BAB I PENDAHULUAN. dengan prevalensi seumur hidup yaitu 16%-29% (Katz, et al, 2013).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. kontasepsi, asupan nutrisi. Perawatan payudara setelah persalinan (1-2) hari, dan

BAB I PENDAHULUAN. ASI (Air Susu Ibu) adalah nutrisi terbaik untuk bayi yang baru lahir, karena memiliki

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. untuk meningkatkan produksi ASI pada ibu post sectio caesarea pada kasus Ny.S

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling mahal sekalipun (Yuliarti, 2010). ASI eksklusif merupakan satu-satunya

2015 GAMBARAN BENDUNGAN ASI BERDASARKAN KARAKTERISTIK PADA IBU NIFAS DENGAN SEKSIO SESAREA DI RUMAH SAKIT UMUM TINGKAT IV SARININGSIH BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Perawatan merupakan suatu proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang

2015 GAMBARAN KEJADIAN POSTPARTUM BLUES PADA IBU NIFAS BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI RUMAH SAKIT UMUM TINGKAT IV SARININGSIH KOTA BANDUNG

1

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu target Millenium Development Goals 4 (MDGs4) adalah Bangsa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Masa nifas (puerperium), berasal dari bahasa latin, yaitu puer yang artinya bayi

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POSTPARTUM DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu

TERAPI PIJAT OKSITOSIN MENINGKATKAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM. Sarwinanti STIKES Aisyiyah Yogyakarta

BAB V PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan dan proses persalinan pada ibu primipara membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Menstruasi merupakan perubahan fisiologis yang dialami wanita sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri

BAB 1 PENDAHULUAN. setelah kira-kira 6 minggu yang berlangsung antara berakhirnya organ-organ

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Ginjal merupakan salah satu organ penting dalam tubuh, dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan yang pesat selama golden period. Pemberian nutrisi yang baik perlu

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda. Tekanan psikologis dan kekhawatiran tentang infertilitas memiliki efek

BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.

BAB I PENDAHULUAN. parameter utama kesehatan anak. Hal ini sejalan dengan salah satu. (AKB) dinegara tetangga Malaysia berhasil mencapai 10 per 1000

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kanker menjadi penyebab kematian nomor dua di dunia sebesar 13% setelah

BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Sistem Kesehatan Nasional (SKN) tahun 2009 menyebutkan bahwa pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi alam dan masyarakat yang sangat kompleks, menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis seorang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan dan kelahiran anak adalah proses fisiologis, namun wanita

TINGKAT KECEMASAN IBU POSTPARTUM YANG ASINYATIDAK LANCAR DI RUANG BERSALIN RSUD Dr. ABDOER RAHEM SITUBONDO ISFAUL HASANA WULANDARI

BAB I PENDAHULUAN. perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60% terjadi pada masa nifas

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah.

BAB I PENDAHULUAN. istimewa dalam kehidupan seorang calon ibu. Setiap pasangan menginginkan

PIJAT OKSITOSIN UNTUK MEMPERCEPAT PENGELUARAN ASI PADA IBU PASCA SALIN NORMAL DI DUSUN SONO DESA KETANEN KECAMATAN PANCENG GRESIK.

BAB I PENDAHULUAN. Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja, yang dapat menimbulkan kerugian materiel dan imateriel bagi

Terapi Komplementer Massage Punggung untuk Menurunkan Tingkat Kecemasan

EFEKTIFITAS KOMBINASI STIMULASI OKSITOSIN DAN ENDORFIN MASSAGE TERHADAP KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM PRIMIPARA

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. dan diakhiri dengan proses persalinan (Patriasari, 2009). Ibu hamil mengalami

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan perhatian lebih dalam setiap pendekatannya. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan yang sehat dan lancar merupakan dambaan setiap wanita, namun

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. keperawatan kecemasan pada pasien pre operasi sectio caesarea di RSUD

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan salah satu penyakit berbahaya yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehamilan dan persalinan adalah suatu peristiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. konsep diri, pola koping dan perilaku sosial (Hidayat, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. lebih selama tahun kedua. ASI juga menyediakan perlindungan terhadap

BAB I. tahun dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2000, jumlah

GAMBARAN KEJADIAN POST PARTUM BLUES BERDASARKAN GEJALA DAN FAKTOR PENYEBAB PADA IBU NIFAS DI KELURAHAN MARGADANA DAN SUMUR PANGGANG

BAB I PENDAHULUAN. menyebar pada organ tubuh yang lain (Savitri et al, 2015). Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dengan prioritas utama pada upaya peningkatan kualitas pelayanan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya polusi lingkungan, tanpa disadari dapat mempengaruhi terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan sesuatu yang didambakan oleh setiap wanita.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan yang sehat dan kondisi fisik yang aman dan keadaan emosi

BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Kehamilan merupakan masa yang sangat istimewa dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan terhadap wanita usia produktif. AKI merupakan jumlah kematian

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masa enam minggu sejak bayi lahir sampai saat organ-organ

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang insidennya

BAB I PENDAHULUAN. [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi. gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi

BAB I PENDAHULUAN. dengan Sectio Caesaria (SC) adalah sekitar 10 % sampai 15 %, dari semua

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada bulan bulan pertama kehidupan bayi. 1 Namun, hanya 39%

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hamil merupakan kodrat bagi wanita, khususnya kehamilan pertama yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Persalinan merupakan proses fisiologis yang dialami oleh hampir setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Meningkatkan derajat kesehatan yang adil dan merata seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan seksual serta kesehatan sistem reproduksi. Kesehatan reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan proses kelahiran. Pengertian lainnya yaitu masa nifas yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN.

Survey inkontinensia urin yang dilakukan oleh Departemen Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga RSU Dr. Soetomo tahun 2008 terhadap 793 pen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan rasa nyeri (Prawirohardjo, 2008). Nyeri persalinan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12%

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Diajukan Oleh : HIDAYATUL MUNAWAROH J.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO pada tahun 1995, penderita non psikotis di Indonesia seperti stres

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu

PENGARUH PIJAT WOOLWICH TERHADAP PRODUKSI ASI DI BPM APPI AMELIA BIBIS KASIHAN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang menakutkan karena berpotensi menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. yang tumbuh melampaui batas normal yang kemudian dapat menyerang semua

BAB I PENDAHULUAN. dengan masa nifas (Sulistyawati, 2009). Periode masa nifas meliputi masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pelayanan, pengobatan, dan observasi secara ketat (Kemenkes,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecemasan adalah salah satu gangguan mental yang umum dengan prevalensi seumur hidup yaitu 16%-29% (Katz, et al, 2013). Gangguan kecemasan pada dewasa muda di Amerika adalah sekitar 18,1% atau sekitar 42 juta orang hidup dengan gangguan kecemasan, seperti gangguan panik, gangguan obsesiv-kompulsif, gangguan stres pasca trauma, gangguan kecemasan umum dan fobia (Duckworth, 2013). Gangguan kecemasan terkait jenis kelamin dilaporkan bahwa prevalensi gangguan kecemasan seumur hidup pada wanita sebesar 60% lebih tinggi dibandingkan pria (NIMH dalam Donner & Lowry, 2013). Di Indonesia prevalensi terkait gangguan kecemasan menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 menunjukkan bahwa sebesar 6% untuk usia 15 tahun ke atas atau sekitar 14 juta penduduk di Indonesia mengalami gangguan mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala kecemasan dan depresi (Depkes, 2014). Secara umum wanita setelah melahirkan akan mengalami gangguan emosional, bentuk gangguan emosional yang umum adalah depresi, mudah marah dan mudah frustasi. Gangguan mood selama periode postpartum merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi pada wanita baik primipara maupun multipara (Saleha, 2009). Kecemasan yang terjadi pada ibu 1

2 menyusui disebabkan karena adanya proses transisi wanita dalam proses menjadi orang tua, terjadi penyesuaian diri yang besar diantara hubungan dengan orang lain (Febriana, 2011). Selain hal tersebut faktor yang menyebabkan terjadinya kecemasan pada ibu menyusui yaitu adanya perubahan hormone, payudara membengkak dan menyebabkan rasa sakit atau jahitan yang belum sembuh. Ketidaknyamanan fisik yang dialami wanita menimbulkan gangguan emosional seperti payudara bengkak dan nyeri jaitan, rasa mulas, ketidamampuan beradaptasi terhadap perubahan fisk emosional yang kompleks, faktor umum dan paritas, pengalaman dalam proses persalinan dan kehamilan (Rukiyah, 2010). Perasaan tidak nyaman (perasaan takut, marah, gelisah, sedih, kesal, cemas, malu atau nyeri) pada ibu menyusui, akan menghambat laktasi sehingga dapat berpengaruh pada produksi ASI. Hal ini di karenakan kecemasan dapat menghambat pengeluaran ASI (Kodrat, 2010). Semakin tinggi tingkat gangguan emosional, semakin sedikit rangsangan hormon prolaktin yang diberikan untuk memproduksi ASI (Prasetyono, 2009). Menurut Mittra Jalal (2017) kecemasan dan stress dapat menurunkan hormone prolaktin dan sekresi oksitosin, sehingga aliran susu berkurang ketika ibu menyusui. Pada penelitian Vitoria Fallon (2016) kecemasan dapat mengganggu pelepasan reflex oksitosin yaitu refleks yang merangsang keluarnya air susu, penghambatan refleks ini menurunkan volume air susu ketika ibu menyusui. Kecemasan adalah gangguan yang menyebabkan gugup, takut, cemas dan khawatir. Ibu menyusui sering mengalami keadaan umum

3 seperti khawatir atau takut sebelum menghadapi sesuatu seperti menyusui bayinya. Hasil Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Posyandu Balita Kelurahan Merjosari pada tanggal 15 februari sampai 18 februari terhadap 10 ibu menyusui yang mempunyai bayi berumur 0-6 bulan dengan menggunakan metode wawancara, dari wawancara yang peneliti lakukan ibu mengatakan merasa cemas, takut,dan banyak pikiran pada saat menyusui bayinya ketika ASI tidak lancar atau jumlah ASInya sedikit. Menurut Fereshteh Jahdi (2016) terapi non farmakologi yang menggunakan metode sederhana dan efektif untuk mengurangi kecemasan adalah terapi pijat, dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa terapi pijat secara signifikan dapat mengurangi tingkat kecemasan ibu primipara selama hari postpartum pertama. Menurut penelitian Wei-Ling Chen (2013) dikatakan bahwa manfaat terapi pijat secara signifikan mengurangi kecemasan yang ditandai dengan penurunan tekanan darah sistol, diastolik, denyut jantung, dan tingkat pernapasan. Selain itu manfaat pijat menurut penelitian Krista Dicks (2010) dapat menurunkan stres, menurunkan ketegangan otot, peningkatan kualitas tidur dan dapat meningkatkan relaksasi pada seseorang setelah pijat. Pada Goral Kimberly (2011) dalam penelitiannya mengatakan bahwa terapi pijat secara signifikan menurunkan kecemasan yang ditandai dengan penurunan aktifitas sistem saraf (SNS) dan penurunan denyut jantung. Dapat disimpulkan dari penelitian yang telah dilakukan bahwa terapi pijat secara signifikan dapat menurunkan kecemasan.

4 Seorang ibu yang mengalami kecemasan dapat mengganggu hormon prolaktin dan oksitosin dalam memproduksi ASI. Pijat ASI yang sering dilakukan dalam rangka meningkatkan ketidaklancaran produksi ASI adalah pijat oksitosin, pijat oksitosin bisa dibantu oleh ayah atau nenek bayi (Rahayu, 2016). Pijat atau rangsangan pada tulang belakang neuro transmitter akan merangsang medula oblongata langsung mengirim pesan ke hipotalamus di hypofisis anterior untuk mengeluarkan oksitosin sehingga dapat mengeluarkan air susu. Pijatan di daerah tulang belakang ini juga akan merileksasi ketegangan, menghilangkan stres dan cemas sehingga hormon oksitosin akan keluar dan akan membantu pengeluaran air susu ibu (Johan, 2016). Pijat oksitosin ini dilakukan untuk merangsang refleks oksitosin atau refleks let down. Manfaat pijat oksitosin adalah memberikan kenyamanan pada ibu, mengurangi bengkak, mengurangi sumbatan ASI, merangsang pelepasan hormon oksitosin, mempertahankan produksi ASI ketika ibu dan bayi sakit. Pijat oksitosin adalah tindakan yang dilakukan pada ibu menyusui berupa back massage pada punggung ibu untuk pengeluaran hormon oksitosin (Rahayu, 2016). Berdasarkan uraian di atas, Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh pijat oksitosin terhadap perubahan tingkat kecemasan pada ibu menyusui. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah adalah Adakah pengaruh pijat oksitosin terhadap perubahan kecemasan pada ibu menyusui di Kelurahan Merjosari?

5 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pijat oksitosin terhadap perubahan kecemasan pada ibu menyusui di Kelurahan Merjosari. 1.3.2 Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi kecemasan ibu menyusui sebelum dilakukan pijat oksitosin. b. Mengidentifikasi kecemasan ibu menyusui sesudah dilakukan pijat oksitosin. c. Mengidentifikasi pengaruh pijat oksitosin terhadap perubahan tingkat kecemasan pada ibu menyusui di Kelurahan Merjosari. 1.4 Manfaat Penilitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi bagi perkembangan ilmu keperawatan maternitas khususnya, yaitu tentang pengaruh pijat oksitosin terhadap perubahan tingkat kecemasan pada ibu menyusui di Kelurahan Merjosari. 1.4.2 Manfaat Praktis 1. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan data baru yang relevan dan dapat meningkatkan pengetahuan terkait dengan pijat oksitosin terhadap perubahan kecemasan pada ibu.

6 2. Bagi Profesi Keperawatan Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuan perawat mengenai pengaruh teknik pijat oksitosin terhadap perubahan kecemasan pada ibu menyusui. 3. Bagi Masyarakat (Ibu) Peneliti berharap penelitian pijat oksitosin ini dapat di terapkan Ibu disaat ibu mengalami kecemasan yang dapat mempengaruhi perubahan kecemasan setelah dilakukan pijat oksitosin. 4. Bagi Profesi Kesehatan Lain Penelitian ini diharapkan mampu menjadi salah satu intervensi mandiri tenaga medis dalam penatalaksanaan untuk perubahan psikologis ibu (kecemasan) dengan menggunakan teknik pijat oksitosin. Selain itu, bisa jadi tambahan informasi dalam metode pengobatan non farmakologi yang bisa diterapkan baik di Rumah Sakit, dan Puskesmas. 1.5 Keaslian Penelitian Sebelumnya ada beberapa penelitian yang telah dilakukan namun penelitian tersebut tidak sama persis dengan topik yang di ambil peneliti, penelitian tersebut antara lain adalah: 1. Penelitian yang dilakukan Nurdiana et al (2016) dengan judul Oxytocin Massage as an Alternative in Increasing Prolactin Hormone Level and Lactation Process on Post-section Caesarrea Women (Case Study In Semarang City Hospital). Metode penelitian menggunakan desain quasi-eksperimental. Populasi wanita post section caessarea di Rumah Sakit Kabupaten Semarang yang terdaftar pada November 2013-Januari 2014 dengan

7 sampel 20 orang. Hasil penelitian didapatkan bahwa ada pijat oksitosin dapat meningkatkan kadar hormon laktogen dan produksi ASI untuk perempuan post sectio caesarea (berat badan bayi). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah populasi penelitian, jumlah sampel, variabel dependen (variabel terikat), tempat, dan waktu penelitian. Dalam penelitian ini populasi yang peneliti gunakan adalah ibu menyusui, jumlah sampel yang diteliti adalah 15 orang, variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pijat oksitosin sebagai variabel independen dan perubahan kecemasan sebagai variabel dependen. Tempat dan waktu penelitian di Kelurahan Merjosari Malang, tahun 2017. 2. Penelitian yang dilakukan Kaina Zhou et al (2014) dengan judul A clinical randomized controlled trial of music therapy and progressive muscle relaxation training in female breast cancer patients after radical mastectomy: Results on depression, anxiety and length of hospital stay. Tujuan penelitian ini untuk menguji efek dari terapi musik dan latihan relaksasi otot progresif pada depresi, kecemasan dan lama tinggal di rumah sakit pada pasien kanker payudara wanita di Cina setelah mastektomi radikal. Metode penelitian menggunakan desain Randomize Controlled Trial (RCT). Sampel sebanyak 170 pasien secara acak di bagi dalam dua yaitu kelompok intervensi (n 85) menerima Terapi musik dan latihan relaksasi otot progresif ditambah perawatan rutin dan kelompok kontrol kelompok (n = 85) menerima perawatan rutin. Hasil secara signifikan menunjukan bahwa pasien dengan kelompok intervesi memiliki penurunan dalam depresi, kecemasan, dan memiliki waktu lebih pendek tinggal di rumah sakit daripada kelompok kontrol. Perbedaan penelitian ini dengan

8 penelitian sebelumnya adalah desain penelitian, variabel yang digunakan, populasi, sampel yang di teliti, tempat dan waktu. Dalam penelitian ini desain yang peneliti gunakan adalah quasi-eksperimen, populasi yang diteliti adalah ibu menyusui dengan jumlah sampel 40 orang dengan sampel 15 orang, variabel yang di gunakan adalah pijat oksitosin sebagai variabel independen, perubahan kecemasan sebagai variabel dependen. Tempat dan waktu penelitian di Kelurahan Merjosari Malang, tahun 2017. 3. Penelitian yang dilakukan Dr. Sawane Manish (2013) dengan judul Efficacy of Yoga and Swimming in Reducing Anxiety: A Comparative Study. Tujuan penelitian ini untuk membandingkan penurunan tingkat kecemasan dengan yoga dan latihan pernapasan dengan berenang. Metode penelitian ini menggunakan Desain prospektif acak studi banding dengan sampel 100 dengan usia 18-40 tahun di bagi menjadi dua kelompok; kelompok kesatu menggunakan latihan yoga asanas dan latihan pernapasan yoga dan kelompok kedua berlatih berenang selama 12 minggu. Hasil penelitian ini secara signifikan menurunkan kecemasan pada kelompok kesatu latihan yoga dalam waktu 12 minggu. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah desain penelitian, variabel yang digunakan, populasi, sampel yang di teliti, tempat dan waktu. Dalam penelitian ini desain yang peneliti gunakan adalah Pre eksperimen, populasi yang diteliti adalah ibu menyusui dengan jumlah sampel 40 orang dengan sampel 15 orang, variabel yang di gunakan adalah pijat oksitosin sebagai variabel independen, perubahan kecemasan sebagai variabel dependen. Tempat dan waktu penelitian di Kelurahan Merjosari Malang, tahun 2017.