP-04. Direktorat Jendral Sumber Daya Air Departemen Pekerjaan Umum. 2010. 6. Dirjen SDA, Dep. PU. Kriteria Perencanaan Bagian Jaringan Irigasi KP-05. Direktorat Jendral Sumber Daya Air Departemen Pekerjaan Umum. 2010. 7. Sub Dinas PSDA, Dinas Kimpraswil Propinsi Sulawesi Tengah. Data DI. Wera. Dinas Kimpraswil Propinsi Sulawesi Tengah. Palu. 2007. 8

LAMPIRAN Tabel 1. Rekapitulasi Perhitungan Dimensi Saluran Sekunder Dimensi Nama Panjang Luas Ruas Saluran b h w (Ha) m I Saluran (m) (m) (m) (m) Debit (Q) M3/det W1-W2 221 86 0,85 072 0,20 1 0,00019 0,34 W2-W3 154 158 0,6 0,5 0,20 1 0,00042 0,25 W3-W4 109 493 0,7 0,6 0,20 1 0,00008 0,18 W4-W4a 59 293 0,8 0,6 0,20 1 0,00002 0,10 W4a-W4Mk 49 200 0,7 0,6 0,20 1 0,00002 0,08 W1-W1Mk 69 967 0,3 0,3 0,20 1 0,00241 0,12 Sumber : Hasil Perhitungan Teoritis, 2017.:SELAMAT MENULIS:. Sekretariat SiIMO Engenering Alamat : Ruang Jurnal Jurnal SiIMO Engenering FAKULTAS TEKNIK UNISMUH PALU Palu 94118 Telp : +6281355585166 9